Sinopsis K-Drama : Tomorrow Episode 04 part 2
1
tahun yang lalu,
Koo Ryeon mendapatkan tugas untuk menjemput
nyawa seorang kriminal yang mempunyai beberapa riwayat pelecehan seskual. Dia
pernah melecehkan seorang anak perempuan berusia 7 tahun, anak laki-laki
berusia 5 tahun dan masih banyak lagi. Yang lebih parah, hukuman yang
didapatkannya tidak sepadan dengan perbuatannya. Karena semua riwayat
kejahatannya semasa hidup, tentu saja, Koo Ryeon tidak ‘menjemput’ nya dengan
baik-baik. Dia akan mengirim pria tersebut ke Nekara paling mengerikan.
Baru saja dia selesai menjemput nyawa pria
tersebut, Joong Gil meneleponnya dan mengajak bertemu di sebuah atap. Setelah
bertemu, Joong Gil baru memberitahu kalau ada arwah yang harus dijemput di sana
dan dia mau Koo Ryeon yang mengawal penjemputan arwah tersebut. Dengan sopan,
Koo Ryeon menolak karena dia sudah mempunyai jadwal untuk menjemput arwah lain.
Anehnya, Joong Gil sepertinya benar-benar ingin Koo Ryeon yang menjemput arwah
tersebut karena dia sudah mengatur arwah yang harusnya di jemput Koo Ryeon ke personel
lain. Umur panjang, ah, atau sepertinya tidak, orang yang akan di jemput
arwahnya muncul. Pria itu berada di gedung seberang mereka. Dan pria tersebut
akan meninggal dengan cara bunuh diri. Karena dia akan mati dengan bunuh diri,
Joong Gil menyebut pria tersebut adalah penjahat. Dan Koo Ryeon nggak suka
dengan perkataannya.
Sedetik setelah pria itu melompat, Koo Ryeon
menggunakan kekuatan teleportasinya dan berpindah ke gedung sebelah. Dengan
cepat, dia menangkap tangan pria tersebut. Seolah baru tersadar betapa
mengerikannya kematian, pria itu menangkap tangan Koo Ryeon dan memohon di
selamatkan. Saat itu, Joong Gil sudah berdiri di belakangnya dan memerintahkan
Koo Ryeon untuk melepaskan pria tersebut. Dia juga mengingatkan status Koo
Ryeon yang adalah ‘malaikat maut’ dan kenapa dia malah ikut campur hidup dan
mati manusia? Tapi, mau apapun yang dikatakannya, Koo Ryeon tetap tidak mau
melepaskan pria tersebut. Dia ingin menyelamatkannya. Joong Gil yang nggak
tahan lagi, langsung saja menarik tangan Koo Ryeon sehingga terlepas dari
tangan pria tersebut. Hanya dalam hitungan detik, pria itu pun meninggal usai
terjatuh.
Ternyata, Joong Gil melakukan semua itu untuk
membuktikan rumor bahwa Koo Ryeon akan menjadi kepala tim penyelamat manusia
yang akan bunuh diri. Dan tindakan Koo Ryeon barusan, membuktikan kalau rumor
tersebut benar. Dia marah karena Koo Ryeon menerima tawaran tersebut tanpa
berdiskusi dengannya!
“Itu adalah perintah yang diberikan Direktur
sejak lama,” jawab Koo Ryeon.
“Bunuh diri adalah pembunuhan. Pembunuhan
kejam pada diri sendiri.”
“Mungkin mereka merasakan penderitaan semasa
hidup. Mungkin itu merupakan jalan terakhir mereka.”
“Esensi kehidupan adalah penderitaan. Itu
takdir manusia untuk berusaha dan hidup bersama penderitaan itu. Keputusanku
membiarkanmu di sisiku ternyata salah,” ujar Joong Gil, kecewa.
Dan sejak kejadian tersebutlah, hubungan Joong
Gil dan Koo Ryeon menjadi sedingin sekarang.
EPISODE 03 : NAMU (POHON)
Karena kasus Namgung Jae Soo (dimana Koo Ryeon
ikut campur masa lalu), para direktur yang memang nggak menyukainya, ingin
memanfaatkan situasi ini dengan membentuk komite disiplin. Koo Ryeon udah tahu
hal itu dan nggak peduli sama sekali. Dia bersedia saja jika diminta
pertanggung jawaban. Justru, Ryung Gu yang merasa khawatir pada Koo Ryeon.
