Sinopsis K-Drama : Tomorrow Episode 12 part 1
Tim
Penjualan Jumadeung,
Sejak berhenti dari tim MR, Ryung Gu dimutasi
ke tim penjualan. Dan hari ini, dia kedatangan bawahan baru yang baru saja
menjadi Malaikat Maut, yaitu : Kwon Sang Su. Sikapnya hampir sama seperti Jun Woong,
amat sangat bersemangat. Wajar kalau Ryung Gu sempat curiga kalau dia adalah
teman Jun Woong dan ternyata bukan. Kenal aja nggak.
Tugas tim Penjualan adalah masuk ke dalam
dunia mimpi orang yang ajalnya sudah dekat dan meminta orang tersebut untuk
menandatangani kontrak mengenai tanggal kematian dan kehidupan di Jumadeung
sebelum bereinkarnasi. Nah, kali ini, Ryung Gu akan memasuki mimpi seorang
nenek bernama Pang Man Nyeon. Untuk masuk ke dunia mimpi, mereka harus masuk ke
sebuah ruangan khusu yang didalamnya terdapat sebuah komputer dan kursi tidur.
Di komputer tersebut mereka harus memasukkan data orang yang akan dimasuki
mimpinya dan ID serta password yang hanya dimiliki oleh mereka yang bekerja di
tim Penjualan.
Pang Man Yeon adalah seorang Nenek yang
sekarang sedang dirawat di rumah sakit dan sudah beberapa hari belum sadarkan
diri. Putrinya menganggap Ny. Pang adalah Ibu yang aneh karena tidak peduli
anaknya kelaparan atau tidak, dia malah membeli pakaian dan mobil. Prinsip
hidup Ibunya adalah tidak akan hidup seperti orang pada umumnya sampai mati.
Namun, melihat kondisi ibunya saat ini, dia sangat sedih.
Di dalam tidurnya, Pang Man Yeon sedang
menikmati hidupnya menjadi pemimpin dari sebuah grup moge (motor gede).
Penampilannya juga cukup nyentrik. Dia bahkan nggak ada rasa terkejut atau
takut sedikitpun saat Ryung Gu yang adalah Malaikat Maut menemuinya. Berkat
itu, kasus kali ini tidak terbilang sulit untuk Ryung Gu dibandikan kasus-kasus
yang ditanganinya di tim MR. Dia menjelaskan mengenai kontrak yang harus
ditandatangani Pang Man Yeon yang isinya mengenai tanggal kematian dan
kehidupan di Jumadeung. Setelah menandatangani kontrak, dia diberikan
kesempatan untuk sadar dan memberitahu kepada keluarganya mengenai surat tanah,
surat rumah, kata sandi bank dan hal lainnya. Setelah mendengarkannya panjang
lebar, Pang Man Yeon langsung menandatangani kontrak tersebut.
Setelah itu, dia kembali sadar. Alih-alih
memberitahu mengenai hartanya, Pang Man Yeon hanya memberikan nasehat kepada
putrinya yang terus menjaganya : “Hidup jadi dirimu sendiri dan tanpa
penyesalan. Itu jawabannya.” Setelah mengatakan itu, Pang Man Yeon pun wafat.
--
Sejak Ryung Gu tidak ada di tim MR, Jun Wong
benar-benar kesulitan. Kenapa? Karena Koo Ryeon terus saja menggunakan
kekuatannya tanpa melapor terlebih dahulu sehingga dia harus menulis banyak
surat permintaan maaf. Kalau Ryung Gu
ada, dia kan selalu menghalangi dan mencegah Koo Ryeon melakukan sesuatu yang
melanggar aturan. Di banyaknya masalah yang ada, masalah yang paling ditakuti
muncul. Yu Hwa, Ibu Ryung Gu di kehidupan lampau, muncul di notifikasi the Red Light. Energi negatifnya
mencapai 87 persen.
Nggak buang waktu, Jun Woong langsung mencari
informasi mengenai Yu Hwa. Namanya adalah Lim Yu Hwa, 30 tahun. Bekerja di toko
pakaian olahraga Hanguk Departement Store dan bekerja antara shift pagi dan
sore. Kebetulan sekali, toko di sebelah toko tempat Yu Hwa bekerja sedang
mencari pekerja paruh waktu, jadi dia sudah mengatur agar mereka bisa bekerja
di sana mulai besok. Tujuannya, jelas untuk mengawasi Yu Hwa dan mencegahnya
melakukan tindakan itu.
