Sinopsis Doctor Cha Episode 9

 

Sinopsis Doctor Cha Episode 9




Jeong Suk tiba dan berusaha keras untuk menyembunyikan rasa amarahnya setelah mengetahui perselingkuhan In Ho. Sementara itu, tanpa mengetahui kalau Jeong Suk sudah tau yang sebenarnya, In Ho, I Rang, Jung Min dan Ny. Kwak bersikap ramah dan menyanyikan lagu ulang tahun untuknya dengan suara keras. Disisi lain, Seung Hi juga diam-diam ke sana dan rasa iri timbul di hatinya saat melihat moment ulang tahun Jeong Suk. Dia sangat iri dan membayangkan kalau seharusnya, dia dan Eun Seo yang berada di sana.


Setelah menyanyikan lagu ulang tahun, anak-anaknya dan mertuanya memberikan hadiah yang sudah mereka siapkan. I Rang memberikan hadiah sepatu. Jung Min memberi hadiah parfum. Dan Ny. Kwak memberi hadiah sebuah dompet ber-merk. Hanya In Ho yang tidak menyiapkan hadiah dan hanya memberikan sebuket bunga.




Suasana beneran canggung karena Jeong Suk bersikap dingin, tidak seperti biasanya. Suasana canggung berubah menjadi tegang ketika tiba-tiba saja, Jeong Suk menghantamkan muka In Ho ke atas kue tart dengan keras. Semua kaget terutama In Ho. Dan suasana tegang itu mereda saat Jeong Suk tiba-tiba saja tertawa dan meminta In Ho menganggap yang tadi itu hadiah ulang tahun untuknya karena dia sangat ingin melakukan hal itu dari dulu. Karena Jeong suk udah bilang begitu, nggak ada yang bisa marah.



Saat di perjalanan pulang, suasana mobil sama tegangnya saat di tempat acara. Untuk meredakan suasana, In Ho menyarankan radio. Kebetulan sekali yang diputar adalah lagu jadul dan merupakan lagu kesukaan Jeong Suk. Eh, Jeong Suk malah bilang kalau itu bukan lagu kesukannya tapi mantan pacarnya. Suasana makin tegang. In Ho sampai kehilangan fokus dan hampir oleng saat menyetir. Dia kaget, mengira salah orang lagi. Untunglah Jeong Suk menimpali kalau itu lagu kesukaannya juga. Ah, sangat menarik karena dia dan mantan pacar In Ho punya selera yang sama mulai dari lagu hingga pria.


Karena pembicaraan makin nggak bener, Jung Min mencoba mengalihkan topik dengan membahas ulang tahun pernikahan In Ho dan Jeong Suk yang sebentar lagi. I Rang juga meminta Ibunya menceritakan saat pernikahannya. Sayang sekali, pernikahan In Ho dan Jeong Suk tidak seindah itu. Saat In Ho dan Jeong Suk menikah, seorang anggota keluarga mereka, Bibi Mi Hee, menjadi penyanyi di pernikahan mereka. Masalahnya, bibi Mi Hee tidak pandai menyanyi sedikitpun sehingga para tamu udangan diam-diam tertawa. In Ho juga mengenakan jas kebesaran punya orang lain. Jeong Suk merasa malu, begitu juga In Ho. Tapi, rasa malu itu terobati karena In Ho mengenggam tangannya dengan erat.


Padahal Jeong Suk lagi sedih mengingat pernikahannya tidak begitu indah, eh, Ny. Kwak malah menaburkan garam ke luka. Dia bercerita ke cucu-cucunya kalau tidak ada satupun yang dia sukai dari acara pernikahan In Ho dan Jeong Suk. Bahkan setelah menikahkan In Ho, dia nggak bisa ikut reuni kaerna merasa malu.

Ucapan itu dan kenangan pernikahan serta amarah yang sudah dipendamnya sedari tadi, membuat Jeong Suk tidak bisa menahan tangisnya. Dia pun meminta In Ho meminggirkan mobil. Begitu mobil berhenti, Jeong Suk langsung turun dan berjalan pergi. Yang lain panik dan mau turun, tapi dibelakang ada banyak mobil dan sibuk mengklakson agar mereka segera jalan.


