Sinopsis Doctor Cha Episode 12

 

Sinopsis Doctor Cha Episode 12



In Ho nggak terima saat Roy bilang kalau cintanya udah berubah. Karena nggak terima, dia malah mengungkit Roy yang menyukai istrinya. Eh, Roy malah mengakui hal tersebut. Dan ya udahlah, In Ho memaki Roy. Roy nggak terima dan akhirnya mereka berkelahi. Dari segi fisik, In Ho jelas kalah sama Roy, makanya dia main gigit bukan main tinju. Wkwkwk. Terus, dia sok mengantukan kepalanya ke kepala Roy, eh malah hidungnya yang mimisan sementara Roy baik-baik aja. Hahaha. Malahan, Roy mengangkat In Ho dan membantingnya.

Semua perawat dan pasien di IGD udah panik meminta mereka untuk berhenti, tapi nggak didengarkan. Prof. Yoon dan Prof. Lim lebih panik karena kan awalnya mereka yang bertengkar, kenapa sekarang malah In Ho dan Roy.




Jeong Suk yang baru tiba, shock. Dia sangat malu melihat tingkah In Ho dan Roy. Eh, ditengah-tengah, Prof. Yoon dan Prof. Lim malah ikutan berantem juga. HAHAHHAHA. Karena udah berlebihan, Jeong Suk berteriak keras menyuruh semuanya berhenti. Suara teriakannya itu langsung membuat semua pertengkaran berhenti. Keduanya emang udah berhenti, tapi Jeong Suk tetap aja membawa mereka ke atap untuk memarahi keduanya. Dia nggak habis pikir dengan In Ho yang selama ini selalu sok menjaga citra, tapi kenapa malah bertengkar? Terus, Roy kenapa juga ikutan padahal udah ada gosip kalau mereka terlibat cinta segitiga! Kalau seperti ini, gosipnya akan semakin membesar. Roy langsung minta maaf sementara In Ho malah membela diri. Terus, dia malah gantian memarahi Jeong Suk karena nginap di tempat Roy. Jeong Suk nggak terima di marahin karena dia nggak buat salah dan juga nginapnya ramai-ramai.


Roy nggak terima In Ho memarahi Jeong Suk sehingga dia membela Jeong Suk. Dan karena In Ho nggak mau berhenti membela diri, ya udah Roy menyindirnya soal selingkuh dan punya anak dengan wanita lain. Pertengkaran itu baru berhenti saat In Ho keselo karena tulangnya udah nggak kuat untuk kelahi. BHAHAHAHAHA.


Esok harinya,

Jeong Suk ketemu sama Ji Sun (Pasien yang menderita kanker dan baru melahirkan) yang datang ke RS. Tadi, Ji Sun pergi menjenguk anaknya dulu. Dan syukurlah, anaknya udah bisa pulang besok. Nama anaknya adalah Li-Ji yang berarti Little Ji Sun. Membicarakan mengenai Li Ji membuat Ji Sun tersenyum bahagia. Jeong Suk juga ikut bahagia mendengarnya. Tiba-tiba saja, Ji Sun meringis kesakitan. Ji Sun sebenarnya ingin Jeong Suk yang memeriksanya, tapi Jeong Suk nggak bisa melakukannya karena itu nggak sesuai aturan, jadi dia mengarahkan Ji Sun untuk memeriksa perutnya ke poliklinik departemen kedokteran keluarga saja.


Kebetulan sekali, prof. departemen kedokteran keluarga yang bertugas adalah Seung Hi. Hasil pemeriksaan Ji Sun sedikit mengkhawatirkan. Seung Hi menduga kalau ada penyumbatan usus, sehingga dia menyarankan supaya Ji Sun di rawat di rumah sakit untuk di pantau lebih lanjut. Ji Sun pun dialihkan ke dokter lain. Pas udah dialihkan, Ji Sun baru meminta kepada dokter untuk mengizinkannya pulang. Dia ingin pulang bersama anaknya besok. Dokter tidak bisa mengabulkan karena Ji Sun sebelumnya udah mengiyakan untuk rawat inap. Dan lagi, Seung Hi tadi udah mengajukan konsultasi dengan departemen bedah, jadi mereka harus mendengarkan pendapat dokter bedah dulu sebelum bisa memulangkan Ji Sun.



