Sinopsis
K-Drama : Tomorrow Episode 05 part 1
Sebelum memulai kisah Kang Woo Jin dan Heo Na
Young, mari kita melihat sedikit kisah Koo Ryeon selama masa hidupnya sebelum
menjadi Malaikat Maut.
Kita melihat kalau Koo Ryeon sudah dijodohkan
dengan seorang pria dan akan segera menikah. Dari gestur tubuh keduanya,
kelihatan kalau mereka saling menyukai. Dari obrolan mereka juga, kita tahu
kalau pria itu adalah prajurit militer yang menjaga perbatasan. Dia sangat
menyukai Koo Ryeon dan jadi menyesali keputusannya dalam memilih pekerjaan
karena akan sering meninggalkan Koo Ryeon. Ah, gimana Koo Ryeon nggak meleyot coba sama pria tersebut.
Ketika sedang berjalan-jalan, mereka mampir
melihat penjual giok. Koo Ryeon mengaggumi giok-giok yang dijual sementara pria
itu malah mengaggumi wajah Koo Ryeon. Sesuatu tiba-tiba saja terbersit di
benaknya saat melihat bubuk perias merah yang dijual sama penjual giok. Dia
mencoel bubuk tersebut dan mengusapkannya ke kelopak mata Koo Ryeon ketika dia
masih asyik melihat giok.
“Apa yang kau lakukan?” tanya Koo Ryeon,
kaget.
“Aku ingin melihat bagaimana penampilanmu dengan
riasan merah di mata.”
“Tolong hapus riasan ini.”
“Warna merah sangat cocok untukmu,” puji pria
tersebut.
“Kenapa kau memandangku begitu?”
“Aku mencintaimu,” jawabnya, lantang.
Dan tidak lama setelah itu, keduanya pun
menikah. Karena keduanya berasal dari keluarga yang cukup terpandang, maka
pernikahan keduanya berlangsung dengan meriah.
--
Dan kita kembali ke cerita utama.
Waktu 1 jam yang diberikan Koo Ryeon dalam
sesi konsultasi, digunakan oleh Woo Jin untuk mengingat semua kenangan indahnya
bersama Na Young. Dari Na Young yang memberikannya hadiah tanaman pohon mini
sebagai hadiah ulang tahun hingga kenangan saat Na Young melamarnya. Benar, Na
Young lah yang mengajak Woo Jin untuk menikah. Lamarannya di mulai dengan
sebuah basa basi. Na Young bercerita kalau di drama yang disukainya ada
perkataan kalau saat memasuki usia 30-an tahun, manusia akan menjadi pohon.
Yang terpenting adalah siapa yang membuat bunga di pohon itu mekar. Artinya,
hidupmu bisa berubah bergantung dengan siapa kau bertemu. Jadi, maksudnya,
bolehkah dia menjadi orang yang memekarkan bunga di pohon Woo Jin?
Saat itu, Woo Jin benar-benar tercengang,
kaget dan tidak percaya kalau Na Young akan melamarnya semendadak ini. Padahal,
dia juga sudah menyiapkan sesuatu untuk Na Young. dia sedang membuat lagu untuk
Na Young. liriknya masih belum selesai, tapi musiknya sudah.
Kenangan indah berganti menjadi kenangan
buruk. Na Young dan Woo Jin sudah menikah. Suatu hari, Na Young menawarkan
untuk menyetiri Woo Jin dan menyuruhnya untuk berisitrahat saja di kursi
penumpang. Dia tahu kalau Woo Jin lelah sudah begadang seharian membuat lagu.
Tidurlah dan ketika bangun nanti, dia sudah akan melihat hamparan laut. Dan
kemudian itu terjadi, ketika Woo Jin sedang tertidur di kursi penumpang. Supir
truk yang ada di jalur sebelah, menyetir dalam keadaan mengantuk sehingga dia
malah salah masuk jalur, ke jalur dimana mobil Na Young dan Woo Jin sedang
melaju. Kejadian itu begitu mendadak dan Na Young refleks memutar setir ke arah
kanan, ke arah kursi pengemudi.
Dan begitulah Woo Jin menghabiskan 1 jam sesi
konsultasinya. Tidak menceritakan apapun. Dan sama seperti scene terakhir di
episode 04, Woo Jin dan Koo Ryeon terlibat dalam perdebatan sengit hingga Woo
Jin berteriak kalau dialah yang telah membunuh Na Young! Jawaban yang diluar
sangkaan Koo Ryeon. Apalagi setelah sesi konsultasi tersebut, energi negatif
Woo Jin menjadi semakin tinggi : 96%. Dia langsung sadar kalau kasus kali ini
tidak akan mudah. Dia langsung menelepon Ryung Gu untuk memastikan apakah dia
sudah menemukan Na Young dan dimana dia berada sekarang?
