Sinopsis Lakorn : Ps. I Hate You Episode 15

 

Sinopsis Lakorn : Ps. I Hate You Episode 15



Prae memang kembali ke tempat Pal, tapi dia tidak menikmati sama sekali ‘pesta’ yang disediakan oleh Pal. Malah, di tengah pesta, dia pergi begitu saja. Pal langsung mengejarnya dan memintanya untuk tidak pergi. Prae sepertinya memang masih sakit hati karena Pal tidak meminta maaf sama sekali padahal sudah membocorkan rahasianya. Dan ya udah, Pal yang sakit hati, balas menyindirnya yang tidak begitu berbeda darinya.


Balas dendam, jika terus dibahas, tidak akan pernah berhenti. Dan itu yang terjadi sekarang ini. Prae melaporkan Pal ke polisi dengan laporan sedang melakukan pesta narkoba.

Pertemanan datang dengan sebuah konsekuensi. Namun, seberapa mahalnya itu bergantung pada … bagaimana kamu mengkhianati temanmu.



Dan ya udah, besoknya dia menceritakan ini pada para sahabatnya. Respon mereka? Semua senang dan memuji tindakannya. Mereka yakin kalau kali ini, Pal tidak akan bisa lepas dari masalah meskipun mengandalkan koneksi ayahnya. Kini, mereka tidak akan takut lagi pada Pal.


Sayang, harapan itu tidak terwujud. Karena Pal, baik-baik saja. Dia masih kuliah dan bahkan duduk dengan mereka, seolah tidak ada apapun yang terjadi.

Jadi, berhati-hatilah. Atau bukan temanmu yang akan mati, melainkan kamu.


Term sekarang sudah mengetahui kebohongan Saras, bahwa dia bukanlah Krista, adik Key. Dan untuk membuktikannya, dia sudah memeriksa passport Saras secara diam-diam.



Sementara itu, Pitch masih terus berusaha membujuk Ibunya agar mau menerima Meen. Dan hasilnya, percuma. Ibunya tidak merubah pendapatnya mengenai Meen. Sedikit banyak, hal itu membuat Meen merasa bersalah. Apalagi, ada banyak hal di masa lalu yang disesalinya. Tentang keputusannya melakukan aborsi dan kejadian Palana. Dulu, dia tidak ingin membahas mengenai Pal karena dia merasa bersalah dan takut Pitch tahu betapa buruknya dirinya. Namun, sekarang dia sadar jika mereka terus merahasiakan sesuatu antar satu sama lain, mereka hanya akan berakhir seperti sebelumnya.


“Aku berbohong padamu. Sebenarnya, Pal tidak bunuh diri,” akui Meen dan memulai ceritanya.



Saat itu, Pal menangkap basah mereka berada di kamarnya. Mereka gagal untuk kabur tepat waktu dan akhirnya sepakat berakting bahwa mereka berada di kamar Pal karena janji mereka sebelumnya. Mereka kan sudah janji akan makan malam bersama dan Pal memberikan kunci kamarnya agar mereka menunggu di sini. Apa dia lupa? Pal agak ragu tapi karena semuanya bilang ada, dia percaya. Dan ya udah, karena nggak mood Pal menyuruh mereka pergi saja. Prae dkk langsung lega karena berhasil menipunya. Baru saja mau beranjak pergi, Pal menyadari sesuatu. Laptopnya berpindah tepat. Curiga, dia langsung memeriksa isi laptopnya. Sementara dia memeriksa isinya, Prae, Meen, Wanwan dan May langsung bergegas kabur. Sementara Saras malah berdiri terpaku. Pas sadar semua udah kabur, udah terlambat karena Pal sudah menyadari kalau semua foto di laptopnya hilang. Langsung saja, dia mengayunkan gunting ke Saras dan memerintahkannya untuk memberitahu kemana semua foto-fotonya?


Prae dkk yang melihat itu, panik dan langsung balik ke kamar Pal untuk menenangkan Pal. Percuma, karena Pal benar-benar menggila. Dia menggunakan gunting ditangannya untuk menyakiti semua orang. Kekuatan Pal nggak main-main hingga 5 orang wanita tidak sanggup menahannya. Dan akhirnya, dia berhasil menyandar Meen. Prae berusaha mengajaknya bicara baik-baik, tapi itu malah membuat Pal semakin marah. Dia kesal karena Prae mengkhianatinya padahal kan hanya dia yang bisa memahami Prae.




