Original
Network : OCN tvN
“Drama ini adalah fiksi. Tokoh, tempat, organisasi, insiden,
kelompok, dan latar. Tidak berdasarkan kenyataan”
Pagi hari. Para polisi berkumpul dan mengepung gedung tempat
tinggal Jo Eun Ki. Melihat itu, Pak Jung memperingatkan mereka untuk jangan
naik. Dan beberapa detektif mencoba untuk menenangkannya agar mereka berbicara
baik- baik. Tapi Pak Jung menolak, karena dia tidak percaya pada mereka.
Kemudian Pak Jung mengambil bensin dan menyiram kan itu kepada para detektif. Setelah itu, dia melemparkan pematik api. Sehingga terjadilah kebakaran ditangga menuju ke atas. Dan untuk menjaga keselamatan, beberapa detektif yang mencoba bernegosiasi dengan Pak Jung pun terpaksa harus mundur terlebih dahulu.
Det. Sung Jun datang ke tempat kejadian. Dia adalah jenis orang
yang berkepribadian berapi- api dan sangat bersemangat dalam beraksi. Jadi dia
berniat untuk menerjang masuk secara langsung dan menyelamatkan sandera
sekarang juga. Namun para rekan detektif menghentikan Det. Sung Jun agar jangan
bertindak gegabah dan serahkan ini kepada para profesional.
“Jung Man Chun bukan orang yang bisa diajak bicara! Negosiasi apa
untuk menangani orang gila yang memegang pisau?” keluh Det. Sung Jun.
“Tutup saja mulutmu!” bentak Kapten Oh. “Pikirkan kembali rencana
kita. Dia melawan keras pendekatan langsung kita. Jadi, Detektif Na. Kamu ke
sisi kanan. Kalian berdua ke kiri,” perintahnya. Dan setiap orang mengiyakan,
kecuali Det. Sung Jun.
Tanpa mengatakan apapun, Det. Sung Jun pergi untuk mencari jalan
dengan caranya sendiri, jalan untuk menuju ke gedung tempat tinggal Jo Eun Ki
yang berada diatap. Melihat itu, Kapten Oh menghela nafas dan merasa capek.
Pak Jung berdiri diatas atap sambil menjadikan Jo Eun Ki sebagai
tahanannya. “Singkirkan senjata kalian! Letakkan,” teriaknya memerintah para
detektif dan polisi. Jadi para detektif serta polisi pun meletakkan pistol
mereka ke lantai.
“Pak Jung. Kamu tampak sangat marah. Bisa beri tahu aku kenapa
kamu begitu marah? Katakan apa pun yang ingin kamu katakan. Aku tidak akan beranjak
dari sini. Aku akan mendengarkan saja,” kata seorang polisi, bernegosiasi. Tapi
Pak Jung hanya diam. “Tolong lepaskan dia dahulu. Dia tidak bersalah,”
pintanya.
Dari gedung sebelah, Det. Sung Jun berjalan dipinggir- pinggir
dinding dengan sangat hati- hati sekali, supaya tidak terjatuh. Lalu darisana
dia memanjat naik, ke atas tempat yang lebih tinggi dari gedung tempat Jo Eun
Ki dan Pak Jung berada sekarang. Disana, dia bersiap untuk menembak Pak Jung.
Sebenarnya bukan hanya Det. Sung Jun saja yang berniat untuk
menembak Pak Jung. Tapi para penembak jarak jauh juga sudah bersiap untuk
menembak dari gedung yang lain.
“Aku hanya punya satu permintaan!” teriak Pak Jung, bersiap
mengatakan permintaannya. “Beri tahu Presiden untuk membatalkan putusan pengadilan
dalam satu jam. Jika tidak, wanita ini mati,” teriaknya. Lalu setelah itu dia
mundur dan membawa Jo Eun Ki masuk kembali ke dalam rumah.
