Sinopsis K-Drama: Blind (2022) Episode 3 Part 3/3

 

Original Network : OCN tvN

“Drama ini adalah fiksi. Tokoh, tempat, organisasi, insiden, kelompok, dan latar. Tidak berdasarkan kenyataan”


Det. Sung Jun mengunjungi restoran Sisoo. Disana dia mengajukan berbagai pertanyaan. Dan Charles, menjawab semua pertanyaan itu dengan sikap baik. Pada malam tanggal 14, para juri datang makan malam di restorannya. Setelah makan malam, antara tengah malam sampai pukul 2 pagi, dia membersihkan toko, lalu tidur. Memang tidak tampak ada ranjang direstorannya, tapi dia menyatukan kursi- kursi, dan jadilah ranjang darurat.

“Kamu tidak tampak penasaran. Alasan detektif tiba-tiba datang dan mengajukan semua pertanyaan ini,” kata Det. Sung Jun dengan sikap biasa saja, sambil melihat- lihat ke sekitar restoran Charles dan sekaligus memperhatikan Charles juga.

“Aku sudah melihat berita. Kasus Coco Mom,” jawab Charles, sudah tahu.


Det. Sung Jun kemudian mengajukan beberapa pertanyaan pribadi. Seperti sudah berapa lama Charles memakai pisau. Dan Charles menjawab pertanyaan itu. Dia sudah memakai pisau sekitar 4 tahun di Kanada dan 4 tahun belajar di Jepang, jadi totalnya 8 tahun. Lalu dia menawarkan, apakah Det. Sung Jun mau melihat, sehebat apa dia memakai pisau. Dan Det. Sung Jun diam sambil memperhatikan Charles dengan tajam.

“Hah,” kata Charles, menyadari kalau Det. Sung Jun pasti mencurigainya. “Ada kamera pengawas di luar toko. Aku harus menunjukkan rekaman dari malam itu, bukan?” tanyanya, menawarkan.


“Apa ada yang bersikap mencurigakan malam itu?” tanya Det. Sung Jun.

“Ada,” jawab Charles, mengingat.

Pada saat makan malam, Charles memperhatikan kalau Produser Bae selalu memperhatikan tubuh Hye Jin dengan tatapan nakal.

@@@


Bukan hanya Charles saja yang menyadari tatapan nakal Produser Bae kepada Hye Jin. Namun ternyata Mantan Direktur Kang juga menyadari itu. Dan saat itu, reaksi Hye Jin biasa saja, tidak tampak kesal, tapi juga tidak terlalu senang. Sebab Produser Bae sudah beristri.


“Pukul berapa kamu pulang malam itu?” tanya Det. Kang.

“Pukul berapa, ya?” gumam Pak Kang, tidak ingat.

“Suamiku pulang pagi-pagi sekali. Sekitar pukul 3 atau 4 pagi,” jawab Pak Kang. “Dia merasa kesepian sejak pensiun dan kurasa dia bersenang-senang bersama orang-orang,” jelasnya.

“Makan malamnya berakhir pukul 11 malam. Di mana kamu dan apa kegiatanmu sampai pukul 3 atau 4 pagi?” tanya Det. Kang, ingin tahu lebih detail.

“Begini…” kata Pak Kang, agak gugup sambil melirik Istrinya.

@@@


Pada malam itu, setelah acara makan, Pak Kang dan Produser Bae pergi ke bar hostes. Menurut pengakuan Pak Kang, saat itu dia mabuk dan tertidur, lalu saat dia bangun, Produser Bae menghilang. Dan Produser Bae menjelaskan bahwa dia tidak menghilang, tapi… intinya ini sesuatu yang sulit dikatakan. Sebenarnya Pak Kang adalah seseorang yang suka bermain kotor, karena dia tidak tahan, maka diapun menyerah dan pergi.

“Pukul berapa itu?” tanya Det. Sung Jun.

“Sekitar pukul 1 malam,” jawab Produser Bae.


“Setelah meninggalkan bar pukul 1 malam, kamu pergi ke mana?” tanya Det. Sung Jun sambil menatap Produser Bae.

“Tentu saja pulang,” jawab Produser Bae. Lalu dia tersadar, “Apa kamu mencurigaiku? Aku memproduseri acara berita terkini. Produser dokumenter yang hanya mengejar kebenaran, mengerti?” jelasnya, tidak senang.

@@@

Det. Na paling enak. Dia menemui Karyawan Jung dan di traktir kopi serta kue. Dengan senang hati, Det. Na menerima traktirannya dan berterima kasih.


“Malam itu, kamu keluar dari taksi dan langsung pulang, bukan? Ada yang bisa membuktikan kamu ada di rumah?” tanya Det. Na.

“Malam itu, aku menghabiskan malam bersama temanku,” jawab Karyawan Jung.

“Begitu rupanya. Kamu bersama seseorang. Kalau begitu, boleh aku minta informasi kontak temanmu?” tanya Det. Na, memberikan buku dan pena.