Pal yang dalam keadaan marah, mengatai semua anggota flower squad. Dia menyebut May sebagai wanita jal*ng licik. Wanwan disebutnya wanita jal*ng palsu yang bahkan mengkhianati teman sendiri. Saras disebut sebagai orang yang hanya berpura-pura lembut, polos, murni dan rapuh, padahal sebenarnya hanya memanfaatkan orang. Sementara Meen, sang cinderella, hanyalah orang yang melakukan perintah para wanita jal*ang dan membereskan semua kekacauan yang mereka buat.


Prae yang emosi, menyebut Pal sebagai orang menyedihkan yang tidak akan pernah punya teman sungguhan. Dia hanya menggunakan rahasia mereka untuk memeras mereka menjadi temannya. Dia berbeda dengan mereka. Mereka menjaga rahasia satu sama lain karena mereka adalah teman sungguhan!!! Ucapan itu membuat Pal semakin tidak terkendali. Dan ditengah situasi itu, diam-diam, Wanwan mengambil bedak yang ada di meja rias. Begitu Pal lengah, Wanwan langsung melemparkan bedak itu ke wajah Pal.


Cengkeraman Pal pada Meen lepas dan semua langsung bergegas kabur. Tapi, lagi dan lagi, Pal berhasil menangkap Meen dan menusuk bahunya dengan gunting. Suasana semakin kacau. dalam kekacauan itu, Wanwan berhasil menendang Pal hingga kepala Pal membentur dinding. Pal langsung lemas. Semua panik dan memeriksa keadaan Meen. Karena tidak langsung pergi, Pal kembali bangkit dan berniat menusuk siapa saja dengan gunting ditangannya.

Wanwan, May dan Saras berhasil menahan tangannya. Prae yang sepertinya juga udah hilang akal, mengambil keputusan untuk menutup pintu kamar Pal dan memerintahkan Wanwan, May dengan Saras membawa Pal keluar (ke balkon). Pal masih terus memberontak.


“Lempar saja dia!!!” teriak Prae.


Semua diam mendengar teriakan itu. Meen juga diam. Tidak mengatakan apapun.

“Kubilang lempar saja dia,” perintah Prae.

“Aku akan membunuh kalian semua,” balas Pal sambil menangis, menjerit. “Aku akan bunuh kalian semua!!”

“LEMPAR DIA! LEMPAR!!” teriak Prae.


Dsaat itu, Pal sedang mengenggam tangan Saras dengan kuat. Dan entah apa yang mereka pikirkan saat itu, Saras, May dan Wanwan melakukan apa yang Prae katakan. Mereka melempar tubuh Pal dari pembatas jendela. Pal terjatuh bersama pisau yang sedang digenggamnya. Kalung Meen yang sempat ditariknya berada di tangannya. Setelah melakukan itu, detik itu juga mereka baru ketakutan atas apa yang mereka lakukan.

Dan seperti yang kita tahu, mereka menyingkirkan semua bukti. Mulai dari kalung Meen yang ada di tangan Pal beserta gunting. Setelah itu, Wanwan menelepon polisi. Dan saat polisi datang, Prae yang memberikan keterangan kalau Palana melakukan bunuh diri.


Saat mendengar kebenaran kematian Pal, Pitch sulit mempercayainya. Mengira kalau Meen hanya sedang berbohong dan sejenisnya. Dan Meen menegaskan apa yang dikatakannya adalah kebenaran. Satu hal yang dia sesali dari kejadian itu adalah : Malam itu adalah saat dia menyetujui tindakan Prae. Jika saja dia tidak berpikir demikian dan menghentikan semua orang, kehidupan mereka akan lebih baik dari ini.

“Atau lebih buruk. Kurasa aku pernah curiga tentang itu. Semuannya terasa sangat aneh tentang malam itu. Namun, aku tidak menduga akan seperti ini. Namun, terimakasih Meen, sudah mengatakan yang sebenarnya,” ujar Pitch.


