Original Network : Channel 7
Reaksi Ton
serta Nanny Aon, saat mereka datang ke kamar Chuen dan menemukan bahwa Chuen
pergi, mereka berdua merasa cemas dan khawatir.
Reaksi Lady
Veena, saat datang ke kamar Chuen dan menemukan bahwa Chuen pergi, dia juga
merasa cemas dan khawatir, sama seperti Ton serta Nanny Aon. Tapi Kade merasa
sangat senang sekali.
Ton kemudian
pergi untuk mencari Chuen. Dan Kade berlari mengejar Ton untuk menghentikan Ton
agar jangan pergi. Tapi Ton mengabaikannya dan pergi menaiki mobil. Lalu Loy
lewat. Dan Kade meneriakinya agar menutup pintu pagar. Tapi Loy malah
mengabaikannya. Dengan kesal, Kade mengumpati Loy.
“Kade!
Kembali ke dalam rumah sekarang!” perintah Lady Veena. Tapi Kade tidak mau.
“Aku bilang kembali ke dalam rumah sekarang! Jika kamu tidak mau mendengarkan
ku, maka tidak ada yang perlu kita bicarakan lagi,” ancam Lady Veena. Lalu dia
masuk ke dalam rumah.
Melihat itu,
Kade merasa dilema. Antara harus mengikuti Ton, atau masuk ke dalam rumah. Dan
akhirnya, dia memutuskan untuk kembali ke dalam rumah.
Ton bertemu
Chuen dijalan. Dia menyembunyikan klakson beberapa kali, tapi Chuen berpura-
pura tidak dengar dan terus berjalana. Lalu Ton pun menghentikan mobil di dekat
Chuen, dan keluar dari dalam mobil. Dia memanggil Chuen dan menyuruh Chuen
untuk masuk ke dalam mobil. Namun Chuen menolak. Dan Ton pun menstimulasi Chuen
dengan mengatakan bahwa jika Chuen pergi, maka Chuen kalah. Dan dengan keras
kepala, Chuen diam.
Lalu Ton pun
mengambil koper Chuen dan menarik tangan Chuen untuk ikut masuk ke dalam mobil.
Tapi Chuen melawan, karena tidak mau.
“Hey! Kamu
ingin aku mengendongmu ke dalam?!” tanya Ton, tidak sabaran. Dan akhirnya,
Chuen pun masuk ke dalam mobil. “Aku tidak pernah melihat seseorang yang keras
kepala sepertimu!” omel Ton. Dan Chuen diam.
Dirumah. Kade
menunggu sambil mengomel. Lalu saat terdengar suara mobil, dia langsung melihat
ke luar jendela. Dan kemudian dia merasa kecewa, karena ternyata yang pulang
bukanlah Ton, melainkan Lord Pichai. Tapi lalu dia terpikir sebuah ide, dia
ingin mengadu kepada Lord Pichai supaya Lord Pichai mau membantunya dan
mengusir Chuen.
Melihat sikap
Kade, Lady Veena merasa capek untuk menasehatinya lagi. Jadi dia membiarkan
Kade dan menggeleng- gelengkan kepalanya.
Sesampainya
dipusat kota, Chuen sangat senang sekali. Apalagi melihat keramaian malam. Dan
Ton mengikutinya sambil tersenyum. Lalu mereka mampir ke toko es krim. Dan
makan es krim bersama. Kemudian sambil makan, Ton menanyai, kenapa Chuen
bertengkar dengan Kade. Dan Chuen menjawab bahwa ini karena Ton datang dan
makan bersamanya serta Nanny Aon di rumah kecil, jadi Kade tidak senang.
Mendengar jawaban itu, Ton agak tidak mengerti, kenapa hanya karena itu Kade
tidak senang. Tapi Chuen malas menjelaskan.
“Kamu lebih
mudah darinya. Kamu harus meminta maaf padanya terlebih dahulu,” kata Ton,
menasehati Chuen.
