Sinopsis K-Drama : Tomorrow Episode 09 part 2

 

Sinopsis K-Drama : Tomorrow Episode 09 part 2


Hun merasa sangat bersalah karena mengira Kong pergi akibat ucapannya. Dia memohon agar Koo Ryeon dan Ryung Gu mempertemukannya dengan Kong. Baginya, Kong bukan hanya sekedar peliharaan, melainkan keluarga. Koo Ryeon mengerti dan menyruuh Hun menunggu di café tersebut sementara dia pergi menjemput Kong.

--


Koo Ryeon sekarang sedang berusaha menjemput Kong yang masih tidak ingin bertemu dengan Hun.

“Bisakah kau berhenti keras kepala? Kau juga tahu waktunya tidak lama lagi. Ini bukan hal mudah memilih untuk mengakhiri hidupmu. Aku mengerti. Kau pasti sangat ketakutan sendirian. Kau pasti memikirkan Hun dan merindukannya. Kau tidak bisa pulang karena tak ingin dia melihatmu mati. Namun… tahukah kau jika Kim Hun mencarimu mati-matian?” bujuk Koo Ryeon.

“Meninggalkan rumah adalah pilihan Kong,” ujar Jun Woong, menginterupsi dan mendukung agar Kong tidak kembali ke Hun. “Jika kita biarkan Hun melihat Kong, bagaimana perasaan Kong? Bagaimana dengan keputusan Kong?”

“Jika Kong mati seperti ini, Hun akan merindukannya dan hidup penuh penyesalan karena tak bisa melindunginya. Kita tidak bisa membiarkannya hidup dengan perasaan itu,” pendapat Ryung Gu.

“Choi Jun-woong. Apa kau tahu seperti apa tersiksanya berpisah tanpa ucapan selamat tinggal? Seperti memilih neraka abadi untuk melepaskan diri dari penderitaan sekarang,” tegur Koo Ryeon. “Kim Hun bilang kau adalah keluarga yang dia cintai. Bagaimana denganmu? Kau juga merasa begitu, 'kan? Aku tahu apa yang kau khawatirkan. Kau khawatir dia akan mengalami kesulitan dan sedih jika kau mati di sisinya. Kau pergi karena tidak menginginkannya merasakan sakit itu. Namun, itu perkara untuk orang yang ditinggalkan. Justru egois jika tak membiarkannya menghadapi itu. Tentu saja sulit dan menyedihkan saat keluarga yang dicintai pergi selamanya. Namun, kau harus melalui itu untuk bisa merindukan orang yang dicintai tanpa beban. Mungkin menyakitkan mengenang yang sudah tiada sekarang, tetapi rasa rindu… tercipta dari kenangan akan kebahagiaan. Ini kesempatan terakhirmu untuk menghabiskan waktu bersamanya. Tersenyumlah untuk salam perpisahan terakhirmu,” nasehati Koo Ryeon.


Setelah mendengar itu, Kong akhirnya mau ikut dengan Koo Ryeon. Sebelum pergi dengan Kong, Koo Ryeon menyuruh Jun Woong untuk tetap di sana merenungkan perkataannya baru datang.



Sesuai janji, Koo Ryeon mempertemukan Kong dengan Hun. Namun, Kong masih sedikit ragu untuk menghampiri Hun. Koo Ryeon dan Ryung Gu tahu dia butuh waktu, jadi mereka menyingkir agar Kong bisa memutuskan, mau berlari ke Hun atau tidak? Hun terlihat sangat khawatir dan mengaku salah, tapi tidak seharusnya Kong begini. Seharusnya Kong tidak pergi saat sakit dan malah mau bunuh diri.

“Karena ia merasa bersalah,” ujar Jun Woong, yang datang bergabung dengan mereka. “Ia merasa bersalah sudah menyebabkanmu terluka, menjadi sakit-sakitan, dan menyusahkanmu karena mengkhawatirkannya. Dia merasa bersalah.”

“Kenapa memikirkan hal konyol seperti itu?”

“Karena tak mau keluarga yang dicintai bersedih dan menderita.”


“Kong. Akulah yang merasa bersalah padamu. Harusnya aku merawat dan menghabiskan lebih banyak waktu denganmu. Harusnya aku memastikan apa kau sakit, apa yang kau lakukan di rumah kosong saat aku tak ada, dan apa kau kesepian. Aku ingin memberikan semua yang kau inginkan.Karena… sejak kedatanganmu, aku selalu bahagia. Kau satu-satunya yang mencintaiku tanpa syarat. Kau selalu menghiburku. Kau tak pernah berubah. Aku akan sangat kesepian tanpamu. Kong, kau harus menjagaku sampai akhir. Biarkan aku di sisimu sampai akhir, ya?” ujar Hun, mencurahkan semua peraaannya.



