Sinopsis K-Drama : Tomorrow Episode 04 part 2

 

Sinopsis K-Drama : Tomorrow Episode 04 part 2


1 tahun yang lalu,

Koo Ryeon mendapatkan tugas untuk menjemput nyawa seorang kriminal yang mempunyai beberapa riwayat pelecehan seskual. Dia pernah melecehkan seorang anak perempuan berusia 7 tahun, anak laki-laki berusia 5 tahun dan masih banyak lagi. Yang lebih parah, hukuman yang didapatkannya tidak sepadan dengan perbuatannya. Karena semua riwayat kejahatannya semasa hidup, tentu saja, Koo Ryeon tidak ‘menjemput’ nya dengan baik-baik. Dia akan mengirim pria tersebut ke Nekara paling mengerikan.




Baru saja dia selesai menjemput nyawa pria tersebut, Joong Gil meneleponnya dan mengajak bertemu di sebuah atap. Setelah bertemu, Joong Gil baru memberitahu kalau ada arwah yang harus dijemput di sana dan dia mau Koo Ryeon yang mengawal penjemputan arwah tersebut. Dengan sopan, Koo Ryeon menolak karena dia sudah mempunyai jadwal untuk menjemput arwah lain. Anehnya, Joong Gil sepertinya benar-benar ingin Koo Ryeon yang menjemput arwah tersebut karena dia sudah mengatur arwah yang harusnya di jemput Koo Ryeon ke personel lain. Umur panjang, ah, atau sepertinya tidak, orang yang akan di jemput arwahnya muncul. Pria itu berada di gedung seberang mereka. Dan pria tersebut akan meninggal dengan cara bunuh diri. Karena dia akan mati dengan bunuh diri, Joong Gil menyebut pria tersebut adalah penjahat. Dan Koo Ryeon nggak suka dengan perkataannya.



Sedetik setelah pria itu melompat, Koo Ryeon menggunakan kekuatan teleportasinya dan berpindah ke gedung sebelah. Dengan cepat, dia menangkap tangan pria tersebut. Seolah baru tersadar betapa mengerikannya kematian, pria itu menangkap tangan Koo Ryeon dan memohon di selamatkan. Saat itu, Joong Gil sudah berdiri di belakangnya dan memerintahkan Koo Ryeon untuk melepaskan pria tersebut. Dia juga mengingatkan status Koo Ryeon yang adalah ‘malaikat maut’ dan kenapa dia malah ikut campur hidup dan mati manusia? Tapi, mau apapun yang dikatakannya, Koo Ryeon tetap tidak mau melepaskan pria tersebut. Dia ingin menyelamatkannya. Joong Gil yang nggak tahan lagi, langsung saja menarik tangan Koo Ryeon sehingga terlepas dari tangan pria tersebut. Hanya dalam hitungan detik, pria itu pun meninggal usai terjatuh.

Ternyata, Joong Gil melakukan semua itu untuk membuktikan rumor bahwa Koo Ryeon akan menjadi kepala tim penyelamat manusia yang akan bunuh diri. Dan tindakan Koo Ryeon barusan, membuktikan kalau rumor tersebut benar. Dia marah karena Koo Ryeon menerima tawaran tersebut tanpa berdiskusi dengannya!


“Itu adalah perintah yang diberikan Direktur sejak lama,” jawab Koo Ryeon.

“Bunuh diri adalah pembunuhan. Pembunuhan kejam pada diri sendiri.”

“Mungkin mereka merasakan penderitaan semasa hidup. Mungkin itu merupakan jalan terakhir mereka.”

“Esensi kehidupan adalah penderitaan. Itu takdir manusia untuk berusaha dan hidup bersama penderitaan itu. Keputusanku membiarkanmu di sisiku ternyata salah,” ujar Joong Gil, kecewa.

Dan sejak kejadian tersebutlah, hubungan Joong Gil dan Koo Ryeon menjadi sedingin sekarang.

EPISODE 03 : NAMU (POHON)



Karena kasus Namgung Jae Soo (dimana Koo Ryeon ikut campur masa lalu), para direktur yang memang nggak menyukainya, ingin memanfaatkan situasi ini dengan membentuk komite disiplin. Koo Ryeon udah tahu hal itu dan nggak peduli sama sekali. Dia bersedia saja jika diminta pertanggung jawaban. Justru, Ryung Gu yang merasa khawatir pada Koo Ryeon. Alasannya merasa khawatir, karena dia takut kalau tim MR akan dibubarkan karena masalah ini. Makanya, dia memohon agar Koo Ryeon nggak berbuat masalah lagi.