Sebenarnya Det. Sung Jun ingin menembak, tapi sulit untuk menembak
Pak Jung karena terhalang oleh tubuh Jo Eun Ki. Kemudian pada saat mereka
berdua masuk ke dalam rumah juga, tubuh Jo Eun Ki yang paling dekat dengan
jendela, sedangkan Pak Jung agak jauh dari jendela.
Lalu melihat Jo Eun Ki, Det. Sung Jun teringat siapa dia. Wali Yu
Na. Mengingat itu, dia jadi agak ragu untuk menembak, karena takut salah
sasaran.
Didalam rumah. Pak Jung melepaskan lakban dimulut Jo Eun Ki. Lalu
dia menanyai, apa yang ingin Jo Eun Ki katakan. Dan dengan jujur, Jo Eun Ki
mengatakan, kalau permintaan Pak Jung tidak mungkin bisa dikabulkan, lalu
dengan baik dia menyarankan agar Pak Jung menyerahkan diri saja. Mendengar ini,
Pak Jung tertawa.
“Kamu pikir aku tidak tahu itu? Aku tinggal di Korea selama lebih
dari lima tahun,” kata Pak Jung, tertawa.
“Jika kamu tahu, kenapa mengajukan permintaan itu? Kamu ingin
membunuhku sejak awal?” tanya Jo Eun Ki. Walaupun sebenarnya dia takut, tapi
dia tetap bersikap berani.
“Tutup mulutmu dan diam saja,” bentak Pak Jung, mencekik leher Jo
Eun Ki dan mengarahkan pisau dilehernya. “Akan kupastikan kamu bisa mati tanpa
rasa sakit,” janjinya, bersikap lembut.
“Aku tidak tahu kamu akan melakukan ini. Aku bodoh karena
memercayaimu meski hanya sebentar. Kamu mengaku difitnah dan kupikir itu
mungkin benar. "Bagaimana jika
seseorang menjebaknya?" Aku khawatir.
Aku bodoh, bukan?” kata Jo Eun Ki, sambil menangis sedikit, karena takut
serta karena menyesal.
“Kamu tidak boleh begitu mudah memercayai orang lain,” balas Pak
Jung.
Ketika ada sedikit kesempatan, walau hanya sedikit saja, yaitu
saat perhatian Pak Jung agak teralihkan, Jo Eun Ki menggunakan kesempatan itu.
Dia menendang Pak Jung, Lalu dia kabur dan bersembunyi didalam kamar mandi.
“Buka!” teriak Pak Jung, mengedor- ngedor pintu. Tapi tentu saja,
Jo Eun Ki tidak akan begitu bodoh membuka kan pintu baginya.
Lalu tiba- tiba suara gedoran pintu menghilang, dengan lemas Jo
Eun Ki duduk dan menarik nafas. Namun disaat dia merasa mulai aman, sesuatu di
lemparkan ke kaca pintu kamar mandi. Kemudian tangan Pak Jung muncul untuk
menangkapnya. Dengan ngeri, Jo Eun Ki mencoba menjauh, tapi lalu dia mencoba
memberanikan dirinya, dia menangkap tangan Pak Jung dan mengigitnya dengan
kuat. Lalu disaat Pak Jung kesakitan, dia keluar dari kamar mandi dan berniat
untuk kabur. Tapi sialnya, dia tidak berhasil untuk kabur.
“Tolong!” teriak Jo Eun Ki dengan penuh rasa takut.
Melihat apa yang terjadi melalui jendela. Det. Sung Jun langsung
berlari dan melompat dari gedung sebelah ke gedung tempat tinggal Jo Eun Ki.
Kemudian dia mendobrak pintu rumah Jo Eun Ki. Dan menyelamatkan Jo
Eun Ki. Dia menembak Pak Jung yang mengangkat tangannya untuk menusuk Jo Eun
Ki.
Setelah menembak Pak Jung dan melihat kalau Pak Jung tidak akan
bisa melakukan apapun lagi, Det. Sung Jun pun mendekati Jo Eun Ki dan membantu
melepaskan lakban yang mengikat tangan Jo Eun Ki. Tapi tanpa dia ketahui,
disaat itu, Pak Jung bangkit dan menusuk punggungnya dengan pisau. Kemudian
Det. Sung Jun pun ambruk.
