Original Network : Channel 7
Ton tampak
cemburu, saat Nan datang membawakan bunga untuk Chuen. Tapi dirinya sendiri
tidak menyadari hal itu. Lalu dia pergi begitu saja dengan ekspresi wajah
cemberut. Dan melihat itu, Nan serta Nat merasa heran, ada apa dengan Ton.
Nanny Aon
kebetulan keluar dari kamar Chuen dan melihat Ton pergi. Lalu saat Nan
bertanya, diapun menjawab bahwa mungkin saja Ton sedang kesal, karena Chuen
belum menyelesaikan pr yang diberikannya.
Mood Ton
sangat tidak bagus. Jadi ketika Kade datang dan memberitahu bahwa keluarganya
akan pindah dan tinggal disini, Ton merespon dengan sikap dingin. Lalu dia
pergi.
Chuen keluar
dari kamar sambil membawa semua buku pr nya. Dia menghampiri Nan dan meminta
Nan untuk bantu mengerjakan pr nya. Dan Nan setuju. Tapi Nanny Aon serta Nat
tidak setuju, karena Chuen harus mengerjakan pr tersebut sendiri, supaya ilmu
pengetahuan Chuen bertambah. Setelah Chuen mengerjakan pr tersebut, bila ada
yang Chuen tidak mengerti, barulah Nan dan Nat akan mengajarkannya.
Chuen
mengerti niat baik Nanny Aon dan Nat, jadi diapun mencoba untuk mengerjakan pr
tersebut sendiri terlebih dahulu.
Didepan Nanny
Aon, Kade berani bersikap arogant. Tapi ketika berada dihadapan Lady Veena,
Kade langsung mengubah sikapnya menjadi orang yang lembut dan sopan kepada
Nanny Aon.
Melihat sikap
Kade yang berubah 180 derajat, Nanny Aon merasa agak pusing. Dan dia langsung
menjauhinya. Dia mengikuti Lady Veena untuk mengecek proses kamar baru Chuen.
Kade pergi ke
rumah kecil untuk memata- matai Chuen, dan saat dia melihat Nan serta Nat ada
bersama dengan Chuen, dia merasa tidak senang. Lalu dia terpikir sebuah
rencana.
Kade pergi ke
kamar Ton dan mengetuk pitnya. Lalu ketika Ton membuka pintu dan keluar, dia
memberitahu Ton bahwa barusan dia ada melihat sesuatu yang membuatnya tidak
nyaman dirumah kecil. Nat mengajari Chuen, tapi caranya mengajari Chuen tampak
agak intim, dan Nan hanya diam memperhatikan mereka.
“Kamu
berbicara seolah- olah mereka berdua ada niat buruk terhadap Chuen. Kamu dan
aku sudah mengenal Khun Nat dan Khun Nan sejak lama, mereka berdua orang baik,”
kata Ton, menegur Kade yang berbicara buruk tentang orang lain.
“Aku minta
maaf. Aku hanya berniat baik saja,” balas Kade, membela diri.
“Aku tidak
suka orang yang berbohong,” kata Ton dengan penuh penekanan.
Ton lalu
mengungkit kebohongan Kade yang pernah menfitnah Chuen. Dia mengingatkan Kade
untuk belajar dari hal itu dan jangan berbohong lagi. Tapi Kade tidak mau
mengaku bersalah dan dia membela diri bahwa dia tidak menfitnah Chuen, dia
hanya salah paham, karena dia tidak tahu bahwa Chuen adalah wanita.
“Itu mengapa
aku memperingatkanmu,” tegas Ton.
“Baik. Aku
akan ingat,” jawab Kade dengan pelan. Lalu dia pergi.
Pelayan Jan datang
berkunjung ke dapur. Saat melihat Chef Yohng dan Pelayan Sa sedang memasak, dia
langsung mengancam akan mengadukan mereka, karena masak dan makan secara
pribadi. Lalu saat tahu kalau ini makanan untuk Chuen, Nat, dan Nan, dia mulai
berbicara buruk lagi.
Dengan sikap
acuh, Chef Yohng serta Pelayan Sa menertawai dan mengejek bahwa Pelayan Jan
pasti iri, jadi Pelayan Jan tidak bisa melihat kalau ada orang yang hidupnya
lebih baik. Mendengar itu, Pelayan Jan merasa kesal. Tapi sayangnya, dia tidak
bisa menang melawan mereka berdua. Hahah …
Selesai
memasak, Chef Yohng dan Pelayan Sa mengantarkan makanan untuk Chuen, Nan, dan
Nat. Awalnya Nan ingin makan, tapi karena Chuen belum selesai mengerjakan pr
nya dan Nat mau menungguin Chuen, maka dengan sikap setia Nan pun menunggu
Chuen juga.
Hubungan
mereka bertiga sangat baik.
Malam hari.
Chuen ingin menemui Ton untuk meminta maaf, tapi dia agak tidak berani. Lalu
saat Nanny Aon mengatakan bahwa dirinya pasti takut, Chuen tidak mau mengakui
itu. Dia berpura- pura bersikap berani. Tapi tentu saja, hanya berani di mulut
saja, prakteknya dia tidak berani untuk menemui Ton. Dan Nanny Aon merasa geli
serta tertawa pelan.
“Setiap orang
pasti ada membuat kesalahan. Tapi jika setiap orang yang membuat kesalahan,
menyadari kesalahannya, lalu meminta maaf, pasti dia akan di maafkan.
Mengerti?” kata Nanny Aon, menasehati Chuen untuk berani meminta maaf.