Dokter bedah yang bertugas memeriksa kondisi Seung Hi adalah Jung Min. Kondisi Jung Min sebenarnya kurang sehat dan wajahnya sangat pucat. Setelah membaca hasil rekam medis Ji Sun, Jung Min langsung menelpon atasannya (yang kita nggak diberitau itu siapa) untuk konsultasi mengenai apa yang sebaiknya dilakukan. Setelah mendapat izin kalau pasien bisa dipulangkan Jung Min baru menyampaikannya ke Ji Sun. Dia juga menjelaskan kemungkinan kondisi Ji Sun bisa lebih buruk, jadi lebih baik rawat inap atau melakukan pindai CT. Meski sudah mendengarkan semua penjelasan Jung Min, Ji Sun tetap bersikeras untuk pulang. Ji Sun merasa kalau kondisinya wajar karena dia kan mengidap kanker. Sebelum pulang, Ji Sun menunjukkan Jung Min foto bayi-nya.

--


Di tempat les seni, ujian simulasinya (kayaknya try out) tidak begitu bagus. Yang bad mood juga bukan hanya I Rang, tapi Eun Seo. Dia datang ke tempat les untuk mengambil barang-barangnya. Dan sebelum pergi, dia menendang papan seni I Rang.


Saat tau kalau putrinya pergi mengambil barang ke tempat les, mood Seung Hi menjadi buruk. Dia langsung mengajak Jeong Suk bicara berdua dan mendesaknya segera mengambil keputusan : cerai atau tidak. Dia juga menekankan kalau dia benci melihat Jeong Suk hingga hampir gila, jadi cepatlah pergi. Jeong Suk nggak terima dan kecewa karena Seung Hi sangat berbeda dengan yang dulu.


Seung Hi menegaskan kalau sejak ada Jeong Suk di rumah sakit, dia merasa seperti kriminal. Dia juga nggak tahan karena putrinya pun di perlakukan seperti kriminal. Ucapan Seung Hi membuat Jeong Suk ketawa miris karena kan memang yang dilakukan Seung Hi adalah hal yang salah. Ah, mumpung Seung Hi membahas ini, dia jadi ingat saat kuliah, ketika dia hamil dan menikah dengan In Ho, Seung Hi menatapnya dengan sangat jijik sampai mereka lulus kuliah. Seung Hi saat itu selalu mengabaikan, merendahkan, dan menatapnya dengan penuh hina, sehingga dia tidak pernah melupakan kesalahannya sampai mereka lulus. Namun, sekarang Seung Hi nggak tahan diperlakukan demikian hanya dalam beberapa bulan? Dia marah karena putrinya harus terlambat masuk kuliah setahun? Ini masih belum bisa dibilang adil!


Jeong Suk juga nggak memaksa Seung Hi untuk berhenti lagi. Sebaliknya, terus saja berada di RS ini agar dia terus teringat dengan perbuatannya setiap kali melihat wajahnya.

Seung Hi nggak takut dan balas menantang, kalau dia bisa merebut keluarganya kembali dari Jeong Suk yang sudah Jeong Suk pertahankan selama 20 tahun ini (ndeh, andai dia tau kalau kehidupan pernikahan Jeong Suk nggak seindah itu dengan mertua seperti Ny Kwak dan suami seperti In Ho). Jeong Suk mana peduli dengan ancaman seperti itu.


Setelah berdebat panjang lebar dengan Jeong Suk, sekarang Seung Hi menemui In Ho untuk meluapkan emosinya. Dia marah karena In Ho tidak sekalipun menanyakan kondisi Eun Seo. Bukannya menenangkan Seung Hi, In Ho malah menanyakan soal Seung Hi yang menemui Jeong Suk. Seung Hi semakin emosi dan menyatakan kalau dia akan merebut kembali In Ho agar Eun Seo punya ayah. Dia merasa kalau mereka ditakdirkan bersama. Respon In Ho? Dia mengajak Seung Hi untuk bicara nanti saja.