Setelah jalan, Ny. Kwak mulai membicarakan sikap aneh Jeong Suk dan curiga kalau menantunya sudah tau sesuatu. Hm, tapi Jung Min merasa itu mustahil karena kalau tau, harusnya Ibunya marah. I Rang berpendapat kalau Ibunya mungkin hanya sedang menahan diri dan mencoba mengumpulkan bukti. In Ho juga tegang mendengar pendapat Ibu dan anak-anaknya. Akhirnya, mereka memutuskan kalau mustahil Jeong Suk tau perselingkuhan In Ho. Ny. Kwak sampai berdoa agar Jeong Suk taunya setelah dia (Ny. Kwak) mati saja.

--


Suasana hati Seung Hi sedang sangat buruk. Dan saat sampai di rumah, dia juga melihat ada sekotak ayam goreng yang di makan Eun Seo. Dia udah bisa menebak kalau suasana hati Eun Seo pun sedang tidak begitu bagus. Melihat Ibunya datang memeluknya tiba-tiba, Eun Seo pun tau kalau Ibunya tidak dalam suasana hati yang baik. Namun, keduanya memilih untuk tidak saling bertanya.

--


Jeong Suk tiba di rumah larut malam. Semalaman, dia tidak bisa tidur dan mencari informasi mengenai perceraian karena perselingkuhan. Para netizen menyarankan untuk mengumpulkan bukti perselingkuhan dan juga pembagian harta. Juga, jangan biarkan komentar-komentar menggoyahkan niat. Lebih baik mendapatkan konsultasi dari firma hukum.


Esok harinya, In Ho sama sekali nggak menyadari kalau Jeong Suk tidak tidur semalaman dan malah meminta di ambilkan dasi hitamnya. Hari ini, In Ho mau pergi ke pemakaman istri gurunya saat SMA. Dia jadi khawatir pada gurunya karena harus hidup sendiri sekarang. Komentarnya langsung membuat Jeong Suk bertanya, ‘kapan In Ho mau mati?’ (wwkwk, pertanyaan absurd yang membuat In Ho kaget). Jeong Suk bertanya gitu, karna dia mau In Ho mati duluan biar nggak usah menjalani hidup sebagai duda yang kesepian seperti gurunya itu. Tanpa tahu maksud sebenarnya, In Ho berterimakasih atas kekhawatiran Jeong Suk.

Setelah membahas kematian In Ho (wkwkwk), Jeong Suk meminta In Ho untuk pulang lebih awal hari ini karena ada hal yang ingin dibahasnya.


Setelah In Ho pergi, Jeong Suk juga pergi keluar. Dia pergi ke firma hukum khusus perceraian untuk konsultasi. Pengacara di sana menyarankan Jeong Suk untuk mengumpulkan bukti perselingkuhan suaminya dulu, seperti keluar masuk hotel. Pengacara juga memperingati, kalau begitu gugatan cerai di mulai, dia akan melihat sisi terburuk suaminya. Bisa dibilang, ini akan menjadi pertarungan kotor. Jeong Suk sudah mendengarkan saran-saran dari pengacara dan menginginkan perceraian baik-baik. Sayangnya, pengacara malah bilang, tidak ada yang namanya perceraian baik-baik.


Jauh di dalam hatinya, Jeong Suk merasa sesak. Dia tidak ingin pernikahan yang telah dibina berpuluh tahun, berakhir dengan perceraian. Dan perceraian itu disebabkan oleh perselingkuhan In Ho. Hatinya terasa sangat sakit.


Dan menyadari kalau pikirannya sedang di penuhi oleh masalah adalah Roy, ketika mereka sedang melakukan aktivitas lari marathon di sore hari.

“Kenapa kau tidak lari?”

“Aku hanya… merasa semuanya sia-sia. Untuk apa aku berlari? Untuk apa aku makan? Untuk apa aku bernapas? Semuanya percuma. Aku merasa hampa.”

“Apa terjadi sesuatu? Semua pasti terjadi karena sesuatu. Tidak ada ledakan tanpa pemicu,” ujar Roy. “Dokter Cha, mau ikut sukarelawan medis? Rumah sakit kita sering memberi layanan medis gratis untuk masyarakat. Aku akan berpartisipasi. Kau juga harus ikut.”

