Original Network : Channel 7
Lady Veena memanggil Chuen dan
memberitahunya bahwa besok dia akan membawa Chuen untuk membeli baju baru. Dan
Tor akan bantu memilihkan nantinya. Namun Chuen menolak, karena dia masih punya
baju.
“Itu sudah lama, kamu perlu baju
yang baru,” kata Lady Veena dengan perhatian.
Tor kemudian memberitahu Chuen
bahwa Lady Veena juga sudah menyuruh Ton untuk mulai mengari Chuen. Mengetahui
itu Chuen langsung menolak. Menurutnya sikap Ton tidak lebih baik daripada
anjing. Tepat disaat itu, Ton dan Kade datang. Lalu Kade pun langsung mengeluh
kepada Lady Veena dan meminta Lady Veena untuk mengusir Chuen.
“Chuen. Minta maaf pada Khun Ton
sekarang. Kamu salah. Jadi kamu harus minta maaf. Aku percaya Kakek mu sudah
mengajari itu,” kata Lady Veena dengan serius dan tegas.
“Aku…” kata Chuen.
Sebelum Chuen sempat mengatakan
maaf, Ton langsung berjalan pergi begitu saja. Dan melihat itu, Kade merasa
senang.
Didalam kamar. Lady Veena
memberitahu Lord Pichai bahwa dia tidak tahu, apakah mengadopsi Chuen adalah
keputusan yang tepat atau tidak. Karena hubungan antara Chuen dan Ton tampak
nya kurang baik. Sedangkan dengan Tor, hubungan Chuen dengannya sangat baik.
Mendengar itu, Lord Pichai menyimpulkan bahwa semua ini tidak bisa disalahkan
pada Chuen, karena sikap Ton memang seperti itu, bahkan kepada Lady Veena saja,
Ton selalu bersikap dingin.
“Bagaimana jika kita mencari guru
lain. Pertama aku berpikir untuk membiarkan Khun Tor, tapi setelah dipikirkan,
Khun Tor adalah cadet (Murid Militer). Jadi …” kata Lady Veena.
“Hey, hey, hey,” sela Lord
Pichai, menghentikan pikiran Lady Veena. “Tidak perlu cari guru lain. Biarkan
saja Ton,” tegasnya.
Pagi hari. Madam Kanda datang
mengunjungi Kade. Dan Kade sangat senang sekali.
Lady Veena membawa Chuen pergi
berbelanja. Saat Chuen melihat baju dan gaun- gaun yang sangat cantik, juga
perhiasan yang indah, dia merasa sangat tertarik. Tapi dia diam dan tidak
memberitahu Lady Veena.
Kade mengeluh tentang Chuen
kepada Madam Kanda. Lalu Pelayan Jan pun mulai berprasangka buruk terhadapa
Chuen. Dia yakin Chuen pasti menyukai Kade dan sengaja ingin membuat Kade
memperhatikannya. Mendengar itu, Kade merasa panik dan takut. Lalu dia meminta
Madam Kanda untuk memberitahu Mr. Niwat agar membujuk Lady Veena untuk mengusir
Chuen. Tapi Madam Kanda tidak setuju, karena Mr. Niwat pasti bersikap acuh.
“Ma. Bagaimana jika aku
memberitahu Lady bahwa Chuen ingin melecehkan ku? Apa ini ide yang bagus?”
tanya Kade, merasa mendapatkan ide yang bagus.
“Itu sangat bagus. Mengapa kamu
begitu pintar?” puji Madam Kanda, setuju dengan ide Kade.
“Majikanku yang luar biasa. Kamu licik
seperti Ibumu,” puji Pelayan Jan sambil tertawa. Dan Pelayan Juea setuju.
Madam Kanda sangat mendukung ide
Kade. Namun dia juga menambahkan sesuatu. Dan dia membisikkan idenya kepada
Kade.
Dirumah makan. Lady Veena
memberitahu Chuen bahwa dia akan membawa Chuen ke beberapa toko lagi yang
memiliki pakaian cantik. Dan Chuen sangat bersemangat.
Kade dan Madam Kanda membahas
bagaimana caranya mengusir Chuen. Tepat disaat itu, Lady Veena pulang. Dan
Pelayan Jan mengingatkan mereka berdua.
Ketika Lady Veena datang, Kade
memberitahu Lady Veena bahwa dia ada mau mendiskusikan sesuatu. Tapi ini hal
yang kurang mengenakan.
