Sinopsis Doctor Cha Episode 6

 

Sinopsis Doctor Cha Episode 6



Padahal sebelumnya, Jeong Suk selalu di ejek dan ditertawakan karena usianya yang sudah tua, tapi begitu dia mendapat dukungan dari tn. Oh, semua orang langsung bersikap baik dan memujinya. Hanya dua orang yang tetap membencinya dan ingin dia berhenti : In Ho dan Seung Hi. Seolah nggak mau Jeong Suk berubah pikiran, begitu acara selesai, In Ho langsung mengajak Jeong Suk bicara empat mata. Dia bahkan menawarkan diri untuk membantu Jeong Suk menyampaikan pengunduran dirinya. Saat tau Jeong Suk berubah pikiran, In Ho langsung marah-marah dan membawa alasan ‘demi kebaikan keluarga.’ Jeong Suk sampai heran melihat suaminya yang begitu ingin dia berhenti.

In Ho udah pusing dengan masalah Jeong Suk yang batal berhenti dan sekarang dia harus menghadapi kemarahan Seung Hi.


Jeong Suk juga nggak peduli dengan In Ho dan tetap fokus mengurus pasien. Dia tidak akan berhenti. Keputusannya udah bulat. Kondisi Ny. Jang (napi wanita itu) tiba-tiba memburuk. Polisi yang bertugas memberitahu Jeong Suk kalau Ny. Jang sudah mendapatkan penundaan eksekusi, yang artinya, Ny. Jang bisa pulang. Namun, Ny. Jang tidak punya tujuan dan tidak punya keluarga.


Jeong Suk semakin merasa kasihan dengan Ny. Jang. Dia masih terus berusaha membujuk agar Ny. Jang mau menerima pengobatan. Pada akhirnya, Ny. Jang mulai membuka hati pada Jeong Suk dan bercerita mengenai keluarganya. Ny. Jang bercerita kalau dia punya seorang putri yang sangat pintar dan masuk Fakultas Kedokteran. Tapi, dia udah nggak tau lagi dimana keberadaan dan bagaimana kabar putrinya tersebut. Dia merindukan putrinya tersebut.



Setelah mendengar ceritanya, Jeong Suk ingin membantu dengan mencari tau putri Ny. Jang. Dia minta bantuan ke Mi Hee yang punya relasi luas dan kenal banyak orang di asosiasi medis. Dia meminta Mi Hee membantunya mencaritau apa ada dokter yang bernama Han Yeong Long. Mi hee menolak karena dia bukan detektif swasta, tapi dokter. Ah, tapi pada akhirnya, Mi Hee tetap mau membantu Jeong Suk kok. Tentu tidak gratis. Dia ingin Jeong Suk memperkenalkannya ke dokter Roy Kim. Pertemukan mereka secara alami dan sesegera mungkin. Mi Hee jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Roy dan kesal karena Jeong Suk nggak memberitahu kalau ada dokter setampan itu di RS Univ. Gusan. Sudah bisa ditebak, Jeong Suk langsung setuju.

--


Sepertinya, ikatan takdir Ny. Oh dengan Ny. Kwak amat dekat ya sebagai besan. Kemarin, mereka ketemu di klinik kecantikan Mi Hee. Sekarang, mereka ketemu saat mau melakukan MCU di RS Univ. Gusan.  Dan seperti biasanya, Ny. Kwak bersikap amat sombong mentang-mentang dia tahun lalu sudah melakukan Mcu. Dia sok menasehati Ny. Oh untuk memperhatikan semua ucapannya karena Jeong Suk dan In Ho bekerja di RS ini.


Setelah sok menasehati, pada akhirnya malah Ny. Kwak yang nggak bisa memperhatikan ucapannya. Kebetulan, Ny. Oh dan Ny. Kwak berada di ruang pemeriksaan yang sama. Dan Ny. Kwak ternyata terkena efek bius sehingga dia melantur memanggil ‘sayang… sayang’ dan berhalusinasi lagi makan di restoran mewah dengan kekasih gelap-nya. Ny. Oh yang mendengarnya sampai panik dan membekap mulutnya agar berhenti bicara omong kosong. Selain panik, dia juga kaget karena Ny. Kwak benar-benar punya kekasih.

