Sinopsis Lakorn / Thai-Drama : F4 Thailand - Boys Over Flowers Episode 16 part 1

 

Sinopsis Lakorn / Thai-Drama : F4 Thailand - Boys Over Flowers Episode 16 part 1

Pernahkah kamu berpikir bagaimana remaja biasa seperti kita bisa membuat perbedaan?



Kasus Thyme yang ditusuk dengan cepat tersebar dan disiarkan di seluruh media berita. Dengan cepat Thyme di larikan ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan pertama. Tusukan pisau mengenai titik vital sehingga kondisinya kritis. Media sosial mulai heboh membicarakan kasus ini. Beberapa merasa simpati, beberapa mendoakan yang terbaik dan ada juga yang merasa kalau Thyme pantas mendapatkannya.


Padahal Thyme masih dalam keadaan kritis, tapi Roselyn malah memilih kembali ke perusahaan untuk rapat dan tidak mau mengundurnya sama sekali. Melihat sikap ibunya, Thea, merasa marah dan kecewa. Roselyn merasa keputusannya nggak salah karena Thyme sekarang sudah berada di tangan dokter yang hebat dan ahli. Disaat seperti ini lah mereka harus memanfaatkan waktu untuk menyelesaikan masalah. Bagi Roselyn, semua kejadian ini adalah kecelakaan, bukan salahnya. Thea berteriak kalau ini bukanlah kecelakaan. Hal ini tidak akan terjadi jika Ibunya meluangkan waktu untuk memprioritaskan orang.

“Aku tahu setiap orang memiliki hal berbeda di daftar teratas prioritas mereka. Tapi aku tidak yakin apa yang ada di daftar teratas Ibu,” ujar Thea, sangat kecewa. “Yang pasti adalah jalan yang akan Ibu ambil suatu hari akan membuat Ibu kehilangan semua yang penting.”

Mata Roselyn berkaca-kaca mendengar perkataan putrinya. Namun, dia terus mengeraskan hatinya. Dia merasa semua sudah terlambat.

Beberapa mungkin berpikir sudah terlambat untuk mengubah sesuatu. Tapi, selama masa depan menanti kita, aku masih percaya keajaiban akan terjadi suatu hari nanti.


Berbeda dengan Roselyn, Gorya dan anggota F4 menunggu dengan sangat cemas di depan ruang operasi. Berharap kalau Thyme akan baik-baik saja. Gorya sampai menangis penuh kekhawatiran.


Di dalam ruang operasi, jantung Thyme terhenti untuk sesaat hingga dokter harus menggunakan alat pacu jantung untuk memicu kembalinya detak jantung. Di masa-masa itu, yang ada di ingatan Thyme hanyalah Gorya. Tapi… perlahan gambaran Gorya semakin menghilang.



= Final Episode =


The Meteor Shower



Medsos di penuhi dengan hashtag #PrayForThymeF4D12 . Yup, Thyme sudah koma selama 12 hari. Dan selama itu, Gorya terus melipat origami menjadi bintang. Dia berharap, jika bisa melipat hingga 1000 bintang, dia bisa membuat permohonan agar Thyme sadar. Memang, biasanya orang melipat burung bangau, tapi Gorya lebih suka bintang.


Ren yang tahu kekhawatirannya, menyakinkan Gorya kalau Thyme bukanlah orang yang mudah menyerah. Thyme sudah mencoba banyak hal untuk bersama Thyme. Dan kali ini, begitu bangun, Thyme pasti akan bersamanya. Percayalah.


Dan doa mereka terjawab saat Ren mendapat telepon dari Kavin dan MJ. Mereka mengabari kalau Thyme sudah sadar, namun, ada satu masalah. Roselyn menempatkan para pengawal di depan kamar Thyme dan melarang siapapun untuk masuk. Ren sudah mencoba mencari informasi mengenai kondisi Thyme melalui keluarganya, tapi mereka tidak mengatakan apapun. Kavin menambahkan kalau dia hanya mendengar kalau Thyme sadar tapi tidak seperti dirinya.