Jun Woong agak cemas dan merasa, apa sebaiknya
mereka memberitahu Ryung Gu? Koo Ryeon nggak setuju. Menurutnya, Ryung Gu sudah
tenang mengetahui Ibunya hidup bahagia. Jadi, lebih baik jika Ryung Gu tidak
tahu masalah ini. Dan juga, lebih tepatnya, Lim Yu Hwa bukanlah Ibu Ryung Gu.
Hanya wajah dan namanya yang sama, tapi mereka orang yang berbeda (maksudnya,
dia adalah Ibu Ryung Gu di kehidupan lampau, tapi tidak di kehidupan sekarang).
Yang paling membuat Jun Woong bingung adalah alasan kenapa Yu Hwa tiba-tiba
ingin bundir padahal dia baru saja melahirkan dan terlihat bagaia, sebelumnya.
Yang dibicarakan, Yu Hwa, hanya sedang duduk
termenung di ruang tamu. Saat suaminya pulang, dia langsung tersenyum lebar dan
menyambutnya dengan hangat. Setelah itu, dia pamit untuk istirahat duluan.
Namun, bukannya masuk ke kamarnya, dia masuk ke kamar anaknya sambil tersenyum
memandangi wajah anaknya.
Setelah itu, tiba-tiba saja energi negatif Yu
Hwa turun hingga hanya 30 persen. Jika seperti itu, tandanya dia tidak akan
bundir. Ini jelas aneh padahal sebelumnya energi negatifnya lumayan tinggi dan
tidak sampai sehari, energi negatif itu turun lebih dari setengahnya. Ini
pertama kalinya.
Yu Hwa berada di kamar bayinya hingga
ketiduran. Dan saat dia bangun, box bayinya kosong. Tidak ada bayi di sana.
Bukannya mencari bayinyba, Yu Hwa malah menangis pilu.
Entah apa yang dipikirkan oleh Jun Woong, dia
tiba-tiba saja memutuskan mampir ke tim Penjualan dan membelikan Ryung Gu
pizza. Dia juga berbasa basi menanyakan caranya masuk ke dunia mimpi dan
sejenisnya. Awalnya, Ryung Gu memberitahu kalau untuk bisa masuk, dia
membutuhkan ID karyawan tim Penjualan dan bahaya memasuki dunia mimpi secara
sembarangan. Setelah menjelaskan sedikit mengenai itu, Ryung Gu berhenti
menjelaskan dan merasa curiga kalau terjadi sesuatu. Jun Woong sebenarnya ingin
memberitahukan mengenai kondisi Yu Hwa, tapi teringat pesan Koo Ryeon, dia pun
mengurungkan niatnya dan langsung pamit pulang begitu saja.
--
Seperti yang sudah direncanakan, Jun Woong dan
Koo Ryeon mulai hari ini bekerja di departemen store yang sama seperti Yu Hwa
dan dengan sengaja memilih toko yang letaknya bersebelahan dengan toko tempat
Yu Hwa bekerja. Semuanya berjalan amat lancar. Yu Hwa juga kelihatan ceria dan
mampu melayani pembeli dengan baik. Yang aneh adalah sikap manager yang
kelihatan terlalu mengkhawatirkan Yu Hwa. Melihat itu, Jun Woong pun mencoba
mengorek informasi mengenai Yu Hwa dari manager ketika Yu Hwa pergi ke gudang. Dari
manager, mereka jadi tahu kalau Yu Hwa baru saja mulai bekerja setelah cuti.
Hampir sebulan yang lalu, Yu Hwa kehilangan bayinya. Meskipun terlihat
baik-baik saja, secara mental Yu Hwa tidak baik-baik saja. Energi negatifnya
tiba-tiba saja melonjak hingga 90 persen. Selama jam istirahat, dia juga hanya
duduk diam tanpa makan apapun. Makanya, Koo Ryeon memperingati Jun Woong agar
tidak lengah.
Baru saja di omongkan, tiba-tiba saja seorang
pembeli wanita menyapa Yu Hwa dengan sangat ramah. Pembeli itu adalah langganan
toko tersebut dan sangat menyukai kinerja Yu Hwa, makanya dia nggak ragu
menanyakan keadaan Yu Hwa. Dia ingat waktu itu Yu Hwa sedang hamil besar dan
memuji perutnya yang sudah rata padahal belum lama melahirkan. Dia juga mulai
menanyakan bayi Yu Hwa dan memuja muji kalau bayi itu pasti cantik seperti Yu
Hwa. Selama dia mengataka hal itu, Yu Hwa hanya terdiam menundukkan kepala,
tidak tahu harus merespon seperti apa. Koo Ryeon yang melihat kejadain
tersebut, sudah hendak turun tangan membantu, tapi Jun Woong sudah bergerak
duluan. Eh, pembeli itu nggak ngerti kode dan terus saja menanyakan mengenai
bayi Yu Hwa. Untung manager juga langsung turun tangan untuk mengajaknya bicara.
