Sinopsis
Lakorn : Ps. I Hate You Episode 16
Waktu berlalu begitu cepat dan kini pasukan bunga sudah lulus kuliah.
Ini saatnya mereka menjalani kehidupan masing-masing. Prae akan bersiap untuk
ujian pengacara. Saras akan mengikuti program pelatihan untuk menjadi
pramugari. Meen dan May sudah menemukan pekerjaan. Wanwan akan mulai bekerja di
perusahaan.
Dan layaknya perpisahan, pasti akan ada yang bilang jangan lupa ya
sama kita-kita. Ini juga yang pasukan bunga katakan. Jangan lupa dengan
persahabatan mereka dan jangan terlalu sibuk dengan pacar. Tentu yang langsung
kena goda adalah Meen karena hanya dia yang lagi pacaran, yaitu sama Non. Dan
selama perbincangan tersebut, Wanwan diam-diam tersenyum mengejek karena dia
adalah selingkuhan Non.
Dalam kehidupan kita, berapa kali kita
berbohong? Apa kata-kata kita masih dianggap bisa dipercaya?
Hari
ini, May datang ke kantor polisi untuk memberikan pernyataan. Ini terkait Wee.
Kepada polisi, May berbohong kalau Wee pernah menghubunginya dan bilang kalau
dia diikuti. Wee memintanya untuk menemuinya untuk membantunya dan sebagai
gantinya, dia akan menghapus semua video May.
Akan seperti apa akhir dari bocah
gembala yang tidak bisa dipercaya? Akankah dia dimakan serigala atau membunuh
serigala itu?
Begitu
selesai dari kantor polisi, May langsung menemui para sahabatnya. Dia
memberitahu apa saja yang ditanyakan polisi dan apa saja jawabannya. Ada
sedikit ketegangan. Namun, semua terlihat berusaha menyakinkan diri kalau tidak
akan terjadi apa-apa karena tidak ada bukti. Dan juga, Wee kan DPO jadi dia
yakin di tempat Wee tidak ada CCTV.
Hanya
Meen yang menanyakan perasaan May sekarang. May jujur kalau dia sangat membenci
Wee dan ingin membunuhnya. Dia sering memimpikan membunuh Wee setiap kali
tidur. Namun, begitu mendengar Wee mati, meskipun bukan dia yang membunuhnya,
dia tidak merasa senang. Rasanya, dia tidak boleh bahagia. Dia bahkan merasa
tidak bisa bahagia.
Wanwan
langsung menenangkannya untuk tidak menyalahkan diri. Dia tidak melakukannya
sendiri, tapi bersama-sama. Apapun yang terjadi, mereka ada bersamanya.
Kata-kata Wanwan itu benar-benar menenangkan perasaan May hingga membuatnya
menangis terharu.
Hm,
meskipun mereka tidak membunuh Wee, tapi Meen merasa nggak tenang. Diam-diam,
dia mengajak Saras bicara berdua dan menyarankan agar mereka menyerahkan diri
ke polisi. Katakan yang terjadi hari itu secara jujur. Dia nggak mau mereka
terus menerus membuat kesalahan yang sama. Dia tidak mau kejadian seperti Pal
terulang lagi. Memang benar mereka tidak dihukum atau ditangkap, namun, pada
akhirnya, mereka terus memikirkan rahasia itu tanpa henti. Tanggapan Saras? Dia
menolak dengan alasan kalau dia belum siap, terutama May. Meen nggak menyerah
dan terus membujuk agar mereka ke polisi dengan resiko entah apapun, tapi
setidaknya rasa bersalah di dalam pikiran mereka bisa berkurang.
And, pada akhirnya, saran Meen tidak
dituruti. Dan Meen juga nggak melakukan apa yang dia sarankan. Pertemuan mereka
diakhiri dengan memasukkan Meen kembali ke grup chat pasukan bunga. Mereka juga
berjanji tidak ada yang boleh meninggalkan grup lagi dan saling mengetahui
rahasia masing-masing.
Setelah
pertemuan itu, Saras pulang dengan hati senang karena pasukan bunga kembali
bersatu. Ekspresi bahagiannya itu disadari oleh Term. Dan sebenarnya, selama
beberapa hari ini, Term selalu menunggu Saras agar mau jujur padanya. Tapi, tidak kunjung ada tanda-tanda. Term
akhirnya memutuskan untuk membahas hal ini. Tepat di saat dia hendak membahasnya,
Saras malah mendapat telepon dari pembantu di rumah Neneknya mengenai kondisi
Ibunya yang memburuk. Saras langsung panik dan mau bergegas pergi.
