Original
Network : OCN tvN
“Drama ini
adalah fiksi. Tokoh, tempat, organisasi, insiden, kelompok, dan latar. Tidak
berdasarkan kenyataan”
Det. Sung Jun mengunjungi restoran Sisoo. Disana dia mengajukan
berbagai pertanyaan. Dan Charles, menjawab semua pertanyaan itu dengan sikap
baik. Pada malam tanggal 14, para juri datang makan malam di restorannya.
Setelah makan malam, antara tengah malam sampai pukul 2 pagi, dia membersihkan
toko, lalu tidur. Memang tidak tampak ada ranjang direstorannya, tapi dia
menyatukan kursi- kursi, dan jadilah ranjang darurat.
“Kamu tidak tampak penasaran. Alasan detektif tiba-tiba datang dan
mengajukan semua pertanyaan ini,” kata Det. Sung Jun dengan sikap biasa saja,
sambil melihat- lihat ke sekitar restoran Charles dan sekaligus memperhatikan
Charles juga.
“Aku sudah melihat berita. Kasus Coco Mom,” jawab Charles, sudah
tahu.
Det. Sung Jun kemudian mengajukan beberapa pertanyaan pribadi.
Seperti sudah berapa lama Charles memakai pisau. Dan Charles menjawab
pertanyaan itu. Dia sudah memakai pisau sekitar 4 tahun di Kanada dan 4 tahun
belajar di Jepang, jadi totalnya 8 tahun. Lalu dia menawarkan, apakah Det. Sung
Jun mau melihat, sehebat apa dia memakai pisau. Dan Det. Sung Jun diam sambil
memperhatikan Charles dengan tajam.
“Hah,” kata Charles, menyadari kalau Det. Sung Jun pasti
mencurigainya. “Ada kamera pengawas di luar toko. Aku harus menunjukkan rekaman
dari malam itu, bukan?” tanyanya, menawarkan.
“Apa ada yang bersikap mencurigakan malam itu?” tanya Det. Sung
Jun.
“Ada,” jawab Charles, mengingat.
Pada saat makan malam, Charles memperhatikan kalau Produser Bae
selalu memperhatikan tubuh Hye Jin dengan tatapan nakal.
@@@
Bukan hanya Charles saja yang menyadari tatapan nakal Produser Bae
kepada Hye Jin. Namun ternyata Mantan Direktur Kang juga menyadari itu. Dan
saat itu, reaksi Hye Jin biasa saja, tidak tampak kesal, tapi juga tidak
terlalu senang. Sebab Produser Bae sudah beristri.
“Pukul berapa kamu pulang malam itu?” tanya Det. Kang.
“Pukul berapa, ya?” gumam Pak Kang, tidak ingat.
“Suamiku pulang pagi-pagi sekali. Sekitar pukul 3 atau 4 pagi,”
jawab Pak Kang. “Dia merasa kesepian sejak pensiun dan kurasa dia
bersenang-senang bersama orang-orang,” jelasnya.
“Makan malamnya berakhir pukul 11 malam. Di mana kamu dan apa
kegiatanmu sampai pukul 3 atau 4 pagi?” tanya Det. Kang, ingin tahu lebih
detail.
“Begini…” kata Pak Kang, agak gugup sambil melirik Istrinya.
@@@
Pada malam itu, setelah acara makan, Pak Kang dan Produser Bae
pergi ke bar hostes. Menurut pengakuan Pak Kang, saat itu dia mabuk dan tertidur,
lalu saat dia bangun, Produser Bae menghilang. Dan Produser Bae menjelaskan
bahwa dia tidak menghilang, tapi… intinya ini sesuatu yang sulit dikatakan.
Sebenarnya Pak Kang adalah seseorang yang suka bermain kotor, karena dia tidak
tahan, maka diapun menyerah dan pergi.
“Pukul berapa itu?” tanya Det. Sung Jun.
“Sekitar pukul 1 malam,” jawab Produser Bae.
“Setelah meninggalkan bar pukul 1 malam, kamu pergi ke mana?”
tanya Det. Sung Jun sambil menatap Produser Bae.
“Tentu saja pulang,” jawab Produser Bae. Lalu dia tersadar, “Apa
kamu mencurigaiku? Aku memproduseri acara berita terkini. Produser dokumenter
yang hanya mengejar kebenaran, mengerti?” jelasnya, tidak senang.
@@@
Det. Na paling enak. Dia menemui Karyawan Jung dan di traktir kopi
serta kue. Dengan senang hati, Det. Na menerima traktirannya dan berterima
kasih.
“Malam itu, kamu keluar dari taksi dan langsung pulang, bukan? Ada
yang bisa membuktikan kamu ada di rumah?” tanya Det. Na.
“Malam itu, aku menghabiskan malam bersama temanku,” jawab Karyawan
Jung.
“Begitu rupanya. Kamu bersama seseorang. Kalau begitu, boleh aku
minta informasi kontak temanmu?” tanya Det. Na, memberikan buku dan pena.