“Tolong! Tolong!” teriak Jo Eun Ki, memanggil bantuan. “Kamu
baik-baik saja? Bertahanlah,” pintah Jo Eun Ki, pada Det. Sung Jun yang mulai
kehilangan kesadaran.
Ayah Ji dan Manajer berpura- pura menjadi dokter. Mereka masuk ke
dalam ruangan rawat Pak Jung. Didepan kamar rawat Pak Jung, sebenarnya ada satu
polisi yang berjaga, dan harusnya dia ikut masuk menemani para dokter, tapi
tiba- tiba seorang wanita datang dan meminta pertolongannya. Wanita itu tampak
sangat panik dan membutuhkan bantuan, jadi si polisi pun pergi mengikuti si
wanita.
Ketika Pak Jung dibangunkan secara paksa, dia marah. Tapi ketika
dia melihat Ayah Ji, dia langsung merasa ketakutan dan ingin kabur. Sayangnya,
dia tidak mungkin bisa kabur, karena dirinya ditahan oleh dua bodyguard,
dikanan dan dikiri.
“Kamu takut? Kamu tidak menduga ini saat membunuh putriku?” tanya
Ayah Ji dengan sikap tenang. Lalu dia memberikan kode pada Manajer.
Kemudian Manajer mengikat mulut Pak Jung supaya dia tidak bisa
bersuara.
“Begini, kamu membunuh putriku, tapi mereka menempatkanmu di
ruangan hangat, tempat kamu akan diberi makanan gratis tiga kali sehari. Lalu
beberapa tahun kemudian, kamu akan menerima pembebasan bersyarat. Aku tidak
cukup murah hati untuk membiarkan itu terjadi!” kata Ayah Ji, marah. Dia
menekan kukunya dengan kuat di bahu Pak Jung yang terluka, sehingga Pak Jung
menjerit kesakitan. “Jika detektif itu tidak ikut campur, aku pasti sudah
mencabik-cabikmu dan menjadikanmu makanan anjing.”
Setelah mengatakan itu, Ayah Ji mengambil jarum dan menjelaskan
kalau dia membeli ini di Tiongkok. Hal ini digunakan untuk menyiksa orang.
Karena rasa nya sakit sekali, sampai Pak Jung akan memohon untuk di bunuh. Dia
melakukan ini, karena dia ingin Pak Jung merasakan hal yang sama seperti yang
putrinya rasakan. Namun dia akan memastikan, Pak Jung mati secara perlahan
sambil merasakan rasa sakit seribu kali lipat.
“Tidak! Sudah kubilang bukan aku. Bukan aku pelakunya,” gumam Pak
Jung, agak tidak jelas, sebelum Ayah Ji sempat menyuntiknya. Lalu Manajer pun
membuka penutup mulutnya. “Kumohon. Aku tidak melakukannya. Aku hanya dibayar
untuk mengikuti perintah. Aku diminta memalsukan penculikan putrimu. Mereka
bilang akan mengurus sisanya,” jelasnya, sambil memohon.
“Diam!” bentak Ayah Ji, marah. Dia tidak percaya pada perkataan
Pak Jung.
“Aku punya bukti! Aku bisa membuktikannya. Aku punya rekaman
percakapan teleponku dengan orang itu,” kata Pak Jung, cepat- cepat.
“Siapa orang itu?” tanya Ayah Ji.
“Dia bilang namanya Yoon Jae. Jung Yoon Jae,” jawab Pak Jung.
Mendengar nama Yoon Jae, Ayah Ji teringat siapa itu. Dan Manajer
juga tampak nya mengenal siapa Yoon Jae itu.
Dalam tidurnya, Det. Sung Jun memimpikan anjing- anjing mengonggong dengan sangat keras sambil menatapnya melalui celah- celah lantai kayu yang memisahkan mereka. Lalu dia tersentak dan terbangun.