Sinopsis Lakorn : Chuen Cheewa (2016) Episode 5 part 1


Original Network : Channel 7


Mr. Niwat menyebutkan nama Cheewan Vichaluck. Tapi Chuen sama sekali tidak tahu. Jadi dia menunjukkan sebuah foto yang ada di dompetnya. Sayangnya, ketika Chuen melihat wanita di dalam foto, dia tidak mengenali wanita tersebut. Walaupun Mr. Niwat kecewa, tapi dia mencoba untuk menerima kenyataan.

Lalu Chuen pun pergi. Dan Mr. Niwat tidak ada menghentikannya lagi.


Madam Kanda dan Kade kebetulan pulang. Dan dari dalam mobil, mereka melihat Mr. Niwat yang sedang mengobrol dengan Chuen.


Didalam kamar. Chuen tersenyum bangga, karena berhasil membuat Mr. Niwat merasa kecewa, ketika dia mengabaikan Mr. Niwat. Tapi kemudian dia bertanya- tanya sendiri, kenapa Mr. Niwat tampak kecewa saat dia mengabaikannya. Lalu dia teringat foto wanita yang Mr. Niwat tunjukkan.

Chuen ingat bahwa foto itu mirip dengan foto Ibu Choi semasa muda dulu. Dan dia pernah melihat foto itu, saat membersihkan kamar Ibu Choi. “Jadi mengapa pria itu bisa memiliki foto Ibu? Dan siapa Cheewan Vichaluck? Aku harus bertanya Kakek!”


Didalam kamar. Dengan sikap agresif, Madam Kanda menanyai, apa yang Mr. Niwat bicarakan dengan Chuen tadi. Dan Mr. Niwat tidak mau memberitahu, juga dia merasa agak malas untuk meladeni Madam Kanda, sebab sikap Madam Kanda terlalu agresif dan cara Madam Kanda memanggil Chuen seperti merendahkan Chuen.

“Hey …” teriak Madam Kanda, menuntut jawaban.

“Cukup. Berhenti! Jangan membuat ku kehilangan kesabaran denganmu!” bentak Mr. Niwat dengan keras. “Kumohon,” pintanya, melembutkan suara sedikit.

Malam hari. Songwut mengantarkan Yupa pulang. Dengan hati- hati, Yupa melihat ke sekeliling, lalu ketika dia melihat Pelayan Jan, dia memanggilnya dengan pelan.

“Apa semua orang sudah tidur?” tanya Yupa, memastikan.

“Sepertinya belum,” jawab Pelayan Jan. Lalu dia memperhatikan Songwut. “Siapa yang kamu bawa pulang? Teman atau pacar?” tanyanya, ingin tahu.

“Ini bukan urusanmu,” balas Yupa.


Kemudian Songwut pun pamit dan pulang. Lalu Yupa menyuruh Pelayan Jan untuk jangan memberitahu Madam Kanda tentang hal ini. Dan Pelayan Jan mengiyakan dengan patuh.


Keesokan paginya. Pelayan Jan mengkhianati Yupa tanpa ragu ataupun rasa bersalah. Dia melaporkan kejadian semalam kepada Madam Kanda.


Didalam kamar. Madam Kanda memperingatkan Yupa, jika Yupa ingin mendapatkan Tor, maka Yupa harus berhenti berhubungan dengan Songwut. Dan dengan patuh, Yupa mengiyakan. Tapi setelah Madam Kanda pergi dari kamarnya, dia ekspresi wajahnya langsung berubah jadi kejam.

“Bibi tidak akan mendengar tentang ku dan Songwut. Tapi malahan kamu akan mendengar tentang si cantik Nong Kade dengan dia,” gumam Yupa sambil tersenyum licik.


Yupa datang mengunjungi kamar Kade. Saat dia masuk dan melihat kamar Kade yang begitu besar dan luas, bahkan cantik, dia merasa agak iri. Lalu dia menceritakan kepada Kade bahwa kemarin dia bertemu dengan Songwut, dan Songwut terus menanyai tentang Kade. Mengetahui itu, Kade merasa bangga, karena dia tahu Songwut menyukainya. Ini tandanya dia populer. Tapi sayangnya, dia sudah memiliki Ton. Jadi dia hanya menggunakan Songwut saja.

“Hah,” kata Yupa, tidak menyangka.