--



Hari ini, Seung Hi dan putrinya Eun Seo  pergi ke pemakaman. Ayah Seung Hi sudah meninggal. Seperti yang sudah kita tau, hubungan Seung Hi dan keluarganya tidak baik karena kehamilan Seung Hi dulu sehingga dia di usir. Di pemakaman itu mereka malah bertengkar. Seung Hi nggak terima direndahkan dan mengingatkan kalau dia lebih hebat daripada kakaknya sejak dulu. Kakak iparnya juga nggak terima Seung Hi memarahi suaminya dengan kasar dan memberitahu bahwa nama Seung Hi masih dipertahankan di Kartu Keluarga mereka karena suaminya yang membujuk ayah. Makanya, Seung Hi masih akan mendapatkan pembagian harga warisan.



Pertengkaran semakin sengit. Melihat Ibunya berdebat sendiri dengan keluarganya, Eun Seo ikut bicara membantu Ibunya. Hm, sepertinya, setelah melihat Ibunya di perlakukan seperti itu karena memilih melahirkannya, Eun Seo menjadi berada di pihak Ibunya.

--


Berdasarkan informasi dari Mi Hee, Jeong Suk akhirnya menemukan anak Ny. Jang yang sudah menjadi dokter dan membuka klinik sendiri di daerah Gangnam. Putrinya juga menikah dengan pria kaya dan punya dua anak. Dia masih memakai nama aslinya yaitu Han Yeong Long dan merupakan dokter spesialis penyakit dalam. Saat tau tujuan Jeong Suk untuk mempertemukannya dengan Ibunya, dr. Han langsung menolak dengan alasan sudah melupakan segala hal tentang Ibunya. Dia juga menolak untuk menerima Ibunya kembali dan dengan dingin bilang kalau ada organisasi yang akan membantu mereka yang tidak punya keluarga dan tempat tinggal.

“Apa kau tidak bisa memahami Ibumu?” tanya Jeong Suk, masih berusaha membujuk.




Flashback

Ny. Jang sudah nggak tahan dengan KDRT suaminya dan berniat membunuh suaminya dengan mencampurkan obat ke dalam minumannya. Tapi, hati kecilnya tidak sanggup melihat hal tersebut. dr. Han yang saat itu masih kecil, sempat melihat gelagat aneh Ibunya dan bubuk racun tersebut. Saat dia bertanya mengenai bubuk tersebut, Ny. Jang berbohong kalau itu adalah obat.

Tapi, dr. Han bukan anak yang bodoh. Dia sangat pintar dan tau itu bubuk racun. Tanpa sepengetahuan Ny. Jang, dr. Han mengambil bubuk racun tersebut dan diam-diam mencampurkannya ke sup yang di makan ayahnya.

End


Yang membunuh ayahnya bukanlah Ny. Jang tapi dr. Han. Dia melakukannya karena ingin bebas dari hidup yang menyiksa tersebut. Ibunya yang tau perbuatannya, malah mengaku sebagai pelakunya. Makanya, dr. Han malu untuk bertemu Ibunya. Anak yang dilahirkan secara susah payah malah menjadikannya seperti ini.

“Ibumu… pasti akan mengerti. Kau pasti tau karena kau juga seorang Ibu,” ujar Jeong Suk.

Ujarannya tersebut membuat tangis dr. Han semakin deras. Dia benar-benar menyesali perbuatannya.

--


Hari ini Ny. Oh datang ke rumah sakit untuk mengetahui hasil MCU-nya dan orang yang bertanggung jawab untuk membacakan serta menjelaskan hasilnya adalah Seung Hi. Hasil pemeriksaan kesehatan Ny. Oh sangat bagus. Dan mengenai tahi lalat di punggung yang Ny. Oh khawatirkan, setelah dilakukan biopsi, hasilnya jinak, jadi tidak perlu khawatir. Ny. Oh sangat lega karena itu bukan kanker.



Berbanding terbalik dengan Ny. Oh, hasil pemeriksaan Ny. Kwak tidak begitu baik. Dia menderita kanker tiroid dan harus dioperasi. Jeong Suk menjelaskan padanya kalau kanker jenis itu adalah yang paling umum di temui dan mudah di obati. Ny. Kwak langsung ngamuk dan menganggap Jeong Suk terlalu meremehkan segala sesuatu yang berhubungan dengannya. Eh, anak satu-satunya, In Ho, malah mendukung Jeong Suk dan itu membuatnya semakin kesal.

Bukan hanya anak dan menantunya, kedua cucunya pun tidak begitu peduli padanya. Saat dia memberitahu penyakitnya, Jung Min langsung bilang kalau itu bukan apa-apa, tinggal di operasi dan minum obat hormon saja.