Meen kaget dengan responnya. Apa dia tidak membencinya? Jawaban Pitch adalah tidak. Soalnya, pasti sulit membuat keputusan pada saat itu. Dia bukan Meen yang berada di posisi itu, jadi dia tidak berhak menghakimi Meen. Woah, kata-kata Pitch itu langsung menenangkan hati Meen.

--


Wanwan lagi pusing dengan masalah kantor. Sejak dia mengajukan cuti dan membiarkan ibunya menggantikan posisinya, Ibunya terus saja membuat keputusan yang merugikan perusahaan. Para paman dan bibinya juga nggak bisa diharapkan dan malah menyalahkannya karena memberikan posisi itu pada Nee.



Satu-satunya yang bisa menghibur Wanwan dari masalah kantor adalah Non. Non benar-benar memperlakukannya dengan sangat baik. Dia juga hari jadian mereka dan memberikannya hadiah sebuah kalung.

--


May sudah memeriksa informasi rahasia perusahaan Wanwan yang dia curi, waktu itu. Dan dia membagi informasi itu ke Saras. Informasi dari data yang dicuri May adalah korupsi perusahaan Wanwan. Dan sepertinya, Wee sangat menginginkan informasi itu agar bisa memeras Wanwan. Dan harapan mereka hanyalah agar Wee bisa segera tertangkap.


Baru saja berharap, May malah harus menghadapi mimpi buruk. Kamar condo-nya dibobol dan seluruh ruangan ditempeli dengan foto-fotonya saat tidur tanpa busana tertutup selimut. Kali ini, dia dan Saras melaporkannya kepada polisi. Polisi menyarankan agar sementara May tidur di tempat lain dan mereka akan segera menyelidiki masalah ini. Dan juga, mereka harus menyita semua foto yang ditempeli di ruangan itu sebagai bukti. Sejujurnya, May berat menyerahkan foto-foto itu karena malu, tapi mau tidak mau, dia harus memberikannya.

Dan untuk sementara, dia tinggal di tempat Saras. Suasana hati May menjadi buruk. Dan Saras berusaha menghibur dengan mengajaknya 


pergi ke Korea Selatan, jalan-jalan ke Hongdae. Membahas itu, mereka jadi ingat kenangan lucu mereka saat liburan ke sana sewaktu Prae masih ada.


Setelah membahas hal lucu, May akhirnya mulai membahas apa yang akan dilakukannya. Jika Wee meneleponnya lagi, dia akan memberikan Wee data perusahaan Wanwan. Tenang saja, dia akan memberikan data palsu. Dia sudah membuatnya. Dan jika tidak digali terlalu dalam, Wee tidak akan menemukan apapun. Saras nggak setuju dan menyuruh May untuk menghubungi polisi jika Wee menelpon. May juga tau itu. Dia akan menelepon ke polisi jika Wee menghubunginya. Tapi, sebelum itu, dia harus menghapus semua video dan fotonya. Dia merasa sangat buruk jika semua orang melihat foto itu, sekalipun orang-orang bisa mengerti posisinya atau sebaliknya!

Saras bisa memahaminya. Namun, dia yakin Wee tidak akan menghapus foto May semudah itu. Jangan mencoba menghadapi semua ini sendirian.

--


Meen akhirnya menemui Wanwan lagi. Dia meminta maaf atas tindakannya karena tidak seharusnya dia melibatkan Win dalam masalah mereka. Permintaan maaf Meen tidak diterima oleh Wanwan. Dia tidak akan pernah memaafkannya. Meen juga demikian, dia tidak akan memaafkan Wanwan. Ya udah, mari membahas hal lain. Meen sudah tau masalah Saras. Dan dia ingin tahu kenapa Wanwan membantu Wee? Apa dia tau apa yang dialami May?

Wanwan udah kesal karena mengira Meen bicara tanpa tau apapun. Makanya, dia kaget saat tau Wee masih menguntit May hingga kini. Seharusnya, Wee kan sudah keluar negeri?

--



Seperti yang sudah diduga oleh May, Wee meneleponnya. Kali ini, dia memberitahu May, kemana mereka harus bertemu. Mereka akan bertemu di sebuah gedung yang dalam pembangunan. Dalam perjalanan menuju ruangan Wee, May sempat melewati seorang pekerja. Kedatangan May sangat amat di sambut oleh Wee. Dan belajar dari pengalaman, Wee memasang rantai begitu May memasuki ruangan.



