Sinopsis Doctor Cha Episode 11

 

Sinopsis Doctor Cha Episode 11


Jeong Suk tiba di asrama dalam keadaan basah kuyup. Meski tadi dia ketawa keras di dalam mobil So Ra, tapi saat hanya sendirian, dia kembali menangis.


Sementara itu, di rumah Seung Hi. Seung Hi marah besar karena Eun Seo bertengkar dengan I Rang dan berakibat tangan kanannya harus di gips. Jika tangannya terluka, bagaimana dia bisa menggambar padahal ujian masuk universitas sebentar lagi!! Harusnya dia mengabaikan I Rang saja! Eun Seo yang sedari tadi diam saat di marahi Seung Hi, akhirnya meledak. Dia nggak rela hanya diam saja saat di suruh pindah tempat les padahal tidak melakukan kesalahan! Dia marah karena I Rang memperlakukannya seolah dia perusak rumah tangga. Jawaban Eun Seo langsung membuat Seung Hi terdiam.



Yang dibicarakan, I Rang, sekarang lagi di tempat Mi Hee, sahabat Ibunya. Dia datang dalam keadaan basah kuyup dan langsung menangis saat melihat Mi Hee. Mi Hee langsung membawanya ke ruangannya dan mengobati luka cakar di lehernya sembari bertanya apa yang terjadi? Apa dia di rudung? Oleh siapa?! Mendengar pertanyaan Mi Hee, I Rang kembali menangis karena merasa kasihan pada Ibunya.


Jeong Suk udah siap mandi dan baru membaca pesan Mi Hee kalau I Rang ada di kliniknya. Tidak usah khawatir karena dia akan mengantar I Rang pulang. Setelah membaca pesan itu, nggak lama terdengar orang mengetuk pintu asramanya. So Ra datang berkunjung dengan membawa bir tanpa alkohol dan cemilan. Ini caranya menghibur Jeong Suk.


So Ra memberitahu Jeong Suk kalau dia melihat In Ho di hotel bersama Eun Seo saat merayakan ulang tahun neneknya. Dari sanalah dia mengetahui kalau In Ho berselingkuh. Sebenarnya, ayah So Ra juga selingkuh dan membuat Ibunya menjadi depresi. Ibunya menderita selama lebih dari 10 tahun. Makanya dia tau kalau perselingkuhan bisa sangat berdampak pada kehidupan seseorang. Saat itu, dia merasa Ibunya bertahan hidup dengan kebencian terhadap ayahnya. Jika mereka bercerai, dia berpikir kalau Ibunya akan kehilangan satu-satunya alasan untuk terus hidup. Jadi, dia bilang ke ayahnya, jika dia menceraikan Ibunya, dia akan lompat dari atap. Dia mengancam ayahnya (kelihatannya, sekarang Ayah dan Ibu sudah bercerai).


Mendengar cerita kehidupan pribadi So Ra, membuat Jeong Suk berterimakasih. Terimakasih karena sudah mencoba menghiburnya. So Ra langsung bilang kalau dia bukan menghibur, hanya saja, perselingkuhan terjadi lebih banyak dari yang mereka kira.

--


In Ho udah tiba di rumah. Ckckc. Dasar pengecut. Sekarang, mendengar suara langkah kaki I Rang yang baru pulang saja, langsung membuatnya otomatis bersembunyi.

--


Pembicaraan So Ra dan Jeong Suk sudah usai. Sebelum So Ra kembali ke kamar asramanya, Jeong Suk mengucapkan terimakasih atas hari ini. Dan juga, dia ingin memberitau sesuatu. Dia udah tau kalau So Ra pacaran dengan Jung Min. Dan setelah dilihat-lihat, So Ra serasi dengan putranya.

So Ra sangat terkejut dan nggak nyangka aja kalau Jeong Suk tau dan merestui hubungannya dengan Jung Min. Hm, tapi masalahnya, dia dan Jung Min sekarang sedang perang dingin.


