Sinopsis K-Drama : Tomorrow Episode 08 part 1
10 tahun yang lalu,
Koo Ryeon saat itu masih bekerja di tim
Pengawal dan merupakan salah satu anak buah kepercayaan Joong Gil. Suatu
ketika, saat mereka sedang berjalan-jalan bersama, Koo Ryeon bertanya suatu
hal. Alasan kenapa Joong Gil tidak pernah tidur? Pertanyaan itu membuat Joong
Gil tersenyum. Koo Ryeon sudah bekerja untuknya selama 200 tahun dan ini
pertama kalinya Koo Ryeon mengajukan pertanyaan. Meski begitu, dia tetap
menjawabnya. Dia bukannya tidak tidur, tetapi tidak bisa. Dia merasa takut
untuk tidur. Saat tidur, kejadian mengerikan di masa lalh terus terulang di
benaknya. Dia bisa merasakan kesedihan dan amarah. Ketidakpercayaan dan
keputusasaan. Lalu, ketidakmampuan. Orang yang ada di mimpi itu mirip seperti
dia, tapi Joong Gil menyangkal kalau orang yang dimimpikannya adalah dirinya.
Makanya, dia benci tidur karna takut bermimpi buruk. Dia takut untuk tidur.
Mendengar jawaban Joong Gil, entah kenapa
ekspresi Koo Ryeon terlihat berbeda.
Episode 6 : Makelar
Jun Woong sedang membuat laporan kasus bunuh
diri Ye Na untuk diserahkan. Ketika membuat laporan itu, dia baru mengingat ada
yang aneh ketika itu. Saat dia menyelamatkan Ye Na, Ye Na sedang mencoba bunuh
diri dengan menghirup gas Nitrogen. Yang aneh, darimana Ye Na mendapatkan dua
tabung besar gas tersebut? Ketika dia mencari artikel di internet mengenai gas
bunuh diri, ada banyak artikel berita orang-orang bunuh diri baru-baru ini
menggunakan gas Nitrogen.
Rasa ingin tahu yang amat besar langsung
menyerang Jun Woong. Esoknya, dia mengatur waktu temu dengan Ye Na. Kondisi Ye
Na sudah jauh lebih baik daripada terakhir kali mereka bertemu. Makanya, Jun
Woong semakin berani untuk bertanya, darimana Ye Na mendapatkan gas Nitrogen
tersebut? Untunglah Ye Na mau memberitahu. Dia waktu itu menulis sesuatu di
medsos tentang keinginannya untuk mati. Setelah postingan itu, suatu hari,
seseorang mengirimkan pesan pribadi. Orang itu bilang bisa membuatnya mati
tanpa merasa sakit.
--
Sementara itu, Ryung Gu bersikap amat baik
hari ini pada Koo Ryeon. Ah, Koo Ryeon langsung tahu kalau pasti sudah waktunya
penilaian kinerja karyawan. Jadi, setiap tahun mereka ada rutinitas mengisi
angket penilaian kinerja karyawan untuk rekan masing-masing di departemen yang
sama. Makanya, Ryung Gu bersikap baik agar Koo Ryeon menuliskan hal baik di
angket tersebut dan memberikan nilai yang baik juga. Padahal, jika dia nggak
melakukan itu, Koo Ryeon pasti memberikan nilai yang bagus karena kinerja Ryung
Gu emang bagus.
Tiba-tiba Jun Woong muncul dengan wajah panik
untuk memberitahu penemuannya. Dia sama sekali nggak peduli mengenai penilaian
karyawan. Yang penting, dia menemukan orang yang menghasilkan uang menggunakan
bunuh diri. Biar lebih gampang, dia menunjukkan artikel berita mengenai kasus
bunuh diri serupa yang hampir dilakukan Ye Na, menggunakan gas. Para korban
akan membeli gas dari seorang makelar. Pembayaran dilakukan dengan mata uang crypto sehingga tidak bisa dilacak. Saat
membaca artikel itu, Ryung Gu jadi ingat dengan kasus yang pernah mereka
tangani, sekelompok orang yang mencoba bunuh diri dengan menghirup asap knalpot
mobil (saat di episode 1, bagian pembukaan).
