Sinopsis Lakorn : Chuen Cheewa (2016) Episode 2 part 3

 

Original Network : Channel 7

Akibat surat dari Kakek Chom, mood Chuen jadi menurun. Tapi kemudian Snow datang. Snow bersikap sangat lucu. Dan hal itu membuat mood Chuen jadi meningkat.


Pelayan Jan sedang makan dan bersantai di dapur, kemudian tiba- tiba Chuen dan Snow datang. Dengan sinis, dia mengejek Chuen ‘kampungan’. Mendengar itu, Snow pun menggonggong pada Pelayan Jan. Karena jengkel pada sikap Chuen yang melawannya dan Snow yang terus menggonggong padanya, Pelayan Jan pun mengambil sesuatu dan melemparkannya kepada Chuen. Tepat disaat itu, Chef Yohng datang dan melindungi Chuen serta memuji Snow.


“Woow … woow …” gonggong Snow.

“Oh! Kenapa kamu terus menggonggong?! Aku akan menamparmu!” teriak Pelayan Jan, emosi dengan sikap Snow.

“Berhenti! Jika kamu berani memukul Snow, pukul dia didepan Khun Ton. Karena Snow adalah anjing Khun Ton,” kata Chuen, menghentikan Pelayan Jan.

“Benar,” kata Chef Yohng, setuju. Lalu dia tertawa dengan keras.

Chuen pergi berjalan- jalan ditaman. Dan bertemu dengan Loy yang sedang merapikan bunga- bunga. Lalu diapun menghampiri Loy serta membantunya.


Kade kebetulan lewat dan melihat itu, jadi diapun menghampiri mereka berdua. Dia menyuruh Chuen untuk memotongkan beberapa bunga mawar padanya. Dan Chuen merasa khawatir, trik apalagi yang ingin Kade lakukan sekarang. Tapi Loy juga tidak tahu, namun Loy menyuruh Chuen untuk potongkan saja beberapa mawar dan berikan kepada Kade, karena Cuma potong bunga saja, pasti tidak akan ada masalah.

“Aku takut ada masalah setelahnya,” keluh Chuen. Lalu dia memotongkan beberapa bunga mawar yang Kade minta.


Setelah memotongkan beberapa bunga mawar, Chuen berdiri dan mendekati Kade. Lalu dia memberikan bunga tersebut kepada Kade. Tapi tiba- tiba Kade malah menarik tangannya sehingga mereka berdua terjatuh. Kade jatuh dibawah. Dan Chuen jatuh diatas, menimpa dirinya. Kemudian Kade langsung berteriak ‘Tolong’ serta menuduh Chuen ingin melecehkannya. Dengan panik, Chuen pun langsung berdiri.


Mendengar suara teriakan Kade, Lady Veera dan Nanny Aon langsung keluar dari rumah. Lalu Kade pun langsung komplain kepada Lady Veena dan menfitnah Chuen.

“Baiklah. Baiklah. Ayo bicara di dalam,” kata Lady Veena.

Didalam rumah. Kade langsung  berbicara duluan. Dia memberitahu Lady Veena bahwa dia ingin mengambil beberapa mawar untuk diletakkan didalam vas bungannya. Lalu saat dia melihat Chuen sedang menanam bunga, dia meminta Chuen untuk tolong potongkan beberapa bunga. Kemudian ketika Chuen membawakan bunga untuknya, Chuen tiba- tiba menarik tangannya dan memeluknya. Dan dia sangat jijik sekali.

Setelah Kade selesai bicara, Lady Veena mengizinkan Chuen untuk berbicara. Chuen pun memberitahu Lady Veena bahwa Kade yang menarik tangannya. Lalu tiba- tiba setelah itu, Kade mulai berteriak ‘Tolong’ dan menfitnahnya.


Karena cerita antara Kade dan Chuen berbeda. Maka Nanny Aon pun menyarankan untuk memanggil Loy sebagai saksi. Dan Lady Veena setuju. Tapi Kade sangat tidak setuju.

