Sinopsis K-Drama: Blind (2022) Episode 2 Part 3/3

 

Original Network : OCN tvN

“Drama ini adalah fiksi. Tokoh, tempat, organisasi, insiden, kelompok, dan latar. Tidak berdasarkan kenyataan”

Pagi hari. Para polisi berkumpul dan mengepung gedung tempat tinggal Jo Eun Ki. Melihat itu, Pak Jung memperingatkan mereka untuk jangan naik. Dan beberapa detektif mencoba untuk menenangkannya agar mereka berbicara baik- baik. Tapi Pak Jung menolak, karena dia tidak percaya pada mereka.


Kemudian Pak Jung mengambil bensin dan menyiram kan itu kepada para detektif. Setelah itu, dia melemparkan pematik api. Sehingga terjadilah kebakaran ditangga menuju ke atas. Dan untuk menjaga keselamatan, beberapa detektif yang mencoba bernegosiasi dengan Pak Jung pun terpaksa harus mundur terlebih dahulu.


Det. Sung Jun datang ke tempat kejadian. Dia adalah jenis orang yang berkepribadian berapi- api dan sangat bersemangat dalam beraksi. Jadi dia berniat untuk menerjang masuk secara langsung dan menyelamatkan sandera sekarang juga. Namun para rekan detektif menghentikan Det. Sung Jun agar jangan bertindak gegabah dan serahkan ini kepada para profesional.

“Jung Man Chun bukan orang yang bisa diajak bicara! Negosiasi apa untuk menangani orang gila yang memegang pisau?” keluh Det. Sung Jun.

“Tutup saja mulutmu!” bentak Kapten Oh. “Pikirkan kembali rencana kita. Dia melawan keras pendekatan langsung kita. Jadi, Detektif Na. Kamu ke sisi kanan. Kalian berdua ke kiri,” perintahnya. Dan setiap orang mengiyakan, kecuali Det. Sung Jun.


Tanpa mengatakan apapun, Det. Sung Jun pergi untuk mencari jalan dengan caranya sendiri, jalan untuk menuju ke gedung tempat tinggal Jo Eun Ki yang berada diatap. Melihat itu, Kapten Oh menghela nafas dan merasa capek.


Pak Jung berdiri diatas atap sambil menjadikan Jo Eun Ki sebagai tahanannya. “Singkirkan senjata kalian! Letakkan,” teriaknya memerintah para detektif dan polisi. Jadi para detektif serta polisi pun meletakkan pistol mereka ke lantai.

“Pak Jung. Kamu tampak sangat marah. Bisa beri tahu aku kenapa kamu begitu marah? Katakan apa pun yang ingin kamu katakan. Aku tidak akan beranjak dari sini. Aku akan mendengarkan saja,” kata seorang polisi, bernegosiasi. Tapi Pak Jung hanya diam. “Tolong lepaskan dia dahulu. Dia tidak bersalah,” pintanya.


Dari gedung sebelah, Det. Sung Jun berjalan dipinggir- pinggir dinding dengan sangat hati- hati sekali, supaya tidak terjatuh. Lalu darisana dia memanjat naik, ke atas tempat yang lebih tinggi dari gedung tempat Jo Eun Ki dan Pak Jung berada sekarang. Disana, dia bersiap untuk menembak Pak Jung.

Sebenarnya bukan hanya Det. Sung Jun saja yang berniat untuk menembak Pak Jung. Tapi para penembak jarak jauh juga sudah bersiap untuk menembak dari gedung yang lain.


“Aku hanya punya satu permintaan!” teriak Pak Jung, bersiap mengatakan permintaannya. “Beri tahu Presiden untuk membatalkan putusan pengadilan dalam satu jam. Jika tidak, wanita ini mati,” teriaknya. Lalu setelah itu dia mundur dan membawa Jo Eun Ki masuk kembali ke dalam rumah.


