Original Network : Channel 7
Dari jauh, Ton memperhatikan
Chuen yang sedang bermain- main dengan Snow. Lalu disaat itu, Tor pulang. Dan
ketika Tor menyapanya, dia mengangguk pelan.
Setelah memberikan hormat kepada
Ton, Tor menghampiri Chuen dan memegang kepalanya. Dengan perhatian, Tor
menanyai, bagaimana kabar Chuen, dan kapan Chuen akan mulai belajar bersama
dengan Ton. Dan Chuen menjawab bahwa siang ini, baru mereka akan mulai belajar.
Mengetahui itu, Tor pun meminta Chuen untuk menunggunya berganti pakaian, lalu
dia akan membawa Chuen makan diluar.
“Oh, baguslah. Aku tidak ingin
belajar dengan Tuan Kutu,” kata Chuen. Dan Tor tertawa mendengar panggilan
‘Tuan Kutu’. Dengan senang, Chuen pun mengatakannya lagi, “Tuan Kutu Buku. Aku
tidak ingin belajar dengan Kutubuku!” katanya
sambil menatap Ton.
Mendengar itu, Ton merasa kesal
dan mengabaikan mereka berdua.
Setelah Tor selesai mandi dan
mengganti baju. Dia datang ke kamar Ton, dia mau meminta izin. Tapi pada saat
berbicara, dia tanpa sengaja kecoplosan dan memanggil Ton dengan sebutan ‘Tuan
Kutu’ yang berasal dari ‘Kutu Buku’. Dan mendengar itu, Ton merasa kesal, tapi
dia tidak menunjukkan nya.
“Khun Ton, aku ingin membawa
Chuen makan diluar dan makan es krim. Aku jamin dia akan kembali tepat waktu
untuk belajar,” kata Tor dengan cepat.
“Aku tidak izinkan. Karena aku
perlu mendisplinkan dia sebelum belajar. Terlebih dia seperti ini, terlebih aku
harus mendisplinkannya,” kata Ton dengan sikap keras.
Karena Ton tidak memberikan izin,
maka Tor pun jadi tidak berani untuk membawa Chuen jalan. Mengetahui itu, Chuen
protes. Lalu saat Chuen ingin mencari Ton untuk berbicara, Ton sudah muncul
duluan. Dengan tegas, Ton memberitahu Chuen bahwa dia tidak mengizinkan Chuen
pergi. Karena sebagai seorang guru, Ton merasa dia harus mendisplinkan Chuen.
“Kapan aku setuju menjadi
muridmu?” tanya Chuen.
“Sejak Lady Veena menyuruhku
untuk mengajarimu,” tegas Ton dengan keras.
Melihat Chuen dan Ton terus
berdebat. Tor pun membujuk Chuen untuk belajar bersama dengan Ton terlebih
dahulu. Lalu setelah itu, dia akan mengajak Chuen untuk makan es krim serta
menonton. Mendengar itu, Chuen langsung menatap Tor dengan tatapan berbinar dan
senang.
“Khun Ton. Ayo belajar sekarang.
Jadi aku bisa segera keluar bersama Khun Tor,” kata Chuen dengan sopan. Dia
mengubah sikapnya kepada Ton dan menjadi lebih baik.
Dengan capek, Ton menggeleng kan
kepalanya.
Sebelum pelajaran dimulai, Ton
menasehati Chuen untuk lebih antusias. Dan Chuen melawan dengan mengatakan
bahwa dia tidak mau belajar. Lalu Ton pun mengingatkan Chuen atas apa yang
Kakek Chom dan Ibu Choi telah ajarkan, serta niat mereka membiarkan Chuen untuk
mengikuti Lord Pichai dan Lady Veena. Itu semua karena mereka ingin, Chuen memiliki
masa depan yang baik.
Mendengar itu, Chuen menundukkan
kepalanya. Dia merasa malu dan merasa bersalah, karena telah bersikap malas.
“Chuen. Pria tidak seharusnya
menangis,” kata Ton dengan canggung, ketika Chuen tiba- tiba saja mulai
menangis.
“Aku sedih karena telah
mengecewakan, Kakek, Ibu, Lord, dan Lady,” kata Chuen, menyadari kesalahannya.
Kemudian Chuen menunjukkan buku-
buku yang telah di ajarkan oleh Kakek Chom dan Ibu Choi kepadanya. Dan Ton
melihat buku- buku tersebut dengan serius.
Selesai mengajar, Ton melapor
kepada Lord Pichai dan Lady Veena bahwa Chuen sudah ada mempelajari English,
matematika, dan yang lainnya. Ini berarti Kakek Chom dan Ibu Choi adalah orang
yang berpendidikan. Dan mungkin mereka berdua juga berasal dari Bangkok, tapi
kemudian mereka pindah ke Rungsit.