(Inilah yang dinamakan karma. Dulu, dia nggak peduli saat Jeong Suk sakit. Bahkan, walaupun itu udah menyangkut hidup mati Jeong Suk, dia tetap saja acuh. Dan sekarang, dia sakit hati karena nggak ada yang menunjukkan kepedulian padanya).


Orang terakhir yang bisa dia minta kepedulian adalah pacar-nya, Prof. Park. Hm, tapi sepertinya Prof. Park punya motif tersembunyi mendekati Ny. Kwak. Padahal Ny. Kwak baru saja menceritakan penyakitnya, tapi Prof. Park malah menawarkannya untuk investasi.


Dan dengan bodohnya, Ny. Kwak langsung pergi ke bank untuk mengajukan pinjaman sebesar 1.18 miliar won demi investari dengan prof. Park. Jaminan yang dia gadaikan adalah sebuah gedung. Dan gedung itu atas nama Cha Jeong Suk, menantunya. Pihak bank tentu tidak bisa memberikannya pinjaman dengan gedung atas nama orang lain, bukan nama sendiri. Walaupun Ny. Kwak beralasan demi pajak dsb dan bahwa itu gedung itu dulu atas namanya, pihak bank tetap tidak bisa memberikannya. Jika mau, Ny. Kwak harus datang bersama menantunya untuk mengajukan pinjaman.


Tentu saja, Ny. Kwak tidak bisa melakukannya. Dia pulang dengan tangan kosong sambil ngedumel kesal. Dia nggak bisa membawa Jeong Suk ke bank karena Jeong Suk nggak tau kalau gedung tersebut sudah diubah kepemilikannya menjadi atas namanya. (Ah, aku yakin kalau ayah mertua Jeong Suk – mendiang suami Ny. Kwak – yang memberikan gedung itu untuk Jeong Suk. Tapi, Ny. Kwak merahasiakannya karena tidak mau memberikannya ke Jeong Suk).

--


Hari ini, Jeong Suk menjalani sidang disiplin atas kasus kelalaian karena sudah membuat Ny. Jang kabur. Dia diberikan kesempatan untuk menjelaskan. Jadi, Jeong Suk pun menceritakan dengan jujur kenapa Ny. Jang bisa tidak diawasi petugas dan kenapa bisa lepas dari pengawasannya karna saat itu Seung Hi memanggilnya dan memberikan tugas. In Ho yang ikut dalam sidang, nggak suka nama Seung Hi dilibatkan dan menuduh Jeong Suk menyalahkan Seung Hi. Dengan tenang, Jeong Suk bahwa dia tidak menyalahkannya dan sadar akan kelalaiannya.



Setelah Jeong Suk memberikan penjelasan, dia pun di minta keluar dan tinggal menunggu keputusan. Direktur RS sudah memutuskan hanya akan menghukum Jeong Suk dengan potongan gaji selama 3 bulan. In Ho nggak setuju dan terus saja memojokkan Jeong Suk biar diberhentikan. Roy Kim nggak setuju dan mengingatkan bahwa pasien kan kembali tanpa terluka, ditambah lagi mereka harus ingat dengan sumbangan tn. Oh. Direktur RS sudah memutuskan bahwa hukuman Jeong Suk hanya potongan gaji! Kepala departemen bedah lain pun setuju dengan keputusan direktur, jadi In Ho nggak bisa berkutik.



Sementara itu, dr. Han akhirnya mau bertemu dengan Ibunya setelah di bujuk oleh Jeong Suk. Keduanya saling menangis begitu bertemu untuk meluapkan rasa rindu masing-masing. Hal tersebut benar-benar menyentuh hati Jeong Suk sekaligus membuatnya lega karena Ny. Jang bisa bertemu kembali dengan putrinya.


Selesai Ny. Jang, sekarang Jeong Suk mendapat pasien baru, seorang gadis usia 20 tahun yang sedang hamil besar dan ditemukan ada tumor. Pasien tersebut menolak melakukan operasi sekarang dan ingin menunggu hingga kandungannya cukup besar dan bisa melahirkan bayi-nya. Berbeda dengan keinginan pasien, orang tua pasien tidak ingin anaknya mempertahankan bayi tersebut. Alasannya karena putrinya hamil diluar nikah dan tidak mau memberitahu siapa ayah dari bayi yang dikandungnya. Makanya, ayah pasien memohon ke Jeong Suk, saat bayi tersebut lahir, katakan kepada putrinya bahwa bayinya meninggal, setelah itu mereka akan menyerahkan bayi itu untuk diadopsi. Jeong Suk tentu menolak permintaan tersebut karena itu bukan ranahnya dan menyuruh ayah pasien untuk membicarakan ini ke putrinya.


