Sinopsis K-Drama: Blind (2022) Episode 1 Part 1/3

 

Original Network : OCN tvN

“Drama ini adalah fiksi. Tokoh, tempat, organisasi, insiden, kelompok, dan latar. Tidak berdasarkan kenyataan”


Dimalam yang tampak mengerikan. Beberapa anak berlari didalam hutan. Dan dibelakang mereka, ada dua ekor anjing yang mengejar sambil mengonggong keras.


Dari dalam hutan, mereka semua berlari ke arah gedung tua. Tiba- tiba Anak pertama, yang lari paling depan, dia terpikir sesuatu, dia berhenti dan menatap ke belakang untuk memeriksa. Dibelakang nya ada 3 orang, tambah dirinya sendiri, maka ada 4 orang. Tapi seharusnya, ada 5 orang, itu tandanya 1 orang menghilang.

Dengan panik, Anak pertama melihat ke sekeliling. “Yoon Jae! Yoon Jae, di mana kamu?” tanyanya, memanggil. Lalu menggunakan cahaya senter yang dipegang nya, dia berhasil menemukan Yoon Jae.

Ternyata Yoon Jae berada dibawah jembatan dan berada dalam keadaan tidak sadarkan diri. Dengan keras, Anak pertama berteriak memanggilnya supaya bangun. Tiga anak lainnya juga memanggil- manggil Yoon Jae. Tapi sayangnya, Yoon Jae tetap tidak merespon.


Lalu anak pertama pun berniat untuk turun. Tapi Anak kedua menghentikannya dan menyarankan agar mereka meninggalkan Yoon Jae saja. Mendengar ini, Anak pertama marah, karena teganya Anak kedua berniat untuk meninggalkan adik mereka. Dan Anak kedua balas marah, sebab dia tidak punya pilihan, jika Anjing Gila sampai tahu mereka disini, maka itu akan bahaya.


Seorang pria datang ke bawah jembatan. Dia mengenakan pakaian  seperti satpam keamanan. Dia berjalan dengan santai sambil bersiul menyanyikan sebuah lagu. Mendengar suara siulan itu, Anak kedua dan Anak ketiga langsung berlari kabur. Sedangkan Anak keempat, dia terdiam membeku ditempat, karena saking takutnya.


“Pergilah dan temui Ibu,” perintah Anak pertama, sambil mengguncang Anak keempat dengan agak kuat. “Sadarlah, Bodoh. Cepat pergi dari sini!” katanya, mendorong Anak keempat dengan panik.


Setelah Anak keempat berlari, Anak pertama menarik nafas dalam- dalam. Lalu dia memberanikan dirinya sendiri dan melompat ke bawah jembatan untuk membangunkan Yoon Jae. Untungnya, setelah digoncang sebentar, Yoon Jae tersadar dan terbangun. Tapi sebelum mereka sempat memikirkan rencana untuk kabur bagaimana, tiba- tiba terdengar suara gonggongan anjing pelacak.

“Kakak…” panggil Yoon Jae dengan lemah. Dengan panik, Anak pertama langsung menutup mulut Yoon Jae. Lalu dia menatap gugup ke arah anjing pelacak yang berada di atas jembatan.




Satpam yang bersiul barusan. Dia naik ke atas jembatan, mengikuti kedua anjing pelacaknya. Dengan masih berjalan santai dan bersiul. Lalu menggunakan senter di tangannya, dia menyinari bawah jembatan dan memeriksa.

Yoon Jae yang berada di bawah jembatan, gemetar ketakutan. Begitu juga dengan Anak pertama, tapi mereka berdua saling berpegangan tangan dan menguatkan.



Kedua Anjing Pelacak menemukan sesuatu, dan mereka berlari ke bawah jembatan. Menyadari bagaimana cara anjing pelacak mencari mereka, Anak pertama mengambil tanah di dekatnya dan mengotori dirinya sendiri serta Yoon Jae menggunakan itu, supaya bau mereka tersamarkan. Dan akhirnya, mereka berhasil lolos.

