Sinopsis J- Dorama : Invert Jozuka
Hisui Toujoshu (2022) Episode 5 part 1
Original Network : NTV
Unno sedang berada ditempat parkir, disuatu tempat, karena dia
sedang bekerja membuntuti seseorang. Tapi kemudian dia melihat Hisui datang ke
arahnya, dan melihat itu dia tersenyum, karena dia sudah bisa menebak untuk apa
Hisui datang. Tapi dengan ramah, dia tetap menyapa Hisui dan membiarkannya
masuk ke dalam mobil.
Rencana awal, sebenarnya sih Hisui ingin menunjukkan sisi lugu dan
polosnya kepada Unno, supaya tingkat kewaspadaan Unno menurun. Sayangnya,
taktik nya ini salah.
Ketika Hisui mengatakan kalau dia mengetahui lokasi Unno disini,
dari sektretaris Unno. Dari sini Unno sudah tahu, kalau Hisui berbohong, karena
tidak mungkin sekretarisnya membocorkan lokasinya sembarangan. Dan dari sikap
Hisui, dia jadi yakin kalau sebenarnya Hisui tidak memiliki kemampuan indera
keenam, melainkan Hisui sama seperti dirinya, yaitu menyelidiki seseorang
melalui ekspresi wajah, darisana Hisui memperhitungkan kata- kata dan
tindakannya. Lalu sekarang Hisui sengaja menggunakan nada genit, supaya lawan
frustasi dan terjadi kesalahan verbal.
Karena taktik sekarang tidak berhasil, Hisui pun merubah sikapnya
dan berbicara dengan lebih blak- blakan. “Kalau Suzumi mengingat wajah
pembunuhnya, apa yang akan Anda lakukan?” tanyanya.
“Itu bunuh diri,” jawab Unno.
“Karena Anda, dia mengubah kesaksiannya,” balas Hisui dengan agak
tajam. “Anda terbiasa menaklukan wanita meski sedang tak di ruang interogasi
ya,” komentarnya.
“Aku memang makan malam dengannya sebagai ucapan terima kasih,”
balas Unno.
Hisui tidak peduli tentang hubungan Unno dan Suzumi sekarang. Dia
lebih peduli tentang ‘kaus kaki’ yang Suzumi sebutkan. Ada gantungan di TKP,
tapi tidak ada cucian yang tergantung disana, sedangkan menurut Suzumi ada kaus
kaki disana. Jadi bisa saja kaus kaki itu diambil oleh pelakunya.
“Logika mu melompat- lompat,” komentar Unno. “Mungkin saja
Sonemoto lupa memindahkan gantungan itu.”
“Bukan itu maksudku,” sela Hisui, menjelaskan. “Pasti ada cucian
di gantungan itu. Berdasarkan kesaksian Suzumi. Namun… namun loh. Tidak ada
kaus kaki di TKP,” jelasnya, penuh arti.
“Jadi, kamu kira pelakunya mengambilnya? Suzumi sedang mabuk dan
sudah mengubah kesaksiannya sekali. Bukankah konyol kalau mengandalkan itu?”
balas Unno.
Lalu malas melanjutkan percakapan yang tidak ada artinya ini lagi,
Unno pun menyuruh Hisui untuk keluar dari mobilnya dan pergi, karena dia masih
harus bekerja.
Dengan patuh, Hisui pun membuka pintu mobil dan keluar. Lalu
dengan serius, dia mengatakan kepada Unno, kalau ini benar- benar kasus
pembunuhan.
“Aku benci kasus pembunuhan. Tapi sayangnya, di dunia ini ada
orang yang bisa merebut nyawa orang lain dengan tampang santai. Aku takkan
pernah membiarkan keberadaan mereka. Demi mendiang Sonemoto, aku pasti akan
menangkap pelakunya,” tegas Hisui.
“Semoga beruntung,” balas Unno, menyemangati.
@@@
Episode
Terakhir : Saksi Tak Kredibel Bagian Akhir
Hisui merasa kalau pertama, mereka perlu mendapatkan kesaksian
yang akurat dari Suzumi, mengenai ‘kaus kaki’. Bila benar kaus kaki itu
menghilang setelah Sonetomo meninggal, maka polisi pasti akan membentuk satuan
tugas. Tapi ada satu agenda yang merepotkan.
“Ah, itu yaa,” gumam Makoto, paham.
“Untuk mendapatkan dukungan dari Kementerian Kehakiman.”
@@@
Hisui berkujung ke penjara, menemui Pelaku Iblis tak kasat mata.
Karena si iblis berkata ada yang ingin dia bicarakan.
“Apa kamu terlibat kasus bunuh diri karyawan riset UY?” tanya si
Iblis.
