Sinopsis Lakorn : Chuen Cheewa (2016) Episode 4 part 4

 

Original Network : Channel 7


“Aku pamit,” kata Chuen kepada Madam Kanda sambil tersenyum dan memegang kalung pemberian dari Mr. Niwat.


Setelah Lady Veena dan Chuen masuk ke dalam mobil serta pergi. Madam Kanda langsung protes kepada Mr. Niwat. Tapi Mr. Niwat mengabaikannya dan berjalan pergi. Lalu Madam Kanda mengikutinya sambil memanggil- manggil namanya supaya berhenti.

Melihat itu, Yupa menertawai Madam Kanda dibelakangnya. “Khun Niwat! Khun Niwat!” gumamnya, meniru kata- kata Madam Kanda.


Madam Kanda menghentikan Mr. Niwat didalam rumah. Dia protes, karena Mr. Niwat memberikan kalung itu kepada Chuen. Dan Mr. Niwat pun menjelaskan bahwa kalung itu dia berikan karena Chuen akan menjadi anggota keluarga Chawal. Setelah itu, dia berjalan pergi lagi, mengabaikan Madam Kanda.

“Aku tidak percaya bila tidak ada sesuatu,” kata Madam Kanda, menghentikan Mr. Niwat. “Jika dia bukan anak kandung yang Lady lahirkan secara rahasia, dia pasti anakmu,” tuduhnya.

“Kamu menghina adikku sekarang,” kata Mr. Niwat, tidak senang.

“Berarti dia anakmu! Kamu punya anak dengan Cheewan kan? Wanita bodoh yang mudah ditipu itu, kan?!” tebak Madam Kanda dengan yakin.



Madam Kanda kemudian mulai menghina- hina Cheewan (Ibu Choi), mantan kekasih Mr. Niwat, sebagai pencuri, wanita yang mudah dibodohi, dan darah rendahan. Mendengar itu, Mr. Niwat merasa tidak senang. Lalu dia memberitahu Madam Kanda bahwa jika benar Chuen adalah putrinya dan Cheewan, maka dia akan memberikan Chuen hal yang sama seperti yang dia berikan kepada Kade dan Kanok.

“Khun Niwat!” teriak Madam Kanda, emosi dan merasa sedih.

“Aku serius,” tekan Mr. Niwat. “Aku harus membayar hutangku untuk apa yang telah aku lakukan kepada Cheewan. Dan aku menyesal serta aku sedih, karena Chuen bukan putri kandungku,” balas Mr. Niwat. Lalu dia pergi.


Ketika Yupa berjalan- jalan dihalaman, dia bertemu dengan Tor yang sedang berolahraga. Dan melihat Tor, dia merasa sangat tertarik. Dengan cepat, dia merapikan pakaiannya dan menata dirinya, lalu dia mendekati Tor.

Malas meladeni Yupa yang banyak berbicara dan menempelinya, maka Tor pun mulai berlari. Tapi tanpa disangka, Yupa malah ikut berlari juga.


Sesampainya dirumah, Tor pun memberitahu Yupa bahwa dia mau mandi dulu sekarang. Jadi dia masuk duluan ke dalam rumah.

“Khun Tor! Khun Tor!” panggil Yupa, ketika Tor mau masuk ke dalam rumah. “Aku senang bisa berlari denganmu. Mari lakukan lagi lain kali. Bye bye!” katanya dengan sikap manis.

Melihat itu, Tor hanya tersenyum dan diam. Lalu dia masuk ke dalam rumah.


Ton yang berada dilantai atas melihat kejadian itu dari jendela. Lalu saat Tor datang, Tor mengeluh kepada Ton, karena Yupa tadi terus saja menempelinya.

“Menurutku kamu sudah menemukan soulmate mu,” ejek Ton sambil tersenyum.

Setelah berlari dengan Tor barusan, Yupa merasa sangat capek sekali. Lalu Madam Kanda datang dan mengomentari kalau Yupa bodoh. Karena seharusnya, pada saat berlari, Yupa harusnya berpura- pura tersandung dan jatuh, lalu biarkan Tor menggendong Yupa.

“Bagaimana kamu bisa memikirkan itu?” tanya Yupa, kagum dengan kepintaran Madam Kanda. “Tidak apa. Besok aku akan berlari lagi dengannya.”

“Khun Tor tidak akan menunggumu untuk berlari bersama,” komentar Madam Kanda sambil mendengus. “Biar ku beritahu kamu sesuatu. Jika kamu ingin menjebak pria, kamu perlu menggunakan semua trik wanita,” katanya, mengajarkan.

Tiba- tiba Yupa merasa penasaran, bagaimana caranya dulu Madam Kanda bisa mendapatkan Mr. Niwat. Dan Madam Kanda pun menceritakan kisahnya. Dia melakukan sesuatu yang membuat Cheewan, saingannya, tidak berdaya dan tidak bisa melakukan apapun.

“Woah, Bibi kamu begitu licik. Bisakah aku menjadi muridmu?” tanya Yupa, bersemangat.