--


Hal gawat terjadi. Ji Sun yang baru saja di pulangkan, kembali ke RS dan masuk ke ruang UGD. Jung Min yang menangani langsung panik apalagi setelah melihat hasil CT-nya. Dia langsung pergi ke ruangan Roy untuk meminta tolong. Dia juga memberitahu kondisi Ji Sun dan hasil CT-nya. Tujuannya meminta tolong Roy untuk melakukan operasi karena sebagian profesor pergi konferensi dan profesor lain lagi operasi juga. Nggak buang waktu, Roy langsung bergegas melakukan operasi darurat.


Operasi tidak begitu baik. (Hm, aku nggak usah jelaskan istilah medis-nya ya. Intinya, ada komplikasi). Meski kelihatan mustahil, tapi Roy memutuskan agar mereka tetap melakukan operasi semaksimal mungkin demi menyelamatkan nyawa pasien.


Di saat yang sama, In Ho bertemu dengan Jeong Suk. Jeong Suk kesal karena Seung Hi menyuruhnya berhenti. Dia udah nggak gitu peduli dengan In Ho dan Seung Hi, tapi jangan mengusiknya. In Ho dengan pede meminta Jeong Suk memberikannya waktu karena dia akan mengakhiri semuanya.


Seperti yang udah dijanjikan, In Ho ketemu Seung Hi di café. Sebelum In Ho menyampaikan maksudnya, Seung Hi udah memperingati duluan untuk tidak bilang mau putus. Kalau dia mengatakan itu, maka dia akan membunuhnya. Hm, dan memang itu yang ingin dikatakan oleh In Ho. Dia mau putus dengan Seung Hi dan kembali ke keluarganya. Dia merasa ini kesempatannya untuk memperbaiki kesalahannya. Alasan In Ho karena Seung Hi bisa hidup dengan baik tanpa dirinya. Sementara dia, dia sangat bergantung pada Jeong Suk. Jika dipikirkan kembali, dia sangat mengandalkan Jeong Suk saat mereka punya anak di usia yang masih sangat muda dan saat ayahnya sakit cukup parah. Makanya, dia akan terus meminta pengampunan Jeong Suk.




Seung Hi kecewa. Sangat kecewa dan sedih. Sekali lagi, In Ho mencampakkannya. Dan meskipun In Ho sadar kalau dia akan di cela seumur hidup sama keluarganya karena perselingkuhan ini, In Ho nggak peduli dan tetap memilih Jeong Suk. Seung Hi tidak ingin mendengarkan apapun. Dia menegaskan kalau dia yang akan memutuskan kapan ingin mengakhiri hubungan ini. Dan jika In Ho bilang mau putus lagi, dia akan mengungkapkan hubungan mereka ke semua orang, bukan Jeong Suk.


Pulang dari pertemuan itu, Seung Hi berteriak histeris di dalam mobilnya.


Di saat yang sama, di RS Univ Gusan,

Roy menyampaikan ke keluarga Ji Sun mengenai operasi Ji Sun yang gagal. Ji Sun meninggal. Jung Min yang tau mengenai itu (dia nggak ikut dalam operasi) langsung frustasi dan merasa bersalah. Dia sampai melepas jas dokter nya dan meletakkannya begitu saja di sembarang tempat.


Kabar kematian Ji Sun juga sampai ke telinga In Ho dan Jeong Suk. Jeong Suk yang khawatir karena Jung Min nggak bisa dihubungi, pulang ke rumah, tapi ternyata Jung Min juga nggak ada. I Rang juga belum pulang dan Ny. Kwak nggak tau kemana. Dia malah bertemu dengan In Ho. Padahal kondisi lagi tidak begitu baik, tapi In Ho malah menggerutu tentang Jung Min dengan menyebutnya ‘payah.’ Jeong Suk marah mendengar ucapan itu. (Gini, sepertinya di RS udah tersebar juga rumor mengenai Jung Min memulangkan pasien dan pasien akhirnya meninggal).



Lagi ditengah situasi sedih ini, Jeong Suk mendapat telepon dari wali kelas I Rang. Wali kelasnya menelepon untuk menyampaikan hasil ujian I Rang yang nggak begitu baik dan peringkat nasionalnya turun drastis. Setelah mendengarkan itu dan menyampaikannya ke In Ho, In Ho malah marah-marah. Jeong Suk langsung membentaknya karena nilai I Rang turun juga karena mereka. Wali kelas I Rang saja sampai bertanya apakah ada masalah di rumah karena I Rang menjadi lebih pendiam. (anak mana yang nggak stress saat tau kalau ayahnya berselingkuh).