“Kade sudah mendiskusikan
denganku. Tapi menurutku dia harus mendiskusikannya juga denganmu, karena aku
kan sudah memberitahu Kade kepadamu untuk menjadi walinya,” kata Madam Kanda,
secara tidak langsung mengingatkan Lady Veena bahwa Kade adalah keponakan
kandung Lady Veena, jadi Lady Veena harus membantu.
“Kemudian mari diskusikan di
ruang tamu,” kata Lady Veena. Lalu dia berjalan duluan.
Dibelakang nya, Madam Kanda dan
Kade saling bertatapan dan tersenyum penuh arti.
Diruang tamu. Kade duduk didekat
kaki Lady Veena yang duduk disofa. Dengan sikap ragu- ragu dan takut, Kade
memberitahu Lady Veena. Pertama, dia sudah mengubah pikirannya untuk menerima
Chuen, karena dia tidak ingin orang yang dia sayangi, yaitu Lady Veena, merasa
tidak nyaman. Kedua, dia menjelaskan bahwa dia merasa Chuen melihatnya dengan
cara yang aneh, tapi dia tidak bisa menjelaskan ‘aneh’ nya gimana, namun
tatapan Chuen itu membuatnya merasa ngeri. Ketiga, dia meminta maaf.
“Tidak apa, sayang,” kata Madam
Kanda, mulai berakting. “Bibi orang yang adil. Salah adalah salah. Benar adalah
benar. Kamu juga keponakan kandungnya, bukan orang lain,” katanya dengan
sengaja. Supaya Lady Veena berpihak kepada mereka.
Mendengar apa yang Madam Kanda
katakan, Lady Veena jadi merasa tidak enak. Jadi dia memutuskan bahwa jika apa
yang Kade katakan benar, berarti Chuen harus pergi. Dan Madam Kanda serta Kade
langsung senang. Tapi Lady Veena belum mau mengusir Chuen sekarang, karena dia
harus memastikan kebenarannya terlebih dahulu.
“Lady! Dia pasti akan
menyangkalnya!” keluh Madam Kanda, tidak senang.
Chuen masih kesal pada Ton. Jadi
dia berniat membuat Snow lebih menyukainya daripada Ton. Tapi sayangnya, ketika
Ton datang dan memanggil, Snow langsung berlari padanya.
“Lainkali aku tidak akan bermain
denganmu,”keluh Chuen, ngambek.
Ton bermain sebentar dengan Snow.
Lalu dia memberitahu Chuen bahwa pelajaran mereka akan dimulai dari minggu
depan. Dan Chuen tidak mau, dia mau orang lain yang mengajarinya.
“Kamu takut padaku?” tanya Ton.
Dan Chuen langsung menjawab tidak. “Kemudian mengapa kamu tidak mau belajar
denganku?” tanyanya dengan sikap menantang.
“Baik. Aku akan belajar denganmu.
Tapi jangan sampai berhenti di pertengahan jalan,” kata Chuen, tidak takut sama
sekali.
Lady Veena mendiskusikan tentang
Kade kepada Lord Pichai. Namun setelah mendengar cerita Lady Veena, Lord Pichai
tidak percaya bahwa Chuen ada bertingkah pada Kade, sebab dari yang dilihatnya,
Chuen masih bersikap seperti anak- anak. Dan Lady Veena juga tahu itu, tapi
gimanapun dia ingin memastikan dengan Chuen, apakah Chuen ada pikiran tertentu
pada Kade. Tapi Lord Pichai menghentikan Lady Veena dan menyarankan nya untuk
bertanya kepada Nanny Aon terlebih dahulu, karena Nanny Aon yang paling dekat
dengan Chuen.
“Siapa di bawah? Kemari lah,”
panggil Lady Veena. Lalu saat Pelayan Yam naik ke lantai atas, dia menyuruh
Pelayan Yam untuk memanggil Nanny Aon.
Chuen merasa agak bosan, ketika
Ton hanya sibuk mengobrol dengan Nanny Aon saja. Jadi diapun berdiri dan pergi.
Melihat itu, Ton mengeluhkan sikap Chuen yang sangat buruk, tidak tahu tata krama,
karena pada saat dua orang dewasa sedang mengobrol, Chuen sebagai anak- anak
malah main pergi begitu saja.
“Khun Ton, jangan marahin dia.
Dia juga baru disini,” kata Nanny Aon, membela Chuen.
“Belum lama dia disini, kamu
sudah berpihak padanya,” keluh Ton.
