Sinopsis Doctor Cha Episode 7

 

Sinopsis Doctor Cha Episode 7



Roy udah mau memberitahu Jeong Suk mengenai perselingkuhan suami Jeong Suk, eh, tapi mendadak Ny. Kwak muncul. Jeong Suk pun langsung mengenalkan Roy dan mengingatkan juga kalau Roy yang waktu itu mengoperasinya. Dia mengatakan itu agar Ny. Kwak nggak berpikir macam-macam. Dan benar aja, begitu Roy pamit pergi, Ny. Kwak langsung menasehati Jeong Suk untuk lebih berhati-hati dalam bertindak agar tidak merusak nama baik In Ho.



Saat keduanya sampai di rumah, I Rang lagi berlutut di depan In Ho. Hanya melihat itu, Jeong Suk udah bisa tau apa yang terjadi. In Ho sangat marah karena sudah dibohongi, tidak hanya oleh I Rang tapi juga Jeong Suk. Jeong Suk selama ini tau kalau I Rang ingin masuk ke universitas seni dan membantunya diam-diam di belakang In Ho. Suara In Ho udah makin keras dan menyuruh I Rang untuk tidak hanya diam tapi katakan padanya. Dengan berani, I Rang menjawab kalau dari dulu, dia sudah bilang ingin masuk seni, tapi Ayahnya tidak pernah mendengarkan. Semuanya sudah diputuskan oleh In Ho sendiri.



Jawaban itu membuat In Ho makin marah. Dia langsung memasukkan semua sertifikat seni hingga peralatan seni I Rang ke dalam tong sampah. I Rang sangat marah dan sedih karena semua kerja kerasnya dianggap sebagai sampah oleh ayahnya. Jeong Suk dan Ny. Kwak berusaha menghentikannya, tapi percuma. In Ho tetap membuangnya ke tong sampah di depan kompleks.


Jeong Suk nggak tahan lagi. Akhirnya, dia bertengkar dengan In Ho. Dia marah karena In Ho tidak mau mendukung apa yang diinginkan anak mereka dan malah mengatur jalan yang harus anak-anaknya tempuh. Apa di dalam pikirannya hanya ada dokter?! Eh, In Ho malah menyuruh Jeong Suk untuk berhenti bekerja jika ingin I Rang masuk universitas seni. Wah, kelewatan. Jeong Suk jelas menolak. Dia tidak akan berhenti dan akan tetap mendukung I Rang masuk sekolah seni.


In Ho kelihatan sekali meremehkan Jeong Suk. Dia menyetujui apa maunya Jeong Suk, tapi dengan syarat jangan pernah menggunakan uangnya untuk mendukung I Rang. Dibilang kayak gitu, Jeong Suk makin berapi-api. Dia akan menyekolahkan I Rang dengan uangnya sendiri!!



Setelah mengatakan itu, Jeong Suk langsung ke tong sampah depan komplek untuk memungut kembali apa yang dibuang In Ho tadi. Satpam komplek yang melihat Jeong Suk kesusahan mengambil barang yang ada di tong sampah, meminjamkannya tangga pendek. Tentu Jeong Suk sangat berterimakasih.


Setelah mendapatkan kembali semua barang-barang I Rang, Jeong Suk mulai merapikannya seperti semula dan melakban semua sertifikat yang I Rang dapatkan dan di robek oleh In Ho. Setelah selesai, Jeong Suk pergi menemui In Ho lagi. Kali ini, dia ingin membahas hal yang membebani pikirannya, yaitu : Eun Seok, anak Seung Hi, adalah teman I Rang. Untuk masalah ini, In Ho benar-benar tidak tau. Dan mengenai masalah gelang, Jeong Suk nggak berani bertanya.


Setelah dari In Ho, Jeong Suk ke kamar I Rang untuk mengembalikan semua barang I Rang. I Rang masih sangat kecewa karena ayahnya memperlakukan semua karyanya seperti sampah. Jeong Suk dengan tenang, memberitahu kalau dia akan memastikan I Rang bisa mengambil jurusan yang diinginkannya. Dia akan menepati janjinya untuk berada di pihak I Rang. Jeong Suk juga minta maaf karena selama ini berbohong kepada In Ho sehingga I Rang harus menyembunyikan mimpinya.

Ucapan Jeong Suk malah membuat I Rang jadi kesal. Dia merasa kalau Ibunya terlalu naif. Soalnya, uang yang dibutuhkan untuk persiapan masuk ke kelas seni sangat banyak dan dia tau Ibunya tidak punya uang sebanyak itu. Untuk biaya kelas persiapan saja mencapai 12 juta won, belum lagi konsultasi dan portofolio. Totalnya bisa 20 hingga 30 juta won.