Jeong Suk nggak bisa tidur nyenyak. Dia bermimpi buruk mengenai kejadian tadi. Ternyata, tadi, Jeong Suk sempat mengejar mobil In Ho, namun, In Ho tidak menyadarinya sama sekali. Mimpi buruk itu membuat Jeong Suk berpikir ulang mengenai banyak hal. Dan saat itu juga, Jeong Suk langsung pergi ke ruang kerja In Ho dengan membawa mesin kopi pemberian In Ho. Dalam ruang kerja yang gelap tersebut, Jeong Suk membanting mesin kopi itu dan mencampakkan gelang hadiah In Ho.


Pagi harinya,

Jung Min masih saja menghindari So Ra. So Ra juga nggak ada niat mengejarnya karena menyadari kesalahannya. Sepertinya, dia ingin memberi waktu untuk Jung Min.


Di sisi lain, Jeong Suk sudah jauh lebih tenang dari kemarin. Dia sudah memutuskan apa yang harus dilakukannya hari ini. Di saat yang sama, Seung Hi menemui dokter tulang untuk konsultasi mengenai hasil rontgen tangan Eun Seo. Hasilnya nggak gitu bagus. Dokter memberitahu, bahkan setelah lepas gips, tangan Eun Seo akan tetap terasa kaku dan pergelangan tangannya akan sulit di gerakkan. Butuh waktu minimal 3 dan maksimal 6 bulan agar syarafnya pulih sepenuhnya. Diagnosa itu tentu membuat Seung Hi jadi stress.



Jeong Suk lagi kerja dan tiba-tiba teringat semua sikap In Ho dan Seung Hi yang begitu dingin padanya selama ini sejak dia mulai kerja di RS Univ Gusan. Karena udah nggak tahan lagi, Jeong Suk langsung pergi menemui Seung Hi di ruang konferensi para dokter keluarga. Dia juga menunjukkan sikap nggak sopan sehingga Seung Hi mau nggak mau memilih bicara dengannya. Dia mengajak Seung Hi untuk bicara di ruang kerja Seung Hi dan telepon In Ho untuk kemari sekarang juga. In Ho yang ditelepon Seung Hi kelihatan enggan untuk ke sana karena dia baru saja selesai praktik di poliklinik, tapi begitu mendengar suara Jeong Suk, In Ho langsung bergegas datang.


Begitu In Ho tiba, Jeong Suk nggak pakai basa basi langsung membahas perselingkuhan keduanya. Dia juga memastikan apakah Eun Seo adalah putri In Ho? Seung Hi langsung membenarkan dan memberitau kalau dia dan In Ho nggak sengaja bertemu di rumah sakit Chicago saat pelatihan. Kemudian, dia hamil Eun Seo dan melahirkannya. Begitu Seung Hi selesai bicara, In Ho langsung menyambung dengan menjelaskan kalau dia nggak pernah ketemu Seung Hi lagi sejak hari itu. Seung Hi juga baru pindah ke Korea tiga tahun lalu dan kerja di rumah sakit ini, dari sana mereka kembali dekat.


Jeong Suk kesal mendengar cerita keduanya seolah nggak ada yang bisa mereka ajak cerita selama ini sehingga begitu mudah menceritakan semua padanya. In Ho bilang ke Jeong Suk kalau dia dan Seung Hi memutuskan untuk putus. Eh, Seung Hi langsung bilang kalau dia nggak pernah berniat putus dari In Ho. Jeong Suk nggak peduli juga mau mereka putus atau tinggal sampai tua. Yang jelas, dia ingin menyelesaikan residensinya yang putus 20 tahun lalu. Dan jangan pernah mempermalukan dirinya dan putranya!

“Lalu, Choi Seung Hi, berhenti dari RS ini. Kau bisa bekerja di RS lain. Bukankah kau putri dari keluarga kaya? Aku tau kalian berdua berusaha keras melakukan segala cara yang kalian bisa untuk membuatku berhenti. Rencana itu sudah tidak mempan lagi. Kau yang harus berhenti sekarang. Kuberi waktu sebulan. Segera mengundurkan diri dan pergi dari hadapanku! Lalu kau, Seo In Ho!! Tunggullah seperti orang mati. Aku sedang berpikir harus melakukan apa padamu,” peringati Jeong Suk.


