Sinopsis Lakorn : Chuen Cheewa (2016) Episode 4 part 2

 

Original Network : Channel 7


Reaksi Ton serta Nanny Aon, saat mereka datang ke kamar Chuen dan menemukan bahwa Chuen pergi, mereka berdua merasa cemas dan khawatir.

Reaksi Lady Veena, saat datang ke kamar Chuen dan menemukan bahwa Chuen pergi, dia juga merasa cemas dan khawatir, sama seperti Ton serta Nanny Aon. Tapi Kade merasa sangat senang sekali.



Ton kemudian pergi untuk mencari Chuen. Dan Kade berlari mengejar Ton untuk menghentikan Ton agar jangan pergi. Tapi Ton mengabaikannya dan pergi menaiki mobil. Lalu Loy lewat. Dan Kade meneriakinya agar menutup pintu pagar. Tapi Loy malah mengabaikannya. Dengan kesal, Kade mengumpati Loy.

“Kade! Kembali ke dalam rumah sekarang!” perintah Lady Veena. Tapi Kade tidak mau. “Aku bilang kembali ke dalam rumah sekarang! Jika kamu tidak mau mendengarkan ku, maka tidak ada yang perlu kita bicarakan lagi,” ancam Lady Veena. Lalu dia masuk ke dalam rumah.

Melihat itu, Kade merasa dilema. Antara harus mengikuti Ton, atau masuk ke dalam rumah. Dan akhirnya, dia memutuskan untuk kembali ke dalam rumah.


Ton bertemu Chuen dijalan. Dia menyembunyikan klakson beberapa kali, tapi Chuen berpura- pura tidak dengar dan terus berjalana. Lalu Ton pun menghentikan mobil di dekat Chuen, dan keluar dari dalam mobil. Dia memanggil Chuen dan menyuruh Chuen untuk masuk ke dalam mobil. Namun Chuen menolak. Dan Ton pun menstimulasi Chuen dengan mengatakan bahwa jika Chuen pergi, maka Chuen kalah. Dan dengan keras kepala, Chuen diam.


Lalu Ton pun mengambil koper Chuen dan menarik tangan Chuen untuk ikut masuk ke dalam mobil. Tapi Chuen melawan, karena tidak mau.

“Hey! Kamu ingin aku mengendongmu ke dalam?!” tanya Ton, tidak sabaran. Dan akhirnya, Chuen pun masuk ke dalam mobil. “Aku tidak pernah melihat seseorang yang keras kepala sepertimu!” omel Ton. Dan Chuen diam.


Dirumah. Kade menunggu sambil mengomel. Lalu saat terdengar suara mobil, dia langsung melihat ke luar jendela. Dan kemudian dia merasa kecewa, karena ternyata yang pulang bukanlah Ton, melainkan Lord Pichai. Tapi lalu dia terpikir sebuah ide, dia ingin mengadu kepada Lord Pichai supaya Lord Pichai mau membantunya dan mengusir Chuen.

Melihat sikap Kade, Lady Veena merasa capek untuk menasehatinya lagi. Jadi dia membiarkan Kade dan menggeleng- gelengkan kepalanya.


Sesampainya dipusat kota, Chuen sangat senang sekali. Apalagi melihat keramaian malam. Dan Ton mengikutinya sambil tersenyum. Lalu mereka mampir ke toko es krim. Dan makan es krim bersama. Kemudian sambil makan, Ton menanyai, kenapa Chuen bertengkar dengan Kade. Dan Chuen menjawab bahwa ini karena Ton datang dan makan bersamanya serta Nanny Aon di rumah kecil, jadi Kade tidak senang. Mendengar jawaban itu, Ton agak tidak mengerti, kenapa hanya karena itu Kade tidak senang. Tapi Chuen malas menjelaskan.


“Kamu lebih mudah darinya. Kamu harus meminta maaf padanya terlebih dahulu,” kata Ton, menasehati Chuen.