Kedua Anjing Pelacak, gagal menemukan mereka.


Setelah kondisi aman, Anak pertama serta Yoon Jae langsung berlari kabur. Mereka melompati pagar di halaman belakang dan kabur dari sana. Sialnya, ternyata ada jebakan ditanah, dan Yoon Jae tidak sengaja menginjak jebakan tersebut.


Anak kedua dan ketiga berlari ke tepi jalan. Disana mereka melihat sebuah mobil lewat, dan dengan senang, Anak ketiga langsung maju untuk menghentikan mobil tersebut. Tapi sayangnya, dia salah. Itu bukan mobil yang akan menyelamatkannya, tapi mobil yang membunuhnya. Karena ketika dia berdiri, memberikan tanda, mobil tersebut tidak berhenti, malahan mobil tersebut terus melaju serta menabrak tubuh nya. Dan bukan hanya menabrak begitu saja, karena setelah itu, mobil tersebut kembali mundur dan melindas tubuhnya.

Melihat itu, Anak kedua kaget dan mendekati tubuh Anak ketiga dengan panik.


Dua orang yang berada didalam mobil keluar, dua orang itu mengenakan pakaian seperti satpam keamanan. Dan melihat kedua orang satpam ini, Anak kedua terdiam ngeri.


Satpam pertama yang berada didalam bangunan, dia memeriksa ke sekitar bersama dua anjing pelacak nya. Lalu dua temannya datang, membawa mayat Anak ketiga.


Diantara 5 orang anak, tampaknya hanya ada 3 orang anak saja yang tertangkap, karena hanya tampak ada 3 anak saja. Pertama, anak ketiga yang sudah meninggal, karena di tabrak. Kedua, anak kedua, dia tampak sangat ketakutan sekali sampai tidak berani membuka matanya sama sekali untuk menatap, dan bahkan tubuhnya terus gemetar. Selanjutnya, Yoon Jae, dia tidak berekspresi sama sekali, dan dengan berani dia membuka matanya serta menatap pada si satpam bersiul yang menatapnya dari atas.

@@@


"Episode 1, Anjing Gila"

Malam hari, hujan turun cukup deras, dan seorang wanita berjalan sendirian sambil mendengarkan musik diponsel nya. Tiba- tiba dia merasa seperti ada seseorang yang mengikutinya, tapi saat dia melihat ke belakang, dia tidak melihat siapapun. Lalu diapun mematikan musik di ponselnya dan berniat untuk menelpon seseorang. Namun tiba- tiba dia merasa orang yang mengikutinya, ada tepat dibelakangnya. Kali ini, ketika dia melihat ke belakang, dia melihat orang tersebut. Orang tersebut mengenakan jas hujan hitam.

Dengan keras, wanita itu menjerit. Dia melemparkan payung dan ponselnya, lalu dia berlari. Dan Orang berjas hujan, berlari mengejarnya. Akhirnya, wanita itu tertangkap. Wanita ini bernama Ji Eun.


Dirumah. Ayah Ji serta Ibu Ji menyiapkan balon- balon dan juga  kue untuk merayakan ulang tahun Ji Eun, putri mereka.

Ketika Ji Eun terbangun, dia merasa sakit, dan ketika dia ingin bergerak, dia menyadari kalau dia tidak bisa. Karena kaki dan tangannya di ikat dikursi.

Lalu tiba- tiba terdengar suara siulan. Mendengar itu, Ji Eun sangat ketakutan. Tapi sebelum dia bisa melihat apa- apa, kepalanya ditutupi menggunakan kain hitam dan lehernya dicekik dari belakang dengan sangat kuat.


Ayah Ji mendapatkan pesan masuk dari nomor ponsel Ji Eun. Dalam pesan itu, Ji Eun mengatakan supaya Ayah Ji jangan menunggu, karena dia akan pulang telat.