Disaat mereka berdua sedang
mengobrol, tiba- tiba Pelayan Yam datang. Pelayan Yam memberitahu Nanny Aon
bahwa Lady Veena memanggil.
Didalam kamar. Chuen menulis
surat untuk Kakek Chom dan Ibu Choi. Dia memberitahu mereka bahwa dia sangat
merindukan mereka.
Saat Lady Veena dan Lord Pichai
menanyai tentang Chuen. Nanny Aon langsung mengatakan hal baik tentang Chuen
dan membela Chuen. Dia yakin Chuen tidak akan melakukan hal yang tidak baik,
seperti yang di fitnahkan Kade. Lagian Kade tidak pernah menyukai Chuen,
bagaimana bisa Chuen memiliki kesempatan untuk bersama Kade.
“Itu benar. Tampaknya Kade
mungkin salah paham,” kata Lady Veena, menilai.
“Kalau begitu, kamu perhatikan
Chuen,” kata Lord Pichai kepada Nanny Aon. “Untukmu, larang keponakanmu untuk
pergi ke rumah kecil,” katanya kepada Lady Veena.
Seperti perintah Lord Pichai,
ketika Nanny Aon balik, dia menemui Chuen dan berbicang dengannya. Dia ingin
mencari tahu, bagaimana perasaan Chuen
terhadap Kade. Dan saat Chuen mendengar nama Kade, dia langsung emosi dan
menunjukkan kebenciannya terhadap Kade.
“Tapi dia kan sangat cantik,”
kata Nanny Aon, mengetes reaksi Chuen.
“Cantik diluar, tapi busuk
didalam. Dengan kepribadian seperti itu, bahkan jika aku memberikan dia kepada
Piak. Piak bahkan tidak akan menginginkannya,” balas Chuen.
Didalam kamar. Ibu Choi sedang
melihat- lihat sebuah foto. Lalu saat Kakek Chom datang mengetuk pintunya, dia
langsung menyimpan foto tersebut ke dalam kotak dan menyembunyikannya dibawah
bantal.
“Silahkan masuk, Yah,” kata Ibu
Choi.
Saat Ibu Choi bilang ‘silahkan
masuk’, Kakek Chom pun masuk ke dalam kamar. Dia memberikan surat dari Chuen
kepada Ibu Choi. Dan menerima surat itu, Ibu Choi merasa sangat bahagia sekali.
Dengan tidak sabaran, Ibu Choi
cepat- cepat membuka surat dari Chuen dan membacanya.
Ma, bagaimana kabarmu? Aku sangat
merindukanmu. Aku tahu kamu merindukan ku juga. Tapi jangan khawatirkan aku,
Lord dan Lady sangat baik padaku. Kebanyakan Pelayan juga baik kepadaku.
Kecuali Khun Kade, keponakan Lady.
Tapi kamu tidak perlu khawatir. Siapapun yang
baik padaku, aku akan balas baik padanya. Siapapun yang tidak menyukaiku, aku
tidak akan terlibat dengan mereka sama sekali.
Ditepi sungai. Kakek Chom juga
membaca surat dari Chuen untuknya.
Aku belum ada melihat Mr. Niwat Chawal dan
Istrinya. Dia hari mereka datang ke Pichai Sarayut, aku tidak ada dirumah. Lady
membawaku untuk membeli pakaian. Tapi aku pikir, tidak akan terlalu lagi aku
bertemu dengan mereka.
Kakek, ketika kamu memberitahuku untuk balas
dendam pada Chawal, bisakah kamu membuat pengecualian untuk Lady. Karena dia
orang yang baik dan dia sangat baik padaku.
Tidak lama, Chuen mendapatkan
surat balasan dari Kakek Chom.
Chuen yang antusias ingin membalaskan dendam
Ayahnya, Ibunya, dan Kakeknya. Kemana ‘Chuen’ itu menghilang?
Aku membesarkanmu untuk menjadi orang yang
bertekad kuat.
Apa kamu ingin roh Ayahmu menderita dan tidak
pernah tenang? Akankah kamu begitu kejam melihat Ibumu dan aku menjadi loser
selama hidup kami?
Tidak peduli siapapun, selagi orang itu
bermarga Chawal, kamu harus balas dendam pada mereka. Jika kamu tidak bisa
melakukannya, kamu tidak perlu kembali dan jangan biarkan aku melihat wajahmu
lagi!
Membaca surat balasan tersebut, Chuen merasa stress. Lalu karena hal itu, diapun tidak jadi membaca surat dari Ibu Choi.
Semangat... semangat
ReplyDelete