Original Network : OCN tvN
“Drama
ini adalah fiksi. Tokoh, tempat, organisasi, insiden, kelompok, dan latar.
Tidak berdasarkan kenyataan”
Dimalam
yang tampak mengerikan. Beberapa anak berlari didalam hutan. Dan dibelakang
mereka, ada dua ekor anjing yang mengejar sambil mengonggong keras.
Dari
dalam hutan, mereka semua berlari ke arah gedung tua. Tiba- tiba Anak pertama,
yang lari paling depan, dia terpikir sesuatu, dia berhenti dan menatap ke
belakang untuk memeriksa. Dibelakang nya ada 3 orang, tambah dirinya sendiri,
maka ada 4 orang. Tapi seharusnya, ada 5 orang, itu tandanya 1 orang
menghilang.
Dengan
panik, Anak pertama melihat ke sekeliling. “Yoon Jae! Yoon Jae, di mana kamu?”
tanyanya, memanggil. Lalu menggunakan cahaya senter yang dipegang nya, dia
berhasil menemukan Yoon Jae.
Ternyata
Yoon Jae berada dibawah jembatan dan berada dalam keadaan tidak sadarkan diri.
Dengan keras, Anak pertama berteriak memanggilnya supaya bangun. Tiga anak
lainnya juga memanggil- manggil Yoon Jae. Tapi sayangnya, Yoon Jae tetap tidak
merespon.
Lalu
anak pertama pun berniat untuk turun. Tapi Anak kedua menghentikannya dan
menyarankan agar mereka meninggalkan Yoon Jae saja. Mendengar ini, Anak pertama
marah, karena teganya Anak kedua berniat untuk meninggalkan adik mereka. Dan
Anak kedua balas marah, sebab dia tidak punya pilihan, jika Anjing Gila sampai
tahu mereka disini, maka itu akan bahaya.
Seorang
pria datang ke bawah jembatan. Dia mengenakan pakaian seperti satpam keamanan. Dia berjalan dengan
santai sambil bersiul menyanyikan sebuah lagu. Mendengar suara siulan itu, Anak
kedua dan Anak ketiga langsung berlari kabur. Sedangkan Anak keempat, dia
terdiam membeku ditempat, karena saking takutnya.
“Pergilah
dan temui Ibu,” perintah Anak pertama, sambil mengguncang Anak keempat dengan
agak kuat. “Sadarlah, Bodoh. Cepat pergi dari sini!” katanya, mendorong Anak
keempat dengan panik.
Setelah
Anak keempat berlari, Anak pertama menarik nafas dalam- dalam. Lalu dia
memberanikan dirinya sendiri dan melompat ke bawah jembatan untuk membangunkan
Yoon Jae. Untungnya, setelah digoncang sebentar, Yoon Jae tersadar dan
terbangun. Tapi sebelum mereka sempat memikirkan rencana untuk kabur bagaimana,
tiba- tiba terdengar suara gonggongan anjing pelacak.
“Kakak…”
panggil Yoon Jae dengan lemah. Dengan panik, Anak pertama langsung menutup
mulut Yoon Jae. Lalu dia menatap gugup ke arah anjing pelacak yang berada di
atas jembatan.
Satpam
yang bersiul barusan. Dia naik ke atas jembatan, mengikuti kedua anjing
pelacaknya. Dengan masih berjalan santai dan bersiul. Lalu menggunakan senter
di tangannya, dia menyinari bawah jembatan dan memeriksa.
Yoon
Jae yang berada di bawah jembatan, gemetar ketakutan. Begitu juga dengan Anak
pertama, tapi mereka berdua saling berpegangan tangan dan menguatkan.
Kedua
Anjing Pelacak menemukan sesuatu, dan mereka berlari ke bawah jembatan.
Menyadari bagaimana cara anjing pelacak mencari mereka, Anak pertama mengambil
tanah di dekatnya dan mengotori dirinya sendiri serta Yoon Jae menggunakan itu,
supaya bau mereka tersamarkan. Dan akhirnya, mereka berhasil lolos.
Kedua
Anjing Pelacak, gagal menemukan mereka.
