Original Network : Channel 7
“Aku pamit,”
kata Chuen kepada Madam Kanda sambil tersenyum dan memegang kalung pemberian
dari Mr. Niwat.
Setelah Lady
Veena dan Chuen masuk ke dalam mobil serta pergi. Madam Kanda langsung protes
kepada Mr. Niwat. Tapi Mr. Niwat mengabaikannya dan berjalan pergi. Lalu Madam
Kanda mengikutinya sambil memanggil- manggil namanya supaya berhenti.
Melihat itu,
Yupa menertawai Madam Kanda dibelakangnya. “Khun Niwat! Khun Niwat!” gumamnya,
meniru kata- kata Madam Kanda.
Madam Kanda
menghentikan Mr. Niwat didalam rumah. Dia protes, karena Mr. Niwat memberikan
kalung itu kepada Chuen. Dan Mr. Niwat pun menjelaskan bahwa kalung itu dia
berikan karena Chuen akan menjadi anggota keluarga Chawal. Setelah itu, dia
berjalan pergi lagi, mengabaikan Madam Kanda.
“Aku tidak
percaya bila tidak ada sesuatu,” kata Madam Kanda, menghentikan Mr. Niwat.
“Jika dia bukan anak kandung yang Lady lahirkan secara rahasia, dia pasti
anakmu,” tuduhnya.
“Kamu
menghina adikku sekarang,” kata Mr. Niwat, tidak senang.
“Berarti dia
anakmu! Kamu punya anak dengan Cheewan kan? Wanita bodoh yang mudah ditipu itu,
kan?!” tebak Madam Kanda dengan yakin.
Madam Kanda
kemudian mulai menghina- hina Cheewan (Ibu Choi), mantan kekasih Mr. Niwat,
sebagai pencuri, wanita yang mudah dibodohi, dan darah rendahan. Mendengar itu,
Mr. Niwat merasa tidak senang. Lalu dia memberitahu Madam Kanda bahwa jika
benar Chuen adalah putrinya dan Cheewan, maka dia akan memberikan Chuen hal
yang sama seperti yang dia berikan kepada Kade dan Kanok.
“Khun Niwat!”
teriak Madam Kanda, emosi dan merasa sedih.
“Aku serius,”
tekan Mr. Niwat. “Aku harus membayar hutangku untuk apa yang telah aku lakukan
kepada Cheewan. Dan aku menyesal serta aku sedih, karena Chuen bukan putri
kandungku,” balas Mr. Niwat. Lalu dia pergi.
Ketika Yupa
berjalan- jalan dihalaman, dia bertemu dengan Tor yang sedang berolahraga. Dan
melihat Tor, dia merasa sangat tertarik. Dengan cepat, dia merapikan pakaiannya
dan menata dirinya, lalu dia mendekati Tor.
Malas
meladeni Yupa yang banyak berbicara dan menempelinya, maka Tor pun mulai
berlari. Tapi tanpa disangka, Yupa malah ikut berlari juga.
Sesampainya
dirumah, Tor pun memberitahu Yupa bahwa dia mau mandi dulu sekarang. Jadi dia
masuk duluan ke dalam rumah.
“Khun Tor!
Khun Tor!” panggil Yupa, ketika Tor mau masuk ke dalam rumah. “Aku senang bisa
berlari denganmu. Mari lakukan lagi lain kali. Bye bye!” katanya dengan sikap
manis.
Melihat itu,
Tor hanya tersenyum dan diam. Lalu dia masuk ke dalam rumah.
Ton yang
berada dilantai atas melihat kejadian itu dari jendela. Lalu saat Tor datang,
Tor mengeluh kepada Ton, karena Yupa tadi terus saja menempelinya.
“Menurutku
kamu sudah menemukan soulmate mu,” ejek Ton sambil tersenyum.
Setelah
berlari dengan Tor barusan, Yupa merasa sangat capek sekali. Lalu Madam Kanda
datang dan mengomentari kalau Yupa bodoh. Karena seharusnya, pada saat berlari,
Yupa harusnya berpura- pura tersandung dan jatuh, lalu biarkan Tor menggendong
Yupa.
“Bagaimana
kamu bisa memikirkan itu?” tanya Yupa, kagum dengan kepintaran Madam Kanda.
“Tidak apa. Besok aku akan berlari lagi dengannya.”
“Khun Tor
tidak akan menunggumu untuk berlari bersama,” komentar Madam Kanda sambil
mendengus. “Biar ku beritahu kamu sesuatu. Jika kamu ingin menjebak pria, kamu
perlu menggunakan semua trik wanita,” katanya, mengajarkan.
Tiba- tiba
Yupa merasa penasaran, bagaimana caranya dulu Madam Kanda bisa mendapatkan Mr.
Niwat. Dan Madam Kanda pun menceritakan kisahnya. Dia melakukan sesuatu yang
membuat Cheewan, saingannya, tidak berdaya dan tidak bisa melakukan apapun.
“Woah, Bibi
kamu begitu licik. Bisakah aku menjadi muridmu?” tanya Yupa, bersemangat.
“Tentang ini.
