Sinopsis Lakorn : Chuen Cheewa (2016) Episode 6 part 2

 

Original Network : Channel 7


Niwat!

Cheewan!

Mr. Niwat dan Ibu Choi saling mengulurkan tangan, mereka ingin menyentuh tangan satu sama lain. Tapi sebelum tangan mereka sempat bersentuhan, Kakek Chom datang dan memisahkan mereka berdua.


Tepat disaat itu, Loy dan temannya datang. Melihat kondisi Mr. Niwat, mereka merasa khawatir. Dan Bawahan Mu mengusir mereka untuk segera pergi serta membawa Mr. Niwat. Dengan bingung, Loy dan temannya ingin menanyai, apa yang terjadi. Tapi sebelum mereka sempat bertanya, Bawahan Mu memberikan mereka tembakan peringatan. Jadi Loy dan temannya pun langsung membawa Mr. Niwat untuk pergi.

Dengan sedih, Ibu Choi menatap Mr. Niwat. Dan Mr. Niwat berusaha keras untuk tetap tinggal, dia tidak ingin pergi.

Akibat kejadian barusan, Ibu Choi jadi jatuh sakit. Dengan perhatian, Kakek Chom mengompresnya. Tapi Ibu Choi malah mengkhawatirkan Mr. Niwat.

Ayah, mengapa kamu menembak dia? tanya Ibu Choi sambil menangis.


Hey, Choi. Jika aku mati, kamu tidak akan sedih seperti jika pria gila itu mati kan? balas Kakek Chom dengan sinis.

Mun, apa dia mati? tanya Ibu Choi kepada Bawahan Mu.

Aku tidak tahu dimana dia terluka, balas Bawahan Mu.

Jika dia mati, Ayah akan masuk penjara. Ini salahku! Ini salahku! kata Ibu Choi dengan sedih dan kesal kepada dirinya sendiri.


Dirumah sakit. Madam Kanda serta Kade menangis dengan keras. Melihat itu, Lady Veena mengingatkan mereka bahwa setelah Mr. Niwat selesai dioperasi, dokter telah mengatakan kalau Mr. Niwat sudah selamat, jadi mereka berdua tidak perlu menangis terlalu keras.

Ini karena bukan suami mu yang ditembak, kata Madam Kanda dengan sinis.


Jika begitu, aku akan batal memanggilkan perawat dan kalian berdua saja yang menjaga Mr. Niwat, kata Lady Veena, memutuskan.

Biar Ibu saja yang menjaga, kata Kade langsung.

Kamu gila?! Rumah sakit ini terlihat berhantu, siapa yang akan tinggal disini? balas Madam Kanda, tidak mau.

Jadi kalian mau tinggal atau tidak? tanya Lady Veena, agak tidak sabaran.

Tidak! jawab Madam Kanda dan Kade secara bersamaan. Kemudian mereka berdua pamit dan pergi.

Setelah mereka berdua pergi, Mr. Niwat membuka matanya. Melihat itu, Lady Veena merasa bersemangat. Tapi Mr. Niwat langsung memberikan tanda padanya supaya jangan bersuara. Dan Lady Veena tersenyum mengerti.

Aku sudah bangun sejak tadi, kata Mr. Niwat, menjelaskan. Kamu harus pergi juga, sebelum Khun Kanda curiga.

Jika begitu, aku pulang duluan ya, kata Lady Veena, pamit.


Tengah malam. Kade datang dan mengetuk pintu kamar Ton. Lalu saat Ton keluar, dia langsung memeluk Ton. Dia menjelaskan bahwa dia khawatir pada Ayahnya, dan dirumah besar ini tidak ada orang yang bisa menjadi tempat bersandarnya, karena Lady Veena sudah tidur dan Madam Kanda kan tidak tinggal dirumah besar. Oleh karena itulah, dia datang ke kamar Ton.