Setelah
kondisi aman, Anak pertama serta Yoon Jae langsung berlari kabur. Mereka
melompati pagar di halaman belakang dan kabur dari sana. Sialnya, ternyata ada
jebakan ditanah, dan Yoon Jae tidak sengaja menginjak jebakan tersebut.
Anak
kedua dan ketiga berlari ke tepi jalan. Disana mereka melihat sebuah mobil
lewat, dan dengan senang, Anak ketiga langsung maju untuk menghentikan mobil
tersebut. Tapi sayangnya, dia salah. Itu bukan mobil yang akan
menyelamatkannya, tapi mobil yang membunuhnya. Karena ketika dia berdiri,
memberikan tanda, mobil tersebut tidak berhenti, malahan mobil tersebut terus
melaju serta menabrak tubuh nya. Dan bukan hanya menabrak begitu saja, karena
setelah itu, mobil tersebut kembali mundur dan melindas tubuhnya.
Melihat
itu, Anak kedua kaget dan mendekati tubuh Anak ketiga dengan panik.
Dua
orang yang berada didalam mobil keluar, dua orang itu mengenakan pakaian
seperti satpam keamanan. Dan melihat kedua orang satpam ini, Anak kedua terdiam
ngeri.
Satpam
pertama yang berada didalam bangunan, dia memeriksa ke sekitar bersama dua
anjing pelacak nya. Lalu dua temannya datang, membawa mayat Anak ketiga.
Diantara
5 orang anak, tampaknya hanya ada 3 orang anak saja yang tertangkap, karena
hanya tampak ada 3 anak saja. Pertama, anak ketiga yang sudah meninggal, karena
di tabrak. Kedua, anak kedua, dia tampak sangat ketakutan sekali sampai tidak
berani membuka matanya sama sekali untuk menatap, dan bahkan tubuhnya terus
gemetar. Selanjutnya, Yoon Jae, dia tidak berekspresi sama sekali, dan dengan
berani dia membuka matanya serta menatap pada si satpam bersiul yang menatapnya
dari atas.
@@@
"Episode 1, Anjing Gila"
Malam
hari, hujan turun cukup deras, dan seorang wanita berjalan sendirian sambil
mendengarkan musik diponsel nya. Tiba- tiba dia merasa seperti ada seseorang
yang mengikutinya, tapi saat dia melihat ke belakang, dia tidak melihat
siapapun. Lalu diapun mematikan musik di ponselnya dan berniat untuk menelpon
seseorang. Namun tiba- tiba dia merasa orang yang mengikutinya, ada tepat
dibelakangnya. Kali ini, ketika dia melihat ke belakang, dia melihat orang
tersebut. Orang tersebut mengenakan jas hujan hitam.
Dengan
keras, wanita itu menjerit. Dia melemparkan payung dan ponselnya, lalu dia
berlari. Dan Orang berjas hujan, berlari mengejarnya. Akhirnya, wanita itu
tertangkap. Wanita ini bernama Ji Eun.
Dirumah.
Ayah Ji serta Ibu Ji menyiapkan balon- balon dan juga kue untuk merayakan ulang tahun Ji Eun, putri
mereka.
Ketika
Ji Eun terbangun, dia merasa sakit, dan ketika dia ingin bergerak, dia
menyadari kalau dia tidak bisa. Karena kaki dan tangannya di ikat dikursi.
Lalu
tiba- tiba terdengar suara siulan. Mendengar itu, Ji Eun sangat ketakutan. Tapi
sebelum dia bisa melihat apa- apa, kepalanya ditutupi menggunakan kain hitam
dan lehernya dicekik dari belakang dengan sangat kuat.
Ayah
Ji mendapatkan pesan masuk dari nomor ponsel Ji Eun. Dalam pesan itu, Ji Eun
mengatakan supaya Ayah Ji jangan menunggu, karena dia akan pulang telat.
Membaca
pesan itu, Ayah Ji merasa kecewa. Lalu diapun menelpon nomor Ji Eun untuk bertanya. Tapi nomor Ji
Eun tidak aktif. Kemudian tiba- tiba, hujan semakin bertambah deras dan petir
bergumuruh kuat, melihat itu Ayah Ji merasa khawatir.