Membaca pesan itu, Ayah Ji merasa kecewa. Lalu diapun menelpon  nomor Ji Eun untuk bertanya. Tapi nomor Ji Eun tidak aktif. Kemudian tiba- tiba, hujan semakin bertambah deras dan petir bergumuruh kuat, melihat itu Ayah Ji merasa khawatir.

@@@

Tanggal 15 Januari 2022. Mayat Baek Ji Eun ditemukan.

Orang yang menemukan mayat Ji Eun adalah seorang Nenek tua. Nenek tua tersebut bisa menemukan mayat Ji Eun, karena disaat itu, anjingnya bermain- main didekat tempat sampah. Dan melihat kantong hitam besar yang ada disana, Nenek tua merasa penasaran, jadi diapun memeriksanya, dan diapun menemukan mayat Ji Eun.


Kondisi mayat Ji Eun sangat buruk. Dibagian kepala, ada tertancap rumput- rumput kering. Dibagian wajah, bibir nya dilukai sampai ke pipi, jadi seolah- olah mayat Ji Eun tersenyum sangat lebar sekali.

Melihat kondisi mayat Ji Eun yang di periksa oleh tim forensik, para polisi dan detektif saja sampai merasa tidak nyaman. Karena ini seperti perbuatan psikopat.

@@@


Detektif Ryu Sung Jun. Dia melakukan percobaan dengan memasuki dirinya sendiri ke dalam kantong hitam besar, lalu dia melemparkan dirinya ke arah tempat sampah. Tapi hasilnya tidak seperti yang dia bayangkan.

Kemudian Det. Sung Jun memeriksa ke sekeliling tempat kejadian. “Kenapa tidak ada satu pun kamera pengawas?” gumamnya, bertanya. “Mm.. Tanpa anjing itu, mayatnya tidak akan ditemukan. Lalu bagaimana mereka bisa menemukan tempat seperti ini?”

“Biasanya tempat itu diketahui dan pernah dikunjungi pelaku, bukan?” jawab Detektif Kim Seok Gu, berdiri di sebelah Det. Sung Jun.

“Benar,” gumam Det. Sung Jun.

@@@


Det. Sung Jun mencoba membayangkan. Pada malam kejadian, pelaku berjas hujan, datang ke tempat pembuangan sampah ini menaiki mobil.

Pelaku mengendong mayat Ji Eun yang berada didalam kantong hitam besar. Dia berjalan menuruni bukit, menuju ke tempat sampah- sampah berada. Lalu dia menaruh mayat Ji Eun disana. Diantara sampah.

@@@


Setelah membayangkan hal itu. Det. Sung Jun jadi menyadari ada hal yang janggal. Jika Pelaku berniat membuang mayat Ji Eun begitu saja seperti membuang sampah, maka dari ketinggian bukit ini, mayat Ji Eun tidak mungkin akan mendarat dalam posisi duduk, melainkan dalam posisi miring dan mayat Ji Eun pasti akan memiliki bekas gores atau tulang patah akibat terguling. Tapi anehnya, kenapa mayat Ji Eun ditemukan dalam keadaan duduk, seolah- olah Pelaku meletakkannya secara hati- hati.

@@@


“Kamar Mayat, Khusus Staf”

Ayah Ji datang ke rumah sakit untuk melihat jasad putrinya, Ji Eun. Dan ketika dia melihat kondisi jasad putrinya, dia merasa sangat sedih dan menangis keras.

Diluar kamar mayat. Det. Sung Jun memperhatikan itu serta merasa bersimpati.

@@@


"Lembaga Nasional untuk Investigasi Ilmiah"

Det. Sung Jun datang menemui Dokter Cho yang melakukan autopsi pada jasad Ji Eun. Dia ingin mengetahui apa yang Dokter Cho temukan.


Bagian dalam lengan dan lutut pada tubuh Ji Eun memar, tapi tidak ada bekas goresan. Jadi ini berarti tangan dan kakinya, diikat ke tiang atau tongkat yang permukaannya halus. Kemudian sayatan didekat mulut Ji Eun, sayatannya sangat rapi, seperti dilakukan sekaligus dari sudut mulut ke arah luar. Dan sayatannya, masing- masing 5 cm, ukurannya tepat, seolah sudah diukur. Bahkan sayatannya ternyata tidak dalam, hanya 5 mm. Ini sepertinya untuk menghindari tulang pipi dan pembuluh darah, jadi tidak ada banyak darah yang keluar.