Mendengar semua itu, Kong terlihat sedih. Dia pun berlari ke pelukan Hun. Sayang sekali, umur Kong udah nggak panjang. Malaikat Maut yang bertugas mengawal arwah hewan sudah datang untuk menjemput Kong. Sedikit beruntung karena Ryung Gu dan Jun Woong ada di sana, jadi mereka sedikit mengancam dan mengintimidasi Malaikat Maut itu untuk memberikan waktu bagi Kong dan Hun setidaknya 1,5 jam. Lagian, Malaikat Maut itu sudah sering terlambat menjemput arwah hewan, jadi bertambah 1 juga nggak akan masalah. Karena takut, Malaikat Maut itu mau menuruti mereka. Dia akan memberikan 1.5 jam, tidak lebih.


Koo Ryeon juga memberitahukan ke Hun kalau waktu Kong sudah tidak lama lagi. Jadi, habiskanlah saat-saat terakhir bersama Kong. Karena ini yang terakhir, jangan saling menyatakan penyesalan. Nikmatilah waktu mereka. Seperti yang dikatakan oleh Koo Ryeon, Hun pun memanfaatkan waktu terakhirnya dengan Kong, dengan mengajaknya jalan-jalan, seperti yang sering mereka lakukan. Energi negatif Kong di aplikasi The Red Light juga sudah turun hingga 30 persen.


Waktu Hun dan Kong terasa amat singkat padahal mereka sudah bersama sejak kecil.

“Kong. Kau mungkin tak mengetahuinya, tapi setiap memikirkan saat terakhir kita, aku selalu memikirkan apa yang harus kulakukan. Aku tak menemukan jawabannya. Aku akan berusaha tak terlalu bersedih. Karena jika aku sedih, itu akan membuatmu sedih, Kong. Terima kasih telah mencintaiku dan segala kekuranganku. Dan selalu ada untukku. Meski kau pergi dari hidupku, aku akan bekerja keras dan merindukanmu dengan hati yang gembira. Jadi, tunggulah aku. Saat kita bertemu lagi, aku akan bermain denganmu setiap hari. Aku tak akan membuatmu kesepian lagi. Jadi, di hari kita bertemu lagi…,” janji Hun. Dan saat dia mengatakan itu, mata Kong semakin meredup. “Kong… Tak apa-apa. Aku di sini, jangan takut. Kong. Tak apa-apa. Selamat jalan. Selamat jalan, adikku Kong.”


Di perpisahan terakhir tersebut, Kong amat bahagia bisa bersama dengan Hun. Dia tersenyum.


Meskipun baru mengenal sesaat, Jun Woong, Ryung Gu dan Jun Woong juga ikut bersedih dengan kematiannya. Meski begitu, mereka takjub melihat hewan peliharaan selalu setia pada pemiliknya di saat hubungan manusia bisa berubah bahkan antara orang tua dan anak. Entah apakah ada manusia yang setulus hewan. Kalaupun ada, itu hanyalah bayi yang baru lahir.

--



Setelah perpisahan dengan Kong, Hun mulai menjalani hidupnya. Sesuai janjinya, dia menjalani hidupnya dengan baik. Rekan kerjanya yang waktu itu meremehkannya karena mengkhawatirkan Kong, hari ini, mengucapkan permintaan maaf dan belasungkawanya setelah mendengar anjing Hun meninggal. Dia mengaku kalau dia nggak pernah memelihara hewan, jadi dia tidak mengerti perasaan Hun. Walau gitu, entah ini bisa mengibur atau tidak, konon setelah kita mati dan pergi ke alam baka, hewan peliharaan kita akan menyambut kita di sana. Jadi, jangan terlalu bersedih.

--


Jun Woong menemui Min Young dan memberitau kematian Kong. Meski sedih, Min Young lega karena Kong bukanlah anjing yang dibuang dan bisa bertemu keluarganya kembali. Jun Woong memberitahu fakta lain kalau Kong kabur dari rumah karena tidak ingin pemiliknya melihatnya mati. Dia bisa memahami hal itu karna pasti sulit melihat keluarga sendiri menderita atau sedih daripada merasakan penderitaan itu sendiri.


“Kurasa manusia dan hewan sama. Kita melewati masa-masa sulit karena orang yang kita sayangi. Tapi mereka juga memberi semangat dan membuat kita tak kehilangan harapan. Kudengar kakakku melompat ke Sungai Han untuk menyelamatkan seseorang. Melihatmu mencoba menyelamatkanku membuatku sedikit mengagumi kakakku. Aku sangat terkejut hari itu sampai lupa mengucapkan terima kasih. Sampaikan juga terima kasihku kepada rekan-rekanmu,” ujar Min Young.

Perkataan yang diluar prediksi Jun Woong.