Lagi ditengah perbincangan serius, Jun Woong si sumber masalah, malah masuk dengan santainya dan menggoda keduanya yang terlihat bertengkar. Sok bijak, dia menasehati keduanya untuk saling berjabat tangan dan meminta maaf. Huft! Untunglah Koo Ryeon dan Ryung Gu lagi malas meladeninya kali ini. Ryung Gu juga memilih untuk pergi karena alarm pulang kerjanya udah berbunyi.


Hanya tinggal Jun Woong dan Koo Ryeon, berdua. Dia mulai bertanya serius, kenapa Koo Ryeon bersikap seperti orang jahat? Di matanya, Koo Ryeon itu orang baik. Dia mengatakan itu setelah melihat apa yang Koo Ryeon lakukan pada Jae Soo dan ayahnya. Yang dikatakan oleh Jun Woong adalah pujian, tapi Koo Ryeon nggak menerima pujian tersebut. Dia menyebut Jun Woong adalah orang naif yang menganggapnya baik hanya karena dia sudah menyelamatkan temannya dan membantunya.

“Aku datang dari Neraka,” beritahu Koo Ryeon. “Jadi, jangan salah sangka,” peringatinya serius.


Suara dan tatapan matanya saat memberikan peringatan tersebut sangat serius, dingin dan tegas hingga membuat Jun Woong bergidik ketakutan. Bukan tanpa alasan Koo Ryeon mengatakan itu, karena memang dia berasal dari Neraka. Di ingatan masa lalunya, samar-samar kita melihat Koo Ryeon dengan pakaian hanbok putih saat masih seorang manusia, bertengkar dengan seseorang. Pertengkaran itu mencapai puncak saat guci yang ada di kamar pecah dan dengan tangan kosong, Koo Ryeon mengambil pecahan kaca dan berusaha menusukkannya pada seseorang di hadapannya yang berusaha keras menahan tangannya yang memegang pecahan kaca tersebut.


Tidak ada waktu bagi Koo Ryeon untuk larut dengan masa lalunya. Sekarang, dia harus menemui Kaisar Giok untuk mendengarkan hukuman atas pelanggarannya. Menurut peraturan mereka, Malaikat Maut dilarang menggunakan kekuatannya di depan manusia dan Koo Ryeon melanggarnya dengan menghentikan tabrakan yang harusnya terjadi pada ayah Jae Soo. Peraturan lainnya, Malaikat Maut dilarang ikut campur pada kehidupan manusia dan lagi-lagi, Koo Ryeon melanggarnya dengan mencegah ayah Jae Soo bunuh diri. Kaisar Giok beneran pusing, soalnya, jika Koo Ryeon terus melanggar aturan, dia juga bisa kesulitan. Dia nggak bisa terus memihak Koo Ryeon. Seperti yang dia tahu, dia menghargai keseimbangan lebih dari apapun. Koo Ryeon sadar atas kesalahan perbuatannya dan sudah siap untuk menerima sanksi disiplin apapun.


Diluar ruangan, Jun Woong mneunggunya dengan cemas. Tidak lama, Ryung Gu datang dan bergabung dengannya. Dia tahu kalau Jun Woong pasti buat masalah dan untungnya dia tiba tepat waktu. Jun Woong mau masuk untuk ikut menanggung kesalahan karena ide ayam goreng kan idenya. Ryung Gu nggak setuju. Memang Jun Woong yang punya ide, tapi keputusan ada di tangan Koo Ryeon. Koo Ryeon sudah tahu itu, makanya dia yang bertanggung jawab. Dan juga, memang mereka udah menyelamatkan orang yang mau bunuh diri, tapi menyelamatkan dan melanggar peraturan adalah hal yang berbeda. Uh, udah dinasehati panjang lebar, Jun Woong malah merasa Ryung Gu memihak Jumadeung dan bukannya tim mereka. Ryung Gu jadi kesal dan menyebutnya kekanak-kanakkan.


