Original Network :
Channel 7
Chuen
pergi melapor kepada Lady Veena, mengenai gaun pestanya yang hilang. Lalu
mereka berdua mencari bersama- sama, tapi tidak ketemu dan memang tidak ada.
Dengan sangat yakin, Chuen mengatakan kalau pasti ada orang yang mencuri
gaunnya tersebut, karena tidak mungkin gaunnya itu bisa berjalan keluar dari
dalam lemari dan hilang.
Lady
Veena kemudian mendiskusikan hal ini kepada Mr. Niwat. Dia menjelaskan
sebenarnya dia merasa agak tidak nyaman, tapi sejujurnya dia mencurigai Kade.
Karena sebelumnya, hanya Kade yang datang ke rumah besar. Mengetahui itu, Mr.
Niwat langsung ingin pergi mencari Kade dan bertanya. Tapi Lady Veena
menghentikannya, karena Kade masih agak tidak enak badan, jadi lebih baik
biarkan Kade beristirahat.
“Siapa
yang tahu dia beneran sakit atau tidak,” keluh Mr. Niwat, tidak percaya kalau
Kade beneran sakit.
“Jika
dia beneran tidak enak badan, dan kamu menfitnah dia, dia akan merasa terluka,”
jelas Lady Veena, mengkhawatirkan tentang hal ini.
Karena
tidak mungkin mempertanyakan Kade, Lady Veena dan Mr. Niwat pun mulai
memikirkan harus bagaimana, supaya gaun baru Chuen bisa siap dalam dua hari
ini. Kemudian tiba- tiba, Mr. Niwat teringat sesuatu.
“Cheewan
pasti akan sangat senang,” gumam Mr. Niwat.
Pagi
hari. Sekitar jam 9. Lady Veena datang ke kamar Chuen dan membangunkan Chuen
yang masih tidur. Dia datang dengan membawa sebuah kotak besar berisikan gaun
pesta. Dan menerima hal itu, Chuen merasa agak bingung, karena Madam Kanda
mengatakan kalau ini memanglah gaunnya.
“Mandi
dulu dan kemudian aku akan beritahu kamu,” kata Lady Veena. Dan Chuen
mengiyakan dengan masih agak bingung- bingung.
Setelah
Chuen selesai, dia dan Lady Veena mengobrol didekat tepi danau. Lady Veena
memberitahu Chuen, kalau gaun pesta yang diberikannya tadi, itu adalah milik
Ibu Choi. Dan dia mendapatkan gaun ini dari Mr. Niwat. Ternyata selama ini, Mr.
Niwat ada menyimpan gaun milik Ibu Choi. Mengetahui ini, Chuen tidak ingin mengenakan
gaun tersebut.
“Ibumu
membuat gaun ini untuk di kenakan pada pesta topeng dengan Ayahmu. Tapi
kebetulan sesuatu terjadi, jadi Ibumu pergi meninggalkan rumah. Ayahmu
menyimpan gaun ini sebagai kenangan, karena gaun ini mewakilkan Khun Cheewan.
Juga setiap tahun, dia selalu mencuci gaun ini dan menyimpannya dengan baik,
sehingga gaun ini selalu terlihat baru,” kata Lady Veena, bercerita.
“Pikirkanlah, mungkin Ibumu membuat gaun ini untukmu,” jelasnya, membujuk
Chuen.
Disaat
Lady Veena serta Chuen masih mengobrol, Kade datang. Lalu dengan perhatian,
Lady Veena pun menanyai, apakah perut Kade sudah terasa baikan. Dan Kade
menjawab sudah baikan. Kemudian, Lady Veena mengundang Kade untuk duduk bersama
serta mengobrol. Tapi Chuen malas kalau harus mengobrol dengan Kade, jadi
diapun beralasan bahwa dia ada urusan kepada Lady Veena serta pamit pergi.
“Bibi
lihat sikap nya! Aku sudah merendahkan diriku sendiri untuk duduk di satu meja
yang sama dengan dia, tapi dia malah bersikap sombong!” keluh Kade, menjelek- jelekan
Chuen di depan Lady Veena.
“Dia
‘kan sudah bilang, dia harus menyelesaikan pr nya,” balas Lady Veena.
Mendengar
Lady Veena terkesan membela Chuen, Kade tidak senang dan langsung berbicara
dengan keras. Tapi saat melihat ekspresi wajah Lady Veena tampak seperti kecewa
dengannya, dia langsung merubah sikap nya menjadi lebih baik. Dan setelah itu,
ekspresi wajah Lady Veena pun ikut membaik.