Dan
lagi-lagi, dia berbohong ke Term kalau kondisi Ibu kerabatnya tidak begitu
baik. Term bisa menyadari kebohongannya dan meminta izin untuk ikut. Sudah bisa
ditebak, Saras menolak dengan alasan belum memberitahu keluarganya mengenai
Term.
Saras
tiba di rumah Neneknya hanya untuk mendapati kalau Ibunya sudah meninggal.
Pembantunya tidak berani menyampaikan kabar buruk itu melalui telepon, makanya
dia meminta Saras datang. Bayangkan, betapa hancurnya hati Saras saat tau bahwa
Ibu yang amat dicintainya sudah meninggal dalam kesendirian. Rasa sedih
bercampur dengan penyesalan yang teramat dalam.
Dan
yang paling menyakitkan hati Saras adalah Neneknya tidak ingin melakukan
pemakaman untuk Ibunya hanya karena dia takut kalau orang-orang akan curiga.
Dan dalam rasa kedukaannya, untuk pertama kalinya, Saras memutuskan untuk
melawan Neneknya. Sudah tidak ada lagi yang dia takutkan. Meskipun Neneknya
melarang, dia akan melakukan pemakaman besar untuk Ibunya. Selama ini, dia
selalu menuruti Neneknya karena takut Neneknya kecewa. Tapi, sepertinya, tidak
ada yang harus dia takuti. Ibunya seharusnya menjalani kehidupan yang nyaman.
Ibunya seharusnya berada di sisinya. Seharusnya, dia bersikap baik pada Ibunya.
Dia tidak seharusnya menuruti perintah Neneknya. Selama ini, Neneknya selalu
takut kalau orang-orang tau ayahnya punya simpanan seorang pelayan rumah. Takut
kalau orang-orang tau bahwa dia adalah cucu Neneknya. Semua itu membuat
Neneknya tidak membiarkan Ibunya diobati di luar hanya demi menutupi rahasia
tersebut. Rahasia Neneknya lebih berharga daripada nyawa Ibunya.
“Aku
menyesalinya. Aku menyesal tidak menyadari lebih awal. Nenek tidak perlu
khawatir orang lain akan tau kalau aku cucu Nenek. Aku tidak akan memberitahu
siapapun. Karena aku tidak pernah merasa bangga,’ ujar Saras sebelum pergi.
Saras
sudah nggak peduli dengan teriakan, cacian dan amarah neneknya. Kali ini, dia
akan melakukan yang terbaik menurutnya. Pemakaman Ibunya, dia yang akan
mengurusnya sendiri.
Saat
tiba di condo, Term masih
menunggunya. Dan lagi-lagi, saat Term bertanya, Saras terus berbohong. Dia
tidak mau memberitahu mengenai Ibunya dan terus bilang kalau dia menemui
kerabat jauh. Hal ini membuat Term menjadi sangat kecewa. Dia sudah memberikan
banyak kesempatan bagi Saras untuk jujur, tapi hasilnya nihil. Saras terus
berbohong bahkan mengenai Ibunya sendiri.
--
Masalah
terus datang. Keesokan harinya, dunia maya heboh dengan tersebarnya foto dan
video May. Saras dan Meen langsung pergi menemui May yang terpukul dengan
tersebarnya foto-foto tersebut. Entah siapa yang menyebarkan foto dan video itu
karena Wee kan sudah tidak ada. Khawatir dengan kondisi mental May, Meen
menyarankan May untuk tinggal sementara bersamanya. Dia dan Saras juga akan
menuntut orang yang ikut menyebarkan foto dan video itu ke polisi.
Pada
saat yang sama, Wanwan juga sedang mengalami masalah besar. Makanya, Meen tidak
bisa menghubunginya. Dokumen terkait korupsi di perusahaan Wanwan tersebar. Ini
masalah besar. Dan sudah pasti, semua orang memojokkan Wanwan dan menyalahkan
semuanya ke Wanwa. Padahal, korupsi yang dilakukan Wanwan karena Paman dan
Bibinya yang menyeretnya. Wanwan mengira ini semua perbuatan Ibunya, tapi
Ibunya malah beromong kosong kalau dia tidak akan melakukan hal seperti itu
karena dia menyanyangi Wanwan. Ahahahah, kebohongan yang amat lucu. Jika dia
sayang pada Wanwan, kenapa dia tidak ingat hari ulang tahun Wanwan? Hari ulang
tahun Wanwan adalah hari dimana ayahnya bunuh diri.
Setelah
perdebatan yang makin panjang, Ibunya memberitahu Wanwan kalau May mencuri file
di komputer Wanwan. Dia mengetahuinya dari Wee. Wanwan shock berat saat tau
itu.