Apa yang sebenarnya terjadi?



Di kamar rawat Thyme, Roselyn mengamuk kepada para dokter yang menangani Thyme. Padahal dia sudah memilih dokter terbaik supaya Thyme bisa pulih sepenuhnya, kenapa malah terjadi hal seperti ini? Dokter menjelaskan kalau selama operasi, jantung Thyme berhenti berdetak selama beberapa menit dan membuat darah tidak mengalir ke otak. Roselyn nggak peduli dengan penjelasan dokter karena yang diinginkannya adalah Thyme sembuh total. Thea yang juga ada di sana, berusaha menenangkan Ibunya dan membujuknya untuk melihat dari sisi positif. Thyme masih hidup saja sudah merupakan berkah. Dia yakin Thyme akan baik-baik saja dan mungkin, ini waktu yang tepat untuk memulai kembali sesuatu. Bukankah ibunya waktu itu bilang kalau semua sudah terlambat? Baginya, tidak ada yang terlambat.



Maksud Thea adalah memulai kembali dalam hal positif. Namun, Roselyn malah mengartikannya secara negatif. Dia ingin mengetest ingatan Thyme. Menurut dokter, Thyme kehilangan 4 tahun ingatan terakhirnya. Jadi, dia menunjukkan foto-foto anggota F4 dan menanyakan, apakah Thyme mengenal mereka? Thyme mengenal dan tahu nama semua teman-temannya. Akan tetap, saat Roselyn menunjukkan foto Gorya, Thyme tidak mengenalinya sama sekali. Melihat itu, Thea langsung protes dan melarang Ibunya melakukan hal yang dia pikirkan. Roselyn nggak peduli dan menyuruh Pruek untuk membawa Thea keluar.


Roselyn benar-benar memanfaatkan kondisi Thyme. Dia mengingatkan Thyme kalau impiannya adalah memimpin Grup Parama. Dan dia juga harus siap mendengarkan semua perkataannya jika ingin menang. Thyme yang tidak ingat apapun, kembali menjadi dirinya yang lama, yang hanya ingin menang dan takut pada Ibunya. Hasilnya, sudah tentu Thyme mendengarkannya. Setelah menanamkan semua hal itu pada Thyme, Roselyn baru membawa Thyme keluar kamar untuk kembali ke rumah.


Diluar, Gorya dan F4 yang sudah menunggu, langsung berlari untuk menghampirinya. Para pengawal berusaha keras menghadang mereka, tapi berkat Ren dkk, Gorya berhasil menerobos dan menemui Thyme. Dia menanyakan keadaan Thyme, tapi Thyme hanya menatapnya dengan tatapan dingin dan menanyakan namanya. Dia juga membentak Gorya karena berani menyentuhnya. Dia juga berteriak mengusir Thyme. Tingkahnya itu membuat Gorya terdiam membeku, termasuk yang lain.


Thea yang keluar belakangan, melihat Gorya dan langsung berlari memeluknya. Yang bisa dikatakannya hanyalah kata maaf karena tidak bsia membantunya.

“Dengar baik-baik. Otak Thyme rusak parah. Ingatannya selama empat tahun terakhir telah hilang. Ibu mencoba memanfaatkannya. Kamu mengerti, bukan?” ujar Thea, menjelaskan kondisi adiknya.

Roselyn benar-benar kelewatan kali ini. Dia tidak ingin Thyme mendapatkan kembali ingatannya sehingga dia menghentikan pengobatan Thyme. Dia membawa paksa Thyme keluar dari rumah sakit meskipun Thyme masih harus menjalani perawatan. Roselyn juga menghapus semua hal yang berkaitan dengan Gorya.