Alasannya merasa khawatir, karena dia takut kalau tim MR akan dibubarkan karena
masalah ini. Makanya, dia memohon agar Koo Ryeon nggak berbuat masalah lagi.
Lagi ditengah perbincangan serius, Jun Woong
si sumber masalah, malah masuk dengan santainya dan menggoda keduanya yang
terlihat bertengkar. Sok bijak, dia menasehati keduanya untuk saling berjabat
tangan dan meminta maaf. Huft! Untunglah Koo Ryeon dan Ryung Gu lagi malas
meladeninya kali ini. Ryung Gu juga memilih untuk pergi karena alarm pulang
kerjanya udah berbunyi.
Hanya tinggal Jun Woong dan Koo Ryeon, berdua.
Dia mulai bertanya serius, kenapa Koo Ryeon bersikap seperti orang jahat? Di
matanya, Koo Ryeon itu orang baik. Dia mengatakan itu setelah melihat apa yang
Koo Ryeon lakukan pada Jae Soo dan ayahnya. Yang dikatakan oleh Jun Woong
adalah pujian, tapi Koo Ryeon nggak menerima pujian tersebut. Dia menyebut Jun
Woong adalah orang naif yang menganggapnya baik hanya karena dia sudah
menyelamatkan temannya dan membantunya.
“Aku datang dari Neraka,” beritahu Koo Ryeon.
“Jadi, jangan salah sangka,” peringatinya serius.
Suara dan tatapan matanya saat memberikan
peringatan tersebut sangat serius, dingin dan tegas hingga membuat Jun Woong
bergidik ketakutan. Bukan tanpa alasan Koo Ryeon mengatakan itu, karena memang
dia berasal dari Neraka. Di ingatan masa lalunya, samar-samar kita melihat Koo
Ryeon dengan pakaian hanbok putih saat masih seorang manusia, bertengkar dengan
seseorang. Pertengkaran itu mencapai puncak saat guci yang ada di kamar pecah
dan dengan tangan kosong, Koo Ryeon mengambil pecahan kaca dan berusaha
menusukkannya pada seseorang di hadapannya yang berusaha keras menahan
tangannya yang memegang pecahan kaca tersebut.
Tidak ada waktu bagi Koo Ryeon untuk larut
dengan masa lalunya. Sekarang, dia harus menemui Kaisar Giok untuk mendengarkan
hukuman atas pelanggarannya. Menurut peraturan mereka, Malaikat Maut dilarang
menggunakan kekuatannya di depan manusia dan Koo Ryeon melanggarnya dengan
menghentikan tabrakan yang harusnya terjadi pada ayah Jae Soo. Peraturan
lainnya, Malaikat Maut dilarang ikut campur pada kehidupan manusia dan
lagi-lagi, Koo Ryeon melanggarnya dengan mencegah ayah Jae Soo bunuh diri.
Kaisar Giok beneran pusing, soalnya, jika Koo Ryeon terus melanggar aturan, dia
juga bisa kesulitan. Dia nggak bisa terus memihak Koo Ryeon. Seperti yang dia
tahu, dia menghargai keseimbangan lebih dari apapun. Koo Ryeon sadar atas
kesalahan perbuatannya dan sudah siap untuk menerima sanksi disiplin apapun.
Diluar ruangan, Jun Woong mneunggunya dengan
cemas. Tidak lama, Ryung Gu datang dan bergabung dengannya. Dia tahu kalau Jun
Woong pasti buat masalah dan untungnya dia tiba tepat waktu. Jun Woong mau
masuk untuk ikut menanggung kesalahan karena ide ayam goreng kan idenya. Ryung
Gu nggak setuju. Memang Jun Woong yang punya ide, tapi keputusan ada di tangan
Koo Ryeon. Koo Ryeon sudah tahu itu, makanya dia yang bertanggung jawab. Dan
juga, memang mereka udah menyelamatkan orang yang mau bunuh diri, tapi
menyelamatkan dan melanggar peraturan adalah hal yang berbeda. Uh, udah
dinasehati panjang lebar, Jun Woong malah merasa Ryung Gu memihak Jumadeung dan
bukannya tim mereka. Ryung Gu jadi kesal dan menyebutnya kekanak-kanakkan.
