Sinopsis Lakorn : Chuen Cheewa (2016) Episode 2 part 2

 

Original Network : Channel 7


Lady Veena memanggil Chuen dan memberitahunya bahwa besok dia akan membawa Chuen untuk membeli baju baru. Dan Tor akan bantu memilihkan nantinya. Namun Chuen menolak, karena dia masih punya baju.

“Itu sudah lama, kamu perlu baju yang baru,” kata Lady Veena dengan perhatian.


Tor kemudian memberitahu Chuen bahwa Lady Veena juga sudah menyuruh Ton untuk mulai mengari Chuen. Mengetahui itu Chuen langsung menolak. Menurutnya sikap Ton tidak lebih baik daripada anjing. Tepat disaat itu, Ton dan Kade datang. Lalu Kade pun langsung mengeluh kepada Lady Veena dan meminta Lady Veena untuk mengusir Chuen.

“Chuen. Minta maaf pada Khun Ton sekarang. Kamu salah. Jadi kamu harus minta maaf. Aku percaya Kakek mu sudah mengajari itu,” kata Lady Veena dengan serius dan tegas.

“Aku…” kata Chuen.

Sebelum Chuen sempat mengatakan maaf, Ton langsung berjalan pergi begitu saja. Dan melihat itu, Kade merasa senang.

Didalam kamar. Lady Veena memberitahu Lord Pichai bahwa dia tidak tahu, apakah mengadopsi Chuen adalah keputusan yang tepat atau tidak. Karena hubungan antara Chuen dan Ton tampak nya kurang baik. Sedangkan dengan Tor, hubungan Chuen dengannya sangat baik. Mendengar itu, Lord Pichai menyimpulkan bahwa semua ini tidak bisa disalahkan pada Chuen, karena sikap Ton memang seperti itu, bahkan kepada Lady Veena saja, Ton selalu bersikap dingin.

“Bagaimana jika kita mencari guru lain. Pertama aku berpikir untuk membiarkan Khun Tor, tapi setelah dipikirkan, Khun Tor adalah cadet (Murid Militer). Jadi …” kata Lady Veena.

“Hey, hey, hey,” sela Lord Pichai, menghentikan pikiran Lady Veena. “Tidak perlu cari guru lain. Biarkan saja Ton,” tegasnya.

Pagi hari. Madam Kanda datang mengunjungi Kade. Dan Kade sangat senang sekali.


Lady Veena membawa Chuen pergi berbelanja. Saat Chuen melihat baju dan gaun- gaun yang sangat cantik, juga perhiasan yang indah, dia merasa sangat tertarik. Tapi dia diam dan tidak memberitahu Lady Veena.


Kade mengeluh tentang Chuen kepada Madam Kanda. Lalu Pelayan Jan pun mulai berprasangka buruk terhadapa Chuen. Dia yakin Chuen pasti menyukai Kade dan sengaja ingin membuat Kade memperhatikannya. Mendengar itu, Kade merasa panik dan takut. Lalu dia meminta Madam Kanda untuk memberitahu Mr. Niwat agar membujuk Lady Veena untuk mengusir Chuen. Tapi Madam Kanda tidak setuju, karena Mr. Niwat pasti bersikap acuh.

“Ma. Bagaimana jika aku memberitahu Lady bahwa Chuen ingin melecehkan ku? Apa ini ide yang bagus?” tanya Kade, merasa mendapatkan ide yang bagus.

“Itu sangat bagus. Mengapa kamu begitu pintar?” puji Madam Kanda, setuju dengan ide Kade.

“Majikanku yang luar biasa. Kamu licik seperti Ibumu,” puji Pelayan Jan sambil tertawa. Dan Pelayan Juea setuju.

Madam Kanda sangat mendukung ide Kade. Namun dia juga menambahkan sesuatu. Dan dia membisikkan idenya kepada Kade.

Dirumah makan. Lady Veena memberitahu Chuen bahwa dia akan membawa Chuen ke beberapa toko lagi yang memiliki pakaian cantik. Dan Chuen sangat bersemangat.


Kade dan Madam Kanda membahas bagaimana caranya mengusir Chuen. Tepat disaat itu, Lady Veena pulang. Dan Pelayan Jan mengingatkan mereka berdua.

Ketika Lady Veena datang, Kade memberitahu Lady Veena bahwa dia ada mau mendiskusikan sesuatu. Tapi ini hal yang kurang mengenakan.