Dan selama itu, Yu Hwa berusaha keras agar
tidak menangis. Koo Ryeon yang memperhatikan sedari tadi, menyadari kalau asi
Yu Hwa meluap hingga menembus baju. Langsung saja dia menghampiri Yu Hwa dan
memakaikan jaketnya ke Yu Hwa untuk menutupi bagian pay*dar* nya yang basah
karena asi. Dia juga mengambilkan sebuah baju dan memberikannya ke Yu Hwa utnuk
berganti. Di kamar mandi, Yu Hwa hanya termenung. Dia ingat saat hamil besar,
dia masih terus bekerja. Meskipun manager sudah menyarankannya untuk mengambil
cuti, dia memutuskan untuk terus bekerja hingga bulan terakhir kehamilannya.
Saat itu Yu Hwa berpikir jika cuti terlalu cepat, bayinya masih sangat kecil
saat dia kembali bekerja. Dan juga, butuh biaya besar untuk membesarkan anak.
Suatu hari, seorang pelanggan datang sambil
marah-marah meminta pengembalian dana atas jaket yang dibelinya tempo hari.
Sesuai SOP, Yu Hwa tentu memeriksa kondisi baju yang dikembalikan sebelum
mengembalikan dana. Pengembalian dana baru bisa diberikan jika baju dalam
kondisi baru dan belum pernah di pakai. Nah, baju yang dikembalikan pelanggan
ini sudah ada aroma parfum dan di bagian sakunya ada sampah bungkus permen
karet. Artinya, baju itu sudah di pakai. Tentu saja, pengembalian dana tidak
bisa di berikan. Eh, pelanggan nggak terima dan terus mengklaim kalau dia
bahkan belum mencoba jaket tersebut. Pas di beritahu kalau jaket itu ada aroma
parfum dan ada sampah permen karet di sakunya, pelanggan malah menyalahkan Yu
Hwa yang menjual barang tersebut. Dia ngotot kalau baju itu belum pernah di
pakai dan minta uangnya dikembalikan.
Saat nggak mendapatkan apa yang diinginkannya,
dia malah memukul perut Yu Hwa dengan jaket tersebut sambil memerintahkan Yu
Hwa untuk berlutut di hadapannya. Saat Yu Hwa menolak, dia menarik paksa Yu Hwa
agar berlutut. Tarikan tersebut membuat Yu Hwa terjatuh sangat keras dan
menabrak dinding. Melihat Yu Hwa terjatuh, pelanggan tersebut langsung pergi
begitu saja. Akibat jatuh tersebut, Yu Hwa mengalami keram perut dan
pendarahan. Dia langsung dilarikan ke rumah sakit.
Padahal ini belum bulan kelahirannya, tapi dia
sudah harus melahirkan. Bayinya meninggal dalam kandungan. Hal ini membuat Yu
Hwa sangat terpukul. Dia terus menyalahkan dirinya sendiri. Suaminya berusaha
keras untuk menenangkannya, namun, Yu Hwa terus saja merasa kalau dia yang
sudah membunuh bayi mereka.
Lamunannya terhenti saat suaminya menelpon
untuk memberitahu kalau dia sudah sampai. Suaminya hari ini ada tugas keluar
kota. Suami Yu Hwa sangat mengkhawatirkan Yu Hwa makanya dia menelpon untuk
menanyakan keadaannya. Dia juga biang kalau ponselnya akan selalu aktif, jadi
telepon dia jika terjadi sesuatu. Seolah nggak mau suaminya tahu apa yang
terjadi, Yu Hwa berbohong kalau ada pelanggan yang datang sehingga dia harus
mengakhiri pembicaraan.
Baru saja selesai tukar baju dan mau kembali
ke stan, tiba-tiba saja seorang pelanggan menarik rambutnya dari belakang. Ini
adalah pelanggan yang sama yang waktu itu membuatnya terjatuh. Kali ni,
pelanggan ini menjambak rambut Yu Hwa dan menyalahkan baju yang menyusut
setelah di cuci. Setelah menjambak, dia mendorong Yu Hwa hingga terjatuh.
Kejadian tersebut menarik perhatian semua orang. Waktu Jun Woong memprotes tindakannya,
pelanggan itu nggak terima dan malah koar-koar kalau pelanggan adalah raja!!