Sementara itu, si pria yang sudah menyakiti hati anaknya, malah pergi menemui selingkuhannya. Seung Hi tentu senang karena tumben sekali In Ho datang menemuinya di larut malam. Rasa senang bertukar menjadi kesal karena kedatangan In Ho untuk menanyakan kenapa Eun Seo berteman dengan I Rang.

--


Esok harinya, Jeong Suk langsung pergi ke mall untuk menjual satu-satunya tas branded yang dimilikinya untuk mengumpulkan biaya kuliah I Rang. Hm, dan tetap saja uangnya tidak mencukupi.




Sementara itu, beberapa hari berlalu dan Ny. Kwak sudah menyelesaikan operasi kanker tiroidnya. Disisi lain, Jeong Suk akhirnya bertanya juga ke Seung Hi mengenai gelangnya. Tanpa bersalah, Seung Hi menjawab kalau gelang itu dibelikan oleh suaminya. Jeong Suk nggak curiga sama sekali dan lebih terkejut karena Seung Hi ternyata sudah punya suami.


Seung Hi sebenarnya agak kesal ketika Jeong Suk menanyakan masalah gelangnya. Dia teringat pertengkarannya dengan Eun Seo tempo hari. Ternyata saat mereka bertengkar itu, Eun Seo memberitahu kalau teman yang Seung Hi lihat bersamanya, itu bukan temannya, melainkan saudarinya. Dia berteman dengan anak Seo In Ho. Dia juga ke rumah mereka dan melihat kehidupan ayahnya bersama ‘wanita itu’.  Eun Seo sangat marah soalnya Ibunya merayu pria beristri, berselingkuh dan melahirkan anaknya!


Seung Hi nggak mau di salahkan dan membela diri kalau dia berusaha memberikan yang terbaik bagi Eun Seo. Karena itu, dia tinggal di Amerika selama 15 tahun dan berbohong ke Eun Seo kalau mereka bercerai. Dia berusaha sekuat tenaga membesarkan Eun Seo tanpa trauma mendalam. Namun, usahanya sia-sia bagi Eun Seo. Bagi Eun Seo sendiri, dia sudah hancur berantakan.

“Kau tidak tau yang sebenarnya. Ibu yang lebih dahulu. Ayah dan Ibu saling menyukai lebih dahulu.”

“Ibu dan Ayah lebih dulu? Lalu, kenapa hidup seperti ini?”

Kata-kata itu yang menjadi tamparan bagi Seung Hi. Dia ingin lepas secepatnya dari predikat ‘pelakor.’



Ny. Oh datang menjenguk Ny. Kwak. Dia membawakan makanan dan juga minuman jus yang semuanya dia buat sendiri. Ny. Kwak jelas terharu karena Ny. Oh begitu memperhatikannya. Jeong Suk saja heran dengan sikap Ibunya yang tidak membenci Ny. Oh. Ny. Oh jujur kalau dia tentu benci pada Ny. Kwak jika mengingat perlakuan Ny. Kwak saat Jeong Suk harus operasi dulu. Dia melakukan semua ini agar Jeong Suk bisa dapat karma baik.



Hari ini adalah jadwal konseling I Rang, tapi mendadak Jeong Suk malah ditugaskan jaga malam. Untungnya, Roy mendengar pembicaraannya di telepon dan langsung menawarkan diri untuk menggantikannya. Jeong Suk merasa nggak enak hati, tapi tetap berterimakasih atas bantuannya. Baru juga pergi, mendadak muncul Ny. Kwak. Dia berbisik meminta Roy agar memaklumi jika menantunya membuat kesalahan karena dia baru memulai lagi di usia tua.


Walau kelihatannya peduli dengan Jeong Suk, ternyata Ny. Kwak mencurigai sesuatu. Dia memberitahu kecurigaannya ke In Ho, kalau sepertinya, Roy menyukai Jeong Suk. Awalnya, In Ho merasa itu tidak mungkin tapi mengingat sikap Roy yang amat sensitif jika menyangkut Jeong Suk, In Ho jadi cemas juga.


Kembali ke Jeong Suk. Untunglah guru I Rang masih mau menunggu kedatangannya meskipun sudah larut. Guru malah bersyukur karna Jeong Suk tetap datang. Dia bisa memaklumi Jeong Suk karena dirinya sendiripun adalah Ibu yang bekerja. Dia juga menasehati Jeong Suk kalau mengenai hal seperti ini, Jeong Suk harus menepati janji meskipun datang telat.

