Sinopsis K-Drama : Tomorrow Episode 05 part 2

 

Sinopsis K-Drama : Tomorrow Episode 05 part 2



Masalah mereka dengan Joong Gil tidak akan berakhir jika mereka tidak menyerahkan arwah Na Young. Namun, mereka juga membutuhkan Na Young. Jika Koo Ryeon tidak segera menyelesaikan masalah ini dengan Joong Gil, mungkin mereka tidak akan sempat menyelamatkan Woo Jin. Dengan segala pemikiran tersebut, Koo Ryeon pun menawarkan sebuah kerja sama. Dia akan menandatangani Jaminan Pertanggungjawaban Malaikat Maut. Joong Gil cukup terkejut karena Koo Ryeon bertindak sejauh itu hanya untuk menyelamatkan satu kasus bunuh diri. Resiko dari tandatangan perjanjian tersebut nggak sebanding dengan yang akan diberikan Joong Gil. Joong Gil hanya akan memberikan waktu selama 2 jam kepada Na Young. Meski sangat tidak menguntungkan, Koo Ryeon tetap menyetujuinya.


Yang sangat nggak setuju dengan keputusan Koo Ryeon adalah Ryung Gu. Dia berusaha mencegah tapi Koo Ryeon mengabaikan teriakannya dan pergi dengan Joong Gil. Hanya Jun Woong yang bingung sendiri dengan pembicaraan mereka. Ryung Gu menjelaskan kalau kontrak itu ditandatangani, maka Malaikat Maut yang meminta bantuan harus melakukan apapun yang diminta oleh Malaikat Maut pemberi bantuan. Mereka tidak bisa menolak atau melarikan diri. Kontrak itu juga tidak dilindugi oleh perusahaan dan tidak bisa dibatalkan oleh siapapun.



Saat Koo Ryeon kembali, Ryung Gu dan Jun Woong langsung protes pada keputusannya. Namun, percuma saja, kontrak sudah ditandatangani dan tujuan utama mereka adalah menemukan Woo Jin dan menyelamatkannya. Jangan biarkan kontrak yang sudah ditandatangani oleh Koo Ryeon menjadi sia-sia.




Woo Jin benar-benar sudah merasa depresi akan hidunya. Dia menyalahkan dirinya sebagai penyebab kematian Na Young. Koo Ryeon memang berhasil menemukannya sebelum dia melompat, namun, sulit untuk menyakinkan Woo Jin agar tidak melompat. Bagi Woo Jin, dia hanya berkata-kata manis dan tidak mengerti bagaimana perasaannya. Semua orang selalu mempunyai prasangka. Dan itu yang dilakukan Woo Jin. Padahal, Koo Ryeon memahaminya. Dia terinagt kenangan masa lalunya ketika menikah. Kemudian, waktu berputar ke saat dia menjadi wanita dewasa dan mengayunkan pecahan kaca untuk menusuk pria yang ada dihadapannya. Setelah itu, dia teringat ketika orang-orang melemparinya dengan batu hingga kepalanya berdarah.



Koo Ryeon paham bahwa meski waktu sudah lama berlalu, mereka tidak akan bisa melupakan yang terjadi. Yang ada, ingatan mereka semakin jelas. Dan itu, sama menyakitkannya untuk mereka yang mati. Karna itu, dia mohon agar Woo Jin bisa sadar. Jika dia bunuh diri, dia tidak akan bisa bertemu Na Young meski keabadian telah berlalu! Heo Na Young sudah mati, tapi dia masih hidup. Terimalah.

Woo Jin tidak bisa menerimanya. Dia membenci dirinya karena sudah membuat Na Young meninggal. Dia merasa dirinya adalah monster yang seharusnya tidak dilahirkan. Selama dia menyalahkan dirinya, Na Young berada di sebelahnya dan menangis karena dia tidak menyalahkan Woo Jin sekalipun atas kematiannya. Dia ingin Woo Jin tetap hidup. Dia menyelamatkan Woo Jin dari kecelakaan itu. Koo Ryeon memberitahu Woo Jin kalau sudah insting manusia untuk membelokkan kemudi ke arah diri sendiri sebelum tabrakan. Namun, Na Young, dia membelokkan kemudi ke arah Woo Jin untuk menyelamatkannya.


Saat mengetahui kebenaran tersebut, hati Woo Jin menjadi semakin hancur. Dia tidak mengerti kenapa Na Young melakukannya padahal dia bukanlah siapa-siapa. Saat Koo Ryeon memberitahu alasannya, bahwa Na Young mencintai Woo Jin lebih dari diri sendiri, hal itu membuat Woo Jin semakin menyesal. Dia tetap saja melompat. Refleks, Koo Ryeon langsung menangkapnya. Sekarang, dia menyuruh Na Young untuk menepati ucapannya, menyelamatkan Woo Jin. Agar Na Young bisa berkomunikasi dengan Woo Jin, Koo Ryeon memakai kekuatannya meskipun dia harus menahan sakit karena berusaha melawan segel cincin. Berkat Koo Ryeon, Woo Jin maksud ke alam bawah sadarnya dan bertemu dengan arwah Na Young.