“Kade sudah mendiskusikan denganku. Tapi menurutku dia harus mendiskusikannya juga denganmu, karena aku kan sudah memberitahu Kade kepadamu untuk menjadi walinya,” kata Madam Kanda, secara tidak langsung mengingatkan Lady Veena bahwa Kade adalah keponakan kandung Lady Veena, jadi Lady Veena harus membantu.

“Kemudian mari diskusikan di ruang tamu,” kata Lady Veena. Lalu dia berjalan duluan.


Dibelakang nya, Madam Kanda dan Kade saling bertatapan dan tersenyum penuh arti.

Diruang tamu. Kade duduk didekat kaki Lady Veena yang duduk disofa. Dengan sikap ragu- ragu dan takut, Kade memberitahu Lady Veena. Pertama, dia sudah mengubah pikirannya untuk menerima Chuen, karena dia tidak ingin orang yang dia sayangi, yaitu Lady Veena, merasa tidak nyaman. Kedua, dia menjelaskan bahwa dia merasa Chuen melihatnya dengan cara yang aneh, tapi dia tidak bisa menjelaskan ‘aneh’ nya gimana, namun tatapan Chuen itu membuatnya merasa ngeri. Ketiga, dia meminta maaf.

“Tidak apa, sayang,” kata Madam Kanda, mulai berakting. “Bibi orang yang adil. Salah adalah salah. Benar adalah benar. Kamu juga keponakan kandungnya, bukan orang lain,” katanya dengan sengaja. Supaya Lady Veena berpihak kepada mereka.


Mendengar apa yang Madam Kanda katakan, Lady Veena jadi merasa tidak enak. Jadi dia memutuskan bahwa jika apa yang Kade katakan benar, berarti Chuen harus pergi. Dan Madam Kanda serta Kade langsung senang. Tapi Lady Veena belum mau mengusir Chuen sekarang, karena dia harus memastikan kebenarannya terlebih dahulu.

“Lady! Dia pasti akan menyangkalnya!” keluh Madam Kanda, tidak senang.


Chuen masih kesal pada Ton. Jadi dia berniat membuat Snow lebih menyukainya daripada Ton. Tapi sayangnya, ketika Ton datang dan memanggil, Snow langsung berlari padanya.

“Lainkali aku tidak akan bermain denganmu,”keluh Chuen, ngambek.

Ton bermain sebentar dengan Snow. Lalu dia memberitahu Chuen bahwa pelajaran mereka akan dimulai dari minggu depan. Dan Chuen tidak mau, dia mau orang lain yang mengajarinya.

“Kamu takut padaku?” tanya Ton. Dan Chuen langsung menjawab tidak. “Kemudian mengapa kamu tidak mau belajar denganku?” tanyanya dengan sikap menantang.

“Baik. Aku akan belajar denganmu. Tapi jangan sampai berhenti di pertengahan jalan,” kata Chuen, tidak takut sama sekali.


Lady Veena mendiskusikan tentang Kade kepada Lord Pichai. Namun setelah mendengar cerita Lady Veena, Lord Pichai tidak percaya bahwa Chuen ada bertingkah pada Kade, sebab dari yang dilihatnya, Chuen masih bersikap seperti anak- anak. Dan Lady Veena juga tahu itu, tapi gimanapun dia ingin memastikan dengan Chuen, apakah Chuen ada pikiran tertentu pada Kade. Tapi Lord Pichai menghentikan Lady Veena dan menyarankan nya untuk bertanya kepada Nanny Aon terlebih dahulu, karena Nanny Aon yang paling dekat dengan Chuen.

“Siapa di bawah? Kemari lah,” panggil Lady Veena. Lalu saat Pelayan Yam naik ke lantai atas, dia menyuruh Pelayan Yam untuk memanggil Nanny Aon.


Chuen merasa agak bosan, ketika Ton hanya sibuk mengobrol dengan Nanny Aon saja. Jadi diapun berdiri dan pergi. Melihat itu, Ton mengeluhkan sikap Chuen yang sangat buruk, tidak tahu tata krama, karena pada saat dua orang dewasa sedang mengobrol, Chuen sebagai anak- anak malah main pergi begitu saja.

“Khun Ton, jangan marahin dia. Dia juga baru disini,” kata Nanny Aon, membela Chuen.

“Belum lama dia disini, kamu sudah berpihak padanya,” keluh Ton.