--



Seluruh keluarga udah berkumpul untuk mendengarkan apa yang ingin dibicarakan oleh Jeong Suk. Yang paling tegang adalah In Ho. Ternyata, Jeong Suk ingin memberitahu kalau dia akan tinggal di asrama residen mulai sekarang. Alasannya karena dia menjadi terlalu sibuk dan lelah untuk bolak balik. In Ho dan Ny. Kwak yang paling menentang hal itu padahal I Rang saja setuju kalau Ibunya mau keluar rumah. Ny. Kwak langsung protes mengenai siapa yang akan mengurus rumah, soalnya dia nggak bisa melakukan semua pekerjaan urmah seorang diri (Lha, terus dia ngira Jeong Suk apaan). Lagian, nggak ada ART yang memuaskannya juga. Jung Min dan I Rang saja muak mendengar keluhan neneknya.

“Aku juga sangat lelah, Bu. Cari ART yang Ibu suka atau turunkan standari Ibu,” jawab Jeong Suk.


Dan begitulah, akhirnya, Jeong Suk keluar dari rumah dan tinggal di asrama residen. Dia juga sudah mendaftar untuk menjadi sukarelawan medis. Saat In Ho mau membantunya pindahan dengan mengangkat kopernya, jeong Suk langsung menolak dan melakukan semuanya sendiri. Asrama residen Jeong Suk ternyata berada di depan kamar asrama So Ra. Yah, karena itu, dia jadi lebih sering memergoki So Ra dengan Jung Min yang mau janjian.




Tapi, karena keduanya nggak mau ketahuan, keduanya jadi menjaga jarak di depan Jeong Suk. Dan ini, tentu membuat So Ra dengan Jung Min tidak merasa bebas. Wkwkwkw, padahal Jeong Suk udah tau kalau keduanya pacaran.

--




In Ho juga akan ikut sukarelawan medis. Dan dia baru merasa kehilangan Jeong Suk karena tidak ada yang membantunya packing sementara dia nggak begitu tau letak barang. Yang ikut dalam sukarelawan medis ini juga ada Roy, Jung Min dan So Ra. Oh ya, sejak keluar dari rumah, Jeong Suk selalu menghindari In Ho terutama di acara sukarelawan ini. Padahal, In Ho udah menyiapkan kursi kosong di sebelahnya untuk Jeong Suk, tapi Jeong suk menolak duduk di sana dan duduk di kursi kosong di belakang. Dan ya udah, Roy yang naik belakangan, langsung duduk di samping kursi Jeong Suk.


Di tempat pelayanan, In Ho masih berusaha mendekati Jeong Suk, eh, tapi Jeong Suk ternyata mendaftar untuk melayani lansia dengan turun ke rumah. Jadi, pelayanan medis ini ada dua : pasien yang datang untuk berobat dan dokter yang datang ke rumah-rumah warga lansia untuk mengobati.



Jeong Suk turun ke rumah warga untuk melayani dengan seorang dokter residen pria. Selama pelayanan, Jeong Suk selalu memberikan yang terbaik. Contohnya, ketika dia melayani seorang kakek yang menderita diabetes dan kakinya terluka. Luka kakek itu nggak kunjung mereda dan kadar gula darahnya cukup tinggi. Setelah ditanya-tanya, ternyata kakek itu menyimpan obat insulinnya di tempat terbuka padahal obat itu harusnya di simpan di kulkas. Kakek itu juga sering lupa minum obat karena tinggal sendiri dan nggak ada yang mengingatkan. Jeong Suk merasa kasihan mendengar jawaban si kakek. Dan tanpa ragu, dia langsung mengambil air untuk membersihkan kaki kakek tersebut. Hal yang dilakukannya membuat kolega dokternya tercengang karena dia nggak terbesit melakukan hal demikian.



Tidak hanya itu, Jeong Suk juga memotret kaki kakek itu dan berjanji akan berkunjung lain kali untuk memeriksa keadaannya lagi. Dia juga membuatkan makan malam untuk kakek tersebut. Dedikasinya benar-benar luar biasa dan membuat koleganya merasa kagum.



Sementara itu, di tenda pelayanan, In Ho memberikan pengobatan untuk pasiennya dengan cara yang to the point. Kalau Roy, udah kayak yang kita tau, dia memberikan pengobatan dengan cara yang amat ramah.