@@@
Menggunakan bakat cenayang nya, Eungam menebak tujuan kedatangan
Det. Sung Jun. Dari hasil cenayang, dia melihat Det. Sung Jun datang karena
wanita yang sudah menikah. Lalu dia menggunakan bakatnya lagi, dan melihat
kalau Det. Sung Jun akan dipermalukan dan terlibat skandal, jadi dia
menyarankan Det. Sung Jun untuk putus dengan si wanita sekarang juga. Mendengar
ini, Det. Sung Jun yang awalnya agak kagum, merasa agak kecewa, dan tanpa
mengatakan apapun, dia menunjukkan kartu identitas polisinya. Lalu Cenayang Eung
pun terdiam.
“Setelah makan malam dengan juri lain pada malam tanggal 14, kamu
dan Nona Yeom Hye Jin pergi naik taksi yang sama. Apa terjadi sesuatu di taksi?”
tanya Det. Sung Jun.
“Tidak terjadi apa-apa,” jawab Cenayang Eung dengan acuh. “Kenapa
kamu menanyakan itu?” tanyanya, heran.
“Dia dibunuh,” jawab Det. Sung Jun. Dan Cenayang Eung terkejut. “Siapa
orang terakhir yang terlihat bersamanya?”
“Kurasa… Mungkin Eun Ki,” jawab Cenayang Eung, tidak terlalu
yakin.
@@@
“Yu Na! Hei, Yu Na!” teriak Cho Eun Ki, memanggil Yu Na yang pergi
menaiki motor bersama pacarnya. Lalu dia berlari mengejar mereka berdua.
Sayangnya, Cho Eun Ki gagal menghentikan Yu Na. Malahan dia hampir
saja tertabrak oleh taksi yang lewat. Dan kenak marah oleh si supir taksi.
Mengalami kejadian ini, Cho Eun Ki teringat bahwa pada malam,
ketika mereka pulang menaiki taksi Supir Choi. Terjadi kejadian yang sama.
Sebuah motor menyelip, lalu Supir Choi mengomel dengan kesal, memarahi
pengemudi motor.
@@@
Ketika Det. Sung Jun sudah selesai bertanya, dia memberikan kartu
namanya. Kemudian dia pamit untuk pergi. Tapi tiba- tiba saja Cenayang Eung
bersikap kejang- kejang setelah menyentuh kartu namanya. Dia seperti kesurupan.
“Kamu baik-baik saja?” tanya Det. Sung Jun, cemas.
“Pergi! Kubilang pergi, Berengsek!” teriak Cenayang Eung dengan
histeris. Kemudian dia mulai tersenyum- senyum sendiri dan kemudian menertawai
Det. Sung Jun. “Hei. Kamu mungkin tidak tahu siapa dirimu yang sebenarnya.
Lihat dirimu,” katanya, mengejek.
Dengan kesal, Det. Sung Jun keluar dari rumah Cenayang Eung. Dia
kesal, karena Cenayang Eung merusak harinya. Lalu tiba- tiba seekor anjing
muncul, dan dia langsung jatuh terduduk dengan perasaan ngeri. Ketika anjing
tersebut mulai mengonggong, dia teringat akan mimpi buruknya, dan tubuhnya
gemetar takut. Kemudian, setelah anjing tersebut akhirnya pergi, dia merasa
lega.
@@@
Cho Eun Ji menelpon Det. Sung Jun dan melaporkan apa yang di
ingatnya. Orang yang terakhir ada bersama dengan Hye Jin adalah supir taksi,
yaitu Supir Choi.
@@@
Malam itu, di dalam taksi hanya tinggal tiga orang saja. Supir
Choi, Cho Eun Ji, dan Hye Jin. Sisa dua orang lainnya, mereka sudah turun
duluan. Lalu ditengah jalan, tiba- tiba sebuah motor menyalip, sehingga hampir
saja terjadi kecelakaan. Dan karena ini, Supir Choi sangat marah serta mengebut
untuk mengejar si motor.
“Jangan menyalipku seperti itu! Apa? Apa masalahmu?” teriak Supir
Choi kepada si motor. Namun si motor mengabaikannya dan melaju pergi. “Orang-orang
gila itu minta dibunuh. Wanita yang keluar malam dengan berbaju minim harus ditembak
mati,” gumamnya dengan ekspresi tampak agak kejam.
Mendengar serta melihat sikap Supir Choi, Cho Eun Ki dan Hye Jin
merasa tertegun. Kemudian saat supir Choi menanyai, siapa yang mau diantar
pulang duluan, mereka berdua saling menyebut nama satu sama lain.
“Kamu harus diantar lebih dahulu. Dia menatapmu diam-diam,” bisik
Hye Jin dengan pelan, dia membujuk agar Cho Eun Ki saja yang pulang duluan.
“Kurasa dia menatapmu,” balas Cho Eun Ki.
“Kamu bilang pintumu rusak. Pulang dan periksalah,” bujuk Hye Jin.
@@@
“Pelakunya adalah Pak Choi,” kata Cho Eun Ki dengan yakin.