Perdebatan mereka akan semakin sengit kalau Koo Ryeon tdak kunjung keluar. Dan untungnya, dia keluar. Hukuman yang didapatkannya adalah, dia harus mengenakan cincin yang menahan kekuatannya sehingga tidak bisa digunakan. Dia harus mengenakan cincin itu selama sepekan. Artinya, selama sepekan dia nggak bisa menggunakan kekuatannya sama sekali. Memang, ada kemungkinan bahwa cincin itu bisa dilepaskan dengan paksa. Soalnya, dulu, pernah ada Malaikat Maut yang berusaha melepas paksa cincin tersebut dan hasilnya : Malaikat Maut itu menjadi abu. Wahhh, Jun Woong jadi semakin merasa bersalah, tapi apa daya. Nasi sudah menjadi bubur. Untuk menebus kesalahan, Jun Woong mengizinkan Koo Ryeon untuk memukulinya satu kali karena dia juga ikut andil dalam pelanggaran Koo Ryeon. Wkwkwk. Koo Ryeon bukan orang kekanak-kanakan, jadi,mana mungkin dia memukuli Jun Woong. Kalau dia merasa bersalah, belikan saja dia kopi.

Cuss! Nggak pakai bicara lagi, Jun Woong langsung menuju kedai kopi terdekat.



Hm, sepertinya, Jun Woong ini punya semacam magnet pada dirinya yang bisa menariknya ke sesuatu bernama ‘problem’. Bayangkan saja, padahal dia hanya harus pergi membeli kopi untuk Koo Ryeon + Ryung Gu, eh, nggak sengaja dia malah bertemu dengan arwah Heo Na Young (yang di episode 03. Arwah yang dijemput oleh Joong Gil dan teamnya) di café. Dia emang udah berusaha berpura-pura nggak bisa melihat arwah, tapi, pada akhirnya dia kalah juga dari Na Young yang mengejutkannya secara tiba-tiba. Alhasil, dia nggak bisa berpura-pura lagi nggak bisa melihatnya. Na Young sangat amat ceria sebagai seorang arwah. Dengan senyum lebar dia menyapa Jun Woong setelah memastikan kalau Jun Woong adalah malaikat maut yang menyelamatkan orang yang hendak bunuh diri. Dia amat senang bisa menemukannya karena sudah mencarinya beberapa hari ini. Dia juga meminta di pertemukan dengan Koo Ryeon dan Ryung Gu.

Yang aneh, darimana Na Young bisa tahu mengenai mereka?



Flashback

Kita kembali ke episode 03. Saat itu, dokter sedang berusaha menyelamatkan nyawanya, namun, takdir berkata lain. Dia sudah ditakdirkan untuk meninggal hari itu. Hal itu membuat suaminya sangat terpukul karna Na Young meninggal dalam kecelakaan saat bersamanya. Na Young juga shock karena harus meninggal dan tidak bisa menyentuh tubuh suaminya lagi.


Ditengah itu, Joong Gil dan timnya datang menjemputnya. Makanya, dia memohon agar mereka memberikannya kesempatan untuk berpamitan dengan suaminya. Dan sudah diduga, Joong Gil tidak mengizinkan karena waktunya di dunia memang sudah berakhir. Mau dia memohon apapun, keputusan Joong Gil sudah bulat, mengikuti aturan yang berlaku. Tidak punya pilihan, Na Young harus mengikuti mereka.


Na Young sangat penasaran mengenai apa yang akan terjadi padanya sekarang. Malaikat yang mengawalnya menjawab kalau dia akan dibawa ke perusahaan untuk menunggu persidangan lalu memutuskan tujuan akhirnya. Dunia akhirat tidak sesederhana yang dipikirkan manusian. Di sana, mereka bisa saja bereinkarnasi atau bekerja seperti dirinya.

Ditengah perjalanan, mereka sempat melihat Joong Gil sedang bersama tim MR (saat dia menjauhkan Jun Woong dari ruang rawatnya). Layaknya manusia, malaikat maut yang mengantar Na Young malah ghibah membicarakan tim MR yang selalu membuat masalah apalagi setelah ditambah personel baru. Na Young jelas kepo dan mau tahu apa itu tim MR? Dan tanpa ragu, kedua malaikat maut yang mengawalnya menjawab kalau tim MR adalah tim yang dibuat untuk mencegah orang melakukan bunuh diri.