Keduanya langsung berpelukan erat, melepas rindu. Woo Jin terus meminta maaf karena bukan dia yang menyetir hari itu. Ini semua karenanya. Jika bukan karena dia, Na Young tidak akan meninggal. Alih-alih menyalahkannya, Na Young malah mengkhawatirkan tangan Woo Jin yang terluka. Dia juga bilang kalau moment indah dalam hidupnya datang setelah dia bertemu Woo Jin. Jika bukan karena Woo Jin, dia tidak akan ada di dunia ini. Woo Jin lah yang sudah menyelamatkannya hari itu. Dan kali ini, giliran dia yang menyelamatkannya. Tetaplah hidup dan bahagia.

“Kau tak akan sendirian. Aku akan menunggu di sini,” ujar Na Young.


Woo Jin tidak mau. Na Young tetap menyakinkannya. Woo Jin menunggunya di dunia dan dia akan menunggunya di sini. Saat mereka bertemu lagi, dia ingin Woo Jin membawakannya bunga terindah yang mekar dari pohonnya. Janjilah. Meski berat melepaskan Na Young, Woo Jin menyanggupinya. Dia juga berjanji, di dalam hidup ini, entah seberapa lamapun, hanya Na Young yang dicintainya.Dia akan hidup dengan baik demi mereka berdua.



Meski hanya pertemuan singkat, Woo Jin mendapatkan kembali semangat hidupnya. Energi negatifnya langsung berkurang drastis hingga 10 persen. Koo Ryeon berhasil menyelamatkannya, meskipun dia harus melukai tubuhnya sendiri karna memaksa memakai kekuatan yang disegel. Jun Woong sangat kaget saat menemukannya pingsan.


Tugas Na Young sudah selesai. Dia dengan rela pergi bersama tim Pengawal. Sebelum pergi, tidak lupa dia mengucapkan terimakasih teramat – amat pada tim MR yang sudah menolongnya.

--



Dan seperti yang sudah dijanjikan Woo Jin pada Na Young, dia memulai hidupnya kembali dengan sangat baik. Dia merapikan tempat tinggalnya yang di penuhi sampah dan botol soju. Dia juga rajin menyirami hadiah pohon mini di hari ulang tahunnya yang pernah diberikan oleh Na Young. Dia juga menyelesaikan lagunya untuk Na Young dan mulai bermusik kembali. Na Young memang sudah tiada, namun, tetap ada di hati Woo Jin. Dia menjalani hidupnya dengan sepenuh hati demi dirinya dan juga Na Young. 

--



Kasus Woo Jin juga tidak luput dari pengamatan Kaisar Giok. Dia memanggil Joong Gil untuk menanyakan kabar mengenai berselisihnya tim pengawal dan tim MR. Menaati peraturan memang penting, namun, bukankah Joong Gil bisa sedikit fleksibel? Joong Gil membalas pertanyaan itu dengan pernyataan kalau semua arwah punya kisah masing-masing dan kenapa dia harus mengecualikan Na Young?

“Kasus itu tak perlu kau lakukan langsung, kenapa kau pergi ke sana?” tanya Kaisar Giok, kembali.

“Aku ingin melihat langsung orang yang ingin mereka selamatkan,” jawab Joong Gil.

Sekarang, Kaisar Giok ingin tahu pendapatnnya setelah melihat langsung kerja tim MR. Jawabannya, Joong Gil semakin membenci mereka (yang mau bunuh diri). Dia tidak mengerti kenapa mereka dengan mudahnya memilih mati padahal mereka akan berubah pikiran hanya dengan beberapa kata.

“Pikirkan perasaan orang yang memilih mati karena tak ada yang mengatakan kata itu pada mereka. Percayalah, tak ada seorangpun yang dengan mudah memilih mati,” tegas Kaisar Giok. 


1 tahun yang lalu,

Kaisar Giok mengatakan rapat dengan semua manajer tim. Ini terkait Ha Dae Su, pemimpin Neraka, yang mengajukan keluhan dan meminta jumlah arwah di Nerakan di kurangi. Sekarang, di Alam Baka sudah di penuhi arwah dan sekarang pun di Neraka. Jadi, dia sudah merencanakan sesuatu untuk waktu yang lama. Mereka nggak bisa mengabaikan banyaknya jumlah kasus bunuh diri di Neraka. Bagaimana kalau mereka menguranginya dengan mencegah orang – orang bunuh diri?