“Senjata apa yang digunakan?” tanya Det. Sung Jun. Lalu dia melihat ke arah pisau – pisau di meja operasi. Dan dia mengambil salah satu pisau disana, yang ukurannya paling kecil dan tipis. “Misalnya... Ini?” tanyanya.

“Ya, mungkin,” jawab Dokter Cho.

@@@


Det. Sung Jun mencoba membayangkan. Dia menempatkan dirinya sebagai pelaku. Bila dirinya adalah pelaku, maka bagaimana dia akan menyayat wajah korban. Dan dia membayangkan hal tersebut sambil mengarahkan pisau yang di pegang nya ke arah wajah Dokter Cho.

Setelah membayangkan ‘bagaimana’ nya itu, Det. Sung Jun pun melepaskan Dokter Cho dan pergi. Dengan kesal, Dokter Cho meneriakinya gila dan psikopat.

@@@


Korban bernama Baek Ji Eun, 20 tahun. Mahasiswi baru Universitas Mooyoung. Dia tinggal bersama orang tuanya. Ayahnya, Baek Moon Kang, ada melaporkan hilangnya Ji Eun sepekan lalu. Tapi karena pesan teks yang Baek Moon Kang terima, maka polisi berasumsi Ji Eun kabur dari rumah. Namun anehnya, ponsel Ji Eun ada didekat rumah, saat pesan itu dikirim. Itu mereka ketahui dari alat pelacak lokasi pada ponsel korban. Dan tidak lama setelah pesan dikirim dari lokasi itu, ponsel korban Ji Eun mati.


Berdasarkan informasi di rapat barusan, Det. Sung Jun dan Det. Seok mengunjungi lokasi terakhir kali, tempat korban Ji Eun berada. Namun sayangnya, kamera cctv yang ada dijalan sana, rusak. Jadi mereka pun harus mencari cctv jalanan lain. Dan untungnya, mereka menemukan cctv lain yang bisa dijadikan sebagai petunjuk.

“Seok Gu, coba dapatkan rekaman dari kamera pengawas itu,” perintah Det. Sung Jun.

“Baik, aku mengerti,” jawab Det. Seok Gu. Lalu dia pergi.


Ketika Det. Seok pergi, sebuah sepeda motor pengantar barang dari "Pengiriman Piggy", lewat. Melihat itu, Det. Sung Jun langsung mengejar sepeda motor tersebut. Sayangnya, pengemudi sepeda motor itu tidak berhenti, jadi Det. Sung Jun harus berpikir jalan mana yang paling cepat, supaya dia bisa mengejar dan menghentikan sepeda motor itu. Dan akhirnya, dia berhasil menghentikan sepeda motor itu.


Setelah berhasil menghentikan pengemudi sepeda motor. Det. Sung Jun mengajukan pertanyaan, “Sekitar pukul 11 malam tanggal 5 Januari. Kamu melihat wanita ini di gang?” tanyanya sambil menunjukkan foto Ji Eun.

“Entahlah,” jawab pengemudi, tidak ingat.

“Sial,” gerutu Det. Sung Jun dengan pelan.

Disaat Det. Sung Jun agak patah semangat, karena petunjuk yang dikiranya ada, ternyata tidak ada. Dia melihat kamera kecil yang terpasang di helm pengemudi.

@@@


Setelah dari lokasi terakhir Ji Eun berada, Det. Sung Jun dan Det. Seok datang menemui teman Ji Eun. Dari si teman, mereka mendapatkan petunjuk baru.