Hey. Paman Niwat hanya tertembak dikaki nya. Tidak didada atau organ penting lainnya. Selain itu Dokter sudah mengatakan dia aman, kata Ton.

Aku masih mengkhawatirkan dia Khun Ton, kata Kade dengan suara sedih.

Tapi kamu tidak bisa melakukan apapun. Lebih baik kamu kembali tidur, bujuk Ton sambil mencoba melepaskan Kade agar jangan memeluk tubuhnya.

Khun Ton, bisakah kamu menemaniku kembali ke kamar? Jadi aku bisa merasa aman, pinta Kade. Dan Ton ingin menolak. Merasakan itu, Kade langsung buru- buru mengatakan, Kumohon, Khun Ton. Kumohon ya? Tolong.

Baiklah, kata Ton, pasrah.

Mendengar Ton setuju, Kade langsung tersenyum senang. Lalu dia memegang tangan Ton untuk  berjalan bersamanya.


Sesampainya didepan kamar Kade, Ton berhenti. Dia ingin kembali ke kamarnya. Tapi Kade tidak mau melepaskan tangan Ton, juga dia mengundang Ton untuk masuk ke dalam kamarnya untuk mengobrol.

Kamu membuatku curiga, apakah kamu benar- benar sedih atau tidak, kata Ton dengan kecewa. Dan mendengar itu, Kade langsung melepaskan tangan Ton. Aku tidak tahu mengapa kamu melalukan ini, tapi aku sangat kecewa padamu, katanya, marah. Lalu dia pergi.

Dengan kesal, ekspresi wajah Kade berubah cemberut.


Pagi hari. Lady Veena, Madam Kanda, dan Lord Pichai, datang ke rumah sakit untuk mengunjungi Mr. Niwat. Disana dengan serius, Madam Kanda menanyai, siapa yang menembak Mr. Niwat. Tapi Mr. Niwat tidak mau menjawab, malahan dia meminta supaya Madam Kanda dan Lord Pichai pergi sebentar, karena dia mau berbicara dengan Lady Veena.

Dengan pengertian, Lord Pichai setuju. Tapi Madam Kanda tidak mau pergi.

Mengapa aku tidak bisa tinggal disini dengan Khun Niwat? Rahasia apa yang kalian miliki? tanya Madam Kanda dengan ketus dan penuh kecurigaan.

Khun Kanda, ayo pergi. Biarkan mereka bersaudara berbicara, kata Lord Pichai. Lalu dia pergi. Dan dengan terpaksa, Madam Kanda pun mengikutinya.


Mr. Niwat menceritakan pada Lady Veena bahwa orang yang telah menembaknya adalah Kakek Chom. Nama asli Kakek Chom adalah Luang Pitiyaiboon. Nama asli Ibu Choi adalah Cheewan. Juga Chuencheewan adalah putri kandungnya. Mengetahui ini, Lady Veena merasa terkejut dan juga senang dan dia berniat memberitahu Chuen. Tapi Mr. Niwat tidak mengizinkan Lady Veena memberitahu Chuen.

Aku tidak marah pada Khun Luang sama sekali. Bahkan jika dia menembak mati aku, aku akan memaafkan dia. Karena apa yang aku lakukan kepada keluarganya terlalu berat, kata Mr. Niwat, penuh rasa bersalah.

Dia mungkin yang mengajarkan Chuen untuk membenci Ayahnya. Ini akan menjadi dosa untuk Chuen, balas Lady Veena.

Jika Chuen tidak tahu, kemudian itu bukan dosa, kata Mr. Niwat, dia sama sekali tidak menyalahkan Chuen. Kamu janji padaku, jangan biarkan Chuen mengetahui tentang ini, ya adikku, pinta Mr. Niwat.

Baik. Aku janji.

Terima kasih ya.


Ton datang menjemput Chuen disekolah. Melihat kedatangannya, Ying dan dua teman lainnya, menggoda Chuen. Membuat Chuen merasa malu.

