Sinopsis Lakorn : Chuen Cheewa (2016) Episode 4 part 1

 

Original Network : Channel 7


Ton tampak cemburu, saat Nan datang membawakan bunga untuk Chuen. Tapi dirinya sendiri tidak menyadari hal itu. Lalu dia pergi begitu saja dengan ekspresi wajah cemberut. Dan melihat itu, Nan serta Nat merasa heran, ada apa dengan Ton.

Nanny Aon kebetulan keluar dari kamar Chuen dan melihat Ton pergi. Lalu saat Nan bertanya, diapun menjawab bahwa mungkin saja Ton sedang kesal, karena Chuen belum menyelesaikan pr yang diberikannya.


Mood Ton sangat tidak bagus. Jadi ketika Kade datang dan memberitahu bahwa keluarganya akan pindah dan tinggal disini, Ton merespon dengan sikap dingin. Lalu dia pergi.


Chuen keluar dari kamar sambil membawa semua buku pr nya. Dia menghampiri Nan dan meminta Nan untuk bantu mengerjakan pr nya. Dan Nan setuju. Tapi Nanny Aon serta Nat tidak setuju, karena Chuen harus mengerjakan pr tersebut sendiri, supaya ilmu pengetahuan Chuen bertambah. Setelah Chuen mengerjakan pr tersebut, bila ada yang Chuen tidak mengerti, barulah Nan dan Nat akan mengajarkannya.


Chuen mengerti niat baik Nanny Aon dan Nat, jadi diapun mencoba untuk mengerjakan pr tersebut sendiri terlebih dahulu.


Didepan Nanny Aon, Kade berani bersikap arogant. Tapi ketika berada dihadapan Lady Veena, Kade langsung mengubah sikapnya menjadi orang yang lembut dan sopan kepada Nanny Aon.


Melihat sikap Kade yang berubah 180 derajat, Nanny Aon merasa agak pusing. Dan dia langsung menjauhinya. Dia mengikuti Lady Veena untuk mengecek proses kamar baru Chuen.


Kade pergi ke rumah kecil untuk memata- matai Chuen, dan saat dia melihat Nan serta Nat ada bersama dengan Chuen, dia merasa tidak senang. Lalu dia terpikir sebuah rencana.


Kade pergi ke kamar Ton dan mengetuk pitnya. Lalu ketika Ton membuka pintu dan keluar, dia memberitahu Ton bahwa barusan dia ada melihat sesuatu yang membuatnya tidak nyaman dirumah kecil. Nat mengajari Chuen, tapi caranya mengajari Chuen tampak agak intim, dan Nan hanya diam memperhatikan mereka.

“Kamu berbicara seolah- olah mereka berdua ada niat buruk terhadap Chuen. Kamu dan aku sudah mengenal Khun Nat dan Khun Nan sejak lama, mereka berdua orang baik,” kata Ton, menegur Kade yang berbicara buruk tentang orang lain.

“Aku minta maaf. Aku hanya berniat baik saja,” balas Kade, membela diri.

“Aku tidak suka orang yang berbohong,” kata Ton dengan penuh penekanan.


Ton lalu mengungkit kebohongan Kade yang pernah menfitnah Chuen. Dia mengingatkan Kade untuk belajar dari hal itu dan jangan berbohong lagi. Tapi Kade tidak mau mengaku bersalah dan dia membela diri bahwa dia tidak menfitnah Chuen, dia hanya salah paham, karena dia tidak tahu bahwa Chuen adalah wanita.

“Itu mengapa aku memperingatkanmu,” tegas Ton.

“Baik. Aku akan ingat,” jawab Kade dengan pelan. Lalu dia pergi.


Pelayan Jan datang berkunjung ke dapur. Saat melihat Chef Yohng dan Pelayan Sa sedang memasak, dia langsung mengancam akan mengadukan mereka, karena masak dan makan secara pribadi. Lalu saat tahu kalau ini makanan untuk Chuen, Nat, dan Nan, dia mulai berbicara buruk lagi.

Dengan sikap acuh, Chef Yohng serta Pelayan Sa menertawai dan mengejek bahwa Pelayan Jan pasti iri, jadi Pelayan Jan tidak bisa melihat kalau ada orang yang hidupnya lebih baik. Mendengar itu, Pelayan Jan merasa kesal. Tapi sayangnya, dia tidak bisa menang melawan mereka berdua. Hahah …


Selesai memasak, Chef Yohng dan Pelayan Sa mengantarkan makanan untuk Chuen, Nan, dan Nat. Awalnya Nan ingin makan, tapi karena Chuen belum selesai mengerjakan pr nya dan Nat mau menungguin Chuen, maka dengan sikap setia Nan pun menunggu Chuen juga.

Hubungan mereka bertiga sangat baik.


Malam hari. Chuen ingin menemui Ton untuk meminta maaf, tapi dia agak tidak berani. Lalu saat Nanny Aon mengatakan bahwa dirinya pasti takut, Chuen tidak mau mengakui itu. Dia berpura- pura bersikap berani. Tapi tentu saja, hanya berani di mulut saja, prakteknya dia tidak berani untuk menemui Ton. Dan Nanny Aon merasa geli serta tertawa pelan.

“Setiap orang pasti ada membuat kesalahan. Tapi jika setiap orang yang membuat kesalahan, menyadari kesalahannya, lalu meminta maaf, pasti dia akan di maafkan. Mengerti?” kata Nanny Aon, menasehati Chuen untuk berani meminta maaf.