Setelah mendengarnya, Jun Woong jadi semakin
bersemangat untuk menangkap pelaku tersebut. Koo Ryeon dan Ryung Gu nggak mau
dan melarangnya ikut campur. Itu bukanlah tugas mereka. Tugas mereka adalah
membantu mereka menjalani hidup sampai ajal menjemput. Hanya sampai itu. Mereka
hanya bisa ikut campur hanya khusus untuk orang yang muncul di aplikasi The Red Light. Dan juga, tidak akan ada
habisnya jika mereka mulai mencampurini manusia. Pada akhirnya, mereka akan
terlibat banyak masalah seperti politik, masyarakat, perang dan politisi.
Mewujudkan ketertiban sosial adalah tugas manusia.
Ryung Gu menambahkan alasan mereka semakin
tidak boleh ikut campur adalah karena tim MR masihlah tim percobaan. Banyak
orang di Jumadeung yang tidak setuju dengan pembentukan tim mereka. jadi, maksudnya,
jangan mereka membuat masalah yang bisa dijadikan celah untuk menjatuhkan tim
mereka.
Bukannya memahami Koo Ryeon dan Ryung Gu, Jun
Woong tetap saja bersikeras kalau mereka harus menangkap dalangnya. Dia terus
memohon Koo Ryeon agar mau bergerak. Ryung Gu mulai marah dan menegaskan dengan
keras kalau tugas mereka bukanlah menegakkan keadilan! Jun Woong malah
berteriak emosi dan pergi dari sana. Dia mau tetap menangani kasus ini
sendirian.
Caranya? Dia ke kantor polisi dan memberitahu
kecurigaannya mengenai orang yang menjual alat bunuh diri kepada orang yang
ingin bunuh diri. Buktinya, dia menemukan sebuah komunitas daring yang
membicarakan bunuh diri. Dia mendapatkan linknya dari Ye Na. Masalahnya, ketika
dia menunjukkannya ke polisi, link itu sudah tidak berfungsi dan mengalihkannya
ke iklan. Oleh sebab itu, polisi nggak percaya padanya. Mereka baru mau
bertindak kalau sudah mendapatkan bukti konkret. Jawaban itu membuat Jun Woong
jadi emosi. Namun, percuma saja dia emosi kalau tidak ada yang mendengarkan dan
dia malah diusir dari sana.
Kesal karena tidak ada yang mau
mendengarkannya, baik di Alam Baka maupun di Dunia Fana, Jun Woong memutuskan
bertindak sendiri. Dia mengikuti cara Ye Na, yaitu membuat komentar seolah mau
mati di medsos. Dan benar saja, tidak lama kemudian, seseorang mengirimkannya
link ke sebuah chatroom. Di sana, mereka harus memasukkan ID mereka. Jun Woong
membuat ID bernama “Jumadeung.” Di dalam sana, ada beberapa orang juga yang
bergabung yaitu : Pria Pemalu, Salam Terakhir, Sampai Jumpa, Matahari Terbenam
dan terakhir Malaikat Maut.
Yang membuat dan mengundang mereka semua ke
chatroom tersebut adalah seorang ber-ID : Malaikat Maut. Dia menjanjikan mereka
kematian tanpa rasa sakit. Supaya nggak ribet menjelaskan, dia menunjukkan sebuah
video. Video itu menampilkan seseorang (yang wajahnya tidak diperlihatkan)
sedang menutupi kandang tikus dengan sebuah plastik yang telah diberikan
lubang. Dari lubang tersebut, dia memasukkan selang pipa yang terhubung dengan
gas nitrogen. Hasilnya, tikus yang berada di dalam kandang, meninggal.