Setelah merayakan ulang tahun Ji Eun di kelab, mereka berpisah sekitar pukul 10 malam. Sebenarnya mereka ingin tinggal lebih lama, tapi disaat itu datang pelanggan VIP gila, matanya tidak fokus seperti sedang dalam pengaruh obat- obatan. Pelanggan VIP itu terus memaksa Ji Eun untuk meminum alkohol, tapi Ji Eun menolak. Lalu Pelanggan VIP itu menodongkan pisau ke wajah Ji Eun dan berteriak.

“Siapa orang gila itu?” tanya Det. Sung Jun.

@@@


Det. Sung Jun dan Det. Seok datang ke kelab untuk mencari Pelanggan VIP gila yang di maksud.

Pelanggan VIP gila yang dimaksud, dia sedang melakukan hal yang sama kepada wanita lain, seperti apa yang dilakukan nya pada korban Ji Eun. Dia menaruh obat ke dalam minuman dan memaksa seorang wanita untuk meminum itu. Tentu saja, si wanita menolak. Tapi Pelanggan VIP gila terus memaksanya, bahkan dia mengeluarkan uang untuk menggoda si wanita. Sayangnya, si wanita tidak tergoda dan tetap menolak, lalu dia berniat untuk pergi saja. Tapi pelanggan VIP gila tidak mau membiarkannya pergi, dia menjambak rambut si wanita dan lalu mencekik leher si wanita sambil mengarahkan pisau ke wajah si wanita.


“Aku suka semua hal tentangmu, tapi mulutmu terlalu kecil. Mau kuperbaiki?” kata si pelanggan VIP gila sambil tersenyum.

Tepat disaat itu, Det. Sung Jun datang dan melihat hal tersebut. Dia menendang Pelanggan VIP gila, lalu menunjukkan kartu identitas polisi nya. Namun bukannya takut, Pelanggan VIP gila malah mengumpat. Kemudian tanpa memperdulikan keberadaan Det. Sung Jun disana, dia mendekati si wanita barusan. Dan teman si pelanggan VIP gila, menahan Det. Sung Jun.


Pelanggan VIP gila menendang si wanita, lalu dia menarik dan menahan kepala si wanita diatas meja. “Dasar wanita kurang ajar! Beraninya kamu menolakku! Kamu mau mati?” umpatnya, marah. Dan dengan ketakutan, si wanita hanya bisa menangis.

“Sial!” umpat Det. Sung Jun juga.


Det. Sung Jun mendorong orang yang menahannya. Lalu dia menarik si Pelanggan VIP gila untuk melepaskan si wanita. Dan kemudian dia menghajar si Pelanggan VIP gila. Ketika si Pelanggan VIP gila ingin kabur, dia menarik kakinya dan terus memukulinya.

@@@

Si wanita yang barusan diselamatkan di kelab, namanya adalah Kwon Yu Na. Dia ingin pergi secara diam- diam dari kantor polisi, tapi sayangnya dia gagal. Karena Det. Sung Jun kebetulan melihat itu dan menghentikannya.

Tepat disaat itu, wali Yu Na datang. Awalnya si wali salah paham kepada Det. Sung Jun yang memegang tangan Yu Na dan seperti ingin menarik Yu Na untuk ikut dengannya. Tapi pada saat, dia tahu kalau ternyata Det. Sung Jun adalah polisi, dia langsung mengubah sikapnya menjadi lebih baik.


Namun Yu Na sama sekali tidak peduli akan apapun. Karena walinya sudah datang, diapun pergi. Tapi Det. Sung Jun menghentikannya lagi.

“Hei. Apa lagi kali ini?” gerutu Yu Na, kesal.

“Dengarkan aku baik-baik. Jika bertemu orang gila lagi seperti hari ini, pukul dia dengan sikumu seperti ini. Lalu selama 15 detik, dia akan pening seperti ini. Manfaatkan itu, tendang selangkangannya dengan lutut. Jika itu tidak berhasil, gunakan sisi tanganmu dan pukul lehernya, lalu tendang selangkangannya lagi. Maka dia akan seperti ini,” kata Det. Sung Jun, mengajarkan cara melindungi diri yang baik.