“Aku
mengerti. Aku akan pergi sekarang,” kata Chuen. Lalu dia menarik nafas dalam-
dalam.
Setelah
menguatkan tekadnya, Chuen datang menemui Ton yang duduk ditaman. Dengan sikap
sopan, dia memberikan salam, lalu dia meminta maaf, karena telah bermalas-
malasan dalam mengerjakan pr nya, tapi dari sekarang dia janji bahwa dia akan
lebih rajin dan menyelesaikan pr yang Ton berikan. Mendengar itu, Ton
menanggapi dengan sikap yang baik. Dia hanya ingin lain kali Chuen
menyelesaikan pr sendiri, tanpa bantuan orang lain.
Awalnya Chuen
agak tidak mengerti dengan kata- kata Ton, tapi kemudian dia mengerti. Yang dimaksud
oleh Ton adalah Nat dan Nan.
“Mereka
sangat baik. Mereka memberiku mawar. Mereka juga memberiku petunjuk. Tapi
bahkan jika mereka tidak memberi petunjuk, aku bisa melakukannya sendiri,” kata
Chuen, menjelaskan. Lalu dia mau pergi untuk mengambil pr nya dan menunjukkan hasil
pr yang dia kerjakan kepada Ton.
Melihat Chuen
ingin pergi, Ton langsung berdiri dan memegang tangan Chuen. Dan saat sadar
kalau tindakannya agak aneh, Ton melepaskan tangan Chuen. Lalu dengan sikap
dingin seperti biasa, dia mengatakan bahwa dia akan pergi dan mengecek pr Chuen
di rumah kecil.
Nanny Aon
agak terkejut, ketika Ton datang ke rumah kecil. Apalagi saat tahu kalau Ton
ingin makan bersama dengan mereka di rumah kecil.
Tanpa
mengatakan apapun Chuen pergi ke kamar dan mengambil buku pr nya. Lalu dia
memberikan nya kepada Ton untuk di cek.
Diruang
makan. Kade menunggu- nunggu Ton, tapi Ton masih belum datang juga, jadi dia
ingin memanggil dia. Tapi Lady Veena menghentikannya, karena Ton tidak akan
makan dengan mereka. Barusan Ton ada memberitahu Pelayan Sa bahwa dia belum
lapar. Mengetahui itu, Kade tidak ingin makan dan mau menunggu Ton untuk makan
bersama nanti.
“Kade,”
panggil Lady Veena, tidak senang, ketika Kade berdiri dan ingin meninggalkan
meja makan begitu saja. “Duduk,” perintahnya.
Dengan
terpaksa, Kade pun duduk kembali di tempatnya.
Kade datang
ke rumah kecil, pada saat dia datang dia berpapasan dengan Ton yang balik
darisana. Dan karena takut Ton melihatnya, Kade pun langsung bersembunyi.
Setelah
memastikan Ton pergi, Kade datang menghampiri Chuen yang sedang mengobrol dan
tertawa dengan Nanny Aon. Dan melihat kedatangannya, Chuen menyambut Kade
dengan sinis. Lalu Kade menampar Chuen. Dan Chuen pun langsung balas menampar
Kade. Melihat itu, Nanny Aon langsung menengahi mereka berdua. Tapi Kade malah
menuduh Nanny Aon berpihak pada Chuen.
“Aku tidak
berpihak pada siapapun,” kata Nanny Aon, menjelaskan. “Tapi apakah menampar
orang itu bagus? Tidak,” katanya, menasehati Kade.
“Aku punya
hak untuk menamparmu. Karena aku keponakan pemilik rumah. Keponakan yang
dibesarkan seperti putrinya,” kata Kade, menatap rendah Chuen.
“Aku punya
hak juga! Aku punya hak untuk melindungi diriku,” balas Chuen.
“Aku akan
memberitahu Paman Lord dan Bibi Lady untuk mengusirmu! Mereka tidak akan
mengampunimu! Anak kelas rendah!” kata Kade dengan kasar. Lalu dia pergi.
Melihat Chuen
sedih karena perkataan Kade, Nanny Aon menghibur Chuen agar jangan dengarkan
perkataan Kade. Tanpa mengatakan apapun, Chuen pergi ke kamarnya.
Chuen
merapikan barang- barangnya ke dalam koper.
Kade datang
ke kamar Lady Veena dan mengadu. Lalu dia meminta Lady Veena untuk mengusir
Chuen. Tapi Lady Veena tidak mau. Juga Lady Veena yakin bahwa Kade duluanlah
yang telah menampar Chuen.
“Bibi, aku
punya hak untuk berjalan- jalan di dalam rumah ini. Mengapa sekarang aku tidak
bisa, setelah dia pindah ke sini?” tanya Kade, dengan sikap seolah- olah merasa
tidak adil dan terluka. “Alasan ku menampar dia, karena dia menghina ku duluan.
Jika kamu tidak mengusir dia, aku akan sangat sedih!” katanya, mengambek.
Nanny Aon
datang ke kamar Ton. Dia mengetuk- ngetuk pintu kamar Ton dan memanggilnya.
Lalu saat Ton membuka pintu dan keluar, Nanny Aon langsung menceritakan tentang
Kade dan Chuen yang saling menampar.
Lalu Nanny
Aon membawa Ton untuk menemui Chuen yang pasti sekarang merasa terluka. Tapi
saat mereka ke sana, ternyata Chuen tidak ada di kamar. Dan kamarnya sangat
rapi sekali. Juga pakaian pemberian dari Lady Veena ada di lemari, tapi pakaian
yang Chuen bawa, tidak ada didalam lemari.
“Khun Chuen pergi,” gumam Nanny Aon, khawatir.