“Maaf, sepertinya kamu salah,” jawab Hisui, lalu dia berniat
pergi, karena dia tidak ingin membahas kasus ini dengan si Iblis.
“Aku pernah bertemu Unno. Tak ada salahnya mendengarkan, kan?”
kata si Iblis dengan sikap tenang. Jadi Hisui pun kembali duduk untuk
mendengarkan.
Si Iblis berbicara, menurut firasatnya, Unno adalah pembunuh
Sonemoto. Dan dia yakin kalau Hisui pasti mendekati Unno dengan cara yang sama,
sebab Hisui adalah siluman, yang tidak mengerti hati manusia, makanya Hisui
sengaja mendekati Unno dan berkomunikasi dengan Unno untuk mengenal Unno. Namun
menurutnya cara ini percuma.
Kemudian Si Iblis bercerita, kalau dia ada bermimpi. Unno akan
membunuh Hisui. Dan dia tidak ingin Hisui mati, jadi dia memperingatkan Hisui
untuk berhati- hati. Dia berani mengatakan ini, karena Firasatnya itu mutlak.
Selesai mendengarkan si Iblis, Hisui pun pergi.
@@@
Unno bertelponan dengan Suzumi dan melakukan janjian untuk
bertemu. Lalu selesai bertelponan, dia menatap foto istrinya dan meminta maaf.
@@@
Unno membawa Suzumi berkencan didekat laut, dan bermain didekat
kapal. Dari jauh, Detektif Kaneba mengawasi semua itu, dan Unno sadar. Dengan
tenang, dia menghampiri Detektif Kaneba yang berada dilapangan parkir dan
menyapanya.
“Kau sudah melupakan istrimu?” tanya Detektif Kaneba, agak
penasaran. “Dan apa kau mencoba mengendalikan kesaksian saksi?”
“Polisi sepertinya hanya mengandalkan kesaksiannya, ya,” komentar
Unno, membalas.
“Cih,” keluh Detektif Kaneba. “Kami bersumpah akan menangkapmu,”
katanya dengan serius.
“Berhentilah mencampuri kehidupan pribadiku. Aku akan serius
menanganinya,” kata Unno, memperingatkan Detektif Kaneba.
@@@
Unno membawa Suzumi makan bersama direstoran mewah. Sambil makan
mereka berbicang- bicang dengan akrab.
Saat mengobrol, perhatian Suzumi terarah ke jam tangan yang Unno
pakai. “Jam tanganmu pasti sangat berharga, kan?”
“Mendiang istriku yang memilihkannya,” jawab Unno dengan jujur.
“Aku kehilangan cincinku saat penyelidikan. Hanya ini kenangan yang tersisa
tentangnya. Aku sama sekali tak melepaskannya,” ceritanya, agak sedih mengingat
kenangan bersama istrinya.
“Begitu ya,” gumam Suzumi, mengerti.
Tiba- tiba Hisui datang. Dan tanpa sungkan sama sekali, dia duduk
bergabung bersama dengan Suzumi serta Unno yang sedang makan bersama. Hal ini
membuat Suzumi merasa agak canggung, tapi Unno bersikap biasa saja.
Hisui beralasan bahwa dia sedang makan sendirian disini juga, dan
karena kebetulan melihat mereka berdua, maka dia datang untuk menyapa. Lalu dia
mengucapkan terima kasih kepada Suzumi, karena Suzumi sudah menelponnya tempo
hari untuk mengubah kesaksian.
“Apa yang sebenarnya kamu inginkan?” tanya Unno, tidak senang.
“Dirut, mari kita bicara tentang kasus pembunuhannya,” jawab Hisui
dengan sikap serius. “Kaus kaki yang seolah dilihat Suzumi-san, tidak ditemukan
di TKP. Bukankah itu bukti bahwa ada pihak ketiga di sana?”
“Bisakah kamu membuktikan secara objektif, kalau pembunuhnya
mengambil kaus kaki itu,” balas Unno, bertanya balik.
“Ada kaus kaki di bawah sofa.”
Mendengar perkataan Hisui, Unno teringat perkataannya sendiri
kepada Sonemoto, ‘Ada kaus kaki dibawah sofamu.’
Dibawah sofa Sonemoto, ada satu kaus kaki, tapi pasangan nya tidak
ditemukan dimana pun. Jadi itu sangat aneh. Hal ini membuat Hisui jadi
bertanya- tanya sendiri, kenapa pelaku mengambil semua kaus kaki yang
digantung, tapi pelaku tidak mengambil kaus kaki dibawah sofa.