“Tapi jika kamu menyukai dia, kamu bisa memiliki dia,” kata Kade, bersikap dermawan.

“Khun Kade. Mengapa kamu mengatakan itu?! Kamu punya Khun Ton, aku punya Khun Tor, benar kan?” balas Yupa, mengeluh. Dan Kade tertawa membenarkan.

Seperti biasa, keluarga Sarayut pergi berlibur ke Rungsit. Namun kali ini, bukan hanya Kade saja yang mengikuti keluarga Sarayut, tapi Madam Kanda dan Mr. Niwat juga ikut.

Sesampainya di Rungsit, Chuen langsung meminta izin Lady Veena supaya dia boleh pulang menemui Ibu Choi dan Kakek Chom, sekaligus menginap disana. Dan tentu saja Lady Veena mengizinkan, lalu Tor pun menawarkan diri untuk mengantarkan Chuen pulang. Sedangkan Ton tidak ikut, karena malas.


Ketika sudah hampir mau sampai dirumah, Chuen sangat bersemangat sekali. Jadi saat mobil masih jalan, Chuen sudah membuka pintu dan keluar begitu saja. Melihat itu, perhatian Tor jadi teralihkan dan hampir saja dia menabrak pintu pagar. Untungnya, hanya hampir, dan tidak menabrak..

“Kerja bagus Boss!” puji Chuen.

Melihat tingkah Chuen itu, Tor tertawa pelan.


Dengan bersemangat, Chuen berlari dan memeluk Ibu Choi. Lalu dia menawarkan Tor untuk makan siang bersama mereka. Itupun jika Tor tidak masalah dengan makanan orang desa, maka dia akan memasakkan telur goreng untuk Tor. Dan Tor sama sekali tidak masalah.


Lalu Chuen pun membawa Tor ke kandang ayam untuk mengambil beberapa butir telur. Kemudian Piak dan Loy datang, ketika melihat penampilan Chuen yang memakai pakaian wanita, mereka terkejut dan menertawai Chuen sebagai bencong. Mendengar itu, Chuen melemparkan beberapa telur kepada mereka berdua. Dan dengan pintarnya, mereka berdua bersembunyi dibelakang Tor. Sehingga Tor lah yang terkena lemparan telur.

Saat Tor terkena lemparan, Chuen langsung berhenti dan meminta maaf. Dia merasa sangat tidak enak. Untungnya, Tor tidak mempermasalahkan itu.


“Boss, mengapa kamu bisa jadi bencong?” tanya Loy, penasaran

“Hei! Hati- hati kenak pukul lagi,” kata Piak, memperingatkan Loy, sebelum Chuen emosi lagi dan menyerang mereka.

“Ceritanya panjang. Bantu aku mengambil beberapa butir telur, lalu aku akan memberitahu mu,” perintah Chuen dengan keras. Lalu dia berbicara kepada Tor dengan sikap yang lebih lembut. “Buat dirimu sendiri nyaman. Ambil berapapun telur yang kamu mau,” katanya. Dan Tor tersenyum melihat sikap Chuen itu.


Kakek Chom dan Bawahan Mu datang. Dengan bersemangat, Ibu Choi memberitahu bahwa Chuen sudah berubah menjadi seperti gadis kota beneran, dari cara berpakaian dan berbicaranya. Lalu dia membujuk Kakek Chom untuk melupakan tentang balas dendam. Namun Kakek Chom dan Bawahan Mu tidak mau melupakan itu.

“Kamu belum belajar ya. Ketika ada kesempatan untuk membalas dendam, kita harus memegangnya dengan erat. Jangan biarkan kesempatan bagus terselip begitu saja,” kata Bawahan Mu, mengajarkan Ibu Choi.aa

“Benar. Kesempatan bagus seperti ini mungkin tidak akan datang lagi,” kata Kakek Chom, setuju. “Choi, ketika Chuen tinggal disini, kamu jangan mengatakan apapun yang membuat niatnya tergetar. Segalanya, aku yang akan mengatakan. Mengerti?” katanya, memperingatkan.

“Ya,” jawab Ibu Choi dengan pelan.



Kakek Chom dan Bawahan Mu kemudian datang ke dapur untuk menemui Chuen yang sedang memasak. Dan melihat kedatangannya, Chuen menunjukkan kalung Chawal yang dipakainya dengan bangga.

Post a Comment

Previous Post Next Post