Sinopsis K-Drama: Blind (2022) Episode 2 Part 1/3

 

Original Network : OCN tvN

“Drama ini adalah fiksi. Tokoh, tempat, organisasi, insiden, kelompok, dan latar. Tidak berdasarkan kenyataan”



Anak pertama berhasil kabur. Setelah berhasil, dia datang ke kantor polisi. Disana hanya ada seorang polisi saja yang berjaga, yaitu Polisi Yeom Ki Nam. Atau sekarang dikenal sebagai Atasan Yeom.

Atasan Yeom sangat ramah sekali kepada Anak pertama, pada saat Anak pertama datang ke tempatnya. Bahkan karena dia tahu, kalau Anak pertama pasti lapar, jadi dia pergi membelikan roti untuk Anak pertama. Lalu setelah itu, dia mendengarkan cerita Anak pertama dengan sangat baik.


“Jika ketahuan kabur, kami dipukuli sampai mati. Jika tidak beruntung, kami bisa mati,” kata Anak pertama, menceritakan rasa takutnya.

“Kamu tidak takut mati?” tanya Atasan Yeom, heran.

“Siapa yang tidak takut?” balas Anak pertama, jelas merasa takut.

“Tapi kamu melarikan diri?”

“Karena aku punya harapan,” jawab Anak pertama, dengan sangat tulus.

Setelah mendengar ini, Atasan Yeom meminta Anak pertama untuk menuliskan semua yang Anak pertama lihat dan alami sedetail mungkin, juga tulis bagaimana cara Anak pertama kabur dari sana. Dan Anak pertama pun menuliskan semuanya.



"Pusat Kesejahteraan Harapan"

Atasan Yeom membawa Anak pertama yang tertidur, kembali ke tempat dimana Anak pertama serta anak- anak lainnya di kurung. Tampaknya di roti yang diberikan oleh Atasan Yeom, disana terdapat obat bius yang membuat Anak pertama jadi tertidur. Karena ternyata, Atasan Yeom merupakan salah satu pelaku yang mengurung anak- anak.

“Kamu tahu apa yang paling mengkhianati kita? Hal yang disebut harapan. Jangan pernah lagi percaya pada harapan,” gumam Atasan Yeom, berbicara pada Anak pertama yang tertidur dikursi belakang mobil.


Ketika Anak pertama terbangun, dia melihat serta mendengan pembicaraan antara Atasan Yeom dan Ayah Ji. Mendengar itu, dia sangat panik. Sayangnya dia tidak berdaya dan tidak bisa melakukan apapun. Dua orang datang dan menariknya keluar dari dalam mobil, lalu menyeretnya.

“Aku bersumpah akan membunuhmu!” jerit Anak pertama, merasa putus asa.

@@@


"Episode 2, Berhentilah Berharap Selama Kamu di Sini"

Diruang sidang. Hakim Sung Hoon mengajukan pertanyaan, jika memang ada orang lain pada malam itu, kenapa Pak Jung tidak memberitahu polisi dan kejaksaan selama penyelidikan. Dan Pak Jung menjelaskan, kalau polisi telah bertekad menjadikan dirinya sebagai pelaku, jadi bagaimana bisa dia mempercayai polisi yang seperti itu, polisi yang mengarang bukti.

“Seperti apa mobil yang ditumpangi korban?” tanya Hakim Sung Hoon.

“Mobil SUV hitam. Ada pola sarang lebah di depan,” jawab Pak Jung.


Mendengar jawaban Pak Jung, setiap orang langsung berseru mengejeknya. Bahkan para juri menjadi sangat yakin, kalau Pak Jung pasti hanya mengarang saja. Karena ada banyak mobil yang berbentuk seperti itu. Tanpa mengatakan apapun, Hakim mengetuk palu sebagai tanda supaya setiap orang tenang.

Lalu setelah suasana kembali tenang, Hakim Sung Hoon menanyai, “Mobil dengan kisi yang mirip sarang lebah ada banyak. Kamu tidak melihat hal lain?” tanyanya.

“Ya. Aku melihatnya sendiri,” jawab Pak Jung, sangat bersemangat. “Pria yang mengendarai mobil itu,” jelasnya. “Detektif Ryu Sung Jun dari Kepolisian Mooyoung. Dia orangnya.”


Mendengar nama Det. Sung Jun disebut. Hakim Sung Hoon dan Ayah Ji sama- sama merasa terkejut. Begitu juga dengan wanita yang menjadi wali Yu Na (baca Ep 1), sekaligus salah satu juri dalam sidang ini, namanya adalah Jo Eun Ki. Ketika dia mendengar nama Det. Sung Jun, dia juga merasa terkejut, karena dia ingat siapa Det. Sung Jun itu.

@@@


Det. Sung Jun diundang ke pengadilan sebagai saksi, sebab Pak Jung menyebut namanya dan menuduhnya sebagai Pelaku yang membunuh korban Ji Eun. Dan disana, Det. Sung Jun sama sekali tidak panik, walaupun Pak Jung menuduhnya sebagai pelaku. Dengan tenang, dia menyebutkan dan memberikan bukti- bukti yang ada.