Daripada mereka membahas hal ini, Jeong Suk menyuruh In Ho untuk segera bertukar baju. Dia mengajak In Ho untuk pergi ke pemakaman Ji Sun. Roy udah duluan ke sana. Saat melihat Jeong Suk, Ibu Ji Sun langsung menyalahkan anak Jeong Suk (Jung Min) yang udah menelantarkan putrinya! Hanya karena putrinya sakit parah, apa boleh dibunuh lebih cepat?! Sekarang, dimana putranya (Jung Min)?! Ini malpraktik medis. Dia akan menggugat mereka dan membuat mereka masuk penjara.

Jeong Suk nggak bisa mengatakan apapun selain berlutut. Dia juga sedih dengan kepergian Ji Sun, pasien yang selalu ceria dan bahagia saat bercerita mengenai anaknya.

--



Di RS Univ Gusan,

So Ra panik mencari Jung Min yang nggak bisa dihubungi. Dan untungnya, ada seorang perawat yang sempat melihat Jung Min. Jung Min berada di mesin karaoke di time zone mall. Dia nggak ngapa-ngapain. Cuma duduk diam di sana dengan tatapan kosong.

--


Setelah dari pemakaman, In Ho mengajak Jeong Suk untuk berunding. Dia ingin tau alur mengenai pasien Ji Sun. Kan awalnya Ji Sun ini pasien di departemen kedokteran keluarga kemudian di rujuk ke departemen bedah. In Ho ingin mencari tau siapa yang bertanggung jawab dan memikirkan kemungkinan kalau departemen kedokteran keluarga yang sudah salah mendiagnosa dari awal. Jeong Suk saja bilang, meski menyakitkan, memang Jung Min yang salah karena seharusnya pasien menjalani pemeriksaan terlebih dahulu.


In Ho ternyata berencana mencari departemen yang bertanggung jawab agar kemungkinan terburuk tidak akan menimpa Jung Min (kalau ku simpulkan secara gamblang, In Ho tidak ingin Jung Min di tuntut sehingga dia ingin menyalahkannya ke departemen kedokteran keluarga. Meski sekarang nggak tau siapa yang salah). Jeong Suk kaget mendengar niatnya karena yang menangani Ji Sun di departemen kedokteran keluarga adalah Seung Hi. Dan kalau In Ho terus mempermasalahkannya, Seung Hi bisa terlibat dalam masalah.

Nggak tau malu, In Ho bilang kalau dia dan Seung Hi lagi dalam proses putus. Jeong Suk makin kesal. Emang kalau dia dan Seung Hi udah putus, dia boleh melakukan itu? In Ho tidak takut karena ini menyangkut putranya. Dia tidak mau Jung Min hancur, jadi Jeong Suk diam saja. Ckckck, Jeong Suk jadi kasihan dengan Seung Hi.


Nggak lama, Jeong Suk mendapat pesan dari So Ra kalau Jung Min udah ketemu. Jeong Suk jadi lega. Sekarang, dia mau menemui I rang. Dia menyuruh In Ho yang menemui Jung Min karena Jung Min pasti lebih membutuhkan In Ho daripada dia.

--


Jeong Suk udah pulang ke rumah dan tukar baju. Dia lagi merenung dan tiba-tiba saja, dia menangis dan langsung bergegas ke pemakaman Ji Sun lagi. Saking terburu-burunya, dia sampai memakai sepasang sepatu yang berbeda. Ibu Ji Sun juga nggak seemosianal tadi, apalagi setelah melihat Jeong Suk yang pakai sepatu berbeda karena buru-buru datang. Keduanya berpelukan dan menangis keras.



Setelah agak tenang, Jeong Suk dan Ibu Ji Sun mulai bciara dari hati ke hati. Jeong Suk menceritakan pengalamannya saat pertama kali mendengar sakit lever dan hampir mati. Saat itu dia begitu sedih dan entah bagaimana jika itu terjadi pada anaknya. Dia merasa kalau dia tau alasan Ji Sun begitu ingin melahirkan anak yang dikandungnya. Mungkin itu solusi yang disiapkan Ji Sun supaya orang tuanya sama sekali tidak merasa kesepian, juga memiliki semangat untuk hidup bersama anaknya.