Setelah mengatakan semuanya, Jeong Suk pun pergi dari ruangan. In Ho dan Seung Hi tinggal berdua. Keduanya saling berdebat. In Ho mengartikan ucapan Seung Hi saat di hotel adalah ingin putus, tapi Seung Hi keukeh bilang bukan itu yang dikatakannya. Lagian, In Ho dan Jeong Suk akan cerai sebentar lagi, jadi kenapa mereka harus putus! Ckckck, In Ho langsung terdiam.


Pertemuan antara Jeong Suk dan Seung Hi membuat In Ho stress. Dan saat ke ruangannya, dia kaget karena ada mesin kopi yang tercerai berai di lantai dan gelang tangan. In Ho langsung panik dan memeriksa gelang itu. Ah, dia pasti tau itu gelang Jeong Suk. Dan yang dia khawatirkan malah gelang itu rusak.


Eh, tiba-tiba saja Jeong Suk masuk dan bertanya mengenai I Rang. Sejauh mana I Rang tau perselingkuhan In Ho dan Seung Hi? Karena udah ketahuan juga, akhirnya In Ho jujur saja memberitau kalau I Rang, Jung Min dan Ibunya tau semuanya. Jeong Suk marah besar dan membanting semua barang di ruangan In Ho! Dia marah, kecewa dan sedih berat karena seluruh keluarga mereka tau, tapi hanya dia yang nggak tau!!


“Anak-anak tidak ingin kau tau! Kau belum sembuh total. Mereka tidak ingin kau tau karena takut kau akan syok,” beritahu In Ho.

“Kau harus menebus kesalahanmu kepada anak-anak seumur hidupmu. Dasar bajingan!!” teriak Jeong Suk.

Dan ternyata, Roy lewat di depan ruangan In Ho. Dia mendengar semuanya. Termasuk teriakan dan tangisan Jeong Suk.


Suasana hati Roy yang kasihan pada Jeong Suk, sedikit terobati ketika bertemu pasiennya. Masih ingatkan dengan pasien hamil yang mengidap kanker? Pasien itu ternyata sudah melahirkan karena tiba-tiba pecah ketuban. Untungnya anaknya terlahir dengan sehat. Pasien itu sudah memutuskan tidak akan menjalani pengobatan sementara karena masih ingin menyusui bayi-nya. Roy sebenarnya ingin membujuknya, namun, pasien itu sudah bulat pada keputusannya.



Ibu pasien yang merasa paling sedih dengan keputusan putrinya. Ditambah lagi, putrinya malah memintanya berhenti membenci anaknya karena jika dia tiada, anaknya hanya memiliki Ibu dan Ayahnya. Ibu marah dan menyuruh putrinya untuk membesarkan anaknya sendiri. Dia harus sehat dan melihat sampai anak itu merayakan hari ke-100, ulang tahun bersama dan sekolah! Jika tidak, dia tidak akan mau melihat anak itu.

Pasien tersebut mengerti maksud Ibunya dan berjanji akan melakukannya. Yah, tapi keduanya tentu tau kalau semua hanya harapan yang belum tentu bisa terkabul.


Setelah bertemu dengan pasien itu, Roy jadi memikirkan Ibu kandungnya. Dia akhirnya memutuskan menelepon polisi untuk mendaftarkan DNA-nya karena ingin mencari keluarganya.