@@@
Tanggal 15 Januari 2022. Mayat Baek Ji
Eun ditemukan.
Orang
yang menemukan mayat Ji Eun adalah seorang Nenek tua. Nenek tua tersebut bisa
menemukan mayat Ji Eun, karena disaat itu, anjingnya bermain- main didekat
tempat sampah. Dan melihat kantong hitam besar yang ada disana, Nenek tua
merasa penasaran, jadi diapun memeriksanya, dan diapun menemukan mayat Ji Eun.
Kondisi
mayat Ji Eun sangat buruk. Dibagian kepala, ada tertancap rumput- rumput
kering. Dibagian wajah, bibir nya dilukai sampai ke pipi, jadi seolah- olah
mayat Ji Eun tersenyum sangat lebar sekali.
Melihat
kondisi mayat Ji Eun yang di periksa oleh tim forensik, para polisi dan
detektif saja sampai merasa tidak nyaman. Karena ini seperti perbuatan
psikopat.
@@@
Detektif
Ryu Sung Jun. Dia melakukan percobaan dengan memasuki dirinya sendiri ke dalam
kantong hitam besar, lalu dia melemparkan dirinya ke arah tempat sampah. Tapi
hasilnya tidak seperti yang dia bayangkan.
Kemudian
Det. Sung Jun memeriksa ke sekeliling tempat kejadian. “Kenapa tidak ada satu
pun kamera pengawas?” gumamnya, bertanya. “Mm.. Tanpa anjing itu, mayatnya
tidak akan ditemukan. Lalu bagaimana mereka bisa menemukan tempat seperti ini?”
“Biasanya
tempat itu diketahui dan pernah dikunjungi pelaku, bukan?” jawab Detektif Kim Seok
Gu, berdiri di sebelah Det. Sung Jun.
“Benar,”
gumam Det. Sung Jun.
@@@
Det. Sung
Jun mencoba membayangkan. Pada malam kejadian, pelaku berjas hujan, datang ke
tempat pembuangan sampah ini menaiki mobil.
Pelaku
mengendong mayat Ji Eun yang berada didalam kantong hitam besar. Dia berjalan
menuruni bukit, menuju ke tempat sampah- sampah berada. Lalu dia menaruh mayat
Ji Eun disana. Diantara sampah.
@@@
Setelah
membayangkan hal itu. Det. Sung Jun jadi menyadari ada hal yang janggal. Jika
Pelaku berniat membuang mayat Ji Eun begitu saja seperti membuang sampah, maka
dari ketinggian bukit ini, mayat Ji Eun tidak mungkin akan mendarat dalam
posisi duduk, melainkan dalam posisi miring dan mayat Ji Eun pasti akan
memiliki bekas gores atau tulang patah akibat terguling. Tapi anehnya, kenapa
mayat Ji Eun ditemukan dalam keadaan duduk, seolah- olah Pelaku meletakkannya
secara hati- hati.
@@@
“Kamar Mayat, Khusus Staf”
Ayah
Ji datang ke rumah sakit untuk melihat jasad putrinya, Ji Eun. Dan ketika dia
melihat kondisi jasad putrinya, dia merasa sangat sedih dan menangis keras.
Diluar
kamar mayat. Det. Sung Jun memperhatikan itu serta merasa bersimpati.
@@@
"Lembaga Nasional untuk
Investigasi Ilmiah"
Det. Sung
Jun datang menemui Dokter Cho yang melakukan autopsi pada jasad Ji Eun. Dia
ingin mengetahui apa yang Dokter Cho temukan.
Bagian
dalam lengan dan lutut pada tubuh Ji Eun memar, tapi tidak ada bekas goresan.
Jadi ini berarti tangan dan kakinya, diikat ke tiang atau tongkat yang
permukaannya halus. Kemudian sayatan didekat mulut Ji Eun, sayatannya sangat
rapi, seperti dilakukan sekaligus dari sudut mulut ke arah luar. Dan
sayatannya, masing- masing 5 cm, ukurannya tepat, seolah sudah diukur. Bahkan
sayatannya ternyata tidak dalam, hanya 5 mm. Ini sepertinya untuk menghindari
tulang pipi dan pembuluh darah, jadi tidak ada banyak darah yang keluar.