Selagi mereka asyik ghibah, Na Young langsung memanfaatkan kesempatan untuk kabur.

End




Dan disinilah Na Young sekarang. Bersama Jun Woong berdiri di hadapan Koo Ryeon dan Ryung Gu. Ryung Gu udah capek menghadapi Jun Woong, soalnya dia kan harusnya tahu kalau mereka bisa dapat masalah jika terlibat dengan arwah kabur. Jun Woong tahu itu, tapi tetap saja memohon agar Koo Ryeon dan Ryung Gu mendengarkan cerita Na Young. Koo Ryeon menasehati Na Young untuk pergi ke alam baka karena dia sudah mati. Agar tidak terjadi masalah dan kesalahpahaman, Koo Ryeon memerintahkan Ryung Gu untuk melaporkan Na Young kepada tim Pengawal.

Baru juga mau menelpon, di ponsel mereka tiba-tiba saja berbunyi notifikasi dari The Red Light. Target mereka kali ini adalah Kang Woo Jin, 29 tahun dengan energi negatif 90%. Kang Woo Jin berprofesi sebagai penyanyi dan penulis lagu. Baru-baru ini, dia selama dan kecelakaan mobil, lalu ditemukan setelah meminum obat tidur dalam jumlah banyak. Sekarang, dia sedang dirawat di rumah sakit karena kondisi psikologisnya tak stabil.

Dan Kang Woo Jin adalah suami dari Heo Na Young. Dialah alasan kenapa Na Young menolak ke alam baka.

“Hanya aku yang bisa menolongnya. Kumohon, bantu aku,” mohon Na Young sambil menangis. Sangat memohon.


Sialnya, sebelum Koo Ryeon menjawab permohonannya, tim Pengawal sudah tiba terlebih dahulu. Karena takut ditangkap, Na Young langsung kabur. Dan Jun Woong malah mengejarnya. Entah apa yang dipikirkan Koo Ryeon, dia malah menyuruh Ryung Gu membiarkan Jun Woong. Para pengawal ternyata tidak melihat arwah Na Young dan menanyakannya pada Koo Ryeon. Apa dia melihat arwah Heo Na Young disekitar sini karena dari alat pelacak, mereka mendapati sinyal arwah Na Young ada di sekitar sana. Mereka juga menjelaskan kalau Na Young adalah arwah yang sudah kabur selama 10 hari.

“Aku melihatnya. Sekarang, aku tidak tahu dia ada dimana,” ujar Koo Ryeon, jujur.

Jawaban jujurnya malah ditanggapi sinis sama tim pengawal. Dengan nada nyolot, dia memperingati Koo Ryeon agar tidak mengganggu pekerjaan masing-masing. Perdebatan mulai terjadi. Ryung Gu juga ikut di dalamnya dan menyuruh mereka untuk menghormati Koo Ryeong dengan memanggil : “Bu Koo.” Baru juga Koo Ryeon dan Ryung Gu mau pergi, Joong Gil mendadak muncul dan menenangkan anak buahnya karena Koo Ryeon dulunya adalah bagian dari mereka, jadi dia pasti tahu betapa pentingnya arwah yang kabur dan tidak akan membantu menyembunyikannya.


Huft. Koo Ryeon yang jujur, nggak bisa mengelak dari ucapan tersebut dan mengakui kalau arwah Heo Na Young berhubungan dengan kasus mereka, jadi mereka tidak bisa menyerahkannya.

“Angkuh sekali kau!” ujar Joong Gil dan langsung menyudutkan Koo Ryeon ke dinding. “Kau yang kukenal tak begini. Namun, kini, kau semakin banyak omong.”

“Aku hanya bicara saat diperlukan.”

“Jika terus menghalangiku, lain kali aku tak akan menahan diri,” peringati Joong Gil, penuh emosi.

Ryung Gu hendak menolong, tapi Koo Ryeon memberi tanda agar dia tidak mendekat. Setelah memberikan peringatan tersebut, Joong Gil langsung memerintahkan anak buahnya untuk menambah personel dan menyisir semua arena. Wow, sepertinya kali ini, Koo Ryeon bsa terlibat masalah besar karena telah bersinggungan dengan Joong Gil. Walau begitu, dia nggak takut dan malah memerintahkan Ryung Gu untuk pergi dan mencari Heo Na Young. Mereka harus menemui Kang Woo Jin nantinya dan harus memastikan apakah Heo Na Young akan berguna untuk menyelamatkan Woo Jin atau tidak.