“Tentang ini. Aku ahlinya,” kata Madam Kanda, penuh percaya diri.


Kade bangun telat. Ketika dia bangun, dia melihat waktu sudah siang, dan dia khawatir Ton sudah pergi. Jadi diapun cepat bersiap- siap.

“Dimana Khun Ton?” tanya Kade kepada Pelayan Sa.

“Khun Ton sudah keluar dengan Khun Tor, Khun Nat, dan Khun Nan. Untuk Khun Chuen, dia pergi dengan Lady. Untuk Khun Lord …” jawab Pelayan Sa.

“Aku hanya bertanya tentang Khun Ton. Bisakah kamu tidak menyebutkan orang lain?” sela Kade, tidak sabaran.


Ketika Madam Kanda dan Kade bertemu, Madam Kanda menasehati Kade untuk lain kali cepat bangun. Dan Kade harus bergantung pada diri sendiri, jangan mengharap orang dirumah Sarayut, karena mereka akan berpihak pada Chuen. Dan jangan bergantung pada orang lain juga, karena terkadang orang yang ada dipihak mereka juga bodoh, seperti Pelayan Jan dan Pelayan Juea. Bahkan Yupa. Karena barusan Yupa pergi bersama dengan Songwut. Mendengar itu, Kade mengerti.

“Aku bosan, bosan, bosan,” keluh Kade dengan sikap manja.

“Kade. Jika kamu bosan, ayo keluar denganku,” ajak Madam Kanda.

“Aku tidak mau kemana- mana. Aku bosan!” tolak Kade. Lalu dia pergi.



Yupa makan es krim bersama dengan Songwut. Dia tahu kalau Songwut sebenarnya menyukai Kade, makanya Songwut mendekatinya. Dan dia memberitahu Songwut untuk jangan terlalu berharap, karena Madam Kanda menyukai bangsawan. Walaupun Songwut kaya, tapi Songwut bukanlah seorang bangsawan.

“Nong Kade sombong. Namun aku  tahu kamu menyukaiku,” kata Songwut dengan yakin. Dan Yupa tersenyum malu- malu.

Pulang dari berbelanja bersama dengan Lady Veena, Chuen langsung pergi ke rumah kecil untuk memberikan snack yang barusan dibelinya kepada Nanny Aon. Dan Nanny Aon sangat senang.


“Eh, bukankah itu kalung keluarga Chawal?” tanya Nanny Aon, memperhatikan kalung yang Chuen pakai.

“Ya,” jawab Chuen, pelan. Lalu menyembunyikan kalung itu didalam bajunya.

“Apakah Lady yang memberikannya padamu?” tanya Nanny Aon, ingin tahu.

“Tidak. Mr. Niwat yang memberikannya,” jawab Chuen.

“Mr. Niwat? Wow … itu berarti dia sangat menyukaimu,” puji Nanny Aon. Tapi Chuen tidak tersenyum serta langsung mengalihkan pembicaraan.


Ketika Chuen berjalan- jalan ditaman, dia berpapasan dengan Mr. Niwat. Awalnya dia ingin berpura- pura tidak melihat dan berjalan pergi. Tapi Mr. Niwat memanggilnya, jadi diapun terpaksa berhenti.


“Kamu pergi dengan Lady Veena. Apakah menyenangkan?” tanya Mr. Niwat. Dan Chuen mengiyakan. “Lady bilang kamu membawa banyak barang untuk Nanny Aon?”

“Tidak banyak,” jawab Chuen. Lalu dia ingin pergi.

“Chuen,” panggil Mr. Niwat dengan ragu- ragu. “Bisakah aku berbicara selama 10 menit denganmu?” pintanya.

“Ada apa, Tuan?” tanya Chuen, singkat.

“Mengapa kamu tidak memanggilku Paman?”


“Kamu bukan kerabatku. Ada apa lagi?” tanya Chuen.

“Aku tahu dari Lady kamu berasal dari Rungsit. Sudah berapa lama kamu tinggal disana?”

“Sejak lahir,” jawab Chuen, singkat.

“Apa kamu hanya  punya Kakek dan Ibu? Bagaimana dengan Ayahmu?”

“Mati sejak aku lahir,” jawab Chuen.

“Ayahmu berasal darimana?” tanya Mr. Niwat. Dia terus bertanya, karena ingin tahu dan mengenal Chuen lebih jauh.

“Aku dari Rungsit. Ayahku dari Rungsit juga,” jawab Chuen.

“Ibumu … namanya.”

“Nama Ibuku Choi,” jawab Chuen.

“Ayahmu. Apa nama Ayahmu?”

“Bahkan Lady tidak menanyai nama Ayahku. Ada apa dengan pertanyaanmu?” tanya Chuen dengan ketus, tidak mau menjawab.

“Apa kamu kenal wanita bernama Cheewan Vichaluck?” tanya Mr. Niwat secara langsung, menanyakan hal yang paling ingin diketahuinya.

1 Comments

Previous Post Next Post