Pertama, Det. Sung Jun menceritakan, ketika dia menangkap Pak Jung. Pada saat penangkapan, Pak Jung berencana menyelundup ke kapal. Lalu pada ketika dirinya ketahuan, dia malah menondongkan pisau. Jika sungguh Pak Jung tidak bersalah, kenapa Pak Jung melakukan hal tersebut. Dari hal ini, bisa dijelaskan, alasan Pak Jung membencinya serta menuduh dirinya sebagai pelaku.

Mendengar penjelasan ini, setiap orang di ruang sidang langsung berbisik- bisik dengan keras. Mereka setuju dengan perkataan Det. Sung Jun.


Kedua, Det. Sung Jun menunjukkan video rekaman dari kamera kecil di helm kurir pengantar Ayam panggang. Pada malam korban Ji Eun diculik, kurir tersebut kebetulan lewat di tempat kejadian. Saat itu hujan deras, jadi si kurir tidak bisa melihat dengan jelas. Tapi aksi Pak Jung terekam, dikamera yang ada di helmnya, dan adegan itu terekam jelas.

Melihat bukti yang Det. Sung Jun tunjukkan, setiap orang jadi menjadi lebih yakin kalau Pak Jung memanglah pelaku pembunuh yang sebenarnya.


Ketiga, Det. Sung Jun memberikan bukti lain. Alasan dia yakin kalau Pak Jung adalah pelaku pembunuh yang sebenarnya, karena noda darah yang membekas di pisau adalah milik Pak Jung dan metode kejahatannya yang tidak biasa, bisa di sebut ciri khas pelaku. Ini semua berdasarkan, informasi yang didapatnya dari si orang mencurigakan di perusahaan Happy Foods.

Dari informasi si orang mencurigakan, ada wanita lain yang mulutnya dirobek oleh Pak Jung. Dan karena ini, Det. Sung Jun pun mencari dan menemui wanita mulut sobek yang dimaksud. Dan dia berhasil menemukan wanita tersebut.


Ternyata selain korban Ji Eun, ada wanita lain yang mengalami hal yang sama, tapi wanita ini lebih beruntung, karena dia tidak mati dan masih hidup.

“Jung Man Chun, tanpa ragu, mengikat wanita ini ke kursi dan merobek mulutnya karena dia mengabaikannya,” kata Det. Sung Jun, menunjukkan foto wanita yang di maksudnya.

Melihat bukti kedua, beberapa orang merasa ngeri dan menutup mata mereka, beberapa orang mulai mengata- ngatai Pak Jung lagi. Kali ini, mereka yakin kalau Pak Jung benar pelakunya. Melihat reaksi setiap orang, Pak Jung dengan tergagap menjelaskan kalau dia benar- benar tidak membunuh Ji Eun, dan dia memohon pada semua juri untuk mempercayainya. Namun jelas, tidak ada yang tampak percaya.

@@@


Det. Sung Jun mengunjungi Pak Jung yang berada di dalam penjara. Sebenarnya, dia masih penasaran, apa sih yang Pak Jung pikirkan sehingga meminta diadakan sidang juri. Apakah karena Pak Jung tahu, tidak akan ada yang mempercayai Pak Jung jika Pak Jung menyangkal, jadi Pak Jung berniat menyeret seseorang. Jika begitu, maka Pak Jung salah menyeret orang, karena dia adalah detektif.

“Apa ada peraturan bahwa detektif tidak bisa menjadi pembunuh?” tanya Pak Jung sambil tersenyum sinis. Lalu melihat Det. Sung Jun berhasil terpancing emosinya, dia mendekat dan menatap Det. Sung Jun. “Detektif Ryu Sung Jun. Hati-hati,” katanya, mengingatkan.

@@@


Diruang juri. Setiap orang sudah selesai memberikan pendapat mereka, kecuali Jo Eun Ki. Dia memeriksa materi sidang dengan sangat serius sekali dan membaca nya dengan sangat hati- hati. Hal ini membuat beberapa orang merasa agak tidak sabaran, suntuk, dan ada juga yang biasa saja.


“Juri Delapan, ada yang membuatmu bimbang?” tanya Juri tiga kepada Jo Eun Ki.

“Ya,” jawab Jo Eun Ki. “Aku bukan pembunuhnya. Saat terdakwa mengatakan itu, kedengarannya tulus,” jelasnya.



“Haha... Astaga. Kamu naif,” komentar Juri 2.

“Aku pasti kasihan padanya karena sering difitnah,” kata Jo Eun Ki, menjelaskan. “Saat aku masih sekolah, setiap kali ada uang hilang, anak-anak secara otomatis mencurigaiku. Karena miskin dan tidak punya ayah, sudah pasti aku pencurinya karena itu logika mereka. Itulah yang dipikirkan orang tua mereka. Hal yang kita pikir akal sehat sering kali prasangka yang terkesan akal sehat. Sejujurnya, beberapa dari kalian berpikir seperti ini. "Dia orang Korea-Tiongkok, jadi, dia pasti pembunuhnya" Aku memeriksa apa ada yang kulewatkan,” jelasnya.