Perdebatan mereka akan semakin sengit kalau
Koo Ryeon tdak kunjung keluar. Dan untungnya, dia keluar. Hukuman yang
didapatkannya adalah, dia harus mengenakan cincin yang menahan kekuatannya
sehingga tidak bisa digunakan. Dia harus mengenakan cincin itu selama sepekan.
Artinya, selama sepekan dia nggak bisa menggunakan kekuatannya sama sekali.
Memang, ada kemungkinan bahwa cincin itu bisa dilepaskan dengan paksa. Soalnya,
dulu, pernah ada Malaikat Maut yang berusaha melepas paksa cincin tersebut dan
hasilnya : Malaikat Maut itu menjadi abu. Wahhh, Jun Woong jadi semakin merasa
bersalah, tapi apa daya. Nasi sudah menjadi bubur. Untuk menebus kesalahan, Jun
Woong mengizinkan Koo Ryeon untuk memukulinya satu kali karena dia juga ikut
andil dalam pelanggaran Koo Ryeon. Wkwkwk. Koo Ryeon bukan orang
kekanak-kanakan, jadi,mana mungkin dia memukuli Jun Woong. Kalau dia merasa
bersalah, belikan saja dia kopi.
Cuss! Nggak pakai bicara lagi, Jun Woong
langsung menuju kedai kopi terdekat.
Hm, sepertinya, Jun Woong ini punya semacam
magnet pada dirinya yang bisa menariknya ke sesuatu bernama ‘problem’.
Bayangkan saja, padahal dia hanya harus pergi membeli kopi untuk Koo Ryeon +
Ryung Gu, eh, nggak sengaja dia malah bertemu dengan arwah Heo Na Young (yang
di episode 03. Arwah yang dijemput oleh Joong Gil dan teamnya) di café. Dia
emang udah berusaha berpura-pura nggak bisa melihat arwah, tapi, pada akhirnya dia
kalah juga dari Na Young yang mengejutkannya secara tiba-tiba. Alhasil, dia
nggak bisa berpura-pura lagi nggak bisa melihatnya. Na Young sangat amat ceria
sebagai seorang arwah. Dengan senyum lebar dia menyapa Jun Woong setelah
memastikan kalau Jun Woong adalah malaikat maut yang menyelamatkan orang yang
hendak bunuh diri. Dia amat senang bisa menemukannya karena sudah mencarinya
beberapa hari ini. Dia juga meminta di pertemukan dengan Koo Ryeon dan Ryung
Gu.
Yang aneh, darimana Na Young bisa tahu
mengenai mereka?
Flashback
Kita
kembali ke episode 03. Saat itu, dokter sedang berusaha menyelamatkan nyawanya,
namun, takdir berkata lain. Dia sudah ditakdirkan untuk meninggal hari itu. Hal
itu membuat suaminya sangat terpukul karna Na Young meninggal dalam kecelakaan
saat bersamanya. Na Young juga shock karena harus meninggal dan tidak bisa
menyentuh tubuh suaminya lagi.
Ditengah
itu, Joong Gil dan timnya datang menjemputnya. Makanya, dia memohon agar mereka
memberikannya kesempatan untuk berpamitan dengan suaminya. Dan sudah diduga,
Joong Gil tidak mengizinkan karena waktunya di dunia memang sudah berakhir. Mau
dia memohon apapun, keputusan Joong Gil sudah bulat, mengikuti aturan yang
berlaku. Tidak punya pilihan, Na Young harus mengikuti mereka.
Na
Young sangat penasaran mengenai apa yang akan terjadi padanya sekarang.
Malaikat yang mengawalnya menjawab kalau dia akan dibawa ke perusahaan untuk
menunggu persidangan lalu memutuskan tujuan akhirnya. Dunia akhirat tidak
sesederhana yang dipikirkan manusian. Di sana, mereka bisa saja bereinkarnasi
atau bekerja seperti dirinya.
Ditengah
perjalanan, mereka sempat melihat Joong Gil sedang bersama tim MR (saat dia
menjauhkan Jun Woong dari ruang rawatnya). Layaknya manusia, malaikat maut yang
mengantar Na Young malah ghibah membicarakan tim MR yang selalu membuat masalah
apalagi setelah ditambah personel baru. Na Young jelas kepo dan mau tahu apa
itu tim MR? Dan tanpa ragu, kedua malaikat maut yang mengawalnya menjawab kalau
tim MR adalah tim yang dibuat untuk mencegah orang melakukan bunuh diri.