@@@
Det. Sung Jun mengunjungi Supir Choi dan memeriksa isi taksinya
sambil bertanya- tanya. Didalam taksi, ada sebuah jas hujan, tapi tidak ada
satupun payung. Supir Choi menjelaskan, jas hujan ini akan berguna jika dia
terjebak hujan mendadak, lalu dia dulu punya banyak payung, tapi dia
memberikannya kepada penumpang nya.
“Dahulu dia punya kamera dasbor, tapi sepertinya ada yang
mengambilnya,” lapor Det. Seok yang memeriksa depan taksi.
“Sudah kubilang. Kamera dasbornya dicuri. Jika memilikinya, aku
bisa membuktikan alibiku,” balas Supir Choi. “Untuk apa aku berbohong?”
tanyanya.
“Entahlah. Mungkin rekaman itu berisi hal yang tidak boleh dilihat
siapa pun,” jawab Det. Sung Jun, agak curiga.
“Sungguh bukan begitu. Coco Mom bilang, dia harus bertemu orang di
taman, lalu kuturunkan di sana dan langsung pergi,” kata Supir Choi,
menjelaskan. “Aku berkata jujur,” tekannya.
Det. Sung Jun dan Det. Seok pun kemudian memutuskan untuk pergi
dan mereka pamit. Namun disaat itu, Det. Sung Jun menemukan sesuatu di tangan
Supir Choi. Di tangan Supir Choi terdapat tato berbentuk laba- laba.
“Aku ditato saat masih muda, hanya karena penasaran. Aku berusaha
menghilangkannya, tapi tidak mudah,” kata Supir Choi, menjelaskan. Lalu dia
pergi.
Sikap Supir Choi tampak mencurigakan. Karena dia berusaha menutupi
tato laba- laba ditangannya. Jadi tato itu pasti memiliki cerita.
@@@
Hakim Sung Hoon teringat perkataan Pak Jung, pelaku yang
sebenarnya adalah Det. Sung Jung. Mengingat itu, Hakim Sung Hoon merasa agak
gelisah untuk membuktikkan.
@@@
“Setiap kali melihatnya, aku teringat tempat itu,” kata Ibu Ryu,
merenung. “Semua itu sudah berlalu, tapi aku tidak bisa melupakannya. Aku
bahkan kesulitan. Bisakah dia melupakan apa yang terjadi?” gumamnya, bertanya.
Mendengar itu, Ayah Ryu menghela nafas dan menutup buku yang dibacanya. “Aku
masih tidak yakin. Saat itu, kita memutuskan untuk mengasuhnya. Tapi apa
keputusan itu tepat?” gumamnya, bertanya lagi, sambil menatap foto keluarga
mereka berempat yang dipajang di ruang tamu.
@@@
Hakim Sung Hoon datang menemui Pak Jung di rumah sakit, karena dia
ingin memastikan apakah perkataan Pak Jung saat itu benar. Jika benar Pak Jung
bukan pelakunya, dan keputusannya pada saat itu adalah salah, maka dia akan
membatalkan keputusan pengadilan. Namun ini bila benar kalau Pak Jung bukanlah
pembunuh nya dan Pak Jung sungguh melihat wajah pembunuh pada malam itu.
“Aku memang melihat pembunuhnya, tapi tidak wajahnya,” kata Pak
Jung dengan jujur.
“Lalu, kenapa kamu bilang Detektif Ryu Sung Jun adalah pelakunya?”
“Itu… “ kata Pak Jung. Lalu dia terdiam. “Jika sungguh ingin tahu
pelakunya, kenapa kamu tidak mencari tahu? Entah soal hal lain, tapi bisa
kupastikan aku melihat pembunuhnya menculik putri Pak Baek,” jelasnya.
@@@
Tengah malam. Hakim Sung Hoon mengintip ke dalam kamar Det. Sung
Jun untuk memastikan kalau ia benar- benar sudah tidur. Lalu setelah itu, dia
mengambil kunci mobil dan keluar.
Tepat ketika Hakim Sung Hoon pergi, Det. Sung Jun membuka matanya.
Dia bangun dan bangkit duduk di tempat tidurnya.
Hakim Sung Hoon pergi ke tempat parkir, menuju mobil Det. Sung
Jun. Lalu dia memeriksa mobil Det. Sung Jun, dan disana dia menemukan satu
anting wanita.
Det. Sung Jun memainkan lampu didalam kamar. Dia menyalakan,
mematikan, menyalakan, dan mematikan, begitu seterusnya.
Hakim Sung Hoon pergi ke pengadilan untuk mencari data mengenai
kasus Ji Eun. Dan akhirnya, dia menemukan nya. Didalam dokumen, disana tertulis
anting dari telinga sebelah milik Ji Eun, hilang ntah kemana. Dan bentuk anting
itu sama persis dengan anting yang dia temukan di mobil Det. Sung Jun.
Det. Sung Jun berhenti memainkan lampu. Dia menatap sesuatu di
tangannya. Yaitu sebuah kuku. Kuku milik Hye Jin.
"Prioritas
kami adalah melindungi aktor cilik dan hewan. Adegan berbahaya tidak dilakukan
anak-anak atau hewan. Tapi dengan pemeran pengganti dan boneka”