“Senjata
apa yang digunakan?” tanya Det. Sung Jun. Lalu dia melihat ke arah pisau –
pisau di meja operasi. Dan dia mengambil salah satu pisau disana, yang
ukurannya paling kecil dan tipis. “Misalnya... Ini?” tanyanya.
“Ya,
mungkin,” jawab Dokter Cho.
@@@
Det. Sung
Jun mencoba membayangkan. Dia menempatkan dirinya sebagai pelaku. Bila dirinya
adalah pelaku, maka bagaimana dia akan menyayat wajah korban. Dan dia
membayangkan hal tersebut sambil mengarahkan pisau yang di pegang nya ke arah
wajah Dokter Cho.
Setelah
membayangkan ‘bagaimana’ nya itu, Det. Sung Jun pun melepaskan Dokter Cho dan
pergi. Dengan kesal, Dokter Cho meneriakinya gila dan psikopat.
@@@
Korban
bernama Baek Ji Eun, 20 tahun. Mahasiswi baru Universitas Mooyoung. Dia tinggal
bersama orang tuanya. Ayahnya, Baek Moon Kang, ada melaporkan hilangnya Ji Eun
sepekan lalu. Tapi karena pesan teks yang Baek Moon Kang terima, maka polisi
berasumsi Ji Eun kabur dari rumah. Namun anehnya, ponsel Ji Eun ada didekat
rumah, saat pesan itu dikirim. Itu mereka ketahui dari alat pelacak lokasi pada
ponsel korban. Dan tidak lama setelah pesan dikirim dari lokasi itu, ponsel
korban Ji Eun mati.
Berdasarkan
informasi di rapat barusan, Det. Sung Jun dan Det. Seok mengunjungi lokasi
terakhir kali, tempat korban Ji Eun berada. Namun sayangnya, kamera cctv yang
ada dijalan sana, rusak. Jadi mereka pun harus mencari cctv jalanan lain. Dan
untungnya, mereka menemukan cctv lain yang bisa dijadikan sebagai petunjuk.
“Seok
Gu, coba dapatkan rekaman dari kamera pengawas itu,” perintah Det. Sung Jun.
“Baik,
aku mengerti,” jawab Det. Seok Gu. Lalu dia pergi.
Ketika
Det. Seok pergi, sebuah sepeda motor pengantar barang dari "Pengiriman
Piggy", lewat. Melihat itu, Det. Sung Jun langsung mengejar sepeda motor
tersebut. Sayangnya, pengemudi sepeda motor itu tidak berhenti, jadi Det. Sung
Jun harus berpikir jalan mana yang paling cepat, supaya dia bisa mengejar dan
menghentikan sepeda motor itu. Dan akhirnya, dia berhasil menghentikan sepeda
motor itu.
Setelah
berhasil menghentikan pengemudi sepeda motor. Det. Sung Jun mengajukan pertanyaan,
“Sekitar pukul 11 malam tanggal 5 Januari. Kamu melihat wanita ini di gang?”
tanyanya sambil menunjukkan foto Ji Eun.
“Entahlah,”
jawab pengemudi, tidak ingat.
“Sial,”
gerutu Det. Sung Jun dengan pelan.
Disaat
Det. Sung Jun agak patah semangat, karena petunjuk yang dikiranya ada, ternyata tidak
ada. Dia melihat kamera kecil yang terpasang di helm pengemudi.
@@@
Setelah
dari lokasi terakhir Ji Eun berada, Det. Sung Jun dan Det. Seok datang menemui
teman Ji Eun. Dari si teman, mereka mendapatkan petunjuk baru.
Setelah
merayakan ulang tahun Ji Eun di kelab, mereka berpisah sekitar pukul 10 malam.
Sebenarnya mereka ingin tinggal lebih lama, tapi disaat itu datang pelanggan
VIP gila, matanya tidak fokus seperti sedang dalam pengaruh obat- obatan.