“Apa ini
perintah?” balas Chuen.
“Tidak. Aku
hanya mengatakan apa yang harus kamu lakukan,” jelas Ton.
Mendengar
itu, Chuen diam dan memakan es krimnya sambil cemberut. Dan Ton pun merasa
tidak berdaya untuk membujuk Chuen, jadi dia diam sambil menatap Chuen.
Lady Veena
merasa khawatir. Terutama khawatir pada Kade. Karena sejak Chuen datang, Kade
selalu bertingkah, apalagi saat ketahuan Chuen adalah wanita, Kade semakin
bertingkah. Namun walaupun begitu, dia tidak ada rencana untuk mengirim Chuen
kembali ke kampung. Sebab sejak Chuen datang, Ton jadi bersikap lebih baik
padanya.
Kade menelpon
dan mengadu kepada Madam Kanda mengenai Ton serta Chuen. Lalu Madam Kanda pun
menenangkan Kade untuk tidak perlu khawatir, karena jika Ton benar menyukai
Chuen nantinya, dia tidak akan membiarkan mereka berdua begitu saja.
“Aku tidak
memiliki siapapun lagi selain kamu,” kata Kade, tersentuh.
“Tenang. Aku
akan bersama dengamu Sabtu ini,” balas Madam Kanda.
Chuen mau
ikut pulang dengan Ton. Lalu sesampainya dirumah, Chuen memberitahu Ton bahwa
mulai saat ini, Ton tidak perlu mengajarinya lagi. Dia akan belajar sendiri,
lalu saat Tor pulang, dia akan memberikannya kepada Tor untuk dicek. Jika ada
yang tidak dia mengerti, dia juga akan
bertanya pada Tor. Jadi Kade tidak akan salah paham lagi.
“Kamu takut
dia akan salah paham atau kamu sebenarnya ingin belajar dengan Khun Tor?” tanya
Ton. Dan Chuen diam. “Terserah kamu,” kata Ton, merasa bad mood. Lalu dia masuk
ke dalam rumah duluan.
Didalam
kamar. Setelah selesai mandi, Ton membaca buku. Lalu dia teringat perkataan
Chuen barusan. Dan diapun berhenti membaca buku.
Ketika Tor
pulang, dia langsung datang ke rumah kecil untuk menemui Chuen. Dia memegang
tangan Chuen dan mengatakan bahwa dia sangat merindukan Chuen.
Ton yang
mengikuti Tor datang ke rumah kecil, dia merasa agak tidak senang ketika melhat
Tor memegang tangan Chuen. Kayaknya dia sendiri tidak menyadari bahwa itu
adalah rasa cemburu. Lalu tanpa mengatakan apapun, dia pergi.
Ton datang
menemui Lord Pichai dan Lady Veena. Dia mau menginfokan bahwa dia tidak akan
mengajari Chuen lagi, karena dia harus bersiap- siap untuk keluar negri dan
belajar Inggris. Jadi Chuen yang penuh pengertian, dia akan belajar sendiri dan Tor yang akan mengecekkan
tugasnya. Lalu menurutnya, Chuen sudah bisa pergi bersekolah. Sebab secara
akademi, dia berpikir Chuen sudah siap.
“Aku akan
menyekolahkannya di Sekolah Kulathida Wittayalai,” kata Lady Veena, sudah
memikirkan sekolah mana yang bagus untuk Chuen.
“Itu sekolah
asrama,” kata Lord Pichai, tahu tentang sekolah itu.
“Iya. Aku
pikir itu adalah sekolah terbaik dan paling cocok untuk Chuen. Jadi dia bisa
cepat berbaur dengan teman sekolahnya. Lalu dia bisa pulang setiap minggu,”
jelas Lady Veena, berpikir jauh. “Apa yang kamu pikirkan Khun Ton?” tanyanya,
menanyakan pendapat Ton.
“Itu bagus,”
jawab Ton, setuju.
Malam hari.