Agar lebih menyakinkan mereka kalau kematian
itu tanpa rasa sakit, Malaikat Maut memberitahu kalau dia juga mau mati karena
depresi berkepanjangan. Jadi, dia mengerti mereka lebih dari siapapun. Dan kali
ini, dia berencana untuk mati bersama mereka. Orang dengan ID : Pria Pemalu,
langsung membalas kalau dia mau ikut. Setelah balasan itu, satu persatu yang
bergabung dengan chat menjawab kesediaan mereka untuk bergabung. Dan sebelum
pergi ke tempat mereka akan melakukan bunuh d*** massal, Jun Woong kembali ke
kantor untuk mengambil beberapa peralatan seperti tali, stunt gun dan tongkat,
untuk jaga-jaga mengalahkan pelaku. Pas sekali kantor dalam keadaan kosong.
Tempat mereka bertemu adalah di sebuah gedung
terbengkalai di pinggiran kota. Saat dia tiba sudah ada seorang pemuda, seorang
gadis dan seorang bapak. Masing-masing memberitahu ID mereka. Si pemuda adalah
si pemilik ID : Pria Pemalu. Si gadis adalah Matahari Terbenam. Si bapak adalah
Salam Terakhir. Malaikat Maut yang belum datang. Dia akan datang dengan alat
yang diperlukan.
Berarti, ada satu orang yang nggak datang.
Orang dengan ID : Sampai Jumpa. Pria Pemalu langsung berkomentar kalau Sampai
Jumpa adalah seorang pengecut padahal semua orang sudah memberanikan diri untuk
datang. Jun Woong langsung membela Sampai Jumpa dan ditanggapi sinis sama Pria
Pemalu. Biar nggak ketahuan, Jun Woong pun berbohong kalau suasana hatinya
mudah berubah. Sembari menunggu Malaikat Maut datang, Pria Pemalu mengajak
mereka untuk minum sambil membicarakan alasan mereka melakukan ini.
Matahari Terbenam adalah seorang pianis. Dia
sudah bekerja keras tapi selalu kalah dengan orang lain. Dan dia terlalu takut
untuk memulai sesuatu di umurnya ini. Padahal, saat masih muda, dia percaya
kalau kerja keras tidak akan mengkhianati hasil. Saat melihat teman-temannya
yang kurang berbakat tapi bisa mengadakan resital karena koneksi keluarga, itu
membuatnya membenci dirinya. Dia merasa sangat lelah.
Salam Terakhir adalah seorang pensiunan.
Setelah pensiun, dia hanya sendiri saja di rumah dan itu membuatnya merasa jadi
orang paling tidak berguna bagi keluarganya. Dia pikir sudah mencurahkan
seluruh hidupnya untuk keluarga. Kenyataannya, dia tidak pernah melakukan
sesuatu untuk dirinya. Semua terasa sia-sia.
Mendengar cerita mereka, Jun Woong memberikan
beberapa saran. Ke Matahari Terbenam, dia menyemangati kalau dia masih muda dan
masih bisa mencoba hal lain. Ke Salam Terakhir, dia menyarankan supaya dia bisa
mencari kegiatan dengan melakukan hobi atau memulai bisnis. Karena semua
komentarnya itu, Pria Pemalu merasa kalau Jun Woong seperti bukan orang yang
mau b*n*h diri. Berbeda dari mereka.
Jun Woong terdiam sesaat. Biar tidak ketahuan
mengenai niat aslinya. Dia mulai mengarang alasannya mau melakukan ini. Dia adalah pencari kerja. Ayahnya meninggal
saat dia masih kecil dan ibunya membuka kedai untuk membiayai pendidikannya.
Dia bekerja keras demi mencapai tujuannya. Jika memikirkan Ibu, adik perempuan
dan ayahnya yang sudah tiada, dia merasa tidak boleh lelah. Namun, kenyataan
begitu berat. Setiap mendapat kabar bahwa dia tidak lolos, dia merasa waktunya
terbuang sia-sia. Itu yang membuatnya datang kemari.
Cerita itu membuat semua orang jadi merasa
berempati. Biar nggak larut dengan situasi, Jun Woong meminta izin ke toilet.