Selagi
mereka asyik ghibah, Na Young langsung memanfaatkan kesempatan untuk kabur.
End
Dan disinilah Na Young sekarang. Bersama Jun
Woong berdiri di hadapan Koo Ryeon dan Ryung Gu. Ryung Gu udah capek menghadapi
Jun Woong, soalnya dia kan harusnya tahu kalau mereka bisa dapat masalah jika
terlibat dengan arwah kabur. Jun Woong tahu itu, tapi tetap saja memohon agar
Koo Ryeon dan Ryung Gu mendengarkan cerita Na Young. Koo Ryeon menasehati Na
Young untuk pergi ke alam baka karena dia sudah mati. Agar tidak terjadi
masalah dan kesalahpahaman, Koo Ryeon memerintahkan Ryung Gu untuk melaporkan
Na Young kepada tim Pengawal.
Baru juga mau menelpon, di ponsel mereka
tiba-tiba saja berbunyi notifikasi dari The Red Light. Target mereka kali ini
adalah Kang Woo Jin, 29 tahun dengan energi negatif 90%. Kang Woo Jin
berprofesi sebagai penyanyi dan penulis lagu. Baru-baru ini, dia selama dan
kecelakaan mobil, lalu ditemukan setelah meminum obat tidur dalam jumlah
banyak. Sekarang, dia sedang dirawat di rumah sakit karena kondisi
psikologisnya tak stabil.
Dan Kang Woo Jin adalah suami dari Heo Na
Young. Dialah alasan kenapa Na Young menolak ke alam baka.
“Hanya aku yang bisa menolongnya. Kumohon,
bantu aku,” mohon Na Young sambil menangis. Sangat memohon.
Sialnya, sebelum Koo Ryeon menjawab
permohonannya, tim Pengawal sudah tiba terlebih dahulu. Karena takut ditangkap,
Na Young langsung kabur. Dan Jun Woong malah mengejarnya. Entah apa yang
dipikirkan Koo Ryeon, dia malah menyuruh Ryung Gu membiarkan Jun Woong. Para
pengawal ternyata tidak melihat arwah Na Young dan menanyakannya pada Koo
Ryeon. Apa dia melihat arwah Heo Na Young disekitar sini karena dari alat
pelacak, mereka mendapati sinyal arwah Na Young ada di sekitar sana. Mereka
juga menjelaskan kalau Na Young adalah arwah yang sudah kabur selama 10 hari.
“Aku melihatnya. Sekarang, aku tidak tahu dia
ada dimana,” ujar Koo Ryeon, jujur.
Jawaban jujurnya malah ditanggapi sinis sama
tim pengawal. Dengan nada nyolot, dia memperingati Koo Ryeon agar tidak
mengganggu pekerjaan masing-masing. Perdebatan mulai terjadi. Ryung Gu juga
ikut di dalamnya dan menyuruh mereka untuk menghormati Koo Ryeong dengan
memanggil : “Bu Koo.” Baru juga Koo Ryeon dan Ryung Gu mau pergi, Joong Gil
mendadak muncul dan menenangkan anak buahnya karena Koo Ryeon dulunya adalah
bagian dari mereka, jadi dia pasti tahu betapa pentingnya arwah yang kabur dan
tidak akan membantu menyembunyikannya.
Huft. Koo Ryeon yang jujur, nggak bisa
mengelak dari ucapan tersebut dan mengakui kalau arwah Heo Na Young berhubungan
dengan kasus mereka, jadi mereka tidak bisa menyerahkannya.
“Angkuh sekali kau!” ujar Joong Gil dan
langsung menyudutkan Koo Ryeon ke dinding. “Kau yang kukenal tak begini. Namun,
kini, kau semakin banyak omong.”
“Aku hanya bicara saat diperlukan.”
“Jika terus menghalangiku, lain kali aku tak
akan menahan diri,” peringati Joong Gil, penuh emosi.
Ryung Gu hendak menolong, tapi Koo Ryeon memberi
tanda agar dia tidak mendekat. Setelah memberikan peringatan tersebut, Joong
Gil langsung memerintahkan anak buahnya untuk menambah personel dan menyisir
semua arena. Wow, sepertinya kali ini, Koo Ryeon bsa terlibat masalah besar
karena telah bersinggungan dengan Joong Gil. Walau begitu, dia nggak takut dan
malah memerintahkan Ryung Gu untuk pergi dan mencari Heo Na Young. Mereka harus
menemui Kang Woo Jin nantinya dan harus memastikan apakah Heo Na Young akan
berguna untuk menyelamatkan Woo Jin atau tidak.