Ketika
Kade pulang, Yupa buru- buru menanyai, apakah ada berita terupdate mengenai
gaun Chuen. Mendengar itu, Madam Kanda memarahi Yupa untuk jangan berbicara
keras- keras, karena dinding dan pintu punya telinga, jika masalah ini sampai
didengar orang, maka mereka akan dalam masalah. Dan dengan patuh, Yupa
mengiyakan.
Kade
tidak menjawab pertanyaan Yupa dan mengabaikannya. Dia mendekati Madam Kanda,
lalu mulai mengeluh seperti biasa. Mengeluh tentang Madam Kanda dan Chuen.
“Sshh…”
kata Pelayan Juea, memberikan tanda supaya Kade bicara lebih pelan. “Nona,
dinding dan pintu ada mata serta telinga, jadi jangan terlalu keras,” katanya,
menasehati.
“Juea!”
tegur Madam Kanda serta Kade secara bersamaan.
Setelah
ditegur dan disuruh untuk membuat sarapan, Pelayan Juea pun pergi. Lalu setelah
ini, barulah Madam Kanda serta Kade mulai berbicara lagi.
Didalam
kamar. Chuen membuka kotak gaun yang Lady Veena. Lalu dia mengambil gaun
didalam kotak tersebut. “Ma, jika gaun
ini benar- benar milikmu, tolong biarkan ini muat padaku,” doa Chuen di
dalam hati sambil memeluk gaun Ibu Choi. “Ma,
aku tahu kamu selalu bersama denganku.”
Hari
pesta sambutan Ton. Songwut serta temannya datang. Sebenarnya si teman merasa
takut, karena ada banyak orang, tapi Songwut tidak, malahan menurutnya hari
seperti ini sangat bagus, karena mereka akan bisa dengan mudah masuk ke dalam
ke kediaman Sarayut. Tepat disaat itu, dua orang tamu datang, dan melihat
kedatangan kedua tamu tersebut, Songwut terpikirkan sebuah ide.
Songwut
dan si teman menyerang ke dua tamu tersebut dari belakang. Lalu mereka menyeret
kedua tamu tersebut.
Didalam
rumah sebelah. Yupa sangat senang sekali dengan gaun nya. Ketika Madam Kanda
turun dari lantai atas, dia berputar untuk menunjukkan gaunnya.
Pesta
dimulai. Pada saat suara terompet berbunyi, Kade berjalan menuruni anak tangga
dengan langkah elegan. Lalu dengan senyuman yang lebar, dia menatap ke arah
Ton. Melihat itu, Ying langsung mendorong Nan sebagai korban, ke arah Kade. Dan
mengerti dengan maksud Ying, Nan pun mengulurkan tangannya serta mengajak Kade
untuk berdansa. Bila ditolak, maka tidak akan enak, jadi dengan terpaksa Kade
pun menerima ajakan dansa dari Nan.
Kemudian
selanjutnya, giliran Chuen yang berjalan turun. Melihat kecantikan Chuen, Ton
serta Tor merasa terpana. Lalu sebelum Tor sempat maju, Ton sudah berjalan maju
duluan dan mengulurkan tangannya kepada Chuen, sebagai tanda dia ingin mengajak
Chuen untuk berdansa bersama. Dan Chuen menerima uluran tangan dari Ton.
Melihat
itu, Tor serta Kade sama- sama merasa cemburu. Dan kemudian, Tor menari bersama
dengan Lady Veena yang datang serta mengajaknya untuk berdansa.
Selesai
berdansa, Chuen dan Ton mengobrol berdua ditaman. Biasanya Ton selalu bersikap
cuek dan agak acuh pada Chuen, karena janjinya pada Tor. Tapi kali ini tidak
seperti biasanya. Kali ini Ton dengan jujur, mengungkapkan perasaannya kepada
Chuen. Dia mengatakan kalau dia menari dengan Chuen, bukan karena dia memilih
gadis mana yang lebih elegan, tapi dia menari dengan Chuen karena gadis itu
adalah Chuen. Mendengar pengakuan itu, Chue tersenyum malu- malu.
Ton
kemudian melepaskan topeng yang Chuen gunakan dan mendekatkan wajah nya secara
perlahan, mengecup bibir Chuen. Dan Chuen membiarkan itu.
Tepat disaat itu, Tor lewat. Dan melihat hal tersebut.