Masalah pasien ini udah di dengar sama So Ra dan benar-benar membuatnya kesal. Lagi kesal begitu, dia masih sempat-sempatnya meminta Jung Min membuka tutup botol minumannya. Melihat itu, Jeong Suk jadi semakin nggak menyukai So Ra.


Pasien hamil tersebut berpas-pasan dengan Jeong Suk dan menanyakan pendapatnya mengenai apakah bayi nya seharusnya diserahkan untuk diadopsi? Jeong Suk menggeleng kepala. Dia nggak bisa bilang apapun, hanya saja setaunya, dia akan menjalani kehidupan yang sangat berbeda. Pasien itu menjawab dengan riang kalau dia juga tau itu dan sudah mempertimbangkannya.


Pembicaraan itu kedengeran sama Seung Hi. Begitu pasien itu pergi, dia langsung memarahi Jeong Suk untuk jangan bicara sembaragan seolah mengerti susahnya membesarkan anak seorang diri. Selama ini Jeong Suk hidup senang bersama suami dan keluarganya, jadi dia nggak akan paham kesulitannya. Jeong Suk menjawab tenang kalau dia mengatakan demikian ke pasien karena paham kesulitan sebagai sesama Ibu. Bukankah Seung Hi juga mengerti karena punya putri?


“Kau mencari tau tentangku?” tanya Seung Hi, menuduh.

“Apa maksudmu? Aku kebetulan mendengar kau bicara dengan putrimu lewat telepon.”


Selesai Jeong Suk menjawab pertanyaan tersebut, dia akhirnya melihat gelang yang dikenakan oleh Seung Hi. Seung Hi menyadari hal itu dan dengan sengaja langsung menarik lengan jasnya dan melipat tangan untuk menunjukkan lebih jelas kalau dia memakai gelang tersebut. Hal ini membuat Jeong Suk menjadi kepikiran, namun, dia masih tetap positive thinking kalau gelang itu mungkin kebetulan sama.



Huft. Benar-benar menyebalkan karena drama perselingkuhan Seung Hi dan In Ho masih terus berlanjut. Padahal, beberapa hari yang lalu mereka baru saja bertengkar hebat karena Jeong Suk tidak jadi resign, tapi sekarang mereka sudah bertemu lagi untuk dinner bersama. Ditengah makan, Seung Hi mulai membahas pasien yang hamil itu karena itu membuatnya teringat pada dirinya dulu, saat ayahnya menyuruhnya untuk membiarkan Eun Seo di adopsi. Bagi ayahnya, Eun Seo telah menghancurkan hidupnya.


Mendengar pembahasan Eun Seo, In Ho memuji Seung Hi yang begitu luar biasa dan bersyukur karena Seung Hi tetap mempertahankan Eun Seo. Ucapan itu diragukan oleh Seung Hi karena dia ingat betapa pucatnya wajah In Ho saat dia sedang hamil Eun Seo. Dia juga bisa melihat In Ho berusaha bahagia setiap bertemu dengan Eun Seo. Dasar bajingan, In Ho malah menjawab kalau sepanjang hidupnya, wajahnya selalu pucat saat mendapat kabar ada yang hamil anaknya. Jadi, bukan hanya mengenai Eun Seo.


Ucapan itu ternyata menenangkan Seung Hi. Dia pun mengajak In Ho untuk mampir ke hotel. Tujuannya? Yah kita pasti taulah. Tapi, dia jadi kesal karena In Ho tidak mau ‘tidur’ bersamanya. In Ho dengan berat hati menjelaskan masalahnya. Rambutnya mengalami kerontokan parah di bagian ubun-ubun, jadi sekarang dia sedang mengonsumsi obat. Dan efek dari obat itu, ‘itu’ nya tidak bereaksi. Saat tau itu masalahnya, Seung Hi langsung tertawa keras. Kemarahannya pada In Ho hilang dan dia pun menghiburnya karena itu hanya efek samping obat dan sebulan juga udah sembuh.