Setelah diam cukup lama, akhirnya So Ra mengajak Jung Min bicara. Hm, lebih tepatnya, dia menanyakan, apakah Jung Min punya waktu sore ini untuk bicara dengannya. Jung Min malah menanggapi dengan ketus. Selama ini, selalu Jung Min yang mengajak So Ra bertemu, merengek, membujuk dan marah. Meski dia sudah sampai begitu, So Ra hanya akan menemuinya sekali dari lima kali. Dia merasa hubungan mereka tidak normal. Dan yang lebih aneh, kenapa So Ra yang keras kepala malah mau pacaran dengannya? So Ra malah bilang kalau mereka udah putus jadi untuk apa di bahas lagi. Lebih baik bertemu dan bicarakan semuanya karena mereka akan sering bertemu.

--



Sore hari,

Setelah menyelesaikan tugasnya, Jeong Suk pergi menjemput I Rang di tempat les. Dia mentraktir I Rang makan. Suasana cukup canggung meskipun Jeong Suk bersikap ceria. Akhirnya, Jeong Suk pun bilang kalau dia udah tau mengenai perselingkuhan In Ho dan mengenai Eun Seo. Sekarang, dia mau tau kenapa I Rang merahasiakannya? I Rang dengan jujur menjawab kalau dia merasa aneh awalnya saat tau punya saudara lain selain Jung Min dan ada orang lain yang memanggil ayahnya ‘ayah.’ Meski begitu, dia sudah dewasa, jadi Ibunya tidak perlu mengkhawatirkannya. Dia ingin Ibunya melakukan apa yang diinginkannya karena dia tidak masalah apapun itu.

--



Di rumah Seung Hi,

Eun Seo menggila dengan membanting semua peralatan seninya. Eun Seo yang baru pulang tentu kaget dan berusaha menenangkannya. Setelah tangannya sembuh, Eun Seo masih bisa ikut ujian masuk universitas gelombang terakhir. Masih ada kesempatan, jadi jangan menyerah. Eun Seo sambil marah dan menangis memberitahu Ibunya kalau ujian gelombang terakhir hanya bisa memilih satu universitas : Universitas Hankuk atau Universitas Hongin. Dia nggak terima karena I Rang bisa mendaftar ke kedua universitas itu sementara dia hanya harus memilih satu! Dia nggak mau masuk universitas yang kalah nama dari universitas I Rang! Kemampuannya juga akan menurut karena di gips selama 2 bulan.

“Kenapa hanya aku yang harus kehilangan? Mulai dari ayah sampai kesempatan. Kenapa harus selalu aku?” tangis Eun Seo.

Ucapannya itu yang membuat hati Seung Hi menjadi semakin bertekad kuat. Dia akan merebut In Ho dan memberikan ayah kepada putrinya.

--


So Ra dan Jung Min ketemu di café. So Ra jujur memberitau kalau dia nggak sengaja tau In Ho selingkuh. Dan dia nggak sengaja juga tau kalau Jeong Suk sudah tau hal tersebut. Dia merasa malu karena tau semua detail soal masalah keluarga Jung Min, makanya, dia mengatakannya. Dia merasa Jung Min berhak tau.

Jung Min nggak shock mengenai perselingkuhan ayahnya karena baru-baru ini dia tau. Tapi, mengenai Ibunya yang udah tau, dia baru tau.

Dan pembicaraan mereka hanya sampai sana. So Ra juga nggak berusaha menahan Jung Min.

--



Mi Hee udah tau tentang In Ho yang selingkuh. Dan saat bertemu denagn Jeong Suk, hal pertama yang dilakukannya adalah memeluk sahabatnya tersebut dengan lembut. Setelah itu, mereka pergi ke kedai pinggir jalan untuk minum. MI Hee mabuk keras dan melampiaskan emosinya. Dia nggak habis pikir dengan In Ho yang selingkuh dan kenapa bisa mendapatkan 2 wanita hebat! Apa yang bagus darinya hingga mereka menyukainya! Dia perlu tau agar bisa memecahkan misteri (wkwkwk, benar-benar misteri!).

--


Di rumah In Ho.

In ho lagi di sidang sama Ibu dan kedua anaknya. Sekarang, mereka menuntut keputusannya. Melihat In Ho yang ragu-ragu seperti ini, wajar jika I Rang mengatainya payah! Lebih baik ayahnya menyerah dengan salah satu, lalu fokus pada satu orang saja. ini hanya akan menyakiti Ibunya dan wanita itu.