“Aku mengerti. Aku akan pergi sekarang,” kata Chuen. Lalu dia menarik nafas dalam- dalam.


Setelah menguatkan tekadnya, Chuen datang menemui Ton yang duduk ditaman. Dengan sikap sopan, dia memberikan salam, lalu dia meminta maaf, karena telah bermalas- malasan dalam mengerjakan pr nya, tapi dari sekarang dia janji bahwa dia akan lebih rajin dan menyelesaikan pr yang Ton berikan. Mendengar itu, Ton menanggapi dengan sikap yang baik. Dia hanya ingin lain kali Chuen menyelesaikan pr sendiri, tanpa bantuan orang lain.

Awalnya Chuen agak tidak mengerti dengan kata- kata Ton, tapi kemudian dia mengerti. Yang dimaksud oleh Ton adalah Nat dan Nan.


“Mereka sangat baik. Mereka memberiku mawar. Mereka juga memberiku petunjuk. Tapi bahkan jika mereka tidak memberi petunjuk, aku bisa melakukannya sendiri,” kata Chuen, menjelaskan. Lalu dia mau pergi untuk mengambil pr nya dan menunjukkan hasil pr yang dia kerjakan kepada Ton.

Melihat Chuen ingin pergi, Ton langsung berdiri dan memegang tangan Chuen. Dan saat sadar kalau tindakannya agak aneh, Ton melepaskan tangan Chuen. Lalu dengan sikap dingin seperti biasa, dia mengatakan bahwa dia akan pergi dan mengecek pr Chuen di rumah kecil.


Nanny Aon agak terkejut, ketika Ton datang ke rumah kecil. Apalagi saat tahu kalau Ton ingin makan bersama dengan mereka di rumah kecil.

Tanpa mengatakan apapun Chuen pergi ke kamar dan mengambil buku pr nya. Lalu dia memberikan nya kepada Ton untuk di cek.



Diruang makan. Kade menunggu- nunggu Ton, tapi Ton masih belum datang juga, jadi dia ingin memanggil dia. Tapi Lady Veena menghentikannya, karena Ton tidak akan makan dengan mereka. Barusan Ton ada memberitahu Pelayan Sa bahwa dia belum lapar. Mengetahui itu, Kade tidak ingin makan dan mau menunggu Ton untuk makan bersama nanti.

“Kade,” panggil Lady Veena, tidak senang, ketika Kade berdiri dan ingin meninggalkan meja makan begitu saja. “Duduk,” perintahnya.

Dengan terpaksa, Kade pun duduk kembali di tempatnya.


Kade datang ke rumah kecil, pada saat dia datang dia berpapasan dengan Ton yang balik darisana. Dan karena takut Ton melihatnya, Kade pun langsung bersembunyi.


Setelah memastikan Ton pergi, Kade datang menghampiri Chuen yang sedang mengobrol dan tertawa dengan Nanny Aon. Dan melihat kedatangannya, Chuen menyambut Kade dengan sinis. Lalu Kade menampar Chuen. Dan Chuen pun langsung balas menampar Kade. Melihat itu, Nanny Aon langsung menengahi mereka berdua. Tapi Kade malah menuduh Nanny Aon berpihak pada Chuen.

“Aku tidak berpihak pada siapapun,” kata Nanny Aon, menjelaskan. “Tapi apakah menampar orang itu bagus? Tidak,” katanya, menasehati Kade.

“Aku punya hak untuk menamparmu. Karena aku keponakan pemilik rumah. Keponakan yang dibesarkan seperti putrinya,” kata Kade, menatap rendah Chuen.

“Aku punya hak juga! Aku punya hak untuk melindungi diriku,” balas Chuen.


“Aku akan memberitahu Paman Lord dan Bibi Lady untuk mengusirmu! Mereka tidak akan mengampunimu! Anak kelas rendah!” kata Kade dengan kasar. Lalu dia pergi.

Melihat Chuen sedih karena perkataan Kade, Nanny Aon menghibur Chuen agar jangan dengarkan perkataan Kade. Tanpa mengatakan apapun, Chuen pergi ke kamarnya.

Chuen merapikan barang- barangnya ke dalam koper.


Kade datang ke kamar Lady Veena dan mengadu. Lalu dia meminta Lady Veena untuk mengusir Chuen. Tapi Lady Veena tidak mau. Juga Lady Veena yakin bahwa Kade duluanlah yang telah menampar Chuen.

“Bibi, aku punya hak untuk berjalan- jalan di dalam rumah ini. Mengapa sekarang aku tidak bisa, setelah dia pindah ke sini?” tanya Kade, dengan sikap seolah- olah merasa tidak adil dan terluka. “Alasan ku menampar dia, karena dia menghina ku duluan. Jika kamu tidak mengusir dia, aku akan sangat sedih!” katanya, mengambek.


Nanny Aon datang ke kamar Ton. Dia mengetuk- ngetuk pintu kamar Ton dan memanggilnya. Lalu saat Ton membuka pintu dan keluar, Nanny Aon langsung menceritakan tentang Kade dan Chuen yang saling menampar.



Lalu Nanny Aon membawa Ton untuk menemui Chuen yang pasti sekarang merasa terluka. Tapi saat mereka ke sana, ternyata Chuen tidak ada di kamar. Dan kamarnya sangat rapi sekali. Juga pakaian pemberian dari Lady Veena ada di lemari, tapi pakaian yang Chuen bawa, tidak ada didalam lemari.

“Khun Chuen pergi,” gumam Nanny Aon, khawatir.

Post a Comment

Previous Post Next Post