Aku pulang dulu ya, kata Chuen dengan malu kepada ketiga temannya. Lalu dia mengangkat kopernya sendiri. Dan Ton merebutnya. Aku bisa mengangkatnya sendiri, tolak Chuen.

Jangan keras kepala, balas Ton. Lalu dia bantu mengangkatkan koper Chuen.


Ditempat parkir. Ketika Chuen mau membuka pintu, Ton malah ikut ingin membuka pintu untuknya, sehingga tangan mereka berdua pun jadi bersentuhan.

Maaf, kata Ton dengan sikap canggung.


Ng, mengapa bukan Khun Tor yang datang menjemputku? tanya Chuen, heran. Karena Khun Tor bilang dia akan menjemputku, jelasnya.

Dia tidak sempat, balas Ton, dengan nada tampak cemburu.

Khun Tor tidak pulang minggu ini? tanya Chuen, ingin tahu.

Aku tidak tahu karena aku bukan dia, jawab Ton dengan agak ketus. Ayah menyuruhku menjemputmu, jadi aku lakukan. Aku juga tidak mau datang.

Aku tahu kamu tidak mau menjemputku, balas Chuen, kesal.

Bagus kamu sadar, balas Ton, ketus.


Akibat pertengkaran kecil barusan, suasana didalam mobil pun menjadi agak tidak menyenangkan. Tapi ketika tiba- tiba ada mobil yang lewat, dan membuat Ton harus membanting stir, suasana berubah. Chuen jatuh ke samping dan mengenai Ton. Hal itu membuat Chuen yang terus cemberut, merasa malu. Dan Ton yang cemburuan, merasa senang dan tersenyum.

Lady Veena sangat senang dengan kepulangan Chuen. Dan Chuen juga sangat senang, karena dia merindukan mereka semua. Lalu dia memberitahu mereka semua bahwa dia akan bermain peran di drama sekolah, dramanya adalah Romeo dan Juliet.

Bermain sebagai anak pria, tebak Ton, menggoda.

Aku bermain Juliet, balas Chuen, tidak senang.

Mengetahui Chuen bermain sebagai pemeran utama, Lady Veena memuji bahwa ini tandanya Chuen cantik. Lalu dia meminta Chuen untuk mulai memanggilnya Bibi, jangan Lady lagi. Dan dengan patuh, Chuen memanggil Lady Veena dengan sebutan Bibi.


Ditepi kolam.

Lord Pichai agak penasaran, kenapa Lady Veena tiba- tiba meminta Chuen untuk mulai memanggil dirinya Bibi. Dan dengan bersemangat, Lady Veena memberitahu Lord Pichai bahwa Chuen adalah keponakan kandungnya, putri Mr. Niwat, dan Ibu Choi ternyata adalah Cheewan, Istri lain dari Mr. Niwat.

My Lady, mengapa kamu tidak memberitahuku dari awal? tanya Lord Pichai, ingin mengetahui lebih lanjut tentang Chuen.

Baik, jawab Lady Veena.

Dirumah kecil.

Nanny Aon memberitahu Chuen kabar- kabar terbaru. Pertama, alasan Tor tidak pulang minggu ini, karena Tor tiba- tiba mendapat panggilan untuk pergi berlatih, jadi Tor baru akan pulang minggu depan. Kedua, Mr. Niwat ditembak.

Mendengar berita kedua, Chuen merasa sangat senang. Tapi dia tidak terlalu menampakkannya, karena Nanny Aon pasti akan menasehatinya nanti.

PNiwat menekankan padaku untuk jangan memberitahu Chuen, karena dia takut Chuen akan semakin membencinya, jika Chuen tahu, kata Lady Veena.

Apa mungkin ini alasan mengapa mereka membiarkan kita mengadopsi Chuen? tanya Lord Pichai, agak curiga pada Kakek Chom.