--


Dari menemui Min Young, dia pergi ke rumah sakit. Dia ingin menemui Ibunya dan nggak menyangka kalau mereka akan bertemu di depan rumah sakit. Karena sudah pernah bertemu sebelumnya, mereka jadi bisa bicara agak santai. Jun Woong pun menanyakan kondisi Ibunya. Ibunya dengan riang menjawab kalau dia menjadi lebih baik setiap melihat putranya. Dia nggak tahu kapan putranya akan bangun, jadi, dia harus tetap kuat. Soalnya, putranya pasti akan sedih jika melihatnya sakit. Dia nggak boleh membuat putranya khawatir.


“Dia akan segera bangun.”

“Tentu saja. Itu yang membuatku bisa bertahan,” ujar Ibu.

Jawaban Ibunya membuat rasa bersalah Jun Woong menjadi sedikit berkurang. Dia harus melakukan pekerjaannya dengan baik dan segera kembali untuk keluarganya yang menanti kesadarannya.

--



Walau begitu, masih ada sedikit kekhawatiran di hati Jun Woong, sehingga dia pergi berbincang dengan Kaisar Giok.

“Jika aku bangun dalam enam bulan sesuai kontrak, apa keluargaku akan bahagia lagi?”

“Itu tergantung padamu. Kebahagiaan keluargamu bukanlah kuasa kami.”

“Tidak. Akan kubuat keluargaku bahagia. Bagaimanapun, akan kudapatkan keuntungan itu dan buat mereka hidup nyaman. Keluargaku mengalami kesulitan karena aku, adi, aku harus menebusnya.”

“Benar. Tidak mudah jika hanya bisa melihat  dan tak bisa berbuat apa-apa.  Apa kau menyesal menyelamatkan tunawisma di Sungai Han hari itu?”

“Tidak, namun… Melihat keluargaku kesulitan membuatku bertanya kenapa melakukannya…”

“Bukan hanya kau dan keluargamu. Entah itu kesedihan, kesepian, rasa sakit, atau apa pun itu, semua manusia diberikan jumlah sama rata untuk dipikul. Kepada mereka yang berhasil bertahan nantinya akan diberi imbalan.”

Kurasa baik waktu maupun imbalannya tidaklah adil,” pendapat Jun Woong.

“Semua orang berpikir waktu yang mereka pikul begitu berat dan imbalannya sangat ringan. Bertahanlah. Kau punya banyak yang dipertaruhkan.”


“Baik. Aku melakukan ini karena keuntungannya, namun kenapa Bu Koo dan Pak Lim melakukan pekerjaan ini?” tanya Jun Woong, mulai mencoba mengorek informasi.

“Mungkin karena ingin bereinkarnasi sebagai orang kaya?”

“Reinkarnasi? Bukankah agak terlambat untuk terlahir kembali? Setahuku Bu Koo dan Pak Lim sudah sangat tua. Aku yakin mendengar tentang tujuan mereka…”


Hahahaha. Kaisar Giok udah tahu maksud tersembunyinya dan nggak terpancing sama sekali. Dia hanya memberitahu satu hal, alasan Ryung Gu dan Koo Ryeon masih disini karna memiliki penyesalan. Luka-luka yang tidak bisa disembuhkan oleh diri sendiri menyisakan bekas luka yang dalam. Dia berharap penyesalan itu berakhir dan sedikit sinar matahari bisa menyinari musim dingin abadi di hidup mereka (Koo Ryeon dan Ryung Gu).

--




Ryung Gu yang selalu pulang tepat waktu, menemukan orang yang selama ini di carinya. Orang itu adalah seorang wantia. Dan wanita itu sekarang sedang dalam keadaan hamil. Melihat orang yang selama ini dicarinya berada di depan matanya, mata Ryung Gu menjadi berkaca-kaca. Namun, dunia dan kehidupan mereka sudah berbeda. Meskipun Ryung Gu berada di depan matanya, wanita itu tidak mengenalinya sama sekali. Hanya Ryung Gu yang mengenalinya dan itu membuatnya menangis.

--



Koo Ryeon dan Joong Gil lagi-lagi berpas-pasan di Jumadeung. Namun, ekspresi Koo Ryeon terlihat berbeda. Seperti terkejut?




Di masa lalu, Koo Ryeon pernah mencoba menghunuskan pecahan kaca kepada seseorang. Dan orang itu adalah Joong Gil. Joong Gil ada di masa lalu Koo Ryeon.

=-T O M O R R O W-=

 


 

Epilog,

 Di ceritakan kalau Kong sudah 50 tahun meninggal dan berada di Jumadeung dengan Kaisar Giok. Sudah waktunya Kong untuk bereinkarnasi. Karena dia sudah hidup dengan baik, Kong akan reinkarnasi menjadi manusia. Ah, alasan Kong meunggu hingga 50  tahun adalah Hun.




Hun yang sudah tua dan meninggal, akhirnya bisa bertemu kembali dengan Kong. Dan Kong masih mengenalinya. Begitu Hun membuka pintu, Kong langsung berlari menyosongnya.

Post a Comment

Previous Post Next Post