“Apa ini perintah?” balas Chuen.

“Tidak. Aku hanya mengatakan apa yang harus kamu lakukan,” jelas Ton.

Mendengar itu, Chuen diam dan memakan es krimnya sambil cemberut. Dan Ton pun merasa tidak berdaya untuk membujuk Chuen, jadi dia diam sambil menatap Chuen.


Lady Veena merasa khawatir. Terutama khawatir pada Kade. Karena sejak Chuen datang, Kade selalu bertingkah, apalagi saat ketahuan Chuen adalah wanita, Kade semakin bertingkah. Namun walaupun begitu, dia tidak ada rencana untuk mengirim Chuen kembali ke kampung. Sebab sejak Chuen datang, Ton jadi bersikap lebih baik padanya.


Kade menelpon dan mengadu kepada Madam Kanda mengenai Ton serta Chuen. Lalu Madam Kanda pun menenangkan Kade untuk tidak perlu khawatir, karena jika Ton benar menyukai Chuen nantinya, dia tidak akan membiarkan mereka berdua begitu saja.

“Aku tidak memiliki siapapun lagi selain kamu,” kata Kade, tersentuh.

“Tenang. Aku akan bersama dengamu Sabtu ini,” balas Madam Kanda.


Chuen mau ikut pulang dengan Ton. Lalu sesampainya dirumah, Chuen memberitahu Ton bahwa mulai saat ini, Ton tidak perlu mengajarinya lagi. Dia akan belajar sendiri, lalu saat Tor pulang, dia akan memberikannya kepada Tor untuk dicek. Jika ada yang tidak dia mengerti, dia juga  akan bertanya pada Tor. Jadi Kade tidak akan salah paham lagi.

“Kamu takut dia akan salah paham atau kamu sebenarnya ingin belajar dengan Khun Tor?” tanya Ton. Dan Chuen diam. “Terserah kamu,” kata Ton, merasa bad mood. Lalu dia masuk ke dalam rumah duluan.

Didalam kamar. Setelah selesai mandi, Ton membaca buku. Lalu dia teringat perkataan Chuen barusan. Dan diapun berhenti membaca buku.


Ketika Tor pulang, dia langsung datang ke rumah kecil untuk menemui Chuen. Dia memegang tangan Chuen dan mengatakan bahwa dia sangat merindukan Chuen.

Ton yang mengikuti Tor datang ke rumah kecil, dia merasa agak tidak senang ketika melhat Tor memegang tangan Chuen. Kayaknya dia sendiri tidak menyadari bahwa itu adalah rasa cemburu. Lalu tanpa mengatakan apapun, dia pergi.

Ton datang menemui Lord Pichai dan Lady Veena. Dia mau menginfokan bahwa dia tidak akan mengajari Chuen lagi, karena dia harus bersiap- siap untuk keluar negri dan belajar Inggris. Jadi Chuen yang penuh pengertian, dia akan  belajar sendiri dan Tor yang akan mengecekkan tugasnya. Lalu menurutnya, Chuen sudah bisa pergi bersekolah. Sebab secara akademi, dia berpikir Chuen sudah siap.

“Aku akan menyekolahkannya di Sekolah Kulathida Wittayalai,” kata Lady Veena, sudah memikirkan sekolah mana yang bagus untuk Chuen.

“Itu sekolah asrama,” kata Lord Pichai, tahu tentang sekolah itu.


“Iya. Aku pikir itu adalah sekolah terbaik dan paling cocok untuk Chuen. Jadi dia bisa cepat berbaur dengan teman sekolahnya. Lalu dia bisa pulang setiap minggu,” jelas Lady Veena, berpikir jauh. “Apa yang kamu pikirkan Khun Ton?” tanyanya, menanyakan pendapat Ton.

“Itu bagus,” jawab Ton, setuju.