“Dimana Chuen? Aku mau
menanyainya,” kata Lord Pichai, tertarik pada latar belakang keluarga Chuen.
“Dia pergi dengan Khun Tor,”
jawab Ton. Lalu dia pamit dan pergi.
Lady Veena menemui kakak nya, Mr.
Niwat. Dia memberitahu Mr. Niwat bahwa Lord Pichai mengizinkan keluarga Mr.
Niwat untuk pindah dan tinggal di tempat mereka. Dengan senang hati, Madam
Kanda mengiyakan. Tapi Mr. Niwat merasa tidak enak. Lalu dengan sikap manja,
Kade membujuk Mr. Niwat untuk setuju, supaya keluarga mereka bisa berkumpul
bersama.
“Kita bisa menyewakan rumah lama
kita,” kata Kade, menyarankan Mr. Niwat.
“Tidak bisa, sayang. P’ Yupas
masih tinggal disana,” tolak Madam Kanda.
“Tidak apa. Ajak dia tinggal
dengan kita saja,” kata Kade, memutuskan secara sembarangan tanpa menanyai
pendapat Lady Veena.
“Untuk P’Yupa, kita lihat nanti
dulu,” kata Lady Veena, dengan sikap ramah. Dan Madam Kanda merasa lega.
Kade menghampiri Ton dan
memeluknya dengan erat. Lalu dia menanyai, dimana Tor. Dan Ton pun menjawab
bahwa Tor pergi keluar bersama Chuen. Mengetahui itu, Kade mulai mengomel dan
berbicara buruk tentang Chuen lagi. Karena dia tidak ingin, Chuen dekat dengan
Tor. Jadi dia terus menekankan bahwa Chuen adalah orang mesum.
“Khun Kade!” tegur Ton.
“Aku minta maaf,” balas Kade.
Lalu dia mengalihkan topik. “Ibu dan Ayahku akan pindah ke sini minggu depan,”
katanya dengan senang.
“Bagus,” respon Ton dengan sikap
datar.
Ketika Ton dan Kade kembali dari
luar, ternyata Nat dan Nan datang berkunjung ke rumah mereka. Dan Nat serta Nan
mengajak Ton untuk jalan- jalan keluar.
“Kalian hanya mengundang Khun
Ton?!” protes Kade, tidak senang.
“Kami mengundang semuanya. Khun
Tor dan juga adik barumu,” kata Nat, menyebut tentang Chuen.
Saat Kade ingin menjelekkan
tentang Chuen, Ton langsung menghentikannya. Dan Kade pun langsung mengubah
kata- katanya. “Dia bukan adik baru disini. Dia pelayan.”
“Eh, tapi Khun Tor memberitahu
kami bahwa Chuen adik barunya,” balas Nan, heran.
Sebelum Kade sempat mengomel, Ton
langsung menyela. “Mau pergi sekarang?” tanyanya. Dan Nat mengiyakan. Tapi Kade
menghalangi Ton untuk jangan pergi.
Kade meminta Ton untuk tinggal
dan mengajarinya. Dan dengan halus, Ton menolak. Karena itu, Kade pun langsung
mengubah sikapnya. Dia juga ingin ikut berjalan keluar dengan mereka.
Walaupun Nan kurang menyukai
Kade, tapi dia tidak mengatakan apapun dan membiarkannya untuk ikut.
Sesampainya di kota. Chuen sangat
bersemangat sekali. Dan secara kebetulan, ketika mereka berdua ingin makan,
mereka bertemu dengan Ton serta kawan- kawan. Jadi akhirnya, setelah itu,
mereka berenam pun berjalan- jalan bersama.
Walaupun sikap Kade masih
menyebalkan seperti biasa, tapi Chuen sudah agak kebal. Jadi dia mengabaikan
Kade.
Malam hari. Chuen menceritakan
tentang harinya kepada Nanny Aon. Lalu setelah itu, mereka mengosipi sikap
buruk Kade yang menyebalkan.
“Kepribadian Khun Kade sama
seperti Ibunya. Tapi Ayahnya baik. Setiap orang menyukainya,” kata Nanny Aon,
memberitahu.
“Apa Ayahnya adalah kakak laki-
laki Lady Veena?” tanya Chuen.
“Iya. Namanya Mr. Niwat,” jawab
Nanny Aon.
Mendengar nama Niwat Chawal
disebut, Chuen langsung terlonjak. Dan itu membuat Nanny Aon, heran ada apa
Dengan gugup, Chuen beralasan bahwa dia mengantuk. Lalu diapun pamit untuk
kembali ke kamar dan tidur.