Disaat
yang sama, Pitch datang berkunjung ke condo
Meen. Meen sudah memberitahu mengenai May yang akan tinggal bersamanya.
Saat Pitch tiba, May lagi tidur. Tujuan Pitch ke sana untuk memberitahu Meen
bahwa dia akan membuka perusahaan di daerah lain. Dan dia ingin Meen ikut
dengannya. Dia melamar Mee. Jawaban Meen, ya!
Dan
ternyata, itu di dengar sama May yang hanya pura-pura tidur.
Dari
tempat Meen, Pitch menemui Ibunya. Dia memberitau Ibunya bahwa dia sudah
melamar Meen. Dia juga menegaskan bahwa dia menyanyangi Ibunya. Selalu. Tapi,
dia juga tidak akan melepaskan Meen.
Kembali
ke Wanwan. Begitu tau May mencuri data file perusahaannya, Wanwan langsung
pergi mencarinya. Dia udah tau kalau May ada di tempat Meen. Kondisi mental May
lagi kacau berat karena tersebarnya foto dan video itu. Makanya, dia makin
tertekan saat Wanwan tiba dan menuduhnya sudah menyebarkan data perusahaannya.
May mengakui kalau dia memang mencuri, tapi dia memberikan file palsu ke Wee.
Saras juga berani bersaksi kalau May tidak menyebarkan rahasia perusahaan
Wanwan. Sayang, Wanwan nggak percaya dan menyebutnya pengkhianat.
Perdebatan
menjadi semakin sengit. Wanwan dalam kemarahannya, memberitahu kalau
perusahaannya runtuh dan dia akan berada di penjara. Jika dia berada di
penjara, siapa yang akan mengurus Win? Dan semua karena May!! Saras masih
berusaha membela May. Dan tiba-tiba saja, Wanwan bilang kalau mungkin saja
rahasia Saras adalah cucu Neneknya yang sempat tersebar, itu adalah perbuatan
May!! May jelas marah di tuduh begitu. Mau sekeras apapun May menyangkal,
Wanwan nggak percaya. Dia malah mengungkit kematian Pal! Dia menyebut May yang
selalu bilang dekat dengan Pal, pada akhirnya, dia yang mendorong Pal malam itu
(padahal itu perbuatan mereka bersama). May jelas emosi karena mereka sama-sama
menbunuh Pal, tapi sekarang, Wanwan malah menyalahkannya!
Ah,
hari benar-benar panjang. Siapa sangka, di pagi hari mereka sudah kembali
bersatu dan sekarang, mereka bertengkar hebat dan mengakhiri hubungan.
Wanwan
tidak langsung pulang ke condo-nya,
melainkan ke rumah. Dia benar-benar mengkhawatirkan kondisi Win. Tidak lama,
Meen menghubungi Wanwan. Dia menegaskan kalau May tidak pernah menyebarkan
rumor mengenai Saras. Dia juga ingin meluruskan kesalahpahaman antara Wanwan
dengan May. Dia juga memberitahu kondisi May yang stress berat karena kematian
Wee, foto yang tersebar dan masalah Wanwan. Wanwan yang dari pagi sibuk dengan
masalahnya, tidak tau sama sekali mengenai foto yang tersebar. Pas tau ini, Wanwan amat terkejut. jadi, ada
sedikit rasa bersalah. Meen pun membujuknya untuk berbaikan dengan May. Dia
akan meninggalkan kunci kamar condo-nya
di kotak suratnya. Nomor kamarnya adalah 701, ingat kan? Jika mau menemuinya,
datanglah. Dia aka ada di kantor. (Selama mereka berbincang, Wanwan menyalakan loudspeaker).
May
sekarang sendirian di tempat Meen. Pikirannya amat kacau setelah bertengkar
dengan Wanwan kemarin malam. Dia terus terngiang-ngiang ucapan Wanwan yang
menyebutnya membunuh Pal. Rasa sesal yang lama dikuburnya, bangkit kembali. Dia
jadi teringat kenangan baiknya dengan Pal semasa hidup. Dan untuk menenangkan
pikiran, dia mengonsumsi obat tidur.
Dan
malam pun tiba. Meen pulang bersama Saras. Saras juga sudah memikirkan saran
Meen waktu itu dan setuju agar mereka mengakui ke polisi kalau ada menemui Wee.
Baru juga mempunyai rencana benar, mereka harus menemukan May yang sudah tidak
bernyawa di ranjang. Di tangannya ada pisau dan darah berceceran memenuhi
lantai. Ada luka sayatan pada pergelangan tangan. May meninggall dunia!
Meen
dan Saras yang menemukannya, shock berat.