In Ho nggak terima di marahi oleh anak SMA dan membela diri kalau ini bukan keputusan yang mudah. Jangan pernah meremehkan masalah orang dewasa. Eh, Jung Min dan Ibunya malah mendesaknya untuk memberikan jawabannya. Ckckc, In Ho menjawab kalau dia nggak mau cerai.


Dan ya udah, In Ho masih aja galau memilih antara Seung Hi atau Jeong Suk.

--


Jeong Suk membawa Mi Hee yang mabuk berat. Soalnya kalau nggak dibawa pergi, Mi Hee bakan membuat keributan di kedai tadi. Meski mabuk, Mi Hee menasehati Jeong Suk untuk membuat keputusan dengan bijak yang bisa memberikan kebahagiaan. Soalnya, dia tau kalau Jeong Suk adalah orang yang nggak pernah melepaskan hubungan dengan apapun yang dia punyai, meski itu tanaman atau hewan. Jadi, mau Jeong Suk cerai atau nggak, dia harus membuat keputusan itu agar bahagia. (Dan aku berharap dia bercerai!)

--


Setelah pulang ke asrama, Jeong Suk melepas stress dengan mengupas bawang putih. Padahal sudah banyak bawang yang dia kupas, tapi tetap aja dia nggak menangis. Yang ada, malah Seung Hi yang datang. (hm, apakah bawang putih bisa mengundang Seung Hi?)


Mereka bicara di atap gedung asrama. Seung Hi nggak mau berhenti dari RS. Dia baru akan berhenti kalau Jeong Suk bercerai dengan In Ho. Jeong Suk nggak suka Seung Hi memerintahkannya untuk bercerai karena itu keputusannya. Seung Hi makin emosi dengan mengingatkan masa lalu. Dulu, Jeong Suk yang merebut pacarnya, In Ho, kemudian hamil dan menikah dengannya. Jika dia nggak melakukannya, hal ini tidak akan terjadi! Saat hamil di Amerika, dia tidak berniat menghancurkan keluarga Jeong Suk. Jika dipikirkan lagi, dia sangat arogan. Dia pura-pura kuat karena tidak mau menyusahkan, padahal tidak perlu begitu. Dia seharusnya berusaha keras merebut In Ho dari Jeong Suk, seperti yang Jeong Suk lakukan dulu.

“Apa kau sedang membenarkan perbuatanmu?”


“Ya. Aku tidak bilang perbuatanku baik. Namun, apa yang harus dilakukan In Ho? Kesalahan semalam menghasilkan anak. Sama seperti saat aku ditinggalkan karena kau hamil, apa kau seharusnya ditinggalkan karena aku hamil? Begitu? Berarti kau juga tak berhak dimaafkan. Kita sama aja. Kenapa hanya aku yang tidak bermoral? Kenapa hanya kau korbannya? Aku juga korban! Putriku juga korban! Karena perbuatan putrimu, Eun Seo mungkin tidak bisa masuk Fakultas Seni tahun inI! Apa kau senang sekarang?”


“Tidak. Apa yang terjadi pada putrimu sekarang tidak cukup untuk membuatku merasa puas. Namun, kuharap kau sadar satu hal. Penderitaan yang dirasakan putrimu adalah hasil perbuatanmu sendiri. Tidak perlu merasa tidak adil. Aku juga menganggap ini sebagai hasil dari perbuatanku sendiri.”



Setelah pertemuan dengan Seung Hi itu, Jeong Suk makin gelisah. Dia nggak lagi mengupas bawang putih dan langsung tidur. Sialnya, saat itu malah terjadi korsleting listrik. Alarm kebakaran menyala dan satu gedung diselimuti asap. Di kamarnya, Jeong Suk yang menghirup banyak asap, sayup-sayup mendengar alarm tersebut.