Saat pergi dari hotel, keduanya tidak sadar kalau ada dua orang yang meng-gap mereka yaitu : So Ra dan Roy Kim. Tapi, ini bukan pertama kalinya Roy melihat In Ho dan Seung Hi jalan berdua. Ini adalah kedua kalinya Roy melihat keduanya.


Selagi suaminya lagi selingkuh, Jeong Suk lagi kerja keras di rumah sakit. Hatinya udah bimbang dengan gelang yang sama dipakai oleh Seung Hi, tapi semua itu langsung hilang karena salah seorang koleganya memakai gelang yang sama juga. Ah, gelang ini pasti sedang populer.

--


Setelah memikirkannya semalaman, Roy Kim merasa kalau dia nggak bisa terus berpura-pura nggak tau. Hati kecilnya nggak terima melihat pasien sekaligus rekan kerjanya di tipu oleh In Ho. Makanya, dia dengan berani menyuruh In Ho untuk berhenti membohongi Jeong Suk mengenai hubungannya dengan Seung Hi. Dia melihatnya.


Dasar tidak tau malu, dengan masih beraninya, In Ho menjawab kalau dia tidak mengerti maksud Roy Kim. Dia juga menyuruh Roy Kim untuk berhenti ikut campur dalam urusannya jika tidak mau menimbulkan kesalahpahaman.



Meski sok berani tapi seolah penyelingkuh tetap saja hanyalah seorang pengecut. Dia takut akan reputasi dan citranya yang akan hancur jika hal ini ketahuan, makanya, dia semakin ingin membuat Jeong Suk berhenti. Dia yang adalah atasan memperlakukan Jeong Suk dengan semena-mena gegara Jeong Suk adalah bawahannya padahal Jeong Suk adalah istri sah-nya. Nggak ada angin dan hujan, tiba-tiba saja dia memarahi In Ho memarahi Jeong Suk dengan kasar di hadapan semua residen dan perawat. Dia juga mengeluarkan perintah yang melarang Jeong Suk untuk masuk ruang operasi dan berkeliling menangani pasien. Jung Min sampai terkejut melihat perlakuan ayahnya pada ibunya.


Makanya, pas udah pulang ke rumah, Jeong Suk langsung protes ke In Ho atas perlakuannya. Apa In Ho sengaja mempermalukannya agar dia berhenti kerja? In Ho dengan sombong membatah dugaan Jeong Suk. Dia beralasan kalau dia hanya tidak suka memberikan pekerjaan kepada orang yang tidak kompeten. Perlakuannya itu adil dan rasional. HAHAHAHA. Alasan yang sangat mengada-ada. Jeong Suk langsung menegaskan kalau dia tidak akan menyerah seperti 20 tahun lalu meskipun diperlakukan seperti istri yang bodoh dan nggak tau apa-apa?!


In Ho langsung berteriak mengiyakan kalau dia ingin Jeong Suk berhenti. Dia merasa tersiksa melihat wajah Jeong Suk terus menerus di RS. Dan dia malah menyalahkan Jeong Suk yang semena-mena dan tidak pernah memikirkannya.

“Aku sengaja tidak memikirkan bagaimana posisimu. Aku ingin mengutamakan diriku mulai sekarang. Aku baru menemukan kehidupan lain di luar rumah ini. Aku tidak bisa berhenti lagi sekarang! Ini kesempatan terakhirku, sayang,” tegas Jeong Suk. “Tolong… biarkan aku terus menjalaninya. Kau takkan ku minta membuka jalan atau memegang tanganku. Biarkan… aku terus menjalaninya.”


In Ho tidak mengiyakan. Besoknya, dia terus memperlakukan Jeong Suk demikian. Melarang Jeong Suk untuk melakukan apapun. Untunglah ada Roy yang menghibur Jeong Suk. Jeong Suk membahas saat Roy menyuruhnya berhenti waktu itu. Roy sengaja mengatakannya karena dia yakin Jeong Suk tidak akan menyerah dan tetap bekerja. Entah apa yang dipikirkan Roy, dia mengajak Jeong Suk untuk berteman. Dia bahkan memanggil Jeong Suk, noona. Dan itu benar-benar menghibur Jeong Suk. Roy juga mengajak Jeong Suk untuk ikut olahraga bersamanya, lari marathon.

Hm, Jeong Suk langsung teringat dengan janjinya pada Mi Hee dan meminta izin Roy untuk mengajak temannya. Tentu saja, Roy mengiyakan.