Setelah tahu posisi mereka, Koo Ryeon langsung
pergi menemui mereka. Masih sama seperti tadi, Na Young memohon agar di berikan
kesempatan untuk menolong Woo Jin. Dia bisa menyelamatkannya. Koo Ryeon ragu.
Menurutnya, bertemu dengan Na Young malah bisa memperparah keadaan Woo Jin. Woo
Jin yang bilang sendiri kalau dia yang membunuh Na Young.
“Kurasa ada alasan lain kenapa dia mengatakan
itu,” lanjut Koo Ryeon.
“Sepertinya, kau harus menceritakan dengan
lebih detail lagi. Ini akan membantu kita menyelamatkan pak Kang,” pendapat Jun
Woong.
Baru juga mau bicara, malah Ryung Gu sudah
merasakan ada Malaikat Maut yang menuju ke tempat itu. Dan benar saja, saat
mereka mau kabur, di depan rumah sudah ada para Malaikat Maut yang siap untuk
membawa Na Young. Hm, kalau sudah begini, Koo Ryeon memberikan izin agar Ryung
Gu yang menangani mereka. Berbeda dengan penampilannya, Ryung Gu sangat kuat.
Dia dan para Malaikat Maut di depannya itu saling mengenal. Amat mengenal
karena mereka dulu pernah bekerja di tim yang sama. Dulunya, Ryung Gu bekerja
di tim Pembukuan Arwah. Ah, dia ingat kejadian 80 tahun yang lalu, saat mereka
ditugaskan untuk mengambil arwah pro Jepang. Saat itu, Malaikat Maut yang ada
di hadapannya malah salah mengambil nyawa yaitu membawa arwah pejuang
Kemerdekaan. Kesalahannya saat itu bisa diatasi berkat dirinya.
Ah, sudahlah daripada kelamaan berbincang,
lebih baik selesaikan masalah ini dengan cepat. One, two, three… semua Malaikat Maut yang menghalangi tersebut
dengan mudahnya dikalahkan oleh Ryung Gu.
Dan selama Ryung Gu mengatasi mereka, Koo
Ryeon membawa Jun Woong dengan Na Yeon ke rumah sakit dimana Woo Jin dirawat,
menggunakan mobil kantor yang dipinjamnya. Gimanapun dia butuh kendaraan karena
kekuatannya kan di segel sementara. Selama di perjalanan, Koo Ryeon menyuruh Na
Yeon menceritakan semuanya mengenai Woo Jin hingga Woo Jin mengira dirinya
sebagai pembunuh Na Yeon.
Begini ceritanya,
Woo Jin lahir dan pada saat yang sama Ibunya
meninggal. Oleh karena hal itu, ayah Woo Jin membenci Woo Jin dan menyebutnya
sebagai penyebab kematian Ibunya. Dia tidak pernah menyanyangi Woo Jin dan
bahkan marah saat Woo Jin membawa pulang hadiah ulang tahun teman-teman TK-nya.
Dia selalu menyebut Woo Jin sebagai pembunuh istrinya. Hingga di satu titik,
ayahnya pun memutuskan bunuh diri.
Sekarang, Woo Jin menjadi yatim piatu. Di
tempat pemakaman, orang-orang dewasa membicarakan mengenai Ibunya yang
meninggal ketika melahirkannya dan ayahnya yang bunuh diri. Mereka merasa
kasihan padanya dan sudah menyimpulkan kalau dia akan di bawa tinggal ke panti
asuhan. Ditengah rasa duka itu, secercah harapan muncul. Pamannya bersama
Istrinya, menerima Woo Jin dengan senang hati. Mereka membawa Woo Jin tinggal
bersama dengan mereka dan memperlakukannya dengan sangat baik, jauh lebih baik
daripada Ayahnya sendiri. Pamannya juga mempunyai seorang putri dan putrinya
juga sangat menyayanginya.
Sejak saat itu, Woo Jin tinggal bahagia
bersama keluarga Pamannya. Namun, kebahagiaan itu harus berakhir di suatu malam
saat masa SMA-nya. Ketika itu, dia pulang terlambat dan hujan sedang turun
dengan sangat deras. Saat dia tiba di rumah, rumah dalam keadaan gelap dan
nggak ada yang menyambutnya. Itulah saat mimpi buruknya di mulai kembali.
Keluarga pamannya sedang berada di luar dan mengalami kecelakaan mobil.
Semuanya meninggal di tempat.
Kini, Woo Jin benar-benar tinggal sebatang
kara tanpa sanak keluarga. Hidupnya menjadi hampa. Dia menyalahkan dirinya
sendiri sebagai penyebab dari kematian semua orang didekatnya. Dia hanya
menghabiskan hari demi hari tanpa melakukan apapun. Hidupnya hancur. Di suatu
malam, saat pikirannya sudah merasa sangat kalut, dia mulai minum banyak miras
dan hendak menyayat pergelangan tangannya sendiri. Dia hendak bunuh diri.