Paman Ga yang sudah mendengar kondisi Thyme, sampai kesal sendiri. Soalnya, bisa-bisanya Thyme hanya lupa ingatan untuk 4 tahun terakhir dan nggak ingat sama sekali dengan Gorya! Yang lebih mengkhawatirkan anggota F4 adalah Thyme akan kembali ke sifat lamanya yang kejam dan tidak memikirkan orang lain. Lebih parahnya lagi, Roselyn sudah membatasi segala akses yang berhubungan dengan Thyme. Mereka dilarang menemui Thyme karena takut akan menceritakan mengenai Gorya. Intinya, Thyme diawasi sepanjang waktu. Segala barang yang berhubungan dengan Gorya yang ada di rumah Thyme sudah dibuang. Data di ponsel dan komputer Thyme juga di hapus. Medsosnya pun demikian, sehingga mereka tidak bisa menghubunginya sama sekali. Bibi Yu, Tete dan Jiew juga dilaran masuk ke kamar Thyme. Mereka hanya boleh mengantarkan makanan hingga depan pintu dan selanjutnya, para pengawal yang akan mengantarkannya ke Thyme.


Mendengar cerita mereka mengenai Roselyn, Paman Ga jadi emosi! Ibu macam apa yang begitu kejam pada anak sendiri?! Paman Ga jadi merasa kasihan sama Gorya karena harus melalui hal seperti ini! Eh, berbanding terbalik dengan yang dikhawatirkan orang-orang, Gorya malah kesal karena Thyme melupakannya. Dia nggak akan kalah dari Roselyn kali ini! Dia akan mengembalikan ingatan Thyme!!

Dan untuk itu, Ren dkk sudah menyusun sebuah rencana yang rumit dan penuh resiko. Apa Gorya siap?

--


Hari ini, Roselyn menilai tugas yang diberikannya kepada Thyme kemarin. Kemarin, dia memberikan beberapa dokumen untuk Thyme urus. Dan hasilnya, memuaskan. Dia senang karena kemampuan Thyme dalam bekerja tetap utuh meskipun hilang ingatan. Setelah mendengar penilaian Ibunya, Thyme meminta izin untuk bertemu teman-teman F4-nya. Sejak dia keluar dari rumah sakit, dia belum pertenah bertemu mereka sekalipun. Mungkin saja jika dia bertemu mereka, ingatannya bisa…


“Tapi kamu belum pulih sepenuhnya,” potong Roselyn. “Ibu tahu kamu ingin ingatanmu kembali. Tapi kamu harus menentukan prioritasmu. Jika kerjamu bagus, kamu akan Ibu percayakan mengelola Grup Parama dalam beberapa bulan, seperti yang selalu kamu impikan, bukan?”

“Ya.”

“Jangan cemaskan ingatanmu yang lain. Semuanya akan kembali,” ujar Roselyn sambil lalu dan keluar dari kamar Thyme.



Di depan kamar, Roselyn berpas-pasan dengan Pruek yang hendak mengantarkan obat Thyme. Dan yang dilakukan Roselyn? Dia membuang obat itu ke tong sampah. Dia sama sekali tidak ingin ingatan Thyme kembali. Dan seperti dulu, Thyme hanya bisa melihat kepergian Ibunya dari balik jendela. Hm, tapi baru saja Ibunya pergi, dia malah melihat ada seseorang yang menerobos masuk ke kamarnya dengan memanjat dari balkon. Dan orang itu adalah Gorya.



Flashback

Jadi, rencana yang sudah disusun oleh F4 adalah, menyelinap masuk ke dalam rumah dengan memanfaatkan moment saat Roselyn pergi ke kantor. Dari laporan Bibi Yu, mereka tahu kalau setiap sore, Roselyn akan pergi ke kantor selama tiga jam. Jika Roselyn sudah pergi, Bibi Yu akan memberi mereka sinyal dan Gorya harus memanfaatkan moment tersebut.

Mereka juga sudah menyelidiki kalau tempat yang tidak ada penjaganya adalah balkon. Peralatan untuk memanjat ke balkon sudah mereka siapkan. Nah, untuk mengenyahkan dua penjaga yang ada di depan kamar Thyme, mereka akan meminta bantuan Jiew dan Tete. Dengan begitu, tidak akan ada yang bisa mendengar apapun obrolan Gorya dan Thyme. Hanya ada mereka berdua di rumah. Dan selama moment itu, Gorya harus bisa mengembalikan ingatan Thyme.