Mendengar perkataan Jo Eun Ki, orang- orang pun terdiam.

@@@


Tampaknya bukan hanya Jo Eun Ki saja yang berpikir demikian, tapi Hakim Sung Hoo juga berpikir demikian.

“Yang Mulia. Juri sudah menetapkan putusan,” panggil Jaksa.

“Baiklah,” jawab Hakim Sung Hoon, berhenti berpikir banyak.

@@@


Sidang dilanjutkan. Hakim Sung Hoon mengumumkan hasil keputusan juri. Sembilan juri dengan suara bulat menyatakan terdakwa Jung Man Chun bersalah. Mendengar keputusan ini, Pak Jung merasa agak kaget dan dia mempertanyakan kepada para juri- juri, kenapa mereka tidak mempercayainya, apakah karena dia orang Korea- Tiongkok. Lalu dengan emosi, dia mulai memarah- marahi mereka.


“Cukup. Makin banyak bicara, makin buruk untukmu,” kata Pengacara, menenangkan Pak Jung. Kemudian dia mengeluh dengan suara pelan. “Dasar tidak berguna,” gumamnya.

Walaupun suara si pengacara pelan, tapi Pak Jung masih bisa mendengar keluhannya. Lalu dengan terpaksa dia pun berdiri untuk menerima hukumannya.


“Terdakwa Jung Man Chun dijatuhi hukuman penjara seumur hidup,” kata Hakim Sung Hoon, mengetuk palu. “Ini alasannya. Terdakwa Jung Man Chun tidak dibayar tepat waktu oleh CEO Hope Foods, Baek Moon Kang. Untuk membalas dendam, dia membunuh putri Baek Moon Kang dan menodai tubuhnya dengan cara yang kejam,” katanya, mengumumkan.



Mendengar itu, Pak Jung yang semula diam, mulai melawan. Pertama, dia melukai Pengacara yang duduk disampingnya, menggunakan pena. Lalu dia berlari untuk menyerang Hakim Sung Hoon. Melihat itu, orang- orang pada menjerit ngeri dan para petugas berusaha menghentikan Pak Jung, tapi ntah bagaimana Pak Jung tetap berhasil mendekati Hakim Sung Hoon. Dan tanpa rasa takut, Hakim Sung Hoon terus membacakan hasil sidang.

Tepat sebelum Pak Jung sempat melukai Hakim Sung Hoon menggunakan pena ditangannya, Det. Sung Jun maju dan menarik serta menahannya. Lalu para petugas keamanan mendekat serta memborgol tangan Pak Jung.


“Semoga hukuman ini memberikan kedamaian dan penghiburan bagi keluarga korban,” kata Hakim Sung Hoon, menunjukkan rasa bela sungkawa nya pada keluarga korban.

“Hei! Hakim!” jerit Pak Jung. Lalu dia menatap ke arah para juri. “Kalian juga, para juri. Ingatlah hari ini dengan jelas. Kalian semua akan mati karena perbuatan kalian hari ini. Mengerti?” katanya sambil tersenyum. Lalu dia dibawa pergi oleh para petugas keamanan.

@@@


Berita mengenai Pak Jung disiarkan dimedia.

Dirumah. Ayah Ryu dan Ibu Ryu menonton berita itu bersama- sama. Lalu tiba- tiba Ibu Ryu melihat seseorang, yang sepertinya dia kenal, yaitu Baek Moon Kang atau Ayah Ji. Tapi Ayah Ryu tidak melihat, karena pada saat Ayah Ji muncul di tv, dia sedang menunduk untuk meminum minumannya.


“Apa? Kamu melihat seseorang yang kamu kenal?” tanya Ayah Ryu, heran melihat sikap Ibu Ryu yang tiba- tiba menjadi hening dan terpaku.

“Tidak,” jawab Ibu Ryu, meminum tehnya dengan gugup.

@@@


Setelah sidang berakhir. Para juri memutuskan untuk minum- minum bersama, direstoran juri no 6. Tapi ada satu juri yang tampaknya tidak berniat untuk ikut. Yaitu juri no 5.

“Kamu tidak ikut? Bergabunglah dengan kami,” ajak juri no 3, memanggil.

@@@




Dirumah. Tiba- tiba saja Hakim Sung Hoon menanyakan sesuatu yang mengejutkan dengan serius. Dan pertanyaannya, membuat Det. Sung Jun merasa agak terluka, karena dia tidak menyangka kalau Hakim Sung Hoon ternyata tidak mempercayainya. Hakim Sung Hoon menanyai, apakah Det. Sung Jun pelaku yang sebenarnya, pelaku yang membunuh korban Ji Eun.

“Kamu tidak memercayaiku,” kata Det. Sung Jun, sedih. “Bukan apa-apa. Lupakan saja,” gumamnya, kecewa.

“Aku hanya meminta satu hal darimu,” kata Hakim Sung Hoon sambil menatap Det. Sung Jun. “Jangan pernah duduk di kursi terdakwa,” pintanya.

“Baiklah.”

@@@

Post a Comment

Previous Post Next Post