Aku tidak berpikir begitu. Pertama, bagaimana Khun Luang tahu bahwa aku adalah adik PNiwat? balas Lady Veena, tidak merasa ada yang aneh. Ketika itu, aku bersekolah di Penang. Aku tidak pernah melihat atau mendengar tentang keluarga ini sebelumnya, jelasnya.


Karena Chuen menyukai mie goreng, maka Chef Yhong pun berencana membuat mie goreng. Dan dia menyuruh Pelayan Yam untuk mengambilkan beberapa daun jeruk. Tapi Pelayan Jan malah datang dan menghalangi pintu.

Sial! Dia ingin menjadi seperti bangsawan dan makan makanan baik? Anak kampungan sialan! ejek Pelayan Jan dengan kata- kata yang buruk. Hey, anak kampungan seperti itu, dia bisa makan apapun yang kamu buatkan untuknya. Kamu beri dia sayur saja, dia pasti akan mengatakan itu enak.

Minggir! perintah Chef Yhong, tidak sabaran mendengar perkataan busuk dari mulut Pelayan Jan.

Tidak! lawan Pelayan Jan.

Tepat disaat itu, Chuen datang. Dan dia menendang Pelayan Jan dari belakang, sehingga Pelayan Jan terjatuh. Dan pintu dapur pun tidak terhalang lagi.

Kamu menendang ku! kata Pelayan Jan, marah. Kasihan Lady mengangkatmu, berharap kamu menjadi bangsawan. Tapi kamu malah menggunakan cara kampungan! ejeknya.


Siapa yang baik padaku, aku akan baik pada mereka. Tapi siapa yang menunjukkan sikap kampungan padaku, aku akan balas dengan sikap kampungan. Mengerti? balas Chuen, tidak takut.

Mendengar itu, Chef Yhong tertawa. Lalu dia mengusir Pelayan Jan untuk keluar dari dapur. Dan karena kalah, tidak bisa berkata- kata, Pelayan Jan pun pergi.


Pergi dari dapur, Pelayan Jan pergi menemui Lady Veena dan Lord Pichai. Sambil menangis, dia meminta Lady Veena agar menegakkan keadilan baginya. Dia menfitnah kalau Chuen memukulnya.

Ayo bicara didalam. Suruh seseorang memanggil Chuen, kata Lord Pichai. Dan Pelayan Jan tersenyum penuh kemenangan.


Diruang tamu.

Chuen menceritakkan apa yang terjadi barusan didapur. Alasan dia bersikap tidak baik kepada Pelayan Jan, karena Pelayan Jan memperlakukannya seperti pelayan. Dan Chef Yhong serta Pelayan Yam langsung mengatakan bahwa mereka bisa bersaksi kalau Chuen memang tidak salah, tapi Pelayan Jan yang salah. Setelah mendengar semua itu, Lord Pichai dan Lady Veena menatap Pelayan Jan.

Yupa agak penasaran, kenapa Lady Veena sangat baik terhadap Chuen, daripada kepada Kade, keponakan kandungnya sendiri.

Namun walaupun Yupa bertanya, Pelayan Jan dan Pelayan Juea juga tidak tahu.

Chuen ingin mendekorasi taman dibelakang rumah kecil, seperti tempat dikampung nya. Dan Loy datang membantu Chuen.

Khun Chuen, Lady ingin menemuimu, panggil Pelayan Sa. Dan Chuen pun mengikutinya.


Ternyata Lady Veena memanggil Chuen, karena dia ingin mengajak Chuen untuk pergi ke rumah sakit dan menjenguk Mr. Niwat.

Mengetahui itu, Chuen mengiyakan. Tapi lalu dia kembali ke kamar dan merasa gelisah. Karena sebenarnya dia tidak mau menemui Mr. Niwat.



Mengapa dia memaksaku?! keluh Chuen.

1 Comments

Previous Post Next Post