Padahal, sebenarnya dia berkeliling gedung itu, mencari jalan yang bisa
digunakan untuk kabur nantinya. Di saat itulah dia melihat kedatangan seorang
pria bertubuh besar yang membawa banyak tabung nitrogen. Dengan panik, Jun
Woong langsung kembali ke lantai bawah dan memberitahu semuanya kalau Malaikat
Maut sudah sampai dan mereka semua harus pergi. Jun Woong memberitahu mereka
kalau orang itu adalah penipu yang memanfaatkan mereka demi uang. Nantinya,
orang itu tidak akan mati dan mencari lagi orang yang ingin mati. Makanya,
mereka harus segera pergi.
“Mau diperalat atau tidak, bukankah mati lebih
baik?” ujar Matahari Terbenam.
“Tidak. Meski bisa melakukannya sendiri, kalian
tetap datang jauh-jauh ke sini. Bukankah itu karena ingin cerita kalian
didengar seseorang? Ayolah. Bukankah kalian datang dengan harapan seseorang
akan menghentikan kalian?”
“Tapi kita sudah berjanji untuk mati bersama,”
ingatkan Salam Terakhir.
“Tidak! Kumohon jangan menyia-nyiakan hidup
kalian untuk sampah seperti dia. Hargailah hidup kalian,” mohon Jun Woong. “Kartu
nama. Ini kartunya. Hubungi nomor ini dan mereka akan mendengarkanmu. Mereka
akan dengarkan semua yang ingin kalian katakan. Jadi, hubungi nomor ini.
Sekarang, ayo kita keluar,” ujar Jun Woong sambil memberikan ke mereka kartu
nama Koo Ryeon dan Ryung Gu.
Akhirnya, setelah memikirkannya, Matahari
Terbenam dan Salam Terakhir mau kabur dari sana menggunakan pintu belakang.
Hanya Pria Pemalu yang tetap bertahan. Dia nggak mau pergi mau seperti apapun
Jun Woong memohon. Sialnya, pria bertubuh besar itu sudah keburu masuk. Jun
Woong yang udah pernah mati sekali, nggak merasa takut dan mencoba melawan pria
tersebut. Dari segi fisik saja mereka sudah kalah. Dari segi teknik bertarung,
Jun Woong juga kalah. Namun, dia nggak menyerah dan terus berusaha melawan pria
tersebut. Di saat pria itu lengah, dia berhasil mengantukkan kepalanya dengan
keras ke bawah dagu pria itu sehingga dia langsung pingsan. Jun Woong berhasil.
Tidak! Pria Pemalu malah tiba-tiba
menyerangnya. Dia memukuli kepala Jun Woong hingga pingsan.
--
Sementara itu, di Jumadeung, Joong Gil
ketiduran. Dan dia mulai memimpikan mimpi buruk itu lagi. Mimpi dimana
seseorang berwajah mirip sepertinya mengenakan hanbok, membunuh beberapa pria.
Dia nggak tega sama sekali untuk menghunuskan pedangnya.
“Tidak
peduli seberapa banyak bajingan yang berani melontarkan hinaan itu, aku akan
menghabisinya.”
Ketika sudah membunuh orang-orang itu, dia
berjalan pergi dan seseorang muncul dihadapannya. Hal itu membuat Joong Gil
langsung terbangun dari mimpi buruk tersebut.
--
Koo Ryeon dan Ryung Gu beneran kesal karena
Jun Woong pergi sesuka mereka. Awalnya, mereka mau membiarkannya, tapi Ryung Gu
melihat kalau lemari penyimpanan mereka terbukan dan isinya ada yang
menghilang. Ah, mereka langsung tahu kalau Jun Woong pasti pergi menangkap
broker tersebut. Untunglah. Sangat beruntung. Ryung Gu sudah antisipasi. Dia
sadar kalau Jun Woong itu suka buat masalah, jadi dia memasangkan alat pelacak
di ponsel Jun Woong. Nggak disangka, dia akan menggunakannya sekarang.