Na Young pergi ke sebuah pemukiman dan naik ke sebuah rumah menuju rumah atap. Itu adalah tempat tinggalnya bersama Woo Jin. Rumah itu sekarang sangat berantakan dan disana sini penuh dengan botol miras. Saat sadar kalau Jun Woong mengikutinya, Na Young langsung berteriak ketakutan dan mau kabur lagi, takut kalau Jun Woong akan menyerahkannya ke tim pengawal. Di saat yang sama, tim pengawal yang sudah menambah personel sedang menyisir area di sekitar sana karna melacak sinyal posisi Na Young.  Baru juga berhasil ditenangkan sama Jun Woong, Ryung Gu mendadak muncul dan memberitahu mereka agar diam karena tim pengawal ada di dekat sana.


Ctek! Secara nggak terduga, Ryung Gu menjetikkan jarinya dan dalam sekejap, Na Young langsung tertidur. Otomatis, begitu Na Young tertidur, sinyal yang menunjukkan posisi Na Young langsung menghilang. Jun Woong yang nggak mengerti apa yang dilakukan Ryung Gu, malah panik dan menyebut kalau Ryung Gu sudah membunuh Na Young karena dia tidak bisa merasakan nafasnya lagi (ya iyalah, kan Na Young adalah arwah. Orang yang sudah meninggal. Mana mungkin ada nafas lagi). Ryung Gu menghela nafas kesal sebelum mengingatkan kalau Na Young itu sudah mati!


Ctek! Dan dalam sekali cetekan lagi, Na Young langsung kebangun kembali. Ryung Gu memberitahu mereka kalau barusan, dia menyembunyikan Na Young dari radar tim pengawal.

“Apa kau benar-benar bisa menyelematkan Kang Woo Jin?”

“Ya. Aku bisa. Izinkan aku menyelamatkannya. Kali ini, aku yang akan menyelamatkannya.”

Mendengar kata ‘lain kali’, Jun Woong jadi penasaran. Apa dia bisa menjelaskannya dengan lebih rinci?


Jadi, dulunya, Na Young adalah seorang ballerina. Dia sudah lama menekuni profesi tersebut hingga tidak ingat kapan memulainya. Saat dia mulai merasa tidak bisa hidup tanpa balet, pergelangan kakinya mulai sakit. Meski begitu, dia menahan sakit itu dan terus berlatih karena dia akan bergabung dengan grup balet impiannya. Namun, sebelum dia sempat bergabung, rasa sakit yang dirasakan pergelangannya, berubah menjadi cedera dan dia harus menjalani operasi. Setelah operasi, pikirannya menjadi kacau. Dia nggak bisa lagi menari balet dan merasa seluruh hidupnya menghilang.


Dalam rasa linglung tersebut, dia diam-diam kabur dari rumah sakit dan hanya duduk di pinggir jalan, di bawah hujan deras. Hari itu, dia berpikir untuk mati saja daripada hidup seperti itu. Namun, seorang pria mendadak berdiri di sampingnya dengan sebuah payung besar dan berujar : “Kurasa hujan akan segera reda. Ini akan segera reda, jadi jangan kehujanan sendirian.” Sepertinya, saat itu, dia tidak berniat benar-benar mati. Dan perkataan pria tersebut membuatnya menangis. Sebelum dia sempat mengucapkan terimakasih, pria tersebut memberikan payungnya padanya dan berlari masuk ke dalam bus.


Setelah pertemuan singkat tersebut, Na Young mengira tidak akan pernah bertemu dengan pria tersebut lagi. Namun, takdir berkata lain. Dia menemukan pria tersebut yang sedang melakukan pertunjukkan musik di jalanan. Ya, pria itu adalah Kang Woo Jin. Saat dia menemukan Woo Jin, hari itu juga hujan turun mendadak hingga pertunjukkan langsung bubar. Terburu-buru, Woo Jin membereksan peralatan musiknya dan tiba-tiba saja, seorang wanita memayunginya. Dengan senyum lebar, Na Young memberitahu namanya : Heo Na Young.