End



Begitu berhasil masuk, Gorya nggak membuang waktu. Dia meminta Thyme tidak berteriak dan mendengarkannya dulu. Mungkin perkataannya terdengar aneh, tapi dia adalah pacar Thyme. Sebagai bukti, dia menunjukkan foto – foto saat mereka kencan dulu, boneka yang dibelikan Thyme dan chat mereka selama ini. Dia juga memberikan kue ulang tahun yang dulu pernah dibuatnya untuk Thyme.

Sayangnya, Thyme nggak percaya satupun perkataannya. Semua bukti yang ditunjukan Gorya, di anggap Thyme tipuan. Semua foto bisa di edit. Chat itu bukan darinya. Thyme malah marah saat Gorya menyuruhnya jangan berteriak dan memegang bajunya. Saking marahnya, dia sampai mendorong Gorya dengan keras.


“Orang sepertiku merendahkan diriku untuk bersama pecundang sepertimu?” teriak Thyme.


“Yang benar, berhenti menggangguku!!” balas Gorya berteriak dan menendang Thyme hingga terjatuh. Dia juga mencengkeram kerah baju Thyme, “Kenapa kamu sangat menyebalkan? Hanya karena hilang ingatan bukan berarti kamu brengsek. Kembalilah menjadi dirimu yang sebenarnya. Aku menunggu. Meskipun pecundang, aku sungguh mencintaimu. Apa masa lalu tidak berarti bagimu?”

Saat Gorya mengatakan semua itu, kepala Thyme terasa sangat sakit. Dia samar-samar teringat saat Gorya menendangnya dulu (di episode 01) dan memakinya sama seperti sekarang. Melihat Thyme yang tiba-tiba kesakitan, Gorya jadi panik.



Tepat di saat itu, Roselyn kembali! Dia sangat amat marah melihat Gorya ada bersama Thyme! Kenapa dia bisa kembali? Karena ada dokumennya yang tertinggal. Nggak pakai babibu, Roselyn berteriak menyuruh para pengawal menyeret Gorya keluar. Perdebatan antara keduanya berlangsung sengit! Bagi Roselyn, Gorya menyakiti Thyme. Tapi dari sudut pandang Gorya, Roselyn lah yang menyakiti Thyme.  


“Anda tidak pernah memedulikan perasaannya! Anda hanya peduli bagaimana dia bisa berguna bagi Anda. Dia kehilangan ingatan, bukannya mengobatinya, tapi lihat perbuatan Anda. Anda menipunya dan mengubahnya menjadi orang yang Anda inginkan. Akui saja. Anda tidak pernah menyayangi Thyme. Dia bukan boneka. Dia darah daging Anda. Aku kasihan kepada Thyme karena punya ibu egois seperti Anda,” teriak Gorya.


Tepat setelah Gorya menyelesaikan perkataannya, tamparan keras mendarat di pipi Gorya. Mata Roselyn sampai berkaca-kaca, saat dia berkata, “Yang kulakukan adalah yang terbaik untuk Thyme.”


Tamparan dan tatapan yang membuat Gorya terdiam. Setelah mengatakan itu, Roselyn memerintahkan untuk menutup gerbang, meninggalkan Gorya yang berdiri termangu.



Hingga malam, Gorya tetap berdiri di tempat yang sama. Bibi Yu sudah melaporkan hal itu pada Ren dkk. Semuanya bingung dengan apa yang hendak Gorya lakukan hingga tidak pergi juga. Gorya benar-benar nggak beranjak sedikitpun dari sana, meskipun hujan turun dengan sangat deras. Dia tetap bertahan.



Sementara di dalam rumah, Thyme sedang di periksa kondisinya oleh dokter keluarga. Kepalanya masih terasa sakit.