“Ji Sun sepertinya sangat tau bahwa suatu hari dia akan pergi. Jadi, kuharap kau bisa memahami perasaannya. Hiduplah dengan bahagia bersama malaikat yang ditinggalkan oleh putrimu. Lalu, nanti… Nanti, bertemulah kembali dengannya.”

“Kenapa… kau tidak minta aku untuk memaafkan putramu?”


“Aku tidak pantas memintanya,” jawab Jeong Suk, sebelum pergi.


Pas dia keluar dari gedung pemakaman, Jeong Suk melihat sebuah mobil yang tidak asing. Mobil itu terparkir di parkir untuk disabilitas. Di mobil itu juga ada stiker tanda pasien disabilitas. Jeong Suk langsung ingat saat dia selesai operasi, In Ho memintanya untuk mendaftarkan diri agar bisa mendapat parkir disabilitas.

--


Esok harinya,

Hari ini yang marathon hanya Mi Hee dan Roy. Karena cuma berdua, mereka bicara dari hati ke hati. Cielaah. Intinya, Mi Hee udah nggak ada rasa sama Roy. Sebaliknya, dia mau tau, apa Roy menyukai Jeong Suk.

“Aku…,” ujar Roy. Dan kita tidak diberitahu jawabannya.

--


Jeong Suk nggak ikut marathon karena dia lagi nge-date sama I Rang ke museum. Ini caranya untuk menghibur I Rang biar nggak sedih dengan nilainya yang turun. I Rang kesal karena dia ingin membuktikan diri kepada ayahnya tapi malah seperti ini. Jeong Suk langsung menasehatinya untuk belajar keras bukan untuk orang lain, tapi diri sendiri.


Meski cara Jeong Suk menghibur I Rang sederhana, tapi I Rang kembali bersemangat dan ceria.

--


In Ho akhirnya ketemu sama Jung Min. Jauh di dalam hatinya, dia ingin memarahi Jung Min. Lebih tepatnya, membentak. Namun, dia langsung terbayang seolah Jeong Suk akan marah jika dia membentak-bentak Jung Min. Karena itu, In Ho menahan diri. Jung Min juga sangat menyesal. Jadi, In Ho pun menceritakan pengalamannya saat masih dokter muda. Saat itu, ada tiga pasien kecelakaan mobil datang pada waktu bersamaan dengan tanda vital tidak stabil dan terus pendarahan. Keadaannya sangat darurat tapi jumlah staf medis tidak memadai. Dia bahkan sempat berpikir harus menyatakan mereka semua udah mati. Untungnya, dua dari mereka dapat di operasi dan selamat. Sementara satu orang lagi, dia putuskan untuk memindahkannya karena tidak ada profesor yang bisa mengoperasi. Dan saat di pindahkan, pasien mengalami serangan jantung dan meninggal.


“Jika ayah memilih untuk menunggu, apa dia mungkin bisa di operasi? Jika begitu, apa dia bisa selamat? Ada banyak yang dia pikirkan. Lalu, dia sadar. Penilaian dokter menentukan apakah pasien akan hidup atau mati. Jung Min. Satu hal yang pasti adalah pasien sudah meninggal. Jika ingin menjadi dokter yang baik, kau tidak boleh menghindari situasi ini. Jika ada yang harus dibantah, lakukan, serta akui kesalahanmu dan minta ampun. Lalu, ingat kesalahanmu dan belajar dari hal itu. Supaya kau bisa membuat penilaian yang tepat. Agar kau bisa membantu lebih banyak orang. Begitulah cara kau menjadi dokter. Entah apa yang kau pikirkan, tapi kau jelas… memiliki sisi yang lebih baik dari ayah.”

Nasehat ayahnya itu membuat Jung Min menjadi sedikit lebih berani.