--


Di RS Univ. Gusan,

Seung Hi lagi galau karena In Ho nggak bisa dihubungi. Nggak sengaja dia berpas-pasan dengan Ny. Oh (ibu Jeong Suk, tapi Seung Hi belum tau). Ny. Oh yang menyapanya dan mengingatkan Seung Hi kalau dia pernah melakukan MCU di sini dan Seung Hi yang membacakan hasilnya. Mereka pun berbincang sebentar. Ny. Oh memberitahu kalau dia kemari untuk berobat ke departemen Ortopedi, soalnya, bahunya terasa sakit. Dia datang sendiri karena tidak mau membuat putrinya khawatir.


Dari pembicaraan mereka, kita jadi tau kalau Ibu Seung Hi meninggal saat Seung Hi masih SMA. Ny. Oh jadi kasihan dan memujinya karena udah tumbuh dengan baik dan hebat sehingga Ibunya pasti merasa bangga padanya. Seung Hi terharu mendengar ucapannya. Setelah berbincang lebih lanjut, Ny. Oh memberitau kalau putrinya juga dokter dan sedang menjalani residen di departemen kedokteran keluarga. Seung Hi jadi tertarik dan mau tau dimana anaknya menjadi residen. Ny. Oh pun berbohong kalau putrinya menjadi residen di rumah sakit lain, bukan di RS Univ. Gusan.


Suasana hati Seung Hi udah agak membaik setelah bicara dengan Ny. Oh, tapi saat kembali ke ruangannya, dia malah kedatangan tamu. Ny. Kwak menemuinya langsung. Pembicaraan mereka tidak mengenakkan. Dari cara bicara Ny. Kwak, dia menyalahkan Seung Hi karena melahirkan Eun Seo dan menyia-nyiakan masa mudanya. Dia juga menyuruh Seung Hi mengakhiri hubungannya dengan Eun Seo. Dan juga, jangan panggil dia ‘eommo-ni’ karena menantunya hanya Jeong Suk.


Seung Hi masih berusaha melunakkan hati Ny. Kwak dengan menunjukkan foto putrinya, Eun Seo. Dan reaksi Ny. Kwak hanya memujinya cantik dan Seung Hi sudah membesarkannya dengan baik. Walau begitu, dia akan mengganggap tidak pernah melihat foto Eun Seo.

Hati Seung Hi sakit. Sebagai seorang Ibu, dia sakit hati karena putri yang dia sayangi dan dia besarkan dengan sepenuh hati, tidak dianggap oleh Ibu dari ayah anaknya.

--


Kembali ke tenda pelayanan,

Kepala desa mendadak datang ke tenda pelayanan sambil berteriak-teriak untuk menyelamatkan ayahnya. Semua dokter yang bertugas di tenda pun berkumpul untuk mendengar masalahnya apa. Hm, setelah mendengar permasalahannya, In Ho yang diutus pergi dengan alasan dia lebih ahli dalam penyakit dalam terutama bagian dubur. In Ho menolak, tapi Roy, prof. Yoon (kepala departemen bedah) dan prof. Lim (kepala departemen kedokteran keluarga) memaksanya. Dan memang tidak ada dokter residen yang bisa di suruh In Ho. Terpaksa In Ho pun ikut dengan kepala desa.


Perjalanan ke rumah ayah kepala desa cukup jauh. Pertama, dia harus naik mobil hingga pertengahan gunung dengan kondisi jalan yang nggak mulus. Selanjutnya, dia harus jalan kaki menuju puncak karena mobil nggak bisa lewat.


Setelah sampai, kita pun diberitahu penyakit ayah kepala desa. Ayah kepala desa udah lebih dari delapan hari nggak BAB. Mereka udah memberi berbagai obat sembelit, tapi nggak ada yang mempan. Setelah diam sesaat, In Ho pun menanyakan, apa mereka punya vaseline? Setelah itu, dia menyuruh ayah kepdes untuk meredam pant*tnya agar ototnya menjadi rileks. Sementara si ayah berendam, In Ho bersiap. Dia memakai baju celemek dan sarung tangan plastik. Di lantai rumah juga sudah disiapkan kertas koran yang dibentangkan lebar dan selembar kertas koran yang dilubangi. Setelah persiapan selesai, si ayah diminta berbaring seperti udang (berbaring menyamping dan dekatkan lutut ke dada) di atas kertas koran yang sudah dibentangkan. Dan ya udah kita duga lah, nggak usah ku jelaskan detail, In Ho memasukkan carinya ke lubang untuk membantu agar si ayah bisa BAB.