Didalam kamar. Chuen duduk dan
merenung. “Kade adalah putri Mr. Niwat
Chawal. Eh, aku harusnya sudah menduga ini dari awal,” pikirnya dengan
sinis.
Ton dan Tor jalan- jalan di
sekitar rumah. Tor memberitahu kan satu rahasianya kepada Ton. Dia merasa kalau
wajah Chuen sangat cantik seperti seorang gadis, lebih cantik daripada Kade.
Jadi terkadang dia memiliki perasaan, jika Chuen seorang gadis. Dan dia ingin
menikahi Chuen.
“Tor,” kata Ton dengan keras.
“Oh ya, jika Chuen seorang gadis,
jangan rebut dia dariku ya,” kata Tor, memperingatkan. Lalau dia tertawa. “Aku
serius.”
“Gila! Si kecil Chuen itu adalah
pria,” balas Ton.
Chuen menuliskan surat untuk
Kakek Chom. Dalam suratnya, dia memberitahu tentang hubungan antara Kade dan
Mr. Niwat.
Tiba- tiba saja, ketika sedang
asyik menulis, Chuen merasakan ‘datang bulan’ nya datang. Dan dia merasa
terkejut.
Chuen lalu pergi ke kamar Nanny
Aon dan memanggilnya. Lalu dengan suara pelan, dia berbisik ditelinga Nanny
Aon. Pertama kali mendengar, Nanny Aon menganggukkan kepalanya, tapi kemudian
dia terkejut dan mengira bahwa dia pasti salah mendengar. Jadi Chuen pun
berbisik lagi di telinganya.
“Bisakah kamu meminta seseorang
membelikannya untukku?” pinta Chuen, gugup.
Nanny Aon segera menemui Lady
Veena dan melaporkan padanya bahwa Chuen adalah seorang gadis. Mengetahui itu,
Lady Veena sangat senang, karena dia tidak menyangka bahwa Chuen adalah seorang
gadis. Dan sebenarnya lebih menyukai anak cewek, daripada anak cowok. Jadi
karena itulah, dia merasa senang.
“Besok kamu dan Yohng rapikan
kamar di sayap kiri,” perintah Lady Veena. Dan mereka berdua mengiyakan dengan
patuh. “Nanny, ayo. Aku ingin lihat anakku,” katanya dengan bersemangat.
Lady Veena datang menemui Chuen.
Dengan perhatian, dia menanyai, kenapa Chuen selama ini berpura- pura menjadi
anak cowok. Dan Chuen menjawab bahwa Kakek Chom sengaja membesarkannya sebagai
anak cowok, karena Kakek Chom tidak ingin dia menjadi lemah seperti Ibu Choi.
“Ada apa dengan Ibumu?” tanya
Lady Veena, ingin tahu.
“Aku tidak tahu. Kakek dan Ibu
mengatakan aku masih kecil,” jawab Chuen.
“Lalu nama aslimu apa? Atau hanya
Chuen?” tanya Nanny Aon.
“Nama asliku Chuencheewa Chaona,”
jawab Chuen.
Mendengar nama itu, Lady Veena
dan Ibu Choi memuji nama Chuen. Dan Chuen pun merasa lega, karena mereka berdua
mau menerimanya.
Lord Pichai tertawa saat
mengetahui kalau Chuen adalah seorang gadis. Dan Lady Veena juga sangat senang
sekali, bahkan dia sudah memikirkan harus mendadani Chuen seperti apa nantinya.
“Lady, kamu bertingkah seperti sedang
bermain boneka,” komentar Lord Pichai, geli. “Oh, apa yang akan Ton dan Tor
katakan tentang ini? Jika mereka tahu Chuen adalah gadis,” gumamnya, tertarik.
Lalu dia tertawa.
Keesokan harinya. Pelayan
diseluruh rumah langsung tahu bahwa Chuen adalah seorang gadis. Dan ketika
Pelayan Jan mengetahui itu juga, dia langsung berprasangka buruk terhadap Chuen
yang selama ini ternyata menyamar sebagai anak cowok.
Namun para pelayan di dapur,
terutama Chef Yohng, mereka mengabaikan Pelayan Jan yang terus berbicara buruk.
Pelayan Jan datang ke kamar Kade
dan memberitahu nya bahwa Chuen adalah seorang gadis. Mendengar itu, Kade yang
awalnya masih tidur langsung terbangun.
Diruang makan. Ketika Ton menyebut tentang Chuen, ekspresi wajah Lord Pichai tampak berubah menjadi sangat serius. Dan melihat itu, Ton heran ada apa.
Lanjut... lanjut...
ReplyDeleteSlalu ditunggu