Transaksi pun dimulai. May menyerahkan flashdisk yang dijanjikannya dan Wee menunjukkan semua foto dan video May yang ada di laptopnya. Tentu saja, keduanya saling mengkhianati. Wee menahan May. Kemudian mengingkat kaki dan tangan May. Sebelum dia sempat melakukan apapun, seseorang mendobrak pintu dan melemparkan bom asap ke dalam kamar.



Pelakunya adalah Meen, Wanwan dan Saras. Begitu Wee lengah karena bom asap itu, ketiganya bekerja sama untuk melumpuhkannya hingga pingsan. Ternyata, saat May pergi, Saras melihat itu dan langsung menghubungi Meen. Meen saat itu lagi dengan Wanwan. Wanwan yang tau kemana Meen akan pergi, minta ikut serta karna ingin memperbaiki kesalahannya.



Saat Wee sadar, lehernya sudah terikat tali yang digantung ke tiang plafon dan dibawahnya ada kursi. Mereka melakukannya untuk mengintimidasi dan mengancam Wee agar memberitahu apakah dia masih menyimpan foto dan video May. May sempat menggila ingin menggantung Wee, tapi semua menghentikannya. Meen juga menyarankan agar mereka bergegas pergi karena polisi akan segera datang. Biarkan saja Wee tetap seperti ini biar nggak kabur.



Dan begitulah mereka menangkap Wee. Begitu pergi, Saras langsung menelepon polisi, berpura-pura sebagai warga di sana yang melaporkan ada keributan. Hm.. semua mengira rencana mereka sudah sempurna untuk membuat Wee tertangkap. Sayang, ada satu hal yang tidak terprediksi. Wee berusaha untuk kabur sebelum polisi tiba. Dia melihat ada pisau di dekat tempatnya berdiri dan berusaha mengambilnya dengan menggunakan kaki. Hasilnya, dia malah menjatuhkan kursi dan otomatis, dirinya tergantung.


Tanpa tau apa yang terjadi, pasukan bunga berkumpul bersama di condo Wanwan. Mereka semua memutuskan untuk berbaikan. Pasukan bunga kembali.


Dan disaat itu, polisi juga tiba di tempat Wee. Term yang bertugas saat itu. Dan saat tiba, semua sudah terlambat karena Wee sudah meninggal. Seorang polisi cukup curiga karena jika Wee mau bunuh diri, kenapa tangannya dalam keadaan terikat? Term merasa itu hal yang wajar karena ada kasus di mana orang mengikat tangan mereka karena takut berubah pikiran. Tapi, jangan langsung menyimpulkan. Mereka harus menyelidiki.

Dari hasil penyelidikan, tidak ada CCTV di sekitar sana. Namun, ada seorang saksi yang bilang seorang wanita kemari. Wanita itu bertubuh mungil, berambut bob sepanjang bahu dan memakai gaun hitam dengan tali bahu tipis.



Pagi tiba,

May yang menginap di tempat Saras, mendapat telepon begitu bangun. Telepon dari kepolisian yang melaporkan kalau pelaku yang dilaporkan May, ditemukan meninggal.

Dalam kehidupan, tidak ada yang bisa diprediksi. Itu sebabnya kamu membutuhkan teman-teman baik yang akan melalui pasang surut bersamamu.

Ditempat lain, Pitch yang bangun terlebih dahulu, menemukan baju yang dikenakan Meen kemarin dalam keadaan robek.


May yang menerima laporan, bergegas pergi. Dan tepat sebelum pergi, dia bertemu dengan Term yang baru saja datang. Dan tentu saja, melihat penampilan May, dia langsung teringat dengan ciri-ciri wanita yang disebutkan saksi menemui Wee.

Teman-teman baik lebih berharga daripada berlian berharga manapun.


Berita kematian Wee juga sampai ke telinga Wanwan melalui pamannya.

Sedangkan untuk teman-teman yang sudah mati, mungkin itu adalah hal yang pantas mereka dapatkan.

 

Post a Comment

Previous Post Next Post