“Tidak bisa. Mereka telah kehilangan kesempatan mereka. Kenapa kita harus memberikan mereka kesempatan untuk hidup lagi,” tentang Joong Gil.


“Mencegah mereka bunuh diri akan memberi mereka hidup sesuai takdir. Bukankah itu akan membantu mengendalikan keseimbangan antara Alam Baka dan Neraka,” jelas Kaisar Giok.

Yang lain tetap saja menolak. Kaisar Giok nggak menyerah dan juga dia sudah membentuk tim untuk masalah ini yang diberi nama Tim Manajemen Risiko yang akan dijalankan Malaikat Maut terpilih. Jika hasilnya baik, mereka akan tambahkan personel. Tentunya, jika hasilnya tak memuaskan, tim itu akan dibebarkan. Dan posisi manajer tim akan diberikan kepada Koo Ryeon, salah satu Malaikat Maut Terbaik di tim Pengawal yang bertugas mengawal arwah para penjahat.

--


Dan dimasa sekarang, saat Joong Gil berpas-pasan dengan Koo Ryeon, dia mengingatkan kontrak yang sudah ditandatanganinya. Dia belum memberitahu apa yang diinginkannya, tapi dia ingin Koo Ryeon ingat kalau dia bisa meminta apapun dan Koo Ryeon harus menepatinya.

--



Koo Ryeon sedang berada di kantor untuk menulis surat permohonan maaf untuk direktur. Kebetulan Jun Woong baru datang, jadi dia meminta Jun Woong untuk mengisi tinta. Direktur mereka adalah orang yang kolot dan menyuruh untuk menulis surat permohonan maaf dengan tangan untuk menunjukkan ketulusan.

“Bu Koo. Ada sesuatu yang ingin kuketahui. Apa kejahatan Kang Woo-jin di kehidupan lampau sampai dia kehilangan banyak orang yang disayanginya?”

“Karma di kehidupan lampau tak ada hubungannya dengan kematian.”

“Apakah itu takdir?”



“Juga bukan takdir. Umur seseorang ditentukan saat mereka mati secara wajar. Meskipun takdir itu ada, itu berkaitan dengan hubungan sebab-akibat yang rumit. Juga ada banyak pilihan dan konsekuensi yang mengikutinya. Sopir truk penyebab kecelakaan tak akan mengantuk, jika saja perusahaan tidak menekannya untuk bekerja tanpa henti, mendesaknya bekerja lebih cepat, dan membuatnya menyetir hari itu, meski belum tidur berhari-hari. Maka Nona Heo bisa hidup sampai usia yang seharusnya. Jadi, selain kematian yang alami, kematian bisa disebabkan banyak faktor seperti kejahatan atau kecelakaan, bukan karena karma dari kehidupan lampau yang harus dibayar.”

“Jadi Kang Woo-jin…”

“Itu serangkaian kebetulan. Namun, hikmahnya adalah tidak peduli berapa kali mereka terlahir kembali, pada akhirnya mereka akan bertemu kembali.”

“Itukah yang dinamakan takdir?”

“Orang yang ditakdirkan bersama akan terhubung dengan benang merah melampaui jiwa mereka. Kecuali mereka sendiri yang memutuskan benang itu, tak peduli berapa kali bereinkarnasi, mereka akan bertemu orang itu lagi.”

“Memutuskan sendiri benang itu… maksudmu dengan bunuh diri?” tanya Jun Woong, penasaran.

“Ya. Mereka dihukum dengan dipotongnya semua takdir yang melekat pada diri mereka.”


“Kejam sekali. Kehilangan semua orang yang seharusnya ada di dalam hidupmu, tak akan bisa bertemu lagi di kehidupan selanjutnya,” komentar Jun Woong.

“Kau sudah melihatnya sendiri, bukan hanya yang ditinggalkan yang bersedih, orang yang pergi juga merasakan hal serupa. Jadi… Aku percaya itu adalah tugas orang yang esok masih hidup untuk mencintai dan peduli kepada orang di sekitarnya selama masih berada di Dunia Fana.”

“Selama ini aku terlalu menganggap enteng semuanya. Bagaimana kalian berdua bisa melakukannya selama ini? Ini tetap terasa menyakitkan meski kutahu ini bukan urusanku. Apa kau sudah terbiasa?”

“Tidak. Bahkan setelah ratusan tahun, aku masih tidak suka melihat orang dipisahkan oleh kematian, juga penderitaan mereka,” jawab Koo Ryeon.

=-T O M O R R O W-=

 

 



Epilog,

Kali ini, epilog di akhiri dengan lagu yang dibuat oleh Kang Woo Jin untuk Heo Na Young. Saat menyanyikan lagu itu, dia terus mengingat kenangannya bersama Heo Na Young. Lagu yang indha, namun, di saat yang sama terdengar menyedihkan dan membahagiakan. Berisi harapan.


Post a Comment

Previous Post Next Post