“Dia juga orang kampung, jadi dia pasti akan berpihak padanya!” kata Kade.

“Kade. Chuen bukan pelayan,” tegur Lady Veena dengan tegas.

Lalu Nanny Aon pun pergi untuk memanggil Loy.


Setelah Nanny Aon memanggil Loy. Dia segera pergi ke kamar Ton dan meminta bantuan Ton. Bahkan Snow juga ikut datang supaya Ton membantu Chuen.

“Si kecil Chuen mungkin memang mesum,” kata Ton dengan acuh. Dia tidak mau membantu Chuen ataupun terlibat dalam masalah Chuen.

“Oh! Khun Ton. Wajah Chuen tidak terlihat seperti orang mesum,” kata Nanny Aon, membela Chuen.


Setelah Loy menceritakan apa yang terjadi. Dengan panik, Kade meminta Lady Veena untuk jangan mempercayai Loy, karena Loy pasti akan berpihak pada Chuen. Lalu dia terus mendesak Lady Veena untuk mengusir Chuen.

“Lady, jika aku membuatmu merasa tidak nyaman, aku akan pulang ke Rungsit,” kata Chuen, tidak tahan dengan Kade.

“Bagus! Pergi! Pergi!” teriak Kade dengan bersemangat.

Melihat sikap Kade, Lady Veena menyuruh Kade untuk kembali ke kamar dan dia akan berbicara kepada Chuen. Karena sikap Lady Veena tampak seperti tidak mau dibantah, maka sambil cemberut Kade pun terpaksa pergi. Setelah itu, Lady Veena juga menyuruh Nanny Aon dan Loy untuk pergi.

Jadi akhirnya, disana hanya tinggal Lady Veena dan Chuen saja.


Kade pergi ke kamar Ton dan mengeluh padanya. Lalu dia meminta Ton agar bantu dia membujuk Lord Pichai dan Lady Veena untuk mengusir Chuen. Namun Ton menolak, karena dia tidak mau ikut campur. Lalu Ton mengingatkan Kade bahwa tidak layak bagi Kade, seorang wanita, berdiri didepan kamarnya seperti ini. Karena seseorang bisa saja salah paham, ketika melihat mereka berdua.

“Aku tidak masalah,” kata Kade dengan senang.

“Aku mau membaca,” balas Ton. Lalu dia langsung masuk ke dalam kamar.

Dengan kesal, Kade mengentakkan kakinya dan terpaksa pergi.


Lady Veena mempertanyakan, apakah Chuen menyukai Kade. Dan Chuen langsung menjawab tidak. Lalu diapun memberitahu bahwa dia akan mengirimkan surat kepada Kakeknya supaya datang dan jemput dia. Karena Kade terus menfitnahnya dan membuatnya merasa tidak nyaman.

“Kamu tidak perlu pergi kemana- mana,” kata Lady Veena dengan lembut. “Aku tidak tahu apa yang terjadi. Tapi aku akan memberimu kesempatan untuk membukti kan dirimu sendiri. Lalu menjauhlah dari Kade, jadi tidak akan ada masalah lagi,” jelasnya.

“Baiklah. Terima kasih banyak,” kata Chuen, mengerti.

Nanny Aon merasa khawatir pada Chuen, jadi diapun pergi ke kamar Chuen dan mengetuk pintu kamar Chuen dan memanggil- manggil Chuen. Tapi Chuen sama sekali tidak ada menjawab.


Takut ada apa- apa dengan Chuen, maka Nanny Aon pun langsung pergi dan memanggil Ton. Lalu dia mengajak Ton untuk ikut dengannya.

Diluar kamar. Nanny Aon dan Ton memanggil- manggil nama Chuen. Lalu setelah cukup lama, Chuen keluar dari dalam kamar. Dan melihat Chuen baik- baik saja, Nanny Aon merasa sangat lega.