Disaat mereka berdua sedang mengobrol, tiba- tiba Pelayan Yam datang. Pelayan Yam memberitahu Nanny Aon bahwa Lady Veena memanggil.

Didalam kamar. Chuen menulis surat untuk Kakek Chom dan Ibu Choi. Dia memberitahu mereka bahwa dia sangat merindukan mereka.


Saat Lady Veena dan Lord Pichai menanyai tentang Chuen. Nanny Aon langsung mengatakan hal baik tentang Chuen dan membela Chuen. Dia yakin Chuen tidak akan melakukan hal yang tidak baik, seperti yang di fitnahkan Kade. Lagian Kade tidak pernah menyukai Chuen, bagaimana bisa Chuen memiliki kesempatan untuk bersama Kade.

“Itu benar. Tampaknya Kade mungkin salah paham,” kata Lady Veena, menilai.

“Kalau begitu, kamu perhatikan Chuen,” kata Lord Pichai kepada Nanny Aon. “Untukmu, larang keponakanmu untuk pergi ke rumah kecil,” katanya kepada Lady Veena.

Seperti perintah Lord Pichai, ketika Nanny Aon balik, dia menemui Chuen dan berbicang dengannya. Dia ingin mencari tahu, bagaimana perasaan  Chuen terhadap Kade. Dan saat Chuen mendengar nama Kade, dia langsung emosi dan menunjukkan kebenciannya terhadap Kade.

“Tapi dia kan sangat cantik,” kata Nanny Aon, mengetes reaksi Chuen.

“Cantik diluar, tapi busuk didalam. Dengan kepribadian seperti itu, bahkan jika aku memberikan dia kepada Piak. Piak bahkan tidak akan menginginkannya,” balas Chuen.


Didalam kamar. Ibu Choi sedang melihat- lihat sebuah foto. Lalu saat Kakek Chom datang mengetuk pintunya, dia langsung menyimpan foto tersebut ke dalam kotak dan menyembunyikannya dibawah bantal.

“Silahkan masuk, Yah,” kata Ibu Choi.

Saat Ibu Choi bilang ‘silahkan masuk’, Kakek Chom pun masuk ke dalam kamar. Dia memberikan surat dari Chuen kepada Ibu Choi. Dan menerima surat itu, Ibu Choi merasa sangat bahagia sekali.


Dengan tidak sabaran, Ibu Choi cepat- cepat membuka surat dari Chuen dan membacanya.

Ma, bagaimana kabarmu? Aku sangat merindukanmu. Aku tahu kamu merindukan ku juga. Tapi jangan khawatirkan aku, Lord dan Lady sangat baik padaku. Kebanyakan Pelayan juga baik kepadaku. Kecuali Khun Kade, keponakan Lady.

Tapi kamu tidak perlu khawatir. Siapapun yang baik padaku, aku akan balas baik padanya. Siapapun yang tidak menyukaiku, aku tidak akan terlibat dengan mereka sama sekali.


Ditepi sungai. Kakek Chom juga membaca surat dari Chuen untuknya.

Aku belum ada melihat Mr. Niwat Chawal dan Istrinya. Dia hari mereka datang ke Pichai Sarayut, aku tidak ada dirumah. Lady membawaku untuk membeli pakaian. Tapi aku pikir, tidak akan terlalu lagi aku bertemu dengan mereka.

Kakek, ketika kamu memberitahuku untuk balas dendam pada Chawal, bisakah kamu membuat pengecualian untuk Lady. Karena dia orang yang baik dan dia sangat baik padaku.



Tidak lama, Chuen mendapatkan surat balasan dari Kakek Chom.

Chuen yang antusias ingin membalaskan dendam Ayahnya, Ibunya, dan Kakeknya. Kemana ‘Chuen’ itu menghilang?

Aku membesarkanmu untuk menjadi orang yang bertekad kuat.

Apa kamu ingin roh Ayahmu menderita dan tidak pernah tenang? Akankah kamu begitu kejam melihat Ibumu dan aku menjadi loser selama hidup kami?

Tidak peduli siapapun, selagi orang itu bermarga Chawal, kamu harus balas dendam pada mereka. Jika kamu tidak bisa melakukannya, kamu tidak perlu kembali dan jangan biarkan aku melihat wajahmu lagi!

Membaca surat balasan tersebut, Chuen merasa stress. Lalu karena hal itu, diapun tidak jadi membaca surat dari Ibu Choi.

1 Comments

Previous Post Next Post