Di saat yang sama, In Ho baru aja menyelesaikan operasi darurat. Baru juga selesai, dia mendapat kabar mengenai asrama residen yang kebakaran. Roy yang lagi jogging malam juga lewat di dekat sana dan melihat keributan. Dari para residen yang berlarian keluar asrama, dia jadi tau kalau  ada kebakaran dan untungnya satpam segera notice.





In Ho dan Roy langsung ke asrama untuk menyelamatkan Jeong Suk. Roy tiba lebih dulu karena lebih dekat. Dia udah menelpon Jeong Suk tapi nggak diangkat. Jadi, dia langsung ke kamar asrama Jeong Suk dan menggedor pintu. Untungnya Jeong Suk mendengar. Dia berhasil diselamatkan oleh Roy. In Ho yang juga udah tiba, dengan alay sambil makai selimut orang yang terjatuh dan merayap di lantai (wkwkwk, padahal nggak perlu) ketemu dengan Roy yang lagi gendong Jeong Suk. Dengan status sebagai suami, dia langsung mengambil alih gendongan.


Setelah sampai di luar gedung, Jeong Suk langsung minta diturunkan. Jeong Suk salah paham mengira In Ho kemari untuk Seung Hi. Padahal, In Ho aja nggak tau Seung Hi ke sana.


Jeong Suk lagi dengan Jung Min. Karena mereka udah ketemu, Jung Min langsung menanyakan soal Ibunya yang udah tau perselingkuhan ayahnya. Jeong Suk lagi lelah dengan kejadiah yang terjadi seharian ini, jadi dia tidak mau membahasnya dulu. Yang jelas, dia tidak apa-apa dan hanya butuh waktu. Jung Min tidak memaksanya. Dia mulai membahas dimana Ibunya akan tinggal malam ini? Apa dia akan pulang? Soalnya, asrama residen sementara akan di tutup untuk mencari asal korsleting. Pas sekali, Roy mengirim pesan broadcast kalau rumahnya terbuka untuk para residen yang tidak ada tempat tinggal malam ini gegara kebakaran. Lokasi rumahnya juga strategis karena hanya 3 menit ke RS dengan jalan kaki. Dia juga menyediakan roti dan mie instan tanpa batas.



Hm, meski begitu, Jeong Suk tetap nggak pergi ke rumah Roy dan memutuskan untuk tidur di ruang jaga residen. Eh, ternyata ruang jaga departemen kedokteran keluarga juga lagi penuh, jadi Jeong Suk mau numpang di ruang jaga departemen bedah. Beruntungnya dia ketemu sama So Ra yang baru aja mau pulang dan langsung mengajaknya untuk nginap aja di rumah Roy. Mereka akan pergi berdua, jadi tidak akan terlalu canggung.


Dan ternyata, emang cuma mereka berdua aja yang ke tempat Roy. Roy tentu senang karena tujuannya kan memang mau bantu Jeong Suk. Mereka akhirnya ngobrol berdua. Di ruang tamu kelihatan foto Roy bersama orang tuanya yang adalah bule. Jadi, cerita Roy mengenai kalau dia di adopsi adalah hal yang benar. Dan tujuan Roy kembali ke Korea untuk mencari Ibu kandungnya. Jeong Suk mendoakan semoga Roy bisa bertemu keluarga kandungnya.


Esok harinya,

Jeong Suk udah berangkat duluan dan hanya sisa So Ra dengan Roy. Nggak pakai basa basi, So Ra langsung membahas rasa suka Roy pada Jeong Suk. Roy nggak bisa menyangkal karena wajahnya terlihat jelas menyukai Jeong Suk. So Ra juga mendukungnya, soalnya dengan situasi sekarang, menurut So Ra itu bukan hal yang tidak bermoral. Toh, Roy tau kan kalau In Ho selingkuh.

Meski So Ra bilang begitu, Roy tetap ragu. Apalagi, dia merasa kalau Jeong Suk akan memaafkan In Ho. So Ra nggak sependapat karena mau sebesar apapun hati Jeong Suk, pasti sulit untuk memaafkan. In Ho selingkuh dan punya anak dengan selingkuhannya tersebut. Dan Roy baru tau hal itu.