I Rang nampaknya kesal karena Ibunya datang terlambat, tapi sepertinya dia bisa memaklumi. Sepertinya, luarnya nampak keras dan kasar, tapi hatinya rapuh.

--


Masih ingat dengan pasien hamil itu. Dia berada di bawah perawatan Roy. Hasil pemeriksaannya tidak begitu baik dan pasien harus sesegera mungkin melakukan operasi. Jika tidak, kankernya bisa semakin membesar dan menyerang pembuluh darah penting di lever. Dia tau sulit, tapi pilihan terbaiknya adalah pasien itu harus mengakhiri kehamilannya kemudian melakukan kemoterapi setelah operasi.


Ibu pasien tentu merasa berat mendengar diagnosis tersebut. Dia mengkhawatirkan keselamatan anaknya dan ingin anaknya merelakan bayi di kandungannya. Tapi, anaknya tidak mau. Dia bisa memahami Ibunya yang menganggapnya berharga, tapi baginya, anak di dalam kandungannya juga berharga. Dia akan melahirkan anaknya.

Ibunya tentu marah. Ditambah lagi, anaknya nggak mau memberitahu siapa ayah dari anak yang dikandungnya. Makanya, saat diam-diam memeriksa ponsel anaknya, dia terkejut melihat ada banyak foto anaknya dengan seorang aktor. Saat dia menanyakan ke anaknya, anaknya menyangkal bahwa aktor itu adalah ayah dari anaknya.

--


Jeong Suk lagi pusing dengan masalah uang untuk persiapan kuliah I Rang, eh, dia malah melihat So Ra datang dengan mobil baru yang mewah. So Ra baru membelinya dengan rekening pinjaman. Ckckck, saat tau itu, Jeong Suk langsung menilainya negatif. Ah, apa dia  juga bisa? Dia langsung menanyakannya ke So Ra, dan ternyata kalau dia belum pernah pinjaman, dia bisa mengajukan rekening pinjaman. Bisa sekitar 100 juta won.


Nggak buang waktu, Jeong Suk langsung ke bank.  Nggak dia duga, dari hasil pemeriksaan (kalau disini BI Checking), ternyata  namanya sudah pernah dipakai untuk mengajukan pinjaman senilai 450juta won dengan jaminan sebuah gedung di Gyeonggi-do.  Jeong Suk shock dong karena selama ini dia nggak tau ada gedung atas namanya. Setelah di ingat-ingat, dulu waktu sebelum dia operasi lever, Ny. Kwak pernah menyuruhnya untuk pergi membuat cap (atas nama Jeong Suk) di kantor distrik. Saat itu, mertuanya beralasan kalau dia butuh cap untuk membeli dan menjual barang agar bisa beli peralatan rumah tangga atas namanya (Jeong Suk). Mertuanya juga menyuruhnya memberikan satu cap-nya kepadanya untuk berjaga-jaga. (Wahhh, nggak benar. Ngutang pakai nama menantu).


Pegawai bank menanyakan Jeong Suk kembali, apa dia mau mengajukan pinjaman dengan agunan gedung itu atau nggak? Jeong Suk menolak. Dia akan membuat pinjaman kredit (dengan identitasnya sebagai dokter residen). Sebaliknya, dia ingin tau dimana alamat gedung atas namanya.

Begitu mendapatkan alamatnya, Jeong Suk langsung ke sana untuk memeriksa. Gedung atas namanya ternyata adalah sebuah café.  Dan untuk sekarang, Jeong Suk belum mempermasalahkannya.


Setelah mendapatkan pinjaman, Jeong Suk langsung memberitahu I Rang untuk nggak mengkhawatirkan masalah kuliahnya. Fokus saja pada persiapannya. Dan karena dia menentang keinginan ayahnya, jadi I Rang harus bisa mempertanggung jawabkan keputusannya. I Rang senang tapi tetap saja khawatir darimana Ibunya mendapatkan uang. Jeong Suk pun memberitahu kalau dia dapat pinjaman. Dia pasti senang kan karena punya Ibu yang bekerja.

--


Hari ini, dokter bedah melakukan konferensi lagi. Kali ini, mereka membahas kasus seorang pasien pria berusia 32 tahun yang menderita penyakit Crohn dan tampaknya menderita divertikulitis di kolon sigmoid nya. Peradangan makin parah dan pasien didiagnosis menderita panperitonitis, lalu menjalani operasi Hartmann pada tanggal 22 April di Busan. Karena masih muda, pasien ingin buang air besar secara normal melalui anus. Jadi, pasien berobat ke poliklinik bedah usus besar dan dubur untuk menjalani operasi pengembalikan kolostomi.



