Sinopsis Lakorn : Chuen Cheewa (2016) Episode 6 part 4

 

Original Network : Channel 7

Didalam mobil. Dengan sikap perhatian, Kade mengatakan bahwa bila Ton tidak mau keluar, maka tidak apa- apa, mereka bisa pulang saja. Dia mengatakan ini karena sedari tadi Ton cemberut dan tidak tersenyum.

“Kamu sering melihatku tersenyum atau apa?” kata Ton dengan sikap acuh.

“Benar juga. Kamu tidak seperti Khun Tor. Itu mengapa Chuen dekat dengannya. Dia juga dekat dengan Nat dan Nan,” kata Kade, mengerti.

“Kamu mau pergi kemana?” tanya Ton.

“Bisakah kamu berhenti dirumah temanku untuk mengambil buku?” tanya Kade.

Ke rumah teman untuk mengambil buku, ini sebenarnya hanya alasan Kade untuk pamer kepada Ton bahwa teman- temannya kaya. Karena setelah tiba disana, Kade mengatakan kepada Ton bahwa temannya, Wanipa, orang tuanya membangun beberapa bangunan dan disewakan, intinya orang tua Wanipa sangat kaya.

Namun mengetahui itu, Ton tidak berkomentar apa- apa. Lalu dia hanya berdiri diluar saja dan menunggu Kade yang masuk ke dalam bangunan untuk menemui temannya.


Didalam bangunan. Kade memamerkan Ton, yang kaya dan tampan, kepada teman- temannya. Lalu dia meminjam beberapa buku pelajaran sebagai alasannya nanti.


“Maaf. Kamu sudah lama menunggu?” tanya Kade, menghampiri Ton yang menunggu. “Wan barusan menanyai tentang pelajaran disekolah kemarin. Dia tidak mengerti, jadi aku tinggal sebentar disana dan mengajarkannya,” jelas Kade.

“Jadi kamu mau kemana lagi?” tanya Ton.

“Aku …” kata Kade, berpura- pura tidak enak. “Aku mau menonton. Ada film yang ingin aku tonton,” jawabnya.

“Kalau begitu, ayo makan dulu,” ajak Ton.

“Terima kasih banyak, Khun Ton,” kata Kade, senang.


Dirumah makan. Sambil makan, Kade menggosipi Chuen. Dia merasa Nan seperti bermain peran mak coblang untuk Nat dan Chuen. Dia khawatir bila Tor tahu, maka Tor akan patah hati, sebab Tor menyukai Chuen dan setiap orang tahu ini. Namun Ton bersikap acuh dan tidak peduli.

“Mm… menurutmu Khun Tor dan Chuen cocok?” tanya Kade, ingin tahu.

“Sudahlah. Itu bukan urusan kita,” balas Ton dengan sikap acuh. “Makan.”

“Baiklah,” jawab Kade, pelan.


Didepan bioskop. Tim Ton dan Tim Nat bertemu. Ketika mereka bertemu, Nan dan Chuen tampak sangat dekat sekali. Melihat itu, Ton tampak cemburu. Dia terus menatap ke dekatan mereka berdua dengan tajam.

“Anak gila!” keluh Ton, dalam hatinya.

Sebagai orang baik yang tahu sopan santun, Nat dan Nan mengantarkan Chuen sampai ke rumah. Lalu mereka juga menemui Lord Pchai serta Lady Veena.

Setelah itu, Chuen mengantarkan Nat dan Nan keluar. “Terima kasih banyak pada kalian berdua ya,” kata Chuen dengan sopan. Dan Nat serta Nan mengiyakan, lalu mereka pergi.



Setelah mengantarkan Nat dan Nan pergi, Chuen datang ke rumah kecil untuk menemui Nanny Aon. Tapi ternyata disana ada Ton. Dan melihat itu, Chuen langsung berbalik untuk pergi. Sayangnya, Nanny Aon melihatnya dan memanggilnya. Jadi mau tidak mau, maka Chuen pun langsung berhenti dan berjalan kembali menghampiri Nanny Aon. Lalu Ton yang duduk di ayunan berdiri serta mendekati mereka berdua.

“Dia takut padaku,” kata Ton.

“Mengapa takut padanya?” tanya Nanny Aon dengan heran kepada Chuen.

“Aku tidak melakukan kesalahan apapun, jadi mengapa aku harus takut padanya?!” jawab Chuen sambil menatap Ton dengan tajam.

“Khun Chuen mengapa kamu berbicara pada kakak mu seperti itu?” tegur Nanny Aon dengan lembut, menasehati Chuen.

“Aku tidak punya kakak,” jawab Chuen.

“Selain P’Tor dan P’Nat,” balas Ton.

“Hahah.. kamu selalu menggoda adikmu,” canda Nanny Aon, menasehati Ton.

“Aku tidak punya adik,” jawab Ton.

“Selain Nong Kade,” balas Chuen.

“Eh, apa menyenangkan berbelanja hari ini?” tanya Nanny Aon, mengalihkan pembicaraan.