Pelanggan VIP itu terus memaksa Ji Eun untuk meminum alkohol, tapi Ji Eun
menolak. Lalu Pelanggan VIP itu menodongkan pisau ke wajah Ji Eun dan
berteriak.
“Siapa
orang gila itu?” tanya Det. Sung Jun.
@@@
Det.
Sung Jun dan Det. Seok datang ke kelab untuk mencari Pelanggan VIP gila yang di
maksud.
Pelanggan
VIP gila yang dimaksud, dia sedang melakukan hal yang sama kepada wanita lain,
seperti apa yang dilakukan nya pada korban Ji Eun. Dia menaruh obat ke dalam
minuman dan memaksa seorang wanita untuk meminum itu. Tentu saja, si wanita
menolak. Tapi Pelanggan VIP gila terus memaksanya, bahkan dia mengeluarkan uang
untuk menggoda si wanita. Sayangnya, si wanita tidak tergoda dan tetap menolak,
lalu dia berniat untuk pergi saja. Tapi pelanggan VIP gila tidak mau
membiarkannya pergi, dia menjambak rambut si wanita dan lalu mencekik leher si
wanita sambil mengarahkan pisau ke wajah si wanita.
“Aku
suka semua hal tentangmu, tapi mulutmu terlalu kecil. Mau kuperbaiki?” kata si
pelanggan VIP gila sambil tersenyum.
Tepat
disaat itu, Det. Sung Jun datang dan melihat hal tersebut. Dia menendang
Pelanggan VIP gila, lalu menunjukkan kartu identitas polisi nya. Namun bukannya
takut, Pelanggan VIP gila malah mengumpat. Kemudian tanpa memperdulikan
keberadaan Det. Sung Jun disana, dia mendekati si wanita barusan. Dan teman si
pelanggan VIP gila, menahan Det. Sung Jun.
Pelanggan
VIP gila menendang si wanita, lalu dia menarik dan menahan kepala si wanita
diatas meja. “Dasar wanita kurang ajar! Beraninya kamu menolakku! Kamu mau
mati?” umpatnya, marah. Dan dengan ketakutan, si wanita hanya bisa menangis.
“Sial!”
umpat Det. Sung Jun juga.
Det.
Sung Jun mendorong orang yang menahannya. Lalu dia menarik si Pelanggan VIP
gila untuk melepaskan si wanita. Dan kemudian dia menghajar si Pelanggan VIP
gila. Ketika si Pelanggan VIP gila ingin kabur, dia menarik kakinya dan terus
memukulinya.
@@@
Si
wanita yang barusan diselamatkan di kelab, namanya adalah Kwon Yu Na. Dia ingin
pergi secara diam- diam dari kantor polisi, tapi sayangnya dia gagal. Karena
Det. Sung Jun kebetulan melihat itu dan menghentikannya.
Tepat
disaat itu, wali Yu Na datang. Awalnya si wali salah paham kepada Det. Sung Jun
yang memegang tangan Yu Na dan seperti ingin menarik Yu Na untuk ikut
dengannya. Tapi pada saat, dia tahu kalau ternyata Det. Sung Jun adalah polisi,
dia langsung mengubah sikapnya menjadi lebih baik.
Namun
Yu Na sama sekali tidak peduli akan apapun. Karena walinya sudah datang, diapun
pergi. Tapi Det. Sung Jun menghentikannya lagi.
“Hei.
Apa lagi kali ini?” gerutu Yu Na, kesal.
“Dengarkan
aku baik-baik. Jika bertemu orang gila lagi seperti hari ini, pukul dia dengan
sikumu seperti ini. Lalu selama 15 detik, dia akan pening seperti ini. Manfaatkan
itu, tendang selangkangannya dengan lutut. Jika itu tidak berhasil, gunakan
sisi tanganmu dan pukul lehernya, lalu tendang selangkangannya lagi. Maka dia
akan seperti ini,” kata Det. Sung Jun, mengajarkan cara melindungi diri yang
baik.