Jung Min akhirnya mau ke pemakaman Ji Sun setelah beberapa hari menghindarinya karena rasa takut menghadapi keluarga Ji Sun. Lebih tepatnya, rasa bersalah. So Ra tau kegundahan hati Jung Min, sehingga dia menawarkan diri menemani. Dia juga bilang kalau dia nggak pandai menghibur, namun, dia berjanji akan ada di sisi Jung Min hingga Jung Min bangkit kembali. Itu jika Jung Min mengizinkan.

Setelah sampai di pemakaman Ji Sun, Jung Min memutuskan untuk masuk sendirian menghadapi keluarga Ji Sun.

--


Esok harinya,

Direktur RS dan Prof. Yoon menemui In Ho untuk membicarakan masalah ini karena In Ho adalah mentor Jung Min sekaligus ayahnya. Ini terkait keluarga Ji Sun yang akan menuntut, jadi lebih baik Jung Min mencoba berdamai dengan keluarga Ji Sun. Ini harus segera diselesaikan sebelum situasi memburuk. Hm, dan seperti yang udah di rencanakan oleh In Ho, dia meminta agar masalah ini di usut tuntas.


Entah apa yang terjadi, namun, Prof. Lim menyampaikan ke Seung Hi kalau In Ho mencoba menyalahkan departemen mereka atas kecelakaan medis kali ini. Karena masalah ini menyangkut putranya, In Ho berusaha keras membuat departemen mereka yang disalahkan. Dan pasien itu adalah pasien Seung Hi, jadi Seung Hi harus membela diri kalau tidak mau riwayatnya tamat.



Setelah mendengar itu, emosi Seung Hi meledak. Dia langsung pergi mencari In Ho. Padahal In Ho lagi bersama residen, namun Seung Hi nggak peduli dan memarahinya karena mencoba melimpahkan kesalahan ke departemennya. Keduanya berdebat hebat karena tidak mau departemen mereka di salahkan. Pertengkaran mereka itu kedengaran sama Roy yang lewat.



Hm, aku juga kurang ngerti, namun, sorenya, Roy ke pemakaman Ji Sun lagi (biasa, kalau pemakaman Korea nggak langsung dimakamkan. Tapi di letak dulu di rumah duka beberapa hari. Kalau di Chinese, kalau nggak salah ada yang 3 hari, 5 hari dan 1 minggu CMIIW). Roy bilang ke keluarga Ji Sun kalau dia ingin menjelaskan kenapa Ji Sun meninggal. Sayangnya, ayah Ji Sun nggak mau mendengar penjelasannya dan menyuruhnya untuk pergi.

--



Ny. Oh udah ngerasa ada yang nggak beres dengan keluarga putrinya. Mau tanya ke Jeong Suk langsung, Jeong Suk pasti nggak mau memberitau. Jadi, dia mencoba mengorek informasi dari Ny. Kwak. Udah diduga, Ny. Kwak mana mau memberitahu dan bohong kalau In Ho dengan Jeong Suk baik-baik saja. Karena rasa bersalah, dia malah ngajak Ny. Oh ketemu. Dia membawa Ny. Oh untuk ke klinik pengobatan Korea.


Nadi Ny. Oh diperiksa dan hasilnya kurang bagus. Dokter merasa ada perandangan gitu dan menyarankan untuk menjalani pengobatan. Ny. Kwak langsung heboh tapi Ny. Oh menyuruhnya untuk nggak usah memikirkannya. Eh, Ny. Kwak malah mengajak Ny. Oh untuk makan malam bersama. Ny. Oh langsung tercengang kaget. Dari saat Ny. Kwak mengajaknya ke klinik aja, Ny. Oh udah rada bingung. Lah, ini ngajak makan malam lagi. Ckckck. Kenapa? Karena hari ini adalah hari peringatan kematian suami Ny. Kwak. Dan bisa-bisa Ny. Kwak lupa. Yang ingat malah Ny. Oh.




Jeong Suk juga ingat kalau ini hari peringatan kematian ayah mertuanya. Dia pulang cepat dari RS hari ini dan secara khusus pulang ke rumah untuk menyiapkan ritual leluhur. In Ho dan Ny. Kwak jadi nggak enak dan membantu Jeong Suk. Sepertinya, ini pertama kalinya In Ho dan Ny. Kwak melakukan persiapan karena mereka beneran nggak tau apapun dan Jeong Suk harus mengajarinya. Ny. Kwak lebih kelewatan karena dia belajar acuh nggak acuh. Huft, itu karena dia merasa Jeong Suk yang akan terus melakukannya. Padahal, jeong Suk uadh bilang kalau dia nggak bisa melakukan ini selamanya.