Dia mau menyerang Jun Woong dan tiba-tiba saja, seseorang menarik rambutnya.
Orang itu adalah Kaisar Giok.
“Raja? Raja apanya. Dalam sejarah, tiran
selalu mati seperti anjing saat pemberontakan. Kau ingin kepalamu dipenggal
juga?” marah Kaisar Giok.
Setelah puas menjambak rambut pelanggan itu,
dia memberitahu kepada manager kalau dia hendak membeli semua sepatu anak-anak
yang ada di toko tersebut. Tapi sebelum itu, dia meminta tolong mereka agar
membuat ‘sampah’ (pelanggan tersebut) itu karena terlalu berisik dan
mengganggunya belanja. Langsung saja Jun Woong mengiyakan dan langsung menyeret
pelanggan tersebut untuk pergi dari sana.
Setelah membeli semua sepatu itu, Kaisar Giok
meminta agar sepatu-sepatu itu dikirimkan ke panti asuhan dengan pengirim tanpa
nama. Dia memang terkadang memberikan sumbangan seperti itu. Tapi, orang-orang
mengira kalau donasi tersebut dari Malaikat atau Sinterklas. Hm, mungkin karena
donasi seperti itu tidak cocok dengan citra Malaikat Maut.
“Kurasa Alam Baka terlalu keras kepada orang
yang bunuh diri,” ujar Jun Woong tiba-tiba, menyuarakan pendapatnya
“Karena itu kau harus menghargai setiap nyawa.”
--
Saat jam pulang, Yu Hwa hampir saja pingsan
dan untungnya, karena Koo Ryeon dan Jun Woong terus memperhatikannya, mereka
bisa sigap menolongnya. Mereka langsung menawarkan bantuan untuk
mengantarkannya pulang. Setelah sampai di rumahnya, mereka kembali menawarkan
diri untuk memasakkannya makanan. Baru saja mereka selesai memasak, tiba-tiba
aplikasi the Red Light memberikan notifikasi mengenai energi negatif Yu Hwa
yang turun menjadi 30 persen. Hal ini jelas membingungkan Jun Woong karena Yu
Hwa tidak melakukan apapun dan hanya tidur.
Koo Ryeon yang pintar, mencoba menyatukan
semua petunjuk yang ada. Energi negatif Yu Hwa terus saja naik turun. Da energi
negatifnya selalu turun di malam hari. Melihatnya sekarang, Koo Ryeon
menyimpulkan kalau energi negatif Yu Hwa turun setiap kali dia tidur dan
bermimpi. Makanya, dia memutuskan untuk masuk ke mimpi Yu Hwa meskipun harus
melanggar aturan dan meminta Jun Woong untuk terus mengawasi Yu Hwa.
Nggak buang waktu, Koo Ryeon pergi ke
Jumadeung, menuju tim penjualan dan mencuri ID milik Sang Su untuk masuk ke
dunia mimpi Lim Yu Hwa. Di dunia mimpi, Yu Hwa bermimpi kalau dia sedang
merawat bayinya. Koo Ryeon sudah menduga
hal ini dan ternyata dugaannya tepat. Ini sangat berbahaya untuk Yu Hwa. Jika
dia terlena dengan mimpinya dan nggak bisa membedakan antara kenyataan dengan
bayi, dia bisa dalam bahaya. Dia bisa mati.
Namun, Yu Hwa nggak mau bangun dari mimpi
tersebut dan merasa kalau Koo Ryeon adalah orang aneh yang tiba-tiba saja
menerobos masuk ke rumahnya. Meskipun Koo Ryeon sudah menunjukkan kekuatannya
dengan menembus tembok, Yu Hwa tetap berusaha menyangkal kalau dia hanya sedang
bermimpi sekarang.
Gegara Koo Ryeon masuk ke dalam mimpi Yu Hwa dan
mencoba membuatnya sadar kalau dia berada di dunia mimpi, energi negatif Yu Hwa
meningkat pesat hingga 95 persen. Ini sudah sangat berbahaya. Menyadari situasi
yang berbahaya ini, Jun Woong berusaha menyadarkan Yu Hwa. Namun, mau sekuat
apapun dia mengguncang tubuh Yu Hwa, Yu Hwa tidak bergeming sedikitpun. Saat
itulah Jun Woong baru melihat kalau di samping Yu Hwa ada sebotol pil tidur.
Dia hendak bunuh diri dengan meminum banyak pil tidur. Panik, Jun Woong
langsung menelepon 119. Setelah itu, dia segera menelepon Ryung Gu untuk
memberitahu kondisi Yu Hwa.