Lady Veena datang ke rumah kecil dan memberitahu kan kabar baik tersebut
kepadanya. Dan Chuen sangat senang serta berterima kasih.
Kemudian
Chuen mengirimkan dua surat, satu kepada Ibu Choi dan satu lagi kepada Kakek Chom. Dia memberitahu Ibu Choi bahwa dia
akan mulai bersekolah di Sekolah Kulathida Wittayalai. Mengetahui itu, Ibu Choi
sangat senang, dan dia ingat bahwa dulu dia juga bersekolah disana.
Kakek tersayang, surat ini khusus
untukmu
Aku punya rahasia yang aku belum
ingin Ibu tahu. Jadi aku hanya memberitahumu. Ini melibatkan musuh kita. Ini
melibatkan Mr. Niwat Chawal.
Aku sudah bertemu dia. Itu
pertemuan yang tidak disengaja. Anehnya, dia tertarik padaku ketika dia
melihatku sebelumnya. Lalu keluarganya sudah pindah ke sisi kiri Pichai
Sarayut. Aku mungkin akan bisa mendapatkan kesempatan untuk lebih mengenal
keluarganya. Itu saja mengenai musuh kita.
Berita baik tentang ku. Ketika
sekolah dimulai, aku akan masuk ke Kulathida Wittayalai. Aku sudah memberitahu
Ibu disuratnya. Kamu dan Ibu pasti senang. Dan sebelum aku bersekolah, aku mau
minta berkat kalian. Lalu seharusnya Lady mengantarkanku pada hari itu, tapi
dia sibuk, jadi aku menolak.
Aku merindukan mu dan Ibu. Jika
ada berita terbaru, aku akan segera menuliskan surat lain untukmu. Aku paling
merindukanmu di dunia ini.
Dari Chuen mu.
Membaca surat
dari Chuen, Kakek Chom sangat senang sekali.
Kakek Chom lalu
bertemu dengan Bawahan Mu. Dia memberitahukan Bawahan Mu tentang keluarga Mr.
Niwat yang sudah pindah kediaman Pichai Sarayut. Dan tentang Mr. Niwat yang
sudah bertemu dengan Chuen.
“Apa dia akan
mencurigai apapun?” tanya Bawahan Mu, khawatir.
“Tidak. Dia
hanya terkejut, mengapa Chuen terlihat seperti wanita yang dia kenal,” jelas
Kakek Chom. Lalu dia tersenyum penuh kemenangan, “Dari sekarang, aku akan
membuat dia lebih terkejut, lebih daripada ini,” katanya.
Chuen ku sayang.
Ibu senang membaca suratmu. Aku
jadi tahu aktivitasmu setiap harinya. Aku senang kamu bersenang- senang disana.
Kamu dicintai dan dikasih di kediaman Pichai Sarayut.
Sejak kamu menerima kebaikan
mereka, jangan lupa untuk bersyukur dan berbakti sebagai balasannya. Jika ada
apapun yang membebankan mereka, jangan ragu untuk membantu. Jika ada masalah
dengan seseorang di dalam rumah itu, ampuni mereka demi Lady. Jangan membuat
dia terbebanin.
Ini surat
yang ditulis oleh Ibu Choi.
Seperti terakhir kali, aku ingin
mengingatkanmu untuk selalu ingat siapa yang menyebabkan keluarga kita tidak
beruntung. Jika ada cara untuk membalas dendam, jangan ragu untuk langsung
melakukannya. Khususnya si Mr. Niwat Chawal.
Jangan lupakan segala ekspetasi
ku padamu. Apakah aku bisa mati dengan tenang atau tidak, itu tergantung pada
tindakanmu. Aku berharap di surat selanjutnya, akan ada lebih banyak perkembangan
daripada ini.
Ini surat yang ditulis oleh Kakek Chom.
Membaca surat dari Ibu Choi dan Kakek Chom yang selalu bertentangan, Chuen jadi merasa sakit kepala.