Melihat
sikap aneh Det. Sung Jun itu, Yu Na merasa agak malas untuk meladeninya. Dan
dia berjalan pergi, mengabaikan ajaran Det. Sung Jun yang belum selesai.
Setelah
Yu Na pergi, si wali mendekati Det. Sung Jun dan menanyai, apa yang terjadi.
Dan Det. Sung Jun pun menjelaskan apa yang terjadi hari ini kepada Yu Na, lalu
dia memberikan nasihat, agar awasi Yu Na dengan baik, sehingga kejadian ini
tidak akan terulang lagi.
“Terima
kasih, Pak,” kata si wali, mengerti. Lalu dia pergi untuk mengejar Yu Na.
Yu Na
berdiri diluar kantor polisi, menunggu si wali. Lalu saat si wali keluar, dia
menanyai dengan heran, bagaimana si wali tahu kalau dia ada disini. Juga, orang
tuanya dan wali kelasnya saja tidak ada berkomentar sama sekali, tapi apa hak
si wali untuk mencampuri hidupnya, kepadahal si wali hanyalah pekerja sosial
saja.
“Itu
tugasku. Melindungimu meski orang tua dan gurumu menyerah mengurusmu,” kata si
wali dengan perhatian. “Jika kamu tidak mau bersekolah, jangan berkeliaran
tanpa tujuan dan datanglah ke pusat,” katanya, menyarankan.
“Kamu
pikir aku akan berubah jika kamu melakukan ini?” tanya Yu Na, agak sinis.
“Entahlah.
Terserah kamu mau berubah atau tidak,” jawab si wali.
Mendengar
itu, Yu Na mengabaikan si wali dan berjalan pergi. Tapi tanpa rasa pantang
menyerah, si wali mengikuti Yu Na dan mengajaknya untuk makan.
@@@
Diruang
introgasi. Ketika Det. Sung Jun menanyai mengenai Ji Eun, si Pelanggan VIP gila
mengakui kalau dia memang ada mengenal Ji Eun. Malam itu, dia mengajak Ji Eun
untuk bersenang- senang, tapi Ji Eun terus menolaknya, jadi dia membiarkan Ji
Eun pergi.
“Saat
Baek Ji Eun menjauhkanmu, kamu marah, bukan? Kamu sangat marah hingga
mengejarnya untuk membunuhnya?” tanya Det. Sung Jun.
“Kamu
pikir aku punya waktu untuk itu? Ada banyak wanita di dunia ini,” jawab si
Pelanggan VIP gila.
Awalnya
si Pelanggan VIP gila masih bersikap bekerja sama, ketika Det. Sung Jun
mengajukan pertanyaan- pertanyaan. Tapi pada saat alibi nya terbukti oleh Det.
Seok, dia langsung mengubah sikapnya. Dia berdiri dan tertawa dengan keras.
“Tamatlah
riwayatmu. Ayahku sangat kaya. Pamanku seorang pengacara di firma hukum besar.
Aku akan memenjarakanmu karena melakukan ini kepadaku,” kata si Pelanggan VIP
gila, mengejek- ejek Det. Sung Jun tanpa rasa takut sama sekali.
Mendengar
itu, Det. Sung Jun mendekati si Pelanggan VIP gila dan berbicara dengan penuh
penekanan. “Hei. Ayahku seorang hakim. Hakim Mahkamah Agung,” katanya. Dan si
Pelanggan VIP gila langsung berubah jinak kembali, dan berniat untuk duduk
kembali juga. Tapi Det. Sung Jun menendang kursinya, sehingga diapun terjatuh,
namun dia tidak berani marah sepeti sebelumnya.
Dengan
emosi, Det. Sung Jun berjalan ke dekat pintu dan berniat untuk pergi. Tapi
sebelum pergi, dia berhenti dan menatap si Pelanggan VIP gila. “Hei. Kakakku juga
hakim, Berandal,” jelasnya sambil mendengus.
“Prioritas
kami adalah melindungi aktor cilik dan hewan. Adegan berbahaya, tidak direkam
dengan anak- anak atau hewan sungguhan. Tapi dengan pemeran pengganti dan
boneka.”