Setelah pertemuan itu, Na Young mulai terus mengikuti Woo Jin dengan dalih kalau dia adalah fans. Kalau Woo Jin nggak suka menguntitnya, dia saja yang menguntit dirinya. Dia mengizinkannya. Woo Jin tertawa kecil karena merasa aneh dengan pola pikir Na Young.


Selama mengikuti Woo Jin, Na Young menyadari kalau Woo Jin adalah orang yang kesepian. Dia melakukan banyak sekali pekerjaan paruh waktu, mulai dari menjadi pelayan café hingga pegantar makanan. Dan di sela-sela waktu itu, dia selalu menyempatkan diri untuk menulis musik. Hidup Woo Jin amat keras. Meskipun sakit, dia tetap saja memaksakan diri untuk bekerja. Dan orang yang menunjukkan perhatian padanya adalah Na Young, gadis aneh yang selalu mengikutinya. Perlahan, hati Woo Jin mulai terbuka untuknya.


Hubungan keduanya pun semakin dekat hingga akhirnya mereka resmi pacaran.

--



Koo Ryeon berada di rumah sakit dan kali ini, dia menyamar menjadi psikolog yang akan merawat Woo Jin. Sesi konsultasi mereka adalah satu jam. Koo Ryeon menyetel alarm nya dan memberikan Woo Jin waktu hingga dia mau bercerita mengenai kehidupannya. Alih-alih bercerita, Woo Jin malah tetap diam dan terus mengingat kenangan indahnya dengan Na Young yang semakin membuatnya merasa bersalah. Begitu jam konsultasi berakhir, Woo Jin langsung berdiri dan hendak pergi.  Sayangnya, Koo Ryeon melarangnya pergi dan menyuruhnya mengeluarkan sebotol obat dari sakunya. Woo Jin hendak bunuh diri lagi dengan minum sebotol obat.

“Kau pikir ini bisa membantumu bertemu orang yang sudah mati?”


“Tahu apa kau? Kau mengharapkan apa dariku? Bersemangat kembali? Menjalani hidup dengan baik agar Na-young tak bersedih? Omong kosong.”

“Kang Woo-jin.”

“Kau tidak tahu penderitaan yang kurasakan! Kau bahkan tak bisa membayangkannya. Sudahlah. Masih banyak cara untuk mati.”

“Baiklah.  Mati atau tidak, itu urusanmu. Kau benar. Mana bisa mengerti jika belum pernah mengalaminya. Semua orang hanya berlagak mengerti. Situasinya pasti sangat berat. Kau pasti sangat terluka. Namun, bukan itu yang aku ingin tahu. Ada alasan lain, bukan? Kenapa kau sampai sesedih ini.”


“Aku yang membunuhnya,” jawab Woo Jin.  Saat Woo Jin mengatakan itu, dia teringat kenangan masa kecilnya saat ayahnya dengan marah menyebutnya sebagai penyebab ‘dia’ terbunuh. Kemudian, saat dipemakaman Na Young, ayah Na Young menyebut Woo Jin yang telah membunuhnya. “Aku yang membunuh Na Young! AKU YANG MEMBUNUHNYA!!”

Jawaban yang benar-benar diluar dugaan Koo Ryeon.

 

=-T O M O R R O W-=

 

 

Epilog,

Jun Woong meminta Koo Ryeon agar mau mengenakan kostum ayam karena ini adalah hari ulang tahun Jae Soo, jadi mari buat menyenangkan. Koo Ryeon dengan tegas menolak hingga bilang kalau matipun dia nggak mau. Padahal ngomong begitu, tapi pada akhirnya, dia mau juga mengenakan kostum tersebut.

Untuk menuju rumah sakit, mereka memutuskan naik sepeda motor yang disediakan. Koo Ryeon yang menyetir dan Jun Woong yang duduk dikursi belakang. Demi keamanan, dia memeluk pinggang Koo Ryeon, tapi malah dimarahi : “Kau pikir aku pacarmu?”  Ya udah, dia tukar dengan memegang pundak dan dimarahi lagi : “Memangnya aku temanmu?” huft. Setelah diam sesaat, Jun Woong memutuskan memegang atas helm Koo Ryeon dengan alasan kalau Koo Ryeon adalah kepala timnya. Langsung saja dia dimaki habis-habisan sama Koo Ryeon.

 

Post a Comment

Previous Post Next Post