Aku ahlinya,” kata Madam Kanda, penuh percaya diri.
Kade bangun
telat. Ketika dia bangun, dia melihat waktu sudah siang, dan dia khawatir Ton
sudah pergi. Jadi diapun cepat bersiap- siap.
“Dimana Khun
Ton?” tanya Kade kepada Pelayan Sa.
“Khun Ton
sudah keluar dengan Khun Tor, Khun Nat, dan Khun Nan. Untuk Khun Chuen, dia
pergi dengan Lady. Untuk Khun Lord …” jawab Pelayan Sa.
“Aku hanya
bertanya tentang Khun Ton. Bisakah kamu tidak menyebutkan orang lain?” sela
Kade, tidak sabaran.
Ketika Madam
Kanda dan Kade bertemu, Madam Kanda menasehati Kade untuk lain kali cepat
bangun. Dan Kade harus bergantung pada diri sendiri, jangan mengharap orang
dirumah Sarayut, karena mereka akan berpihak pada Chuen. Dan jangan bergantung
pada orang lain juga, karena terkadang orang yang ada dipihak mereka juga
bodoh, seperti Pelayan Jan dan Pelayan Juea. Bahkan Yupa. Karena barusan Yupa
pergi bersama dengan Songwut. Mendengar itu, Kade mengerti.
“Aku bosan,
bosan, bosan,” keluh Kade dengan sikap manja.
“Kade. Jika
kamu bosan, ayo keluar denganku,” ajak Madam Kanda.
“Aku tidak
mau kemana- mana. Aku bosan!” tolak Kade. Lalu dia pergi.
Yupa makan es
krim bersama dengan Songwut. Dia tahu kalau Songwut sebenarnya menyukai Kade,
makanya Songwut mendekatinya. Dan dia memberitahu Songwut untuk jangan terlalu
berharap, karena Madam Kanda menyukai bangsawan. Walaupun Songwut kaya, tapi
Songwut bukanlah seorang bangsawan.
“Nong Kade
sombong. Namun aku tahu kamu
menyukaiku,” kata Songwut dengan yakin. Dan Yupa tersenyum malu- malu.
Pulang dari
berbelanja bersama dengan Lady Veena, Chuen langsung pergi ke rumah kecil untuk
memberikan snack yang barusan dibelinya kepada Nanny Aon. Dan Nanny Aon sangat
senang.
“Eh, bukankah
itu kalung keluarga Chawal?” tanya Nanny Aon, memperhatikan kalung yang Chuen
pakai.
“Ya,” jawab
Chuen, pelan. Lalu menyembunyikan kalung itu didalam bajunya.
“Apakah Lady
yang memberikannya padamu?” tanya Nanny Aon, ingin tahu.
“Tidak. Mr.
Niwat yang memberikannya,” jawab Chuen.
“Mr. Niwat?
Wow … itu berarti dia sangat menyukaimu,” puji Nanny Aon. Tapi Chuen tidak
tersenyum serta langsung mengalihkan pembicaraan.
Ketika Chuen
berjalan- jalan ditaman, dia berpapasan dengan Mr. Niwat. Awalnya dia ingin
berpura- pura tidak melihat dan berjalan pergi. Tapi Mr. Niwat memanggilnya,
jadi diapun terpaksa berhenti.
“Kamu pergi
dengan Lady Veena. Apakah menyenangkan?” tanya Mr. Niwat. Dan Chuen mengiyakan.
“Lady bilang kamu membawa banyak barang untuk Nanny Aon?”
“Tidak
banyak,” jawab Chuen. Lalu dia ingin pergi.
“Chuen,”
panggil Mr. Niwat dengan ragu- ragu. “Bisakah aku berbicara selama 10 menit
denganmu?” pintanya.
“Ada apa,
Tuan?” tanya Chuen, singkat.
“Mengapa kamu
tidak memanggilku Paman?”
“Kamu bukan
kerabatku. Ada apa lagi?” tanya Chuen.
“Aku tahu
dari Lady kamu berasal dari Rungsit. Sudah berapa lama kamu tinggal disana?”
“Sejak lahir,”
jawab Chuen, singkat.
“Apa kamu
hanya punya Kakek dan Ibu? Bagaimana
dengan Ayahmu?”
“Mati sejak
aku lahir,” jawab Chuen.
“Ayahmu
berasal darimana?” tanya Mr. Niwat. Dia terus bertanya, karena ingin tahu dan
mengenal Chuen lebih jauh.
“Aku dari
Rungsit. Ayahku dari Rungsit juga,” jawab Chuen.
“Ibumu …
namanya.”
“Nama Ibuku
Choi,” jawab Chuen.
“Ayahmu. Apa
nama Ayahmu?”
“Bahkan Lady
tidak menanyai nama Ayahku. Ada apa dengan pertanyaanmu?” tanya Chuen dengan
ketus, tidak mau menjawab.
“Apa kamu kenal wanita bernama Cheewan Vichaluck?” tanya Mr. Niwat secara langsung, menanyakan hal yang paling ingin diketahuinya.
Lanjutttu...semangatttt..makasih...
ReplyDelete