--


Hari ini, In Ho dan Jung Min ada jadwal operasi bersama. Hubungan keduanya benar-benar buruk sejak In Ho ketahuan selingkuh. In Ho masih tetap sok cuek dan menyuruh Jung Min agar menyuruh Jeong Suk pulag ke rumah. Jung Min menjawab dengan enggan kalau dia udah nyuruh, tapi Ibunya nggak mau. Ibunya tinggal di rumah Roy yang membuka tempat penampungan untuk residen. Dan dia dengar, banyak residen yang ke sana.




Ah, gegara itu, In Ho jadi cari ribut dengan Roy saat mereka lagi rapat. Rapat ini untuk membahas pengajuan pembelian alat baru untuk operasi. Roy yang mengajukan. Dan In Ho menentang dengan berbagai alasan. Roy nggak mungkin tinggal diam dan balas memberitahu berbagai alasan masuk akal kenapa pembelian alat tersebut dibutuhkan untuk operasi. Perdebatan keduanya sangat sengit karena keduanya emang udah sama-sama nggak saling menyukai satu sama lain. Prof. Yoon yang memimpin rapat dan semua peserta sampai bingung melihat perdebatan keduanya. Meski di tegur sama Prof. Yoon pun keduanya tetap saja tidak mengalah.



Selesai rapat dan lagi cuci tangan, Roy dengan sopan meminta maaf karena sedikit keterlaluan saat rapat. In Ho malah nggak mau memaafkan dengan alasan, Roy mempermalukannya di depan banyak orang tadi tapi meminta maaf saat nggak ada siapapun. (Ckckck, dasar sombong!) In Ho juga menyindir Roy yang besar di luar negeri sehingga kurang ajar. Padahal Roy udah mencoba sabar, tapi In Ho malah terus menyerangnya. Dia menyebut Roy nggak ada jauh bedanya dengan dia. Malah, dia merasa lebih baik dari Roy karena tidak pernah menginginkan apa yang dimiliki orang lain.


Pas saat itu, hp-nya malah bunyi. In Ho langsung mengangkatnya dengan wajah tersenyum sambil menyebut ‘yeobo’. Ckckckc, orang akan ngira yang nelpon adalah Jeong Suk, padahal yang menelpon adalah anggota residen. Ah, In Ho mau menipu Roy, seolah hubungannya dengan Jeong Suk masih baik-baik aja. Residen itu tentu awalnya heran. Tapi, ada yang lebih penting, keluarga pasien yang di operasi In Ho beberapa hari lalu, meminta bertemu In Ho.


Keluarga pasien itu protes karena setelah di operasi In Ho, Ibunya masih terus merasa kesakitan setelah beberapa hari. Dia menuntut In Ho untuk memberikan obat pereda sakit dan mengunjungi Ibunya, tapi In Ho malah tidak melakukannya. Dia juga membandingkan kondisi Ibunya dengan kondisi saudara lain yang menerima operasi serupa di operasi lain. Intinya, dia menuduh In Ho salah operasi gitu, lah. In Ho dengan sabar menjelaskan kondisi pasien baik-baik aja dan nggak ada masalah dalam operasi. Dia juga akan meresepkan obat. Tapi, karena udah kadung kesal dengan In Ho, keluarga pasien itu meludahi wajah In Ho.

In Ho tentu marah, namun, dia nggak bisa melampiaskannya. Semua yang ada di ruangan juga terkejut. Hal itu juga langsung tersebar. In Ho hanya bisa terus menahan diri untuk tidak marah.


Sementara itu, di ruang IGD.