Hari minggu, sesuai yang dikaatakan, Jeong Suk mengajak Mi Hee untuk lari marathon. Hanya dari gelagat Mi Hee, Roy udah bisa tau kalau Mi Hee mencoba merayunya. Hihihi.


Sementara itu, di rumah sakit, In Ho sedang melakukan operasi. Dan sepertinya dia sedang karma karena memperlakukan Jeong Suk dengan tidak adil. Saat sedang operasi, dia melukai tulang bahu nya. Ada bunyi ‘gretek’ gitu. Ini bukan hanya terkilir. Dan benar saja, saat dia memeriksakannya ke dokter tulang, ternyata itu capsulitis perekat. Sederhanya, bahu beku.

Dokter menjelaskan kalau In Ho harus rutin fisioterapi dan peregangan untuk mengurangi rasa sakit dan agar mobilitasnya pulih.  Eh, In Ho malah nggak terima dengan diagnosis kalau dia mengalami bahu beku karena merasa masih muda. Dokter langsung mengingatkan kalau usianya itu udah hampir 50 tahun. Udah gitu, dia malah membahas rambut In Ho yang sangat tipis di bagian ubun-ubun.

Pembahasan itu langsung menyulut emosi In Ho. Sambil marah-marah, dia mengiyakan bahwa dia sedang minum obat rambut, akibatnya ada yang tidak berfungsi. Implan giginya dua tahun lalu juga mulai terangkat. Semuanya kacau. Puas?!!!

Pas In Ho lagi mengakui kondisi tubuhnya, kita malah diperlihatkan sosok Roy yang begitu sehat karena rajin berolahraga dan tampan. Wkwkwkw.


Kita kembali ke pasien yang hamil tersebut. Sepertinya, ayah dari anak yang dikandungnya adalah seorang aktor yang sedang naik daun. Soalnya, saat dia melihat di drama TV dan saat tau kalau aktor di TV itu lagi cinlok, wajahnya terlihat berubah.

--


Sepertinya Jeong Suk sudah terkena pesona Roy. Bisa-bisanya dia bermimpi Roy mengajaknya untuk makan berdua. Saat memimpikan hal itu, Jeong Suk langsung memarahi dirinya sendiri yang sudah gila.


Hari ini, lagi diadakan konferensi lagi. Seorang dokter sedang menunjukkan 2 buah hasil rontgen dan menjelaskan bahwa rontgen itu milik seorang pasien yang mengeluhkan perut bagian bahwa sakit sekitar sepekan dan rasanya menusuk. Melihat hasil rontgen MRI dan CT, In Ho menilai kalau  ada tanda kanker kolorektal. So Ra ikut memberitau, kalau biopsi sudah dilakukan dua kali dan kedua hasilnya tidak ganas. In Ho kembali berkomentar kalau ada sesuatu di mesorektum dan kelihatan tidak normal. Dia menyarankan kalau mereka terpaksa harus melakukan biopsi bedah.


Jeong Suk yang ikut hadir dalam konferensi, terus melihat hasil rontgen pasien tersebut bahkan setelah konferensi berakhir. Dia merasa ada yang aneh.  Dia juga mendiskusikan hal ini ke Jung Min. Rontgen pertama adalah rontgen yang pertama kali dilakukan saat berada di ruang UGD dan rontgen kedua adalah saat biopsi sudah dilakukan. Dari keduanya, sesuatu yang diduga ‘kanker’ oleh In Ho, tampak mengecil daripada rontgen pertama. Jeong Suk menduga kalau itu bukanlah sel kanker melainkan abses.


Makanya, dia menyampaikan pendapatnya tersebut ke In Ho. Dia juga tau kalau tidak umum ada absses di vertikuluum rektum, tapi bisa saja ada kemungkinan tersebut. Dia pernah menemui hal serupa saat magang dulu. Karena itu, Jeong Suk menyarankan agar pasien menjalani drainase saja daripada menjalani biopsi bedah.


Dan udah bisa diduga, In Ho nggak mempedulikan pendapatnya. Dia menganggap Jeong Suk hanyalah dokter yang tidak tau apapun dari segi pengalaman. Merasa diremehkan, Jeong Suk pun mengajak In Ho taruhan. Jika dugaannya benar, maka In Ho harus mengizinkannya kerja kembali. Dan jika salah, dia bersedia untuk berhenti kerja.