Namun, sebelum niat itu terlaksana, radio yang menyala, memutar sebuah lagu.
Lagu yang seperti isi hati Woo Jin. Liriknya menanyakan mengenai kesepian yang
dirasakan seseorang dan menyuruh orang itu untuk menutup mata dan langit biru
akan menyapa.
Sebuah lagu yang sangat menyentuh perasaan Woo
Jin hingga membuatnya menangis terisak-isak malam itu, membuatnya meluapkan
semua emosi yang selama ini di pendamnya jauh di dalam hatinya. Sejak saat itu,
Woo Jin mulai tertarik pada musik. Dia mulai belajar caranya membuat gitar dan
membuat lagu. Musik adalah satu-satunya harapan bagi Woo Jin.
Dan karena kecelakaan waktu itu, sekarang
tangan Woo Jin juga terluka. Na Young bisa merasa kalau Woo Jin pasti merasa
tidak punya apa-apa sekarang. Dia sangat mengkhawatirkan Woo Jin. Jun Woong
yang mendengarkan ceritanya, jadi penasaran, kapan Woo Jin dan Na Young
menikah?
Jawabannya, tidak ada. Dia dan Woo Jin tidak
menggelar upacara pernikahan. Alasannya, karena orang tua Na Young tidak
merestui hubungan keduanya. Mereka terpaksa mau menerima Woo Jin sebagai
pasangan Na Young, tapi dengan syarat, Woo Jin berhenti bermusik. Mereka menyuruhnya melakukan musik hanya
sebagai hobi. Demi Na Young, Woo Jin mungkin sanggup melakukannya. Tapi, saat
dia ke toilet sebentar dan kembali, dia malah mendengar Na Young dan orang
tuanya yang sedang berdebat sengit. Orang tua Na Young tidak suka dengan Woo
Jin dan menyebutnya musisi gagal. Kecewa, Woo Jin pun pergi dari sana tanpa
sepatah kata.
Na Young yang mengkhawatirkannya, pergi ke
rumahnya. Dia datang dengan membawa koper besar. Dia sudah memutuskan
meninggalkan rumah dan tinggal bersama Woo Jin. Bukannya bahagia, Woo Jin malah
mengusirnya. Dia merasa kalau Na Young tidak akan bahagia bersamanya karena
semua akan berakhir begitu (kematian keluarganya). Karena rasa takut itulah, dia mengusir Na
Young dari rumahnya. Tidak lama setelah dia mengusirnya, hujan turun dengan
lebat. Rasa khawatir mulai menghinggapi Woo Jin. Dia langsung lari keluar
membawa payung. Yang nggak disangka, Na Young masih ada di depan rumahnya,
ditengah hujan. Mengabaikan rasa marah dan pengusiran Woo Jin, dia tetap menyuarakan
rasa cintanya. Woo Jin seketika langsung menyesali keputusannya. Dia mencintai
Na Young dan dia meminta maaf atas perlakuannya tadi.
--
Saat Koo Ryeon dan yang lain tiba di rumah
sakit, Woo Jin sudah nggak ada di kamar rawatnya. Yang mereka temukan di sana
malah Joong Gil dan teamnya. Kali ini, mustahil bagi mereka untuk kabur atau
mengecoh mereka lagi. Ditengah pelarian, Na Young malah menghilang. Padahal
situasi sudah sangat pelik karena Koo Ryeon tidak bisa menggunakan kekuatan
sihirnya, tapi dia memaksakan diri untuk bertelopartasi yang membuat cincin
yang menyegel kekuatan sihirnya, mengeluarkan rasa sakit. Na Young yang
terpisah dari Koo Ryeon dan Jun Woong, ketangkap sama Joong Gil. Sebelum dia
sempat dibawa, Ryung Gu muncul dan melindunginya.
Joong Gil tentu marah. Dia masih ingat saat
pertama kali Koo Ryeon membawa Ryung Gu ke Jumadeung dan bilang kalau Ryung Gu
sangatlah berbakat. Saat itu, dia tidak menentang permintaan Koo Ryeon. Tidak
disangka, akan datang hari dimana Ryung Gu akan berani menentangnya seperti
ini. Selama Ryung Gu menghadapi Joong Gil, Na Young kabur dan akhirnya bertemu
dengan Jun Woong. Dengan nafas terengah-engah, dia memberitahukan apa yang baru
saja terajdi tadi.
Ryung Gu memang kuat, namun kekuatannya masih
berada di bawah Joong Gil. Nyawanya bisa saja menghilang untuk kedua kalinya
kalau Koo Ryeon tidak muncul untuk menyelamatkannya.