Lalu seperti biasa, setiap kali Ton dan Chuen bertemu, mereka pasti akan berdebat serta bertengkar. “Hei, aku dengar kamu mencoba melecehkan Khun Kade?” tanya Ton.

“Aku sudah bilang. Aku lebih baik memerkosa kerbau!” balas Chuen.

“Perhatikan mulutmu! Bagaimana kamu bisa membandingkan orang dengan kerbau. Kelihatanya aku bukannya hanya harus mengajarimu mata pelajaran disekolah. Aku juga harus mengajari tata krama,” tegur Ton dengan keras.

“Kakek dan Ibuku sudah mengajariku!” balas Chuen, bersikap memberontak.


Kemudian Chuen mendorong Ton, sehingga Ton pun terjatuh. Lalu Chuen berniat untuk memukulinya, tapi akhirnya tanpa sengaja dia malah terjatuh dan terpeluk tubuh Ton.

Ketika tubuh Chuen jatuh diatas tubuhnya, Ton seperti merasakan sesuatu. Jadi dia diam tertegun. Lalu ketika Nanny Aon maju untuk membantu mereka berdiri, diapun tersadar dari rasa tertegunnya.

Tanpa mengatakan apapun, Chuen masuk ke dalam kamarnya. Dan melihat itu, Ton menggeleng- gelengkan kepalanya.


Didalam kamar. Setelah agak tenang, Chuen membuka dan membaca surat dari Ibu Choi.

Chuen ku tersayang, sejak kamu lahir, kita tidak pernah terpisah. Tapi kali ini aku harus melepaskanmu pergi. Untuk masa depanmu. Jadi aku ingin kamu fokus bersekolah supaya bisa membalas kebaikan Lord Pichai dan Lady Veena.

Satu hal yang aku ingin kamu ingat setiap kamu bernafas, yaitu tahu berterima kasih. Lord Pichai dan Lady Veena adalah penyelamatmu. Jangan membuat mereka merasa tidak nyaman, okay sayang?

Tahu berterima kasih adalah simbol orang baik. Chuen ku tersayang, ingat itu didalam hatimu.

Mencintai dan merindukanmu selalu, dari Ibumu.

Setelah membaca surat dari Ibu Choi, Chuen merasa agak dilema. Mana yang harus diikutinya, perkataan Kakek Chom untuk balas dendam. Atau perkataan Ibu Choi untuk tahu berterima kasih.

Kade menemui Ibunya, Madam Kanda, dan mengadu. Ketika Madam Kanda tahu kalau Chuen tidak tertarik kepada Kade, dan Lady Veena masih belum mau mengusir Chuen. Dia mulai berpikiran buruk. Dia menebak, apakah mungkin Lady Veena menyukai Chuen, makanya Lady Veena melindungi Chuen.

Karena pikiran tersebutlah, Madam Kanda semakin ingin menyingkirkan Chuen.


Malam hari. Madam Kanda mengajak Mr. Niwat untuk pindah ke rumah Lady Veena supaya mereka bisa lebih dekat dengan Kade. Lagian Lady Veena sudah setuju, dan rumah yang dimaksud kosong. Tapi Mr. Niwat tidak setuju.

“Kenapa kamu harus mengirimkan Kade untuk tinggal dengannya?!” tanya Mr. Niwat, tidak mengerti dengan Madam Kanda.

“Warisan. Apa kamu ngerti arti kata ‘warisan’? Lady tidak punya anak. Makanya aku ingin Kade pergi dan menunggu warisan darinya. Jadi itu tidak akan sia- sia. Juga aku memiliki rencana yang lebih dalam dari itu, aku ingin anak tiri Lady bersama dengan Kade,” jelas Madam Kanda, memberitahukan rencananya.

Mr. Niwat tidak setuju dengan Madam Kanda. Tapi Madam Kanda tidak peduli, karena dia melakukan ini demi putri mereka. Dan Mr. Niwat pun diam, karena tidak bisa melawan.

Post a Comment

Previous Post Next Post