Prof. Yoon (kepala dept. bedah) dan Prof. Lim (kepala dept. kedokteran keluarga) lagi mengobati diri mereka sendiri usai saling menggigit dan mencubit. Udah di IGD mereka baru malu karena sampai harus ke sana, tapi tetap saja mereka nggak puas dengan pertengkaran tadi. Alasan mereka bertengkar karena adik Prof. Lim, Bong Suk, ketahuan berhubungan lagi dengan Prof. Yoon. Prof. Lim nggak suka Prof. Yoon berhubungan lagi dengan adiknya setelah mengkhianatinya. Tapi, Prof. Yoon membela diri kalau Bong Suk yang duluan menghubunginya dan dia hanya membalas. Prof. Lim nggak terima alasan itu karena dia udah memperingati Prof. Yoon untuk mengabaikan dan memblokir nomor adiknya.

Mereka berdua kembali berdebat. Kebetulan sekali, In Ho dan Roy ada di sana, jadi mereka berusaha melerai keduanya sebelum mereka menjadi viral. Niatnya mau menengahi, tapi mereka malah diminta pendapat sama kedua profesor tersebut.



Gini, Prof. Yoon dulu mengkhianati Bong Suk dan menikahi wanita lain yang kaya. Dari pernikahann itu mereka punya dua anak dan kini sudah bercerai. Nah, Prof. Yoon berniat ingin memulai lagi dari awal jika Bong Suk mau memaafkannya.

Sementara itu, Prof. Lim nggak setuju. Lagian, adiknya nggak pernah bilang mau memaafkan Prof. Yoon. Adiknya bilang masih mempertimbangkannya. Dan juga, adiknya sekarang lagi menjalin hubungan baik dengan pengacara yang baru di jodohkan dengannya.

Setelah mendengarkan duduk permasalahannya, Roy menjawab kalau dia nggak akan mengizinkan Bong Suk berhubungan lagi dengan Prof. Yoon. Sebaliknya, dia akan mendukung Bong Suk dengan hubungan barunya. Soalnya, pria yang pernah berkhianat, bisa kembali berkhianat.


In Ho merasa itu sindiran untuknya. Dia berbeda pendapat dengan Roy. Jika Bong Suk memaafkan Prof. Yoon, bukankah harusnya mereka mendukung. Cinta itu bertahan selamanya.

“Bukankah cinta berubah? Kau pun begitu,” balas Roy.

Hahahaha, ini bukan lagi perdebatan mengenai Bong Suk, tapi Jeong Suk.



Tanpa tau yang terjadi di IGD, Jeong Suk dan Jung Min pergi menjenguk Ji Sun, pasien yang baru melahirkan dan kena kanker itu. Hari ini, pasien sudah bisa pulang. Mereka pun berbincang sebentar hingga akhirnya pasien dan Ibunya tau kalau Jung Min dengan Jeong Suk adalah Ibu-Anak. Pasien juga ternyata udah mulai mempersiapkan ulang tahun pertama anaknya yang baru lahir (ah, sedih. Seolah takut nggak bisa bertahan sampai saat itu). Di tradisi perayaan ulang tahun pertama, biasanya, akan diletakkan berbagai benda di depan sang anak untuk dipilih yang seperti ramalan dia akan jadi apa ke depannya. Si pasien meminta izin ke Jung Min, boleh nggak dia meminta pensil yang Jung Min sering gunakan. Soalnya, katanya lebih baik meletakkan pensil yang dipakai oleh orang pintar.


Jung Min nggak ada pensil, tapi dia ada pena. Dia dengan senang hati memberikan pena itu kepada pasien. Setelah pasien pergi, Jeong Suk baru tanya, keapa dia memberikan pena itu? itu adalah pena hadiah dari In Ho saat dia masuk Fakultas Kedokteran. Jung Min menjawab kalau pena itu sudah tidak penting lagi. Jeong Suk tentu sedih mendengar jawaban anaknya itu yang sudah kecewa pada Ayahnya.


Lagi sedih, dia malah mendapat telepon yang memintanya ke ruang IGD. DI sana, In Ho dan Roy lagi bertengkar dan Prof. Yoon dengan Prof. Lim berusaha melerai. Hahahahhaa, jadi ketukar.

 

 

 

Post a Comment

Previous Post Next Post