Thea ada di depan ruangan Roselyn dan memohon pada Ibunya untuk tidak membairkan Gorya di luar. Roselyn hanya terus diam. Hingga…


Akhirnya, Roselyn mau keluar dan menemui Gorya. Dia menegaskan pada Gorya kalau dia tidak menyerah, jadi jangan salah paham. Dia hanya tidak mengerti kenapa Gorya melakukan hal bodoh seperti ini. Selama apapun dia berdiri, dia tidak akan mengizinkan Gorya melihat Thyme. Dengan menggigil, Gorya berujar kalau dia menunggu Roselyn. Dia ingin bicara dengannya.


“Tadi saat Anda menamparku, aku penasaran kenapa Anda begitu marah. Akhirnya, aku mengerti. Anda tidak tahan saat orang bilang Anda tidak mencintai Thyme. Anda tidak egois. Anda mendedikasikan hidup untuk Thyme. Karena Anda sangat mencintainya. Semua yang Anda lakukan selama ini, cara Anda bersikap kasar, itu agar suatu hari Thyme bisa memimpin Grup Parama. Dan agar dia bahagia.”


“Kamu mengerti.”


“Tapi apa Anda melupakan sesuatu yang penting? Pernahkah Anda menanyakan apa kebahagiaannya?” ujar Gorya sebelum Roselyn bicara lebih banyak.


Ucapannya membuat Roselyn teringat saat Thea membujuknya untuk keluar menemui Gorya. Thea bilang kalau Gorya sedang melawan Roselyn demi berjuang untuk Thyme. Sama dengan yang Ibunya lakukan, berjuang demi Thyme. Dia memohon agar Ibunya membuka hatinya. Dia ingin agar Thyme bisa bahagia sesuai keinginannya dan yang memahaminya adalah Gorya.


“Bagiku, dia tidak menginginkan kekuasaan. Dia tidak mau uang. Dia hanya menginginkan cinta,” beritahu Gorya, apa yang bisa membuat Thyme bahagia.

“Itu tidak benar. Aku sangat mengenalnya. Sejak kecil, keinginan terbesarnya adalah memimpin Grup Parama,” bantah Roselyn, tetap pada keyakinannya.

“Dia ingin memimpin Grup Parama karena itu satu-satunya hal yang akan membuat Anda bangga kepadanya. Bukankah itu benar? Thyme sangat mencintai Anda. Tapi Anda tahu, bagaimana dia menceritakan kisah meja makannya. Dia bilang suasananya sepi. Tidak bicara. Tidak ada gelak tawa. Semua orang duduk berjauhan. Dia bilang dia baru sadar saat itu betapa berharganya meja makan yang hangat. Mungkin kebahagiaannya bukan sesuatu yang besar. Mungkin hanya makan hotpot dengan keluarga yang dia cintai. Itu saja. Tidak apa jika aku tidak boleh melihat Thyme lagi. Aku mengerti. Aku hanya ingin Anda melihatnya tersenyum, seperti aku. Itu yang selalu ingin Anda lihat, bukan? Anda bisa melakukannya,” ujar Gorya, menceritakan apa yang dulu pernah Thyme katakan padanya.




Apa yang dikatakan Gorya sangat mengena di hati Roselyn. Dia memang ingin melihat Thyme tersenyum padanya sekali saja. Sedari kecil, Thyme selalu terlihat tertekan. Setelah mengenal Gorya, Thyme menjadi berani melawannya. Tapi, saat hilang ingatan, Thyme tetap tidak tersenyum padanya. Satu-satunya senyum yang dilihatnya dari wajah Thyme adalah foto saat Thyme berkencan dengan Gorya. Senyum itu diperlihatkan Thyme pada Gorya, tapi tidak padanya.


Ketika hati Roselyn mulai melemah, Thyme muncul. Dia berdiri ditengah hujan dan marah-marah mendengar semua ucapan Gorya sedari tadi. Dia merasa Gorya hanya sok tahu mengenai dirinya dan apa yang dilakukannya hanya mengacaukan hidup orang lain. Kebahagiannya tidak sekecil yang di katakan Gorya!

“Tidak!!! Kamu punya impian lain yang lebih penting. Kamu sudah tahu… kamu bisa…”

“Berhenti bicara! Berhenti bersikap seolah-olah kamu mengenalku!” teriak Thyme.