Selesai konferensi, So Ra meminta tolong Jung Min untuk mengambil ponselnya yang ketinggalan di asrama. Jeong Suk yang mendengar itu, tentu nggak senang dan langsung menawarkan diri untuk menggantikan Jung Min.


Saat sampai di asrama So Ra, Jeong Suk nggak bisa berhenti mengomel. Kamar So Ra amat sangat berantakan. Naluri Ibu Jeong Suk bangkit dan tanpa sadar dia malah merapikan kamar So Ra. Gegara itu, dia menemukan celana boxer pria. Yang lebih buat shock, dia menemukan jam tangan Jung Min. Jeong Suk yakin itu milik Jung Min karena di belakang jam tangan itu ada ukirannya : “Untuk putraku yang Ibu sayangi, Jung Min.”


Gledekkkk!!! Jeong Suk langsung membayangkan jika So Ra menjadi menantunya. Dia yakin So Ra akan menolak melakukan semua pekerjaan dengan alasan yang logis dan nggak akan bisa dia batah. Udah gitu, di tempat kerja, So Ra akan membentak-bentaknya jika melakukan kesalahan meskipun dia adalah Ibu mertuanya.


Sementara itu, Jung Min lagi makan siang dengan So Ra. So Ra sebenarnya mau membahas mengenai In Ho yang jalan dengan Seung Hi waktu itu, tapi nggak jadi. Hm, lebih tepatnya, dia nggak mau membuat kesalahpahaman.


Jeong Suk beneran khawatir dan menginterogasi So Ra mengenai pacarnya. Tapi, So Ra menolak memberitahu. Jung Min juga berbohong nggak ada pacar. Jeong Suk juga bertanya hanya untuk menenangkan hati karena nggak bisa menerima fakta kalau putra tercintanya pacaran dengan So Ra yang galak.



Setelah pertengkaran tempo hari, hari ini, In Ho dan Seung Hi udah makan malam bersama lagi. Ditengah makan, In Ho memberitahu Seung Hi kalau Roy tau perselingkuhan mereka dan itu menjengkelkan. Informasi itu langsung dimanfaatkan oleh Seung Hi. Esok harinya, dia sengaja mengajak Roy bicara dan memberitahu kalau dia nggak berniat putus dengan In Ho. Roy tertawa kecil karena Seung Hi tiba-tiba mengatakan hal seperti itu kepadanya.

“Lucu sekali. Untuk apa tiba-tiba kau membicarakan hal seperti itu kepadaku?”

“Karena tidak tau harus bilang ke siapa.”

“Kalau begitu, bicara dengan tembok saja,” jawab Roy (Mantappp!!).

“Kalau kau ingin beritahu dokter Cha soal kami, silakan.”

“Kau ingin aku merusak keluarga orang lain untukmu? Untuk kepentingan siapa aku melakukannya? Jangan memperalatku. Kupikir kau sedikit lebih baik daripada Profesor Seo. Aku benar-benar kecewa.”

--


Ditempat lain, Ny Kwak lagi asyik pacaran.

--



Hari ini, kegiatan In Ho akan diliput oleh kamera untuk mempromosikan departemen bedah. Karena diliput oleh media, In Ho melayani pasiennya dengan wajah tersenyum dan kata-kata manis. Nggak diduga, pasiennya malah mempertanyakan sikapnya yang sangat ramah dan jauh berbeda dengan hari biasanya. Wkwkwkw, ini mana mungkin bisa di liput.




Nggak apa-apa, masih ada liputan saat melakukan operasi. Dia melakukan operasi untuk pasien pria yang menderita penyakit Crohn. Operasinya cukup suit karna sepertinya sulit melakukan penyambungan. Eh, saat operasi sudah hampir selesai, bahu In Ho malah sakit lagi dan kali ini benar-benar nggak bisa digerakkan. Yahh, kameramen langsung menurunkan kamera karena ini jelas nggak bisa diliput.


Selesai operasi, In Ho menjelaskan hasilnya ke pasien tersebut. Hasilnya tidak begitu baik dan mereka membuatkan ileostomi sementara. Mereka harus melakukan operasi lagi. Pasien tersebut sangat berharap bisa melepaskan kantong stoma-nya, tapi In Ho juga nggak bisa menjanjikan apapun karena mereka masih harus melihat perkembangannya.



Karena liputan In Ho gagal total, terpaksa kepala departemen menunjuk dokter lain untuk diliput. Dan dokter yang di pilih adalah Roy. Dan hasil liputannya benar-benar bagus. In Ho yang melihat itu langsung kesal dan melampiaskannya ke Jung Min yang sedang menyampaikan laporan.