Sebenarnya Det. Sung Jun ingin menembak, tapi sulit untuk menembak Pak Jung karena terhalang oleh tubuh Jo Eun Ki. Kemudian pada saat mereka berdua masuk ke dalam rumah juga, tubuh Jo Eun Ki yang paling dekat dengan jendela, sedangkan Pak Jung agak jauh dari jendela.

Lalu melihat Jo Eun Ki, Det. Sung Jun teringat siapa dia. Wali Yu Na. Mengingat itu, dia jadi agak ragu untuk menembak, karena takut salah sasaran.



Didalam rumah. Pak Jung melepaskan lakban dimulut Jo Eun Ki. Lalu dia menanyai, apa yang ingin Jo Eun Ki katakan. Dan dengan jujur, Jo Eun Ki mengatakan, kalau permintaan Pak Jung tidak mungkin bisa dikabulkan, lalu dengan baik dia menyarankan agar Pak Jung menyerahkan diri saja. Mendengar ini, Pak Jung tertawa.

“Kamu pikir aku tidak tahu itu? Aku tinggal di Korea selama lebih dari lima tahun,” kata Pak Jung, tertawa.

“Jika kamu tahu, kenapa mengajukan permintaan itu? Kamu ingin membunuhku sejak awal?” tanya Jo Eun Ki. Walaupun sebenarnya dia takut, tapi dia tetap bersikap berani.


“Tutup mulutmu dan diam saja,” bentak Pak Jung, mencekik leher Jo Eun Ki dan mengarahkan pisau dilehernya. “Akan kupastikan kamu bisa mati tanpa rasa sakit,” janjinya, bersikap lembut.

“Aku tidak tahu kamu akan melakukan ini. Aku bodoh karena memercayaimu meski hanya sebentar. Kamu mengaku difitnah dan kupikir itu mungkin benar. "Bagaimana jika seseorang menjebaknya?" Aku khawatir.  Aku bodoh, bukan?” kata Jo Eun Ki, sambil menangis sedikit, karena takut serta karena menyesal.

“Kamu tidak boleh begitu mudah memercayai orang lain,” balas Pak Jung.


Ketika ada sedikit kesempatan, walau hanya sedikit saja, yaitu saat perhatian Pak Jung agak teralihkan, Jo Eun Ki menggunakan kesempatan itu. Dia menendang Pak Jung, Lalu dia kabur dan bersembunyi didalam kamar mandi.

“Buka!” teriak Pak Jung, mengedor- ngedor pintu. Tapi tentu saja, Jo Eun Ki tidak akan begitu bodoh membuka kan pintu baginya.


Lalu tiba- tiba suara gedoran pintu menghilang, dengan lemas Jo Eun Ki duduk dan menarik nafas. Namun disaat dia merasa mulai aman, sesuatu di lemparkan ke kaca pintu kamar mandi. Kemudian tangan Pak Jung muncul untuk menangkapnya. Dengan ngeri, Jo Eun Ki mencoba menjauh, tapi lalu dia mencoba memberanikan dirinya, dia menangkap tangan Pak Jung dan mengigitnya dengan kuat. Lalu disaat Pak Jung kesakitan, dia keluar dari kamar mandi dan berniat untuk kabur. Tapi sialnya, dia tidak berhasil untuk kabur.

“Tolong!” teriak Jo Eun Ki dengan penuh rasa takut.


Melihat apa yang terjadi melalui jendela. Det. Sung Jun langsung berlari dan melompat dari gedung sebelah ke gedung tempat tinggal Jo Eun Ki.

Kemudian dia mendobrak pintu rumah Jo Eun Ki. Dan menyelamatkan Jo Eun Ki. Dia menembak Pak Jung yang mengangkat tangannya untuk menusuk Jo Eun Ki.


Setelah menembak Pak Jung dan melihat kalau Pak Jung tidak akan bisa melakukan apapun lagi, Det. Sung Jun pun mendekati Jo Eun Ki dan membantu melepaskan lakban yang mengikat tangan Jo Eun Ki. Tapi tanpa dia ketahui, disaat itu, Pak Jung bangkit dan menusuk punggungnya dengan pisau. Kemudian Det. Sung Jun pun ambruk.