@@@


Menggunakan bakat cenayang nya, Eungam menebak tujuan kedatangan Det. Sung Jun. Dari hasil cenayang, dia melihat Det. Sung Jun datang karena wanita yang sudah menikah. Lalu dia menggunakan bakatnya lagi, dan melihat kalau Det. Sung Jun akan dipermalukan dan terlibat skandal, jadi dia menyarankan Det. Sung Jun untuk putus dengan si wanita sekarang juga. Mendengar ini, Det. Sung Jun yang awalnya agak kagum, merasa agak kecewa, dan tanpa mengatakan apapun, dia menunjukkan kartu identitas polisinya. Lalu Cenayang Eung pun terdiam.


“Setelah makan malam dengan juri lain pada malam tanggal 14, kamu dan Nona Yeom Hye Jin pergi naik taksi yang sama. Apa terjadi sesuatu di taksi?” tanya Det. Sung Jun.

“Tidak terjadi apa-apa,” jawab Cenayang Eung dengan acuh. “Kenapa kamu menanyakan itu?” tanyanya, heran.

“Dia dibunuh,” jawab Det. Sung Jun. Dan Cenayang Eung terkejut. “Siapa orang terakhir yang terlihat bersamanya?”

“Kurasa… Mungkin Eun Ki,” jawab Cenayang Eung, tidak terlalu yakin.

@@@


“Yu Na! Hei, Yu Na!” teriak Cho Eun Ki, memanggil Yu Na yang pergi menaiki motor bersama pacarnya. Lalu dia berlari mengejar mereka berdua.

Sayangnya, Cho Eun Ki gagal menghentikan Yu Na. Malahan dia hampir saja tertabrak oleh taksi yang lewat. Dan kenak marah oleh si supir taksi.


Mengalami kejadian ini, Cho Eun Ki teringat bahwa pada malam, ketika mereka pulang menaiki taksi Supir Choi. Terjadi kejadian yang sama. Sebuah motor menyelip, lalu Supir Choi mengomel dengan kesal, memarahi pengemudi motor.

@@@


Ketika Det. Sung Jun sudah selesai bertanya, dia memberikan kartu namanya. Kemudian dia pamit untuk pergi. Tapi tiba- tiba saja Cenayang Eung bersikap kejang- kejang setelah menyentuh kartu namanya. Dia seperti kesurupan.

“Kamu baik-baik saja?” tanya Det. Sung Jun, cemas.

“Pergi! Kubilang pergi, Berengsek!” teriak Cenayang Eung dengan histeris. Kemudian dia mulai tersenyum- senyum sendiri dan kemudian menertawai Det. Sung Jun. “Hei. Kamu mungkin tidak tahu siapa dirimu yang sebenarnya. Lihat dirimu,” katanya, mengejek.


Dengan kesal, Det. Sung Jun keluar dari rumah Cenayang Eung. Dia kesal, karena Cenayang Eung merusak harinya. Lalu tiba- tiba seekor anjing muncul, dan dia langsung jatuh terduduk dengan perasaan ngeri. Ketika anjing tersebut mulai mengonggong, dia teringat akan mimpi buruknya, dan tubuhnya gemetar takut. Kemudian, setelah anjing tersebut akhirnya pergi, dia merasa lega.

@@@

Cho Eun Ji menelpon Det. Sung Jun dan melaporkan apa yang di ingatnya. Orang yang terakhir ada bersama dengan Hye Jin adalah supir taksi, yaitu Supir Choi.

@@@


Malam itu, di dalam taksi hanya tinggal tiga orang saja. Supir Choi, Cho Eun Ji, dan Hye Jin. Sisa dua orang lainnya, mereka sudah turun duluan. Lalu ditengah jalan, tiba- tiba sebuah motor menyalip, sehingga hampir saja terjadi kecelakaan. Dan karena ini, Supir Choi sangat marah serta mengebut untuk mengejar si motor.

“Jangan menyalipku seperti itu! Apa? Apa masalahmu?” teriak Supir Choi kepada si motor. Namun si motor mengabaikannya dan melaju pergi. “Orang-orang gila itu minta dibunuh. Wanita yang keluar malam dengan berbaju minim harus ditembak mati,” gumamnya dengan ekspresi tampak agak kejam.



Mendengar serta melihat sikap Supir Choi, Cho Eun Ki dan Hye Jin merasa tertegun. Kemudian saat supir Choi menanyai, siapa yang mau diantar pulang duluan, mereka berdua saling menyebut nama satu sama lain.

“Kamu harus diantar lebih dahulu. Dia menatapmu diam-diam,” bisik Hye Jin dengan pelan, dia membujuk agar Cho Eun Ki saja yang pulang duluan.

“Kurasa dia menatapmu,” balas Cho Eun Ki.

“Kamu bilang pintumu rusak. Pulang dan periksalah,” bujuk Hye Jin.

@@@

“Pelakunya adalah Pak Choi,” kata Cho Eun Ki dengan yakin.