Melihat sikap aneh Det. Sung Jun itu, Yu Na merasa agak malas untuk meladeninya. Dan dia berjalan pergi, mengabaikan ajaran Det. Sung Jun yang belum selesai.

Setelah Yu Na pergi, si wali mendekati Det. Sung Jun dan menanyai, apa yang terjadi. Dan Det. Sung Jun pun menjelaskan apa yang terjadi hari ini kepada Yu Na, lalu dia memberikan nasihat, agar awasi Yu Na dengan baik, sehingga kejadian ini tidak akan terulang lagi.

“Terima kasih, Pak,” kata si wali, mengerti. Lalu dia pergi untuk mengejar Yu Na.


Yu Na berdiri diluar kantor polisi, menunggu si wali. Lalu saat si wali keluar, dia menanyai dengan heran, bagaimana si wali tahu kalau dia ada disini. Juga, orang tuanya dan wali kelasnya saja tidak ada berkomentar sama sekali, tapi apa hak si wali untuk mencampuri hidupnya, kepadahal si wali hanyalah pekerja sosial saja.

“Itu tugasku. Melindungimu meski orang tua dan gurumu menyerah mengurusmu,” kata si wali dengan perhatian. “Jika kamu tidak mau bersekolah, jangan berkeliaran tanpa tujuan dan datanglah ke pusat,” katanya, menyarankan.

“Kamu pikir aku akan berubah jika kamu melakukan ini?” tanya Yu Na, agak sinis.

“Entahlah. Terserah kamu mau berubah atau tidak,” jawab si wali.

Mendengar itu, Yu Na mengabaikan si wali dan berjalan pergi. Tapi tanpa rasa pantang menyerah, si wali mengikuti Yu Na dan mengajaknya untuk makan.

@@@

Diruang introgasi. Ketika Det. Sung Jun menanyai mengenai Ji Eun, si Pelanggan VIP gila mengakui kalau dia memang ada mengenal Ji Eun. Malam itu, dia mengajak Ji Eun untuk bersenang- senang, tapi Ji Eun terus menolaknya, jadi dia membiarkan Ji Eun pergi.

“Saat Baek Ji Eun menjauhkanmu, kamu marah, bukan? Kamu sangat marah hingga mengejarnya untuk membunuhnya?” tanya Det. Sung Jun.

“Kamu pikir aku punya waktu untuk itu? Ada banyak wanita di dunia ini,” jawab si Pelanggan VIP gila.


Awalnya si Pelanggan VIP gila masih bersikap bekerja sama, ketika Det. Sung Jun mengajukan pertanyaan- pertanyaan. Tapi pada saat alibi nya terbukti oleh Det. Seok, dia langsung mengubah sikapnya. Dia berdiri dan tertawa dengan keras.

“Tamatlah riwayatmu. Ayahku sangat kaya. Pamanku seorang pengacara di firma hukum besar. Aku akan memenjarakanmu karena melakukan ini kepadaku,” kata si Pelanggan VIP gila, mengejek- ejek Det. Sung Jun tanpa rasa takut sama sekali.


Mendengar itu, Det. Sung Jun mendekati si Pelanggan VIP gila dan berbicara dengan penuh penekanan. “Hei. Ayahku seorang hakim. Hakim Mahkamah Agung,” katanya. Dan si Pelanggan VIP gila langsung berubah jinak kembali, dan berniat untuk duduk kembali juga. Tapi Det. Sung Jun menendang kursinya, sehingga diapun terjatuh, namun dia tidak berani marah sepeti sebelumnya.

Dengan emosi, Det. Sung Jun berjalan ke dekat pintu dan berniat untuk pergi. Tapi sebelum pergi, dia berhenti dan menatap si Pelanggan VIP gila. “Hei. Kakakku juga hakim, Berandal,” jelasnya sambil mendengus.

“Prioritas kami adalah melindungi aktor cilik dan hewan. Adegan berbahaya, tidak direkam dengan anak- anak atau hewan sungguhan. Tapi dengan pemeran pengganti dan boneka.”



Post a Comment

Previous Post Next Post