Malam hari. Lady Veena datang ke rumah kecil dan memberitahu kan kabar baik tersebut kepadanya. Dan Chuen sangat senang serta berterima kasih.


Kemudian Chuen mengirimkan dua surat, satu kepada Ibu Choi dan satu lagi kepada  Kakek Chom. Dia memberitahu Ibu Choi bahwa dia akan mulai bersekolah di Sekolah Kulathida Wittayalai. Mengetahui itu, Ibu Choi sangat senang, dan dia ingat bahwa dulu dia juga bersekolah disana.


Kakek tersayang, surat ini khusus untukmu

Aku punya rahasia yang aku belum ingin Ibu tahu. Jadi aku hanya memberitahumu. Ini melibatkan musuh kita. Ini melibatkan Mr. Niwat Chawal.

Aku sudah bertemu dia. Itu pertemuan yang tidak disengaja. Anehnya, dia tertarik padaku ketika dia melihatku sebelumnya. Lalu keluarganya sudah pindah ke sisi kiri Pichai Sarayut. Aku mungkin akan bisa mendapatkan kesempatan untuk lebih mengenal keluarganya. Itu saja mengenai musuh kita.

Berita baik tentang ku. Ketika sekolah dimulai, aku akan masuk ke Kulathida Wittayalai. Aku sudah memberitahu Ibu disuratnya. Kamu dan Ibu pasti senang. Dan sebelum aku bersekolah, aku mau minta berkat kalian. Lalu seharusnya Lady mengantarkanku pada hari itu, tapi dia sibuk, jadi aku menolak.

Aku merindukan mu dan Ibu. Jika ada berita terbaru, aku akan segera menuliskan surat lain untukmu. Aku paling merindukanmu di dunia ini.

Dari Chuen mu.

Membaca surat dari Chuen, Kakek Chom sangat senang sekali.


Kakek Chom lalu bertemu dengan Bawahan Mu. Dia memberitahukan Bawahan Mu tentang keluarga Mr. Niwat yang sudah pindah kediaman Pichai Sarayut. Dan tentang Mr. Niwat yang sudah bertemu dengan Chuen.

“Apa dia akan mencurigai apapun?” tanya Bawahan Mu, khawatir.

“Tidak. Dia hanya terkejut, mengapa Chuen terlihat seperti wanita yang dia kenal,” jelas Kakek Chom. Lalu dia tersenyum penuh kemenangan, “Dari sekarang, aku akan membuat dia lebih terkejut, lebih daripada ini,” katanya.


Chuen ku sayang.

Ibu senang membaca suratmu. Aku jadi tahu aktivitasmu setiap harinya. Aku senang kamu bersenang- senang disana. Kamu dicintai dan dikasih di kediaman Pichai Sarayut.

Sejak kamu menerima kebaikan mereka, jangan lupa untuk bersyukur dan berbakti sebagai balasannya. Jika ada apapun yang membebankan mereka, jangan ragu untuk membantu. Jika ada masalah dengan seseorang di dalam rumah itu, ampuni mereka demi Lady. Jangan membuat dia terbebanin.

Ini surat yang ditulis oleh Ibu Choi.


Seperti terakhir kali, aku ingin mengingatkanmu untuk selalu ingat siapa yang menyebabkan keluarga kita tidak beruntung. Jika ada cara untuk membalas dendam, jangan ragu untuk langsung melakukannya. Khususnya si Mr. Niwat Chawal.

Jangan lupakan segala ekspetasi ku padamu. Apakah aku bisa mati dengan tenang atau tidak, itu tergantung pada tindakanmu. Aku berharap di surat selanjutnya, akan ada lebih banyak perkembangan daripada ini.

Ini surat yang ditulis oleh Kakek Chom.


Membaca surat dari Ibu Choi dan Kakek Chom yang selalu bertentangan, Chuen jadi merasa sakit kepala.

Post a Comment

Previous Post Next Post