Pada
saat yang sama, Wanwan terbangun. Ada pecahan gelas di sampingnya dan telapak
tangannya terluka. Kakinya masih mengenakan sepatu. Tapi anehnya, Wanwan tidak
ingat apapun yang terjadi. Pembantu rumahnya memberitahu kalau Wanwan tadi
bilang mau menemui May, tapi karena dia mabuk, pembantunya mencegahnya pergi.
Kemudian Wanwan mengamuk dan memecahkan gelas hingga tangannya terluka.
Tepat
saat itulah, Wanwan mendapat telepon dari Meen yang mengabari kalau May bunuh
diri. Wanwan langsung lemas. Teringat semua kenangan bahagianya bersama May.
Mereka dulu sangat amat dekat dan pertemuan terakhir mereka malah sangat buruk.
Karena
penyesalan itulah, sulit bagi Wanwan untuk datang ke pemakaman May. Dia udah
ada di depan gedung bersama Non, tapi dia merasa nggak layak untuk masuk. Saras
yang berduka, kesal dan marah karena Wanwan tidak kunjung muncul. Non yang
bersama dengan Wanwan berusaha untuk menguatkannya. Namun, Wanwan merasa ini
salahnya karena sudah ‘mendorong’ May hingga ke tepi jurang. Rasa penyesalan
itu nggak bisa dia tutupi.
--
Waktu
berlalu.
Dan
hari ini, Non memberikan kejutan pada Wanwan. Dia melamarnya. Respon Wanwan?
Malah menyuruh Non untuk putus dengannya. Perusahaannya akan bangkrut dan dia
akan masuk penjara. Apa dia mau menikah dengannya? Pikirkanlah. Jika dia
menikahi Non, dia mendapatkan banyak keuntungan karena perusahaannya mungkin
bisa bangkit lagi jika tau dia akan menikahi anak kolongmerat. Tapi, Non tidak
akan ada untung. Makanya, putuskanlah dia.
Tidak
disangka, Non malah tetap ingin bersama Wanwan. Soalnya, Wanwan juga terus
menemaninya seperti apapun kondisinya. Dan jika reputasi keluarganya bisa
menolong Wanwan, dia bersedia kembali ke keluarganya meskipun dia sekarang
sudah menikmati pekerjaannya. Wanwan tentu speechless.
Dia merasa amat bersyukur memiliki Non.
--
Disisi
lain, Term akhirnya memutuskan untuk putus dari Saras. Dia sudah nggak tahan
menjalani hubungan dalam kebohongan meskipun dia sangat mencintai Saras. Dia
nggak tau lagi, apa yang nyata dan tidak dalam hubungan mereka. Saras kaget dan
nggak mengerti. Saat tau Term sudah tau bahwa dia buka Krista, Saras
terdiam.
“Aku
polisi. Tapi, aku tidak tau kau membohongiku. Mari kita putus. Kuharap saat
kita bertemu lagi, kamu akan mengatakan yang sebenarnya sekali saja,” ujar
Term.
Saras
berusaha menahannya karena dia benar-benar mencintai Term. Namun, semua sudah
terlambat. Term sudah meninggalkannya dan semua karena kesalahannya sendiri.
--
Hari
ini, Wanwan menemui Meen untuk memberitau kalau dia akan menikah. Dan dia ingin
Meen menjadi pengiring pengantinnya. Tapi, setelah dia pikirkan ulang,
sepertinya Meen tidak akan datang ke pernikahannya. Meen mengerti maksudnya.
Artinya, mereka tidak akan bertemu lagi.
“Kamu…
kamu harus merelakan semuanya. Aku ingin kamu membebaskan diri dari masa lalu
dan bahagia dengan masa kini. Aku tidak igin kamu hancur seperti aku. Itu
saja,” pesan Wanwan.
Mendengar
pesan Wanwan, akhirnya Meen mengajak Pitch untuk segera menikah.
Namun, dongeng sebelum tidur adalah
fiksi. Jika kebohongan bisa membuat kita bahagia, kita semua akan bersedia
untuk terus berbohong. Seolah-olah kita tidak pernah belajar apapun dari itu.
Epilog,
Seseorang memasuki kamar Meen. Dia memakai sepatu heels yang sama seperti Wanwan. Dan
tujuannya ke sana untuk membunuh May yang sedang tidur dalam pengaruh obat. May
berusaha memberontak, tapi karena masih dala pengaruh obat, dia tidak punya
tenaga. Orang itu mengiris pergelangan tangan May. Darah May terciprat mengenai
kakinya.
Ketika polisi tiba setelah laporan Meen dan Saras, dari pemeriksaan,
mereka menemukan ada sebuah kancing di dekat May. Tidak ada yang tau kancing
itu dari baju apa. Meen dan Saras tidak mengenali kancing tersebut.