Original Network :
Channel 7
Lady Veena merasa sedih, ketika melihat Mr.
Niwat keluar dari kamar Ibu Choi dan tampak sangat lemas. Lalu diapun mengajak
Mr. Niwat untuk pulang.
Ketika Mr. Niwat dan Lady Veena sudah pulang,
Chuen mengantarkan obat untuk Ibu Choi. Dan dia melihat Ibu Choi menangis
sangat sedih. Melihat itu, dia merasa khawatir. Tapi Ibu Choi langsung bersikap
tegar dan mengelap air matanya.
Karena itu, Chuen pun tidak bertanya lebih
jauh. Lalu dia menyuapkan obat kepada Ibu Choi. Dan Ibu Choi meminum obat
tersebut.
Madam Kanda senang, saat mendengar kabar
kalau kondisi Ibu Choi sangat buruk. Kemudian Pelayan Juea dan Pelayan Jan
mulai berkhayal, bahwa setelah ini takdir Chuen juga akan jatuh, Chuen akan
menjadi menantu dari keponakan Pelayan Jan, dan setelah Chuen menjadi menantu
keluarga Jan, mereka bisa menyiksa Chuen setiap harinya.
“Tunggu sampai ini sukses terlebih dahulu,
sebelum kalian berbicara,” kata Kade, memperingatkan Pelayan Juea dan Pelayan.
“Malam ini, mari nyalakan lilin dan taburkan
bawang putih untuk mengutuk Ibu serta Anaknya tersebut,” kata Madam Kanda
dengan bersemangat.
Malam hari. Tor datang berkunjung untuk
menemui Chuen, tapi Bawahan Mun tidak menyambut kedatangannya. Namun Tor tetap
ingin bertemu dengan Chuen.
“Aku tidak tahu apa yang terjadi di masa
lalu. Tapi aku hanya khawatir dan berniat baik terhadap Chuen,” kata Tor dengan
serius.
“Simpan niat baikmu itu,” balas Bawahan Mun.
Mendengar itu, Tor tidak tahu harus
mengatakan apa atau bagaimana. Wing yang datang bersama dengan Tor, membujuk
Tor supaya mereka pulang saja.
Dalam tidurnya, Chuen bermimpi Ibu Choi
berpakaian sangat cantik sekali. Melihat penampilan Ibu Choi itu, Chuen agak
bingung. Lalu Ibu Choi mengatakan kalau dia sudah sembuh sekarang, dia sudah
sehat, dan sekarang dia sudah harus pergi. Namun sebelum pergi, dia berharap
agar Chuen berbahagia. Lalu diapun pergi.
“Ibu!” panggil Chuen, terbangun. Lalu dia
memanggil- manggil Ibu Choi yang tidur disebelahnya, tapi Ibu Choi sama sekali
tidak bangun.
Dengan panik, Chuen langsung memeriksa nafas
Ibu Choi. Dan sedihnya, Ibu Choi beneran sudah pergi. Ibu Choi meninggal.
Jasad Ibu Choi di kremasi. Dan Chuen sangat
sedih sekali. Dia menangis didalam pelukan Kakek Chom. Mr. Niwat serta yang
lainnya juga sedih.
“Kamu tidak lagi menderita sekarang, sayang. Semoga
jiwamu menemukan kebahagiaan disana,” doa Kakek Chom, di
dalam hatinya.
Chuen mengurung diri didalam kamar dan
menangis. Lalu Kakek Chom datang, dan Chuen memberitahu Kakek Chom bahwa dia
tidak ingin kembali bersama Lady Veena serta yang lainnya ke kediaman Sarayut
lagi. Tapi Kakek Chom tidak setuju, dia menyuruh Chuen untuk harus mengikuti
Lady Veena serta yang lainnya, karena dia tidak ingin mereka semua melupakan
Ibu Choi nantinya. Dia ingin mereka semua menderita.
“Cheewan?” tanya Chuen, ingin tahu, ketika
mendengar Kakek Chom menyebut Ibu Choi dengan nama Cheewan.
“Ibumu lahir dalam hidup yang bahagia. Dia
bersinar dan ceria, sampai dia jatuh cinta pada nya, menyanyangi nya, menyembah
nya. Tapi orang tua nya tidak menginginkan Cheewan sebagai menantu mereka, mereka
menemukan wanita baru untuk nya, wanita yang mereka pikir sempurna. Dan seperti
kehendak orang tuanya, dia menikahi wanita tersebut. Sementara Ibumu, dia
bersedia menjadi istri kedua. Tapi kemudian, Niwat itu membalas cinta Ibumu
dengan mengfitnah Ibumu selingkuh. Kamu lihat berapa banyak tersiksanya Ibumu,”
kata Kakek Chom, bercerita dengan sedih.
Karena hal inilah, Kakek Chom ingin membalas
dendam pada keluarga Chawal.
Lady Veena serta yang lainnya sudah cemas,
apakah Chuen akan datang dan mengikuti mereka lagi atau tidak. Dan ketika Chuen
datang, mereka semua sangat senang sekali.
Melihat Chuen dan yang lainnya kembali, Madam
Kanda, serta yang lainnya, mereka langsung keluar dari dalam rumah dengan
memakai pakaian merah cerah. Seperti merayakan hari bahagia.
Melihat itu, Chuen serta yang lainnya yang
berpakaian hitam sebagai tanda berduka, mereka semua merasa tidak senang. Tapi
Madam Kanda dan yang lainnya tidak peduli.
Aku akan menjalakan tugasku sebagai kakak dan pasangan
dimasa depan dengan sempurna disetiap hal. Dan kami semakin dekat. Aku percaya
diri, Chuen sangat menyukai ku juga. ketika kamu pergi belajar ke luar negri,
awalnya aku merasa cemburu. Tapi sekarang dia jarang membicarakan tentang kamu
lagi.
Sementara Khun Kade, dia masih menunggumu. Bahkan
walaupun banyak pria yang mengejarnya, dia tidak pernah tertarik dengan
siapapun. Menurutku dia wanita yang cocok untukmu.
Membaca surat dari Tor tersebut, Ton jadi merasa tidak bersemangat. Dia menghela nafas berat, “Seperti kamu cocok dengan Chuen saja."
Makasih...semangat...
ReplyDeleteSlalu ditunggu...m