Na Young pergi ke sebuah pemukiman dan naik ke
sebuah rumah menuju rumah atap. Itu adalah tempat tinggalnya bersama Woo Jin.
Rumah itu sekarang sangat berantakan dan disana sini penuh dengan botol miras.
Saat sadar kalau Jun Woong mengikutinya, Na Young langsung berteriak ketakutan
dan mau kabur lagi, takut kalau Jun Woong akan menyerahkannya ke tim pengawal.
Di saat yang sama, tim pengawal yang sudah menambah personel sedang menyisir
area di sekitar sana karna melacak sinyal posisi Na Young. Baru juga berhasil ditenangkan sama Jun Woong,
Ryung Gu mendadak muncul dan memberitahu mereka agar diam karena tim pengawal
ada di dekat sana.
Ctek! Secara nggak terduga, Ryung Gu
menjetikkan jarinya dan dalam sekejap, Na Young langsung tertidur. Otomatis,
begitu Na Young tertidur, sinyal yang menunjukkan posisi Na Young langsung
menghilang. Jun Woong yang nggak mengerti apa yang dilakukan Ryung Gu, malah
panik dan menyebut kalau Ryung Gu sudah membunuh Na Young karena dia tidak bisa
merasakan nafasnya lagi (ya iyalah, kan Na Young adalah arwah. Orang yang sudah
meninggal. Mana mungkin ada nafas lagi). Ryung Gu menghela nafas kesal sebelum
mengingatkan kalau Na Young itu sudah mati!
Ctek! Dan dalam sekali cetekan lagi, Na Young
langsung kebangun kembali. Ryung Gu memberitahu mereka kalau barusan, dia
menyembunyikan Na Young dari radar tim pengawal.
“Apa kau benar-benar bisa menyelematkan Kang
Woo Jin?”
“Ya. Aku bisa. Izinkan aku menyelamatkannya.
Kali ini, aku yang akan menyelamatkannya.”
Mendengar kata ‘lain kali’, Jun Woong jadi
penasaran. Apa dia bisa menjelaskannya dengan lebih rinci?
Jadi, dulunya, Na Young adalah seorang
ballerina. Dia sudah lama menekuni profesi tersebut hingga tidak ingat kapan
memulainya. Saat dia mulai merasa tidak bisa hidup tanpa balet, pergelangan
kakinya mulai sakit. Meski begitu, dia menahan sakit itu dan terus berlatih
karena dia akan bergabung dengan grup balet impiannya. Namun, sebelum dia
sempat bergabung, rasa sakit yang dirasakan pergelangannya, berubah menjadi
cedera dan dia harus menjalani operasi. Setelah operasi, pikirannya menjadi
kacau. Dia nggak bisa lagi menari balet dan merasa seluruh hidupnya menghilang.
Dalam rasa linglung tersebut, dia diam-diam
kabur dari rumah sakit dan hanya duduk di pinggir jalan, di bawah hujan deras.
Hari itu, dia berpikir untuk mati saja daripada hidup seperti itu. Namun,
seorang pria mendadak berdiri di sampingnya dengan sebuah payung besar dan
berujar : “Kurasa hujan akan segera reda.
Ini akan segera reda, jadi jangan kehujanan sendirian.” Sepertinya, saat
itu, dia tidak berniat benar-benar mati. Dan perkataan pria tersebut membuatnya
menangis. Sebelum dia sempat mengucapkan terimakasih, pria tersebut memberikan
payungnya padanya dan berlari masuk ke dalam bus.
Setelah pertemuan singkat tersebut, Na Young
mengira tidak akan pernah bertemu dengan pria tersebut lagi. Namun, takdir
berkata lain. Dia menemukan pria tersebut yang sedang melakukan pertunjukkan
musik di jalanan. Ya, pria itu adalah Kang Woo Jin. Saat dia menemukan Woo Jin,
hari itu juga hujan turun mendadak hingga pertunjukkan langsung bubar.
Terburu-buru, Woo Jin membereksan peralatan musiknya dan tiba-tiba saja,
seorang wanita memayunginya. Dengan senyum lebar, Na Young memberitahu namanya
: Heo Na Young.