“Tapi aku mengenalmu,” balas Gorya, berteriak.


Dan tiba-tiba saja, Thyme menatapnya dengan tatapan sadis. Tatapan yang dulu dimilikinya sebelum mengenal Gorya, “Semua orang yang mengenalku tidak berani membantah. Karena mereka tahu apa yang akan terjadi saat aku marah. Pacar? Apa ini caramu memandang orang yang kamu cintai? Penuh ketakutan.”

"Kembalilah,” tangis Gorya.

“Kembali dari apa? Berhentilah berkhayal. Inilah diriku. Berhenti bicara omong kosong. Kembalilah ke tempat asalmu. Hentikan! Pulanglah! Keluar!” bentak Thyme.


Tangis Gorya berhenti berganti dengan senyum miris, “Aku tidak bisa mengubahmu lagi, bukan? Kudoakan yang terbaik untukmu. Aku mencintaimu.”


Setelah mengatakan semua itu, Gorya pun pergi dari sana. Saat Gorya berjalan pergi, tangan Thyme bergetar, hal yang tidak bisa dipahami sama Thyme. Roselyn juga kelihatan bersalah. Dia ingin menggenggam tangan Thyme, namun, nggak sanggup. Dia sepertinya sudah mendapat hidayah.



Tepat saat itu, hujan mendadak berhenti dan terlihat bintang jatuh. Bukankah ada yang bilang, membuat permohonan pada bintang jatuh bisa terkabul? Mungkin, ini adalah buah dari permohonan orang-orang di sekitar Thyme yang berharap kebahagiaannya. Saat berjalan kembali ke rumah, Thyme menemukan kalung Gorya yang terjatuh saat di seret keluar. Kalung hadiah pemberiannya yang dibelakangnya terukir nama keduanya.


“Pruek, apa kau percaya keajaiban?” tanya Roselyn, melihat Thyme menemukan kalung tersebut. “Bukalah gerbangnya,” perintah Roselyn.



Kepala Thyme sangat sakit saat melihat kalung tersebut. Dia teringat saat memakaikan kalung itu pada Gorya dan saat Gorya tersenyum padanya. Sekelebatan ingatan itu membuat Thyme langsung berlari keluar untuk mengejar Gorya. Dan langkah Roselyn yang memerintahkan gerbang dibuka, adalah langkah awal untuk memulai semuanya kembali dari awal. Dengan benar.

Thyme berhasil mengejar Gorya dan menuntut penjelasan kenapa dia memakaikan kalung itu pada Gorya? Dia masih nggak percaya kalau mereka pacaran. Saking nggak percayanya, dia sampai teriak kalau dia belum pernah pacaran dan nggak pernah ciuman juga. wkwkwk. Jadi, ciumannya dengan Gorya adalah ciuman pertama.



Lagi marah-marah, Thyme malah batuk-batuk. Gorya langsung khawatir dan memaksanya minum obat demam yang dibawanya. Karena Thyme terus menolak, Gorya jadi memaksanya. Dan itu membuat Thyme ingat kalau Gorya sering memarahinya. Semua kejadian kecil itu, membuat ingatan Thyme perlahan kembali. Dan saat teringat semuanya, Thyme menangis.


“Ada apa denganku? Aku menyakitimu lagi,” sesal Thyme. “Maafkan aku.”

Gorya sama sekali tidak marah dan sakit hati, malah sebaliknya, bahagia karena usahanya tidak sia-sia.






Untuk memberitahu kalau dia dan Gorya sudah kembali, Thyme memasang fotonya bersama Gorya yang tertidur di bahunya. Sekarang, dia mengumumkan secara resmi di medsos bahwa Gorya adalah pacarnya. Semua tentu bahagia untuk akhir happy ending Gorya-Thyme. Mulai dari F4, Kaning, Paman Ga, keluarga Gorya, Bibi Yu, Jiew, Tete dan Thea. Semuanya benar-benar berbahagia untuk mereka berdua.

 

Post a Comment

Previous Post Next Post