REVIEW J- MOVIE : Umeko Tsuda Osatsu ni Natta Ryugakusei

 


Movie jepang berjudul Umeko Tsuda Osatsu ni Natta Ryugakusei merupakan movie yang di produksi oleh TV Asahi, yang tayang pada tanggal 05 Maret 2022.

Menurutku pribadi, Movie ini sih bagus dan boleh coba kalian tonton kalau kalian suka dengan film- film tentang tokoh- tokoh sejarah gitu. Tapi ini bukan tokoh sejarah indonesia ya, melainkan ini adalah tentang seorang tokoh sejarah di Jepang. Jadi kalau suka nonton, kalau gak suka, yah gak usah ditonton sih.



Movie ini bercerita tentang seorang perempuan bernama Tsuda Ume atau Umeko Tsuda. Awal movie ini dimulai dengan narasi dari Ume, Showa Musim Tahun 4, Musim Panas Tahun 1929. Dia mengingat kenangan- kenangan nya dulu, mengenai perjalanannya.

Pada Meiji Tahun 4, Musim Gugur Tahun 1871, Ume yang masih berusia 6 tahun didaftarkan oleh Ayahnya, Tsuda Sen, dalam program pendidikan wanita Jepang ke luar negeri. Dan Ume menjadi salah satu perempuan pertama yang belajar di luar negeri.


Saat itu, di Jepang masih belum ada sekolah yang bisa mendidik perempuan hingga pendidikan tinggi. Dan agar dapat membentuk laki- laki yang unggul, diperlukan Ibu yang kompeten dalam mendidik. Ini adalah gagasan dari Komisi Pembangunan Hokkaido. Makanya, Pemerintah Meiji memutuskan untuk memberangkatkan pelajar perempuan ke luar negeri.

Selain dari Ume, ada 4 perempuan lain yang juga diberangkatkan keluar negeri, bersama dengan nya. Namun dari 5 orang yang pergi ke Amerika, hanya 3 orang yang bertahan untuk tinggal disana, salah satunya Ume. 2 orang lagi pulang ke Jepang. Alasan Ume bertahan dan tinggal disana, adalah karena perkataan Ayahnya, Tsuda Sen, ‘Jangan lupa kalau negara menaruh harapan besar padamu’.

Pada Meiji Tahun 5, Musim Gugur, Tahun 1872. Di Amerika, Ume di percayakan (seperti diadopsi gitu kayaknya) dan dibesarkan oleh keluarga Ranmann. Kemudian 11 tahun kemudian, dia dan temannya, menyelesaikan program pendidikan mereka dan pulang ke Jepang.

Awalnya Ume pulang dengan penuh harapan dan impian yang cukup besar. Yaitu menjadi berguna untuk negara, bisa mendirikan sekolah bahasa Inggris untuk perempuan agar semua perempuan bisa belajar. Namun kenyataannya, tidak semudah dan tidak seindah seperti yang telah dibayangkan ataupun direncanakan. Karena di Jepang, status wanita tidak setara dengan status pria. Status wanita itu lebih rendah. (Ini yang ku tanggap dari Movie ini ya. Ini murni pendapatku .. haha .. maaf kalau ada yang salah).


Dalam Movie ini, ada saat dimana Ume tampak merasa tidak berdaya dan merasa seperti kehilangan arah. Dia sampai bertanya kepada kedua temannya, “kenapa kita harus belajar selama 11 tahun?”


Proses perjalanan Ume ini tidak mudah. Awal dia mengajar sebagai guru, gaji yang diterimanya itu tidak tinggi. Untuk pengajar asing, gaji yang diberikan lebih tinggi. Kepadahal dia dan pengajar asing, melakukan pekerjaan yang sama. Kemudian, dua temannya satu persatu mulai menikah, hal ini membuat Ume merasa semakin jauh dengan impiannya. Mungkin menurutnya, setelah mereka berdua menikah, maka mereka berdua pasti akan lebih fokus kepada keluarga masing- masing. Tapi memang pada kenyataannya, disaat itu, wanita yang belum menikah, sulit untuk menjalani hidup.

Setelah melewati semua ini, perlahan- lahan Ume menjadi lebih dewasa. Awalnya dia mengajar dan ingin melakukan ini itu, semuanya demi membalas budi kepada negara yang telah membiayainya belajar keluar negeri. Walaupun saat itu, pemikirannya dan pemikiran negara berbeda. Impian Ume adalah mengajar para perempuan supaya mereka menjadi mandiri dan bisa menghasilkan uang sendiri, tapi negara bermaksud untuk mengajar dan membentuk seorang calon Ibu yang baik.


Diakhir Movie, Ume memutuskan untuk melanjutkan belajar diluar negeri, tapi kali ini dia belajar untuk dirinya sendiri. Karena ada sesuatu yang ingin dia pelajari, hal yang belum pernah dilakukan wanita Jepang. Ketika kedua orang tua Ume mengetahui pemikirkan Ume ini, mereka berdua mendukung keputusan Ume.

Ume mengabdikan dirinya dalam penelitian biologi selama 3 tahun. Lalu setelah berumur 36 tahun, dia membuka sekolah kejuruan bagi perempuan untuk pertama kalinya di Jepang.


“Kita sendirilah yang menentukan hidup kita.” Ini adalah perkataan Ume yang menurutku, benar dan luar biasa.



Dari review yang lumayan detail ini (hampir jadi spoiler mungkin yaa .. hahah .. ), kalau kalian tertarik untuk menonton, silahkan di tonton. Jika tidak, ya sudah jangan di tonton. Hahah .. Oh ya, tapi dibilang lumayan detail, juga tidak detail banget sih yang ku tulis ini. Lebih detail dan lebih seru nya lagi, kalian tonton sendiri yaa.

Post a Comment

Previous Post Next Post