@@@


Det. Sung Jun mengunjungi Supir Choi dan memeriksa isi taksinya sambil bertanya- tanya. Didalam taksi, ada sebuah jas hujan, tapi tidak ada satupun payung. Supir Choi menjelaskan, jas hujan ini akan berguna jika dia terjebak hujan mendadak, lalu dia dulu punya banyak payung, tapi dia memberikannya kepada penumpang nya.


“Dahulu dia punya kamera dasbor, tapi sepertinya ada yang mengambilnya,” lapor Det. Seok yang memeriksa depan taksi.

“Sudah kubilang. Kamera dasbornya dicuri. Jika memilikinya, aku bisa membuktikan alibiku,” balas Supir Choi. “Untuk apa aku berbohong?” tanyanya.

“Entahlah. Mungkin rekaman itu berisi hal yang tidak boleh dilihat siapa pun,” jawab Det. Sung Jun, agak curiga.

“Sungguh bukan begitu. Coco Mom bilang, dia harus bertemu orang di taman, lalu kuturunkan di sana dan langsung pergi,” kata Supir Choi, menjelaskan. “Aku berkata jujur,” tekannya.


Det. Sung Jun dan Det. Seok pun kemudian memutuskan untuk pergi dan mereka pamit. Namun disaat itu, Det. Sung Jun menemukan sesuatu di tangan Supir Choi. Di tangan Supir Choi terdapat tato berbentuk laba- laba.

“Aku ditato saat masih muda, hanya karena penasaran. Aku berusaha menghilangkannya, tapi tidak mudah,” kata Supir Choi, menjelaskan. Lalu dia pergi.


Sikap Supir Choi tampak mencurigakan. Karena dia berusaha menutupi tato laba- laba ditangannya. Jadi tato itu pasti memiliki cerita.

@@@

Hakim Sung Hoon teringat perkataan Pak Jung, pelaku yang sebenarnya adalah Det. Sung Jung. Mengingat itu, Hakim Sung Hoon merasa agak gelisah untuk membuktikkan.

@@@


“Setiap kali melihatnya, aku teringat tempat itu,” kata Ibu Ryu, merenung. “Semua itu sudah berlalu, tapi aku tidak bisa melupakannya. Aku bahkan kesulitan. Bisakah dia melupakan apa yang terjadi?” gumamnya, bertanya. Mendengar itu, Ayah Ryu menghela nafas dan menutup buku yang dibacanya. “Aku masih tidak yakin. Saat itu, kita memutuskan untuk mengasuhnya. Tapi apa keputusan itu tepat?” gumamnya, bertanya lagi, sambil menatap foto keluarga mereka berempat yang dipajang di ruang tamu.

@@@


Hakim Sung Hoon datang menemui Pak Jung di rumah sakit, karena dia ingin memastikan apakah perkataan Pak Jung saat itu benar. Jika benar Pak Jung bukan pelakunya, dan keputusannya pada saat itu adalah salah, maka dia akan membatalkan keputusan pengadilan. Namun ini bila benar kalau Pak Jung bukanlah pembunuh nya dan Pak Jung sungguh melihat wajah pembunuh pada malam itu.

“Aku memang melihat pembunuhnya, tapi tidak wajahnya,” kata Pak Jung dengan jujur.

“Lalu, kenapa kamu bilang Detektif Ryu Sung Jun adalah pelakunya?”

“Itu… “ kata Pak Jung. Lalu dia terdiam. “Jika sungguh ingin tahu pelakunya, kenapa kamu tidak mencari tahu? Entah soal hal lain, tapi bisa kupastikan aku melihat pembunuhnya menculik putri Pak Baek,” jelasnya.

@@@


Tengah malam. Hakim Sung Hoon mengintip ke dalam kamar Det. Sung Jun untuk memastikan kalau ia benar- benar sudah tidur. Lalu setelah itu, dia mengambil kunci mobil dan keluar.

Tepat ketika Hakim Sung Hoon pergi, Det. Sung Jun membuka matanya. Dia bangun dan bangkit duduk di tempat tidurnya.


Hakim Sung Hoon pergi ke tempat parkir, menuju mobil Det. Sung Jun. Lalu dia memeriksa mobil Det. Sung Jun, dan disana dia menemukan satu anting wanita.


Det. Sung Jun memainkan lampu didalam kamar. Dia menyalakan, mematikan, menyalakan, dan mematikan, begitu seterusnya.


Hakim Sung Hoon pergi ke pengadilan untuk mencari data mengenai kasus Ji Eun. Dan akhirnya, dia menemukan nya. Didalam dokumen, disana tertulis anting dari telinga sebelah milik Ji Eun, hilang ntah kemana. Dan bentuk anting itu sama persis dengan anting yang dia temukan di mobil Det. Sung Jun.



Det. Sung Jun berhenti memainkan lampu. Dia menatap sesuatu di tangannya. Yaitu sebuah kuku. Kuku milik Hye Jin.

"Prioritas kami adalah melindungi aktor cilik dan hewan. Adegan berbahaya tidak dilakukan anak-anak atau hewan. Tapi dengan pemeran pengganti dan boneka”


Post a Comment

Previous Post Next Post