Dengan tenang, Unno mengatakan pendapatnya. Bisa jadi kaus kaki
dibawah sofa itu sudah lama berada disana, tapi tidak pernah ditemukan. Jadi
karena itulah, Sonemoto membuang pasangan sebelahnya.
“Suzumi, gimana? Bukankah kamu benar- benar melihat kaus kaki
tergantung di jendela?” kata Hisui, bertanya kepada Suzumi.
“Azusa, dirimu yang cerdas itu pasti paham kalau ini hanya cerita
konyol,” kata Unno, penuh arti kepada Suzumi.
“Suzumi, katakan padaku, kamu melihat kaus kakinya, kan?” desak
Hisui, menuntut jawaban.
Sikap Hisui dan Unno, membuat Suzumi merasa tertekan dan
kebingungan. Dia tidak tahu harus menjawab apa. Pada akhirnya dia hanya
menjawab, ‘sepertinya tidak ada kaus kaki’.
Mendengar jawaban Suzumi, Unno tersenyum puas. Lalu dia
mempersilahkan Hisui untuk pergi. Dan dengan terpaksa, Hisui pun pergi.
@@@
Dikantor. Unno bertelponan dengan seseorang. “Benar, ada lalat
kecil yang mengganggu. Dengan bantuanmu, Asisten Komisaris Ejiri, seharusnya
tidak masalah membungkam mereka, kan?”
@@@
Dirumah. Hisui agak murung, karena sekarang Suzumi tampaknya sudah
benar- benar berpihak kepada Unno. Mengetahui ini, Makoto tidak merasa heran
lagi, lalu dia melihat- lihat majalah, karena dia mau membelikan kado untuk keluarganya.
Melihat itu, Hisui merasa agak tertarik, karena dia tidak punya pengalaman soal
kasih kado.
“Gini, kalau dihubungan biasa, aku lebih suka sesuatu yang
bisa dimakan atau tidak kekal. Dan untuk
seseorang yang aku sayangi, mungkin inilah yang lebih berat. Ah, berarti yang
kumaksud,” kata Makoto, menjelaskan.
Setelah Hisui tampak mengerti, Makoto lanjut membaca majalahnya.
Dan Hisui ikut memperhatikan. Dibelakang sampul majalan terdapat gambar jam
tangan, melihat itu Hisui tiba- tiba mendapatkan sebuah ide.
Dengan sikap lebay seperti biasa, Hisui tersenyum dan mulai
berbicara sendiri. “Maaf sudah menunggu. Aku sudah memecahkannya. Meski bukan
lawan yang mudah, tapi entah bagaimana, sepertinya sudah berhasil menemukan
cara untuk melakukan serangan balik. Karena dia pembunuh yang tidak pernah
meninggalkan bukti di TKP, lantas apa yang bisa dijadikan bukti untuk
menyudutkan Unno? Pembunuhnya sudah jelas. Namun, biarkan kuajukan pertanyaan
ini. Apa kamu bisa menyimpulkan deduksi detektif? Untuk kamu yang telah
memecahkan semuanya, aku ingin mengatakan ini. What done it (Apa yang dilakukannya) ? Sekian dari
Jozuka Hisui,” katanya, lalu dia memberikan salam kepada penonton dengan sikap
elegan.
@@@
25 Desember
Suzumi menelpon Unno untuk memberitahu kalau sepertinya dia mulai
ingat apa yang dilihatnya dibalkon pada malam itu. Mendengar ini, Unno merasa
terkejut serta panik, tapi dia tetap mendengarkan Suzumi dengan baik.
Suzumi bisa mengingat dengan samar, ini karena psikoterapi. Hisui
ada memberikan beberapa tips tentang cara mengingat kenangan. Jadi karena itu,
malam ini dia mau memperagakan kembali kejadian pada malam itu, dengan berdiri
dibalkon. Dia yakin hal ini bisa jadi membuatnya mengingat kembali dengan lebih
jelas. Tapi dia agak takut sendirian, jadi dia ingin Unno datang ke rumahnya
dan menemaninya.
Selesai bertelponan, Unno mengambil pistol yang disimpannya di
brangkas. Dan bersiap untuk melakukan aksinya.
@@@
Detektif Kaneba tidak bisa menghubungi Hisui, jadi diapun menelpon
ke nomor Makoto. Dia menanyai, dimana Hisui. Dan Makoto menjawab bahwa barusan
Hisui pergi dan berkata kalau dia akan
bertindak sendirian.
“Katakan padannya saat sudah bisa dihubungi. Tekanannya semakin
besar. Unno punya koneksi dengan petinggi Eiji. Kita tak boleh bergerak di permukaan.
Paham? Jangan biarkan dia melakukan hal sembrono,” kata Detektif Kaneba,
menjelaskan.
@@@