Acara ritual leluhur berjalan lancar. Namun, wajah Jeong Suk terlihat sedih. Setelah upacara berakhir dan mereka lagi makan bersama, Ny. Kwak langsung membuat pengumuman untuk tidak melakukan acara itu lagi. Lebih baik, dilakukan dengan kumpul dan makan bersama, karena mereka kan juga keluarga Kristen. Ny. Kwak beralasan kalau dia kasihan melihat Jeong Suk yang bekerja keras mempersiapkan upacara ini. Dia juga menolak mempersiapkannya karena nggak pandai masak dan yang selalu menyiapkannya adalah Ibu mertua dan sekarang Jeong Suk.


In Ho tentu nggak setuju. I Rang yang mendengarkan mulai menebak, apakah neneknya punya pacar? Ah, karena udah ketebak, Ny. Kwak langsung mengaku. Satu keluarga shock. Mana Ny. Kwak bilang kalau dia merasa nggak nyaman melakukan ritual karena nggak tau akan kemana hubungannya dengan pacarnya itu. Dia ada niat menikah dengan pacarnya.


Dan begitulah upacara berakhir. Dan sekarang, In Ho lagi membantu Jeong Suk mengelap piring yang di cuci Jeong Suk. Sambil nge-lap, dia ngedumel tentang Ibunya yang punya pacar dan ada niat nikah. Jeong Suk menanggapi dengan dingin dan akhirnya bilang, kalau ini adalah ritual terakhir yang disiapkannya.


“Mari kita bercerai,” ujar Jeong Suk.



Kalian ingat kan dengan mobil yang dilihat Jeong Suk parkir di parkir disabilitas? itu adalah mobil In Ho. Dan In Ho mendaftarkan namanya untuk mendapatkan tanda disabilitas untuk bisa parkir di area itu. Saat melihat itu, Jeong Suk langsung kebayang In Ho yang membawa mobil tersebut dan mengajak Seung Hi keliling. Membayangkan itu, Jeong Suk ketawa. Nggak nyangka aja ternyata suaminya orang seperti itu. Dia merasa amat bodoh dan menyedihkan karena menghormati In Ho selama ini. Saat itu, Jeong Suk langsung menelpon ke polisi untuk melaporkan ada yang parkir ilegal di area disabilitas. Pengemudinya menempelkan stiker disabilitas padahal sehat.

Dan kemudian, sesuatu terlihat di kepala Jeong Suk. Mungkin, semua ini bukan salah In Ho sedari awal.


“Ibumu yang gagal mengajarimu mana yang benar dan salah. Serta aku yang sangat permisif dalam segala hal. Sedikit banyak, kami juga bersalah. Aku sudah memutuskan. Kurasa sudah waktunya untuk ikhlas jika kita hanya menjadi orang tua Jung Min dan I Rang. Sebagai ayah anak-anak, aku bisa memaafkanmu. Namun… sebagai suamiku, kau… tidak lagi berarti bagiku. Aku tidak ingin membencimu lagi. Aku tidak merasa harus membencimu. Hubungan kita… sudah berakhir. Aku ingin terbebas dari neraka ini. Kita berpisah saja. Aku mau bercerai.”


Setelah mendengarkan keinginan Jeong Suk, In Ho tiba-tiba saja pingsan. Jeong Suk awalnya mengira In Ho cuma akting, tapi setelah diteriaki In Ho nggak bangun, Jeong Suk jadi panik.

 

 



Preview episode 13

In Ho mencoba mendapatkan hati Jeong Suk kembali dengan membelikan sandwich dan bunga. Dia juga bilang nggak mau bercerai. Jeong Suk bilang kalau semua udah terlambat.

Kondisi Ny. Oh nggak baik dan masuk rumah sakit. Jeong Suk akhirnya tau kalau Seung Hi adalah dokter Ibunya.

 

 

 

 

 

 

Post a Comment

Previous Post Next Post