Caranya berhasil. Seluruh keluarga berterimakasih pada In Ho dan menawarkannya minum makgeolli. Meskipun In Ho sudah menyelesaikan tugasnya dengan baik, tapi dia merasa agak jij*k dengan tangannya sendiri. Yah, bisa dimaklumi.



Nggak terasa hari udah malam aja. Sekarang, semua dokter udah berkumpul untuk menyiapkan makan malam dengan dibantu warga sekitar. In Ho juga udah balik dan langsung tukar baju karena ada yang mengeluh bau ketika lewat di dekatnya. Dia juga lupa membawa hp-nya setelah tukar baju. Dan saat itu, Eun Seo meneleponnya karena Seung Hi tiba-tiba merasa keram perut dan dibawa dengan 119. Seung Hi meminta di bawa ke rumah sakit lain, jangan ke RS Univ. Gusan. Eun Seo sangat mengkhawatirkan Ibunya dan kesal karena ayahnya tidak mengangkat telepon.


Sang ayah sekarang lagi cemburu melihat kedekatan Jeong Suk dengan Roy. Dia terus saja mencoba mendekati Jeong Suk, tapi Jeong Suk terus menghindar. Saat hanya berdua dengan Roy, In Ho menyindir-nyindirnya dan dibalas dengan Roy. Dia sok mau mengatur kedekatan Roy dan Jeong Suk, tapi dia aja ketakutan kalau orang lain tahu hubungan sebenarnya dengan Jeong Suk. Ckckck.



Dan ini memang hari yang kurang bagus untuk In Ho. Saat dia mau membuktikan diri ke Roy kalau dia juga bisa masak, dia malah nggak sengaja menumpakan saus doenjang ke bajunya yang berwarna putih. Udah tumpah, dia pun kena marah sama Ibu-Ibu warga. Ah, mana itu baju ganti terakhirnya. Terpaksa, dia pun memakai baju pinjaman dari Ibu warga dan di paksa membantu mengumpa bawang bombay sebagai hukuman karena sudah menumpahkan doenjang.



Akhirnya makanan selesai. Roy dan In Ho diajak minum makgeolli bersama prof. Yoon dan prof. Lim. In Ho udah mulai mabuk dan menolak minum sesuai prinsipnya, berhenti minum sebelum mabuk. Prof. Lim setuju dengan In Ho dan mulai berdebat dengan prof. Yoon yang terus memaksa. Biar nggak ribut, Roy menawarkan diri untuk minum. Prof. Yoon langsung memujinya. Merasa tersaingi, In Ho akhirnya mau minum lagi.


Para residen yang melihat prof. Yoon dan Prof. Lim yang terus berdebat mulai menggosipkan mereka. Ternyata, saat kuliah, kedua profesor itu adalah sahabat. Saking dekatnya mereka, prof. Lim menjodohkan Prof. Yoon dengan adiknya. Tapi, Prof. Yoon malah putus dengan adik Prof. Im dan nikah dengan putri orang kaya. Dari itu, hubungan keduanya renggang dan sering berdebat. Yah, meskipun Prof. Yoon akhirnya bercerai dengan istrinya. Meski begitu, Prof. Im tetap nggak senang karena adiknya juga tidak menikah sampai sekarang.




Sementara itu, So Ra dan Jung Min diam-diam pergi pacaran. Jeong Suk yang udah biasa melihat itu, udah kebal dengan tingkah keduanya. Lagi asyik menikmati pemandangan, So Ra malah mau melihat rekaman operasi yang diikuti Jung Min soalnya dia belum pernah melihat operasi itu. Sementara So Ra melihat operasi itu, Jung Min ke toilet. Ah, ternyata, So Ra malah melihat video lain di hp Jung Min. Video perayaan ulang tahun Jeong Suk.


Kembali ke In Ho dan Roy. Keduanya udah mabuk dan berduet sambil berangkulan. Wkwkwkw. Dan tiba-tiba saja, In Ho berteriak memanggil Jeong Suk dengan sebutan : ‘yeobo’ (sayang)!!! Rasa mabuk Roy langsung hilang. Semua orang langsung shock.

“Yeobo!! Cepat kemari. Bernyanyilah bersamaku,” lanjut In Ho.

 

Post a Comment

Previous Post Next Post