Setelah pertemuan itu, Na Young mulai terus
mengikuti Woo Jin dengan dalih kalau dia adalah fans. Kalau Woo Jin nggak suka
menguntitnya, dia saja yang menguntit dirinya. Dia mengizinkannya. Woo Jin
tertawa kecil karena merasa aneh dengan pola pikir Na Young.
Selama mengikuti Woo Jin, Na Young menyadari
kalau Woo Jin adalah orang yang kesepian. Dia melakukan banyak sekali pekerjaan
paruh waktu, mulai dari menjadi pelayan café hingga pegantar makanan. Dan di
sela-sela waktu itu, dia selalu menyempatkan diri untuk menulis musik. Hidup
Woo Jin amat keras. Meskipun sakit, dia tetap saja memaksakan diri untuk
bekerja. Dan orang yang menunjukkan perhatian padanya adalah Na Young, gadis
aneh yang selalu mengikutinya. Perlahan, hati Woo Jin mulai terbuka untuknya.
Hubungan keduanya pun semakin dekat hingga
akhirnya mereka resmi pacaran.
--
Koo Ryeon berada di rumah sakit dan kali ini,
dia menyamar menjadi psikolog yang akan merawat Woo Jin. Sesi konsultasi mereka
adalah satu jam. Koo Ryeon menyetel alarm nya dan memberikan Woo Jin waktu
hingga dia mau bercerita mengenai kehidupannya. Alih-alih bercerita, Woo Jin
malah tetap diam dan terus mengingat kenangan indahnya dengan Na Young yang
semakin membuatnya merasa bersalah. Begitu jam konsultasi berakhir, Woo Jin langsung
berdiri dan hendak pergi. Sayangnya, Koo
Ryeon melarangnya pergi dan menyuruhnya mengeluarkan sebotol obat dari sakunya.
Woo Jin hendak bunuh diri lagi dengan minum sebotol obat.
“Kau pikir ini bisa membantumu bertemu orang
yang sudah mati?”
“Tahu apa kau? Kau mengharapkan apa dariku? Bersemangat
kembali? Menjalani hidup dengan baik agar Na-young tak bersedih? Omong kosong.”
“Kang Woo-jin.”
“Kau tidak tahu penderitaan yang kurasakan! Kau
bahkan tak bisa membayangkannya. Sudahlah. Masih banyak cara untuk mati.”
“Baiklah.
Mati atau tidak, itu urusanmu. Kau benar. Mana bisa mengerti jika belum
pernah mengalaminya. Semua orang hanya berlagak mengerti. Situasinya pasti
sangat berat. Kau pasti sangat terluka. Namun, bukan itu yang aku ingin tahu. Ada
alasan lain, bukan? Kenapa kau sampai sesedih ini.”
“Aku yang membunuhnya,” jawab Woo Jin. Saat Woo Jin mengatakan itu, dia teringat
kenangan masa kecilnya saat ayahnya dengan marah menyebutnya sebagai penyebab
‘dia’ terbunuh. Kemudian, saat dipemakaman Na Young, ayah Na Young menyebut Woo
Jin yang telah membunuhnya. “Aku yang membunuh Na Young! AKU YANG
MEMBUNUHNYA!!”
Jawaban yang benar-benar diluar dugaan Koo
Ryeon.
=-T O M O R R O W-=
Epilog,
Jun Woong meminta Koo Ryeon agar
mau mengenakan kostum ayam karena ini adalah hari ulang tahun Jae Soo, jadi
mari buat menyenangkan. Koo Ryeon dengan tegas menolak hingga bilang kalau
matipun dia nggak mau. Padahal ngomong begitu, tapi pada akhirnya, dia mau juga
mengenakan kostum tersebut.
Untuk menuju rumah sakit, mereka
memutuskan naik sepeda motor yang disediakan. Koo Ryeon yang menyetir dan Jun
Woong yang duduk dikursi belakang. Demi keamanan, dia memeluk pinggang Koo
Ryeon, tapi malah dimarahi : “Kau pikir aku pacarmu?” Ya udah, dia tukar dengan memegang pundak dan
dimarahi lagi : “Memangnya aku temanmu?” huft. Setelah diam sesaat, Jun Woong
memutuskan memegang atas helm Koo Ryeon dengan alasan kalau Koo Ryeon adalah
kepala timnya. Langsung saja dia dimaki habis-habisan sama Koo Ryeon.