--


In Ho benar-benar menderita karena sakit bahunya. Dan dia harus mengurus dirinya sendiri. I Rang yang melihatnya saja, nggak peduli padanya. Dan lagi-lagi, In Ho menanyakan keputusannya. Dia tetap menginginkan I Rang mengikuti kemauannya. Belum juga mulai, In Ho udah bilang I Rang akan menyesal. Karena In Ho membahas hal ini, I Rang pun memberitahu kalau kakaknya, Jung Min, juga menyesali keputusannya setelah mengikuti kemauan ayahnya. Jung Min sebenarnya ingin belajar komunikasi dan menjadi produser acara hiburan. Tapi, Jung Min tidak pernah mengatakannya karena takut ditertawakan oleh Ayahnya. Dan sekarang, kakaknya terlihat menyesali keputusan tersebut.


Jung Min yang dibicarakan lagi lembur. Dan baru juga mau bermesraan dengan So Ra, istri pasien mendadak muncul. Istri pasien penyakit Crohn mengkhawatirkan kondisi suaminya yang tampak depresi setelah operasi. Suaminya terus bilang ingin mengakhiri hidup dan itu membuatnya takut. So Ra langsung berusaha menenangkannya kalau semua akan baik-baik saja.

Namun, itu tidak terjadi. Pasien tersebut depresi. Dia bilang ke Jeong Suk yang lagi merawatnya kalau 


dia ingin mengakhiri hidup. Dia juga udah naik ke atap dan ingin bunuh diri di rumah sakit. Ucapan pasien itu membuat Jeong Suk khawatir. Jeong Suk pun membicarakan ini ke So Ra dan menyarankan agar mereka kerja sama dengan departemen psikiatri. So Ra menyakinkan kalau pasien itu akan membaik.


Hari ini, Jeong Suk ikut operasi In Ho. Ditengah operasi, In Ho baru ingat kalau ada pertanyaan yang lupa dia tanyakan ke pasien. Untungnya, Jeong Suk ternyata sudah menanyakannya dulu. Hm, sikap In Ho ke Jeong Suk juga berubah. Dia jadi sedikit perhatian dan menyadari perubahan style rambut Jeong Suk. (Ah, setelah tau Roy melirik istrinya, dia baru perhatian. Ckckck).



Mari kita melihat sedikit pasien Crohn. Mertuanya hari ini datang berkunjung dan dengan sengaja menyuruh putri mereka pergi membelikan minuman. Ini supaya mereka bisa bicara hanya dengan menantu pria mereka. Kedua mertuanya ternyata baru tau kondisinya dan memohon padanya untuk menceraikan putri mereka. Mereka tidak bisa menerima putri mereka harus merawat suami yang sakit. Yang paling mereka nggak terima, menantunya menyembunyikan penyakitnya saat menikahi putri mereka. Dan penyakitnya bisa menurun, jadi mereka takut jika nanti anaknya hamil, cucu mereka juga bisa mengidap penyakit yang sama.


Perkatan mertuanya membuat si pasien makin depresi. Namun, di depan istrinya, dia nggak bisa memberitahu apa yang dikatakan oleh mertuanya. Sebaliknya, dia dengan sengaja meminta istrinya membelikan makanan di restoran langganan mereka.


Tidak lama setelah itu, Jeong Suk yang datang berkunjung menemukan surat bunuh diri si pasien. Nggak buang waktu, dia langsung menelpon 119. Dengan panik, Jeong Suk mencari keberadaan pasien dan teringat ucapannya saat itu, yang bilang naik ke atap. Dan benar saja, pasien tersebut ada di atap.



In Ho dan Roy yang baru dengar kalau Jeong Suk ada di atap dan membujuk pasien, langsung panik. Tapi, Jeong Suk malah memberi tanda agar tidak mendekat. Jeong Suk dengan lembut membujuk pasien untuk turun. Kirain pasien akhirnya mengerti, tapi ternyata pasien tetap saja melompat dan refleks, Jeong Suk menahannya sehingga ikut terjatuh. In Ho dan Roy langsung histeris.



Untunglah, 119 sudah datang dan menggelar matras angin dibawah sehingga Jeong Suk dan pasien selamat. In Ho dan Roy beneran lega hingga tidak sadar keduanya langsung berpelukan. Saat sadar, mereka malah adu lari untuk sampai duluan di bawah. In Ho langsung memarahi Jeong Suk karena sudah bertindak seperti tadi. Eh, Roy malah memeluk Jeong Suk.

Para pasien dan dokter adalah saksi tingkat aneh mereka bertiga. Ah, ada satu lagi, Jung Min.

 

 

 

 

 

 

Post a Comment

Previous Post Next Post