“Tanya Khun Ton!” “Tanya Khun Chuen!” jawab Ton dan Chuen secara bersamaan.

“Aku bertanya pada kalian berdua. Apa menyenangkan?” tanya Nanny Aon, mencoba mencairkan suasana yang semakin canggung.

“Tidak menyenangkan!” jawab Ton dan Chuen secara bersamaan lagi.

Kemudian Ton dan Chuen sama- sama pamit dan pergi.

Disekolah. Chuen bertemu dengan Ibu Ying. Saat Ibu Ying melihat wajah Chuen, dia teringat dengan teman baiknya Cheewan. Karena wajah Chuen sangat mirip dengan Cheewan. Lalu dengan penasaran, dia menanyai, siapa nama Ibu Chuen, dan Chuen pun menjawab bahwa nama Ibunya adalah Choi.

“Choi?” gumam Ibu Ying, agak kecewa. “Oh ya, aku masih punya foto Cheewan. Sabtu teman, ketika aku datang menjempunt Ying, aku akan menunjukkan nya padamu ya,” katanya.

“Iya,” jawab Chuen, merespon.

Kakekku tersayang,

Aku menulis surat untukmu karena ada hal yang mendesak. Senin kemarin aku bertemu Ibu temanku. Dia terkejut dan bersemangat saat melihat wajahku. Dia bilang aku terlihat seperti teman baiknya, Cheewan. Ini kedua kalinya aku mendengar nama Cheewan. Membuatku ingin bertemu dengannya.

Aku juga punya satu masalah lain yang tidak terpercahkan. Kamu dan Ibu bilang bahwa aku terlihat seperti Ibu ketika dia muda. Begitu juga Paman Mun. Ini membuatku berpikir bahwa Ibu mungkin saja berhubungan dengan wanita bernama Cheewan.

Ibu dan wanita itu adalah orang yang sama.

Selesai membaca surat dari Chuen, Bawahan Mu jadi merasa khawatir, karena Chuen sangat pintar. Tapi Kakek Chom tidak ada rencana untuk melakukan apapun, jika Chuen tahu, maka biarlah Chuen tahu.

“Kamu tidak takut, jika dia tahu, dia tidak akan membalas dendam lagi? Karena Mr. Niwat adalah Ayahnya,” kata Bawahan Mu, khawatir.

“Aku mengenal cucuku dengan baik. Jika Chuen tahu, dia akan semakin membenci Ayahnya,” kata Kakek Chom dengan sangat percaya diri.


Cucuku tersayang, Chuen.

Terima kasih telah mendengarkan ku tanpa memberitahu Ibu mu tentang ini. Tentang apa yang membuatmu merasa penasaran.

Aku belum akan memberitahumu segalanya. Aku ingin kamu mencari tahu sendiri. Ketika kamu sudah besar, kamu akan mengerti. Lalu ketika waktu nya datang, aku akan menjelaskan apa yang kamu tanya- tanyakan.

Aku senang kamu memiliki teman disekolah. Untuk pemeran utama didalam drama sekolah, aku benar- benar ingin menontonnya. Tapi aku tidak bisa, karena aku masih punya banyak tugas. Jika bisa, kamu kirimkan fotomu kepada ku dan Ibu mu untuk dilihat.

Terakhir, aku sangat bangga padamu. Jangan lupa aku menunggu untuk melihat keluarga Mr. Niwat Chawal hancur!

Selesai membaca surat dari Kakek Chom, Chuen merasa bingung dan bertanya- tanya, apa yang sebenarnya Kakek Chom maksud kan.

Dirumah Chawal. Pelayan Jan menjelek- jelekkan Chuen. Dia mengatakan bahwa Chuen ada menerima surat dari pria, dan dia yakin Chuen pasti ada berhubungan dengan pria tidak jelas. Dan dia tidak sabar melihat Chuen hamil serta skandalnya terbongkar. Mendengar itu, Yupa merasa tersindir dan ngeri, jadi dia terbatuk- batuk. Tapi tidak ada yang sadar kalau tingkah Yupa agak aneh, karena mereka masih sibuk menjelek- jelekkan Chuen.


Kanok tidak sengaja mendengar pembicaraan mereka. Lalu dia masuk ke dalam kamar Mr. Niwat dan menceritakan gosip barusan.

Walaupun Chuen agak kasihan, tapi Mr. Niwat tidak tahu harus bagaimana. Karena sikap Pelayan Jan, Pelayan Juea, dan Madam Kanda, agak sulit ditanganin.




Hari H penampilan drama Romeo dan Juliet. Diruang rias.

Melihat betapa cantiknya Chuen, Ying dan kedua teman lainnya memuji- muji Chuen. Lalu Ying menggoda Chuen. Dia ingin tahu, antara Ton (profesor yang dingin dan elegan) serta Tor (perwira yang bersahabat dan manis), “Siapa Romeo aslimu?” tanyanya.

“Siapa?” tanya dua teman lainnya, ikut menggoda Chuen.

1 Comments

Previous Post Next Post