Nggak ingin menyiakan kesempatan, In Ho langsung setuju. Bahkan, dia yang ingin melakukan sendiri biopsi bedah pasien. Hatinya beneran girang karena akhirnya bisa membuat Jeong Suk berhenti kerja. And… betapa terkejutnya dia karena ternyata dugaan Jeong Suk benar, itu bukanlah sel kanker melainkan abses.


Taruhan sudah dibuat dan dia nggak mungkin menariknya kembali. Jeong Suk diizinkan kembali untuk mengurus pasien.



Sementara itu, In Ho yang shock karena kalah taruhan, malah semakin melukai bahunya. Akhirnya, dia pergi menerima akupuntur karena ingin segera sembuh. Ditengah perawatan, dia malah mendapat telepon dari wali kelas I Rang. Wali kelasnya menelpon In Ho karena Jeong Suk tidak mengangkat telepon. Dia hendak membahas mengenai universitas tujuan I Rang. I Rang mendaftar untuk masuk ke Universitas Seni. Saat tau itu, In Ho emosi besar. Selama ini, dia selalu menuntut kedua anaknya untuk menjadi dokter.


Disaat yang sama, I Rang lagi nongkrong dengan Eun Seo. Dan tiba-tiba saja Eun Seo menanyakan kesehatan mental I Rang.

“Kau kelas 3 SMA. Apapun yang terjadi, kau harus menjaga mentalmu tetap kuat,” ujar Eun Seo dengan senyum (yang aku lihat kayak senyum jahat).


In Ho segera pulang setelah menerima telepon wali kelas I Rang. Dia masuk ke kamar I Rang dan membongkar seisi kamar. Saat dia menemukan semua perlengkapan seni I Rang, dia langsung menghancurkannya termasuk dengan semua sertifikat yang diterima I Rang. (Aish, dasar bapak jahat!!) Dan bayangkan betapa hancurnya hati I Rang, saat tiba di rumah dan melihat semua perlengkapan seninya berserak di lantai ruang tamu. Ayahnya menghancurkan segalanya.



Tanpa tau apa yang terjadi di rumah, Jeong Suk sedang sibuk menenangkan pasien mabuk yang bersikeras untuk pulang. Hasil pemindaian sinar X nya baik tapi Jeong Suk tetap memintanya untuk tinggal untuk diamati sebentar. Hal ini dilihat oleh So Ra. Dan benar tindakan Jeong Suk karena beberapa saat kemudian, pasien tersebut tiba-tiba pingsan. Ada pendarahan mesenterium usus kecil dan dia harus menjalani operasi darurat. Untunglah Jeong Suk mencegahnya pulang.



Berkat kerja bagusnya itu, So Ra memujinya. Karena ini pertama kalinya dia mendapat pujian dari So Ra, Jeong Suk tentu merasa bahagia. Rasa bahagia itu lenyap saat bertemu Eun Seo di lobby RS Univ Gusan. Dia akhirnya tau kalau Eun Seo adalah putri Seung Hi. Dan Seung Hi ternyata juga tau kalau Eun Seo berteman dengan I Rang, putri Jeong Suk.


Ditempat lain, Roy lagi bersama teman-temannya. Dia masih terus kepikiran perselingkuhan In Ho. Hati kecilnya tidak tenang sehingga dia memutuskan untuk memberitahu ini kepada Jeong Suk. Dia bergegas ke rumah Jeong Suk.



Jeong Suk udah sampai di depan rumahnya, tapi dia nggak masuk. Pikirannya nggak tenang karena kepikiran mengenai Eun Seo. Dia ingat Eun Seo pernah berujar kalau tempat golf indoor adalah tempat terkenal untuk perselingkuhan. Setelah itu, dia ingat kedekatan In Ho dan Seung Hi yang dilihatnya sekilas saat di IGD. Terus, dia ingat saat Seung Hi memamerkan gelangnya yang sama persis seperti hadiah yang In Ho berikan padanya.



Semua pikiran itu membuat Jeong Suk tertekan. Dan rasa tertekan itu membuatnya berlari kencang untuk meluapkanya. Saking kencangnya, dia tersandung dan hampir mendarat ke tanah jika Roy yang baru tiba tidak menangkapnya.



“Kenapa kau ada di sini?”

“Aku ingin bicara. Ada sesuatu yang sangat penting. Jika bukan hari ini, aku mungkin tidak akan bisa mengatakannya.”

 

 

 

Post a Comment

Previous Post Next Post