“Tolong! Tolong!” teriak Jo Eun Ki, memanggil bantuan. “Kamu baik-baik saja? Bertahanlah,” pintah Jo Eun Ki, pada Det. Sung Jun yang mulai kehilangan kesadaran.

Ayah Ji dan Manajer berpura- pura menjadi dokter. Mereka masuk ke dalam ruangan rawat Pak Jung. Didepan kamar rawat Pak Jung, sebenarnya ada satu polisi yang berjaga, dan harusnya dia ikut masuk menemani para dokter, tapi tiba- tiba seorang wanita datang dan meminta pertolongannya. Wanita itu tampak sangat panik dan membutuhkan bantuan, jadi si polisi pun pergi mengikuti si wanita.


Ketika Pak Jung dibangunkan secara paksa, dia marah. Tapi ketika dia melihat Ayah Ji, dia langsung merasa ketakutan dan ingin kabur. Sayangnya, dia tidak mungkin bisa kabur, karena dirinya ditahan oleh dua bodyguard, dikanan dan dikiri.

“Kamu takut? Kamu tidak menduga ini saat membunuh putriku?” tanya Ayah Ji dengan sikap tenang. Lalu dia memberikan kode pada Manajer.

Kemudian Manajer mengikat mulut Pak Jung supaya dia tidak bisa bersuara.


“Begini, kamu membunuh putriku, tapi mereka menempatkanmu di ruangan hangat, tempat kamu akan diberi makanan gratis tiga kali sehari. Lalu beberapa tahun kemudian, kamu akan menerima pembebasan bersyarat. Aku tidak cukup murah hati untuk membiarkan itu terjadi!” kata Ayah Ji, marah. Dia menekan kukunya dengan kuat di bahu Pak Jung yang terluka, sehingga Pak Jung menjerit kesakitan. “Jika detektif itu tidak ikut campur, aku pasti sudah mencabik-cabikmu dan menjadikanmu makanan anjing.”

Setelah mengatakan itu, Ayah Ji mengambil jarum dan menjelaskan kalau dia membeli ini di Tiongkok. Hal ini digunakan untuk menyiksa orang. Karena rasa nya sakit sekali, sampai Pak Jung akan memohon untuk di bunuh. Dia melakukan ini, karena dia ingin Pak Jung merasakan hal yang sama seperti yang putrinya rasakan. Namun dia akan memastikan, Pak Jung mati secara perlahan sambil merasakan rasa sakit seribu kali lipat.


“Tidak! Sudah kubilang bukan aku. Bukan aku pelakunya,” gumam Pak Jung, agak tidak jelas, sebelum Ayah Ji sempat menyuntiknya. Lalu Manajer pun membuka penutup mulutnya. “Kumohon. Aku tidak melakukannya. Aku hanya dibayar untuk mengikuti perintah. Aku diminta memalsukan penculikan putrimu. Mereka bilang akan mengurus sisanya,” jelasnya, sambil memohon.

“Diam!” bentak Ayah Ji, marah. Dia tidak percaya pada perkataan Pak Jung.

“Aku punya bukti! Aku bisa membuktikannya. Aku punya rekaman percakapan teleponku dengan orang itu,” kata Pak Jung, cepat- cepat.

“Siapa orang itu?” tanya Ayah Ji.

“Dia bilang namanya Yoon Jae. Jung Yoon Jae,” jawab Pak Jung.


Mendengar nama Yoon Jae, Ayah Ji teringat siapa itu. Dan Manajer juga tampak nya mengenal siapa Yoon Jae itu.


Dalam tidurnya, Det. Sung Jun memimpikan anjing- anjing mengonggong dengan sangat keras sambil menatapnya melalui celah- celah lantai kayu yang memisahkan mereka. Lalu dia tersentak dan terbangun.

Post a Comment

Previous Post Next Post