Sinopsis Drama Korea : See You in My 19th Life Episode 01

Sinopsis Drama Korea : See You in My 19th Life Episode 01


Ada seorang wanita muda yang mempunyai suatu ‘kemampuan’ dalam dirinya, yaitu : Dia mengingat semua kehidupannya sebelum bereinkarnasi menjadi sekarang. Ingatan itu tidak langsung didapatkannya begitu dia terlahir kembali, melainkan kembali saat usianya sekitar 8 hingga 12 tahun. Ingatan itu kembali layaknya ombak yang bergemuruh. Dan begitu ingatan itu kembali, dia ingat apa saja yang sudah dilakukan dan dialaminya. Tentu, ada kehidupan yang membahagiakan dan ada juga yang menyedihkan.

Dan kita akan mendengarkan kehidupan wanita ini…

--


Semua dimulai ketika sang wanita, Ban Ji Eum, berusia 9 tahun. Hari itu, hujan turun dengan sangat deras. Dan di dalam rumahnya yang sederhana, dia mendapatkan semua ingatan kehidupan sebelumnya, termasuk kenangan hangat yang paling dirindukannya bersama seorang anak lelaki, Mun Seo Ha. Hal yang pertama yang dia pertanyakan ketika mendapatkan kembali ingatan tersebut adalah : “Apakah dia (Seo Ha) masih hidup?


= KEBAHAGIAAN, KESEDIHAN, SIMPATI DAN KEGEMBIRAAN =


Ini adalah kehidupan ke-19 bagi manusia ini dengan nama Ban Ji Eum. Dan dia menyadari bahwa hidupnya kali ini tidak akan mudah. Ayahnya adalah seorang pemabuk dan pejudi yang suka memukuli Ibunya. Tidak heran, jika akhirnya, Ibunya menyerah dan kabur meninggalkannya sendiri bersama Ayah dan Kakak laki-lakinya.



Setelah Ibunya pergi, Ji Eum mulai mencari cara untuk bertahan hidup dengan kemampuan dan ingatan dari kehidupan masa lalunya. Dia mengikuti sebuah ajang reality show dan menampilkan tarian Flamenco. Dia juga ahli dalam bahasa Spanyol. Dia juga bisa membaca huruf Mandarin dan hafal akan sejarah. Berkat hal itu, dia mendapatkan julukan sebagai ‘gadis serba bisa.’



Dengan semua kemampuan tersebut, Ji Eum mampu menghasilkan banyak uang. Namun, semua uang itu habis sia-sia karena diambil alih ayahnya dan dipakai berjudi. Kakaknya juga sama tidak bergunanya seperti ayahnya karena hanya tau mengambil uang yang susah payah ditabungnya. Meskipun kehidupannya sangat sulit, Ji Eum tetap optimis akan kehidupannya karena dia sudah pernah menjalani hidup yang jauh lebih sulit di masa perang. Kehidupan sulit ini bukanlah apa-apa.


Hingga suatu hari, Ji Eum memutuskan kabur dari rumah. Dengan hanya memakai baju kaos dan celana pendek serta sebuah tas kecil, Ji Eum terus berlari menjauh dari rumahnya menuju suatu daerah. Dia akan menemui seseorang yang akan bisa mempertemukannya dengan Seo Ha. Dan orang itu adalah seorang ahjumma bernama Kim Ae Gyeong yang berjualan dengan menjual cemilan tteokbokki dan sejenisnya.



Awalnya, Ji Eum mencoba berbohong pada Ae Gyeong dengan menulis surat menggunakan identitas kehidupan masa lampaunya, Kim Jung Ho, yaitu paman Ae Gyeong. Isi suratnya agar Ae Gyeong membantu meminjamkan uang pada anak yang membawa surat. Namun, Ae Gyeong ternyata mengenalinya sebagai ‘gadis serba bisa.’ Karena gagal mendapatkan bantuan dengan cara berbohong, akhirnya, Ji Eum mencoba jujur dengan memberitahu kalau dia adalah reinkarnasi dari Kim Jung Ho, paman Ae Gyeong.



Pada kehidupan ke-17, Ji Eum terlahir menjadi seorang pria dengan nama Kim Jung Ho. Dia bekerja sebagai seorang akrobat. Dan Ae Gyeong adalah anak yatim piatu yang dia adopsi dan dibesarkannya. Sayang sekali, umur Jung Ho tidak panjang. Sepertinya, dia meninggal karena sakit saat usia Ae Gyeong masih kecil.


Hm, tentu saja Ae Gyeong sulit memercayai anak kecil di hadapannya sebagai pamannya. Ditambah lagi, anak itu terus meminjam uang 100.000 won padanya. Baginya, anak itu hanya bicara omong kosong saja. Namun, Ae Gyeong tetap bersikap ramah dan ingin tau, untuk apa Ji Eum meminjam uang. Ji Eum menjawab kalau dia ingin bertemu Seo Ha.

Di kehidupan sebelumnya, kehidupan ke-18.



Pada kehidupan ke-18, Ji Eum cukup beruntung karena dia terlahir sebagai putri keluarga kaya dengan nama Yoon Ju Won. Dan pada kehidupan inilah dia bertemu dengan seorang anak lelaki yang lebih muda beberapa tahun daripadanya bernama Mun Seo Ha. Sedari awal pertemuan mereka, kesan pertama tidak begitu baik karena Ju Won yang sudah mendapatkan kembali ingatan kehidupan sebelumnya, sangat dewasa dan merasa Seo Ha hanyalah seorang ‘anak kecil.’



Namun, Seo Ha begitu membuat Ju Won penasaran akan tingkahnya yang misterius dan terkadang kekanak-kanakkan. Seo Ha mempunyai satu kebiasaan yaitu, dia suka merendam dirinya di dalam kolam renang dengan cara berjongkok. Ju Won dan Seo Ha bisa saling mengenal karena Ibu mereka adalah teman. Ibu Seo Ha sakit keras sehingga dia meminta temannya untuk berkunjung dengan anaknya agar putranya mempunyai teman.



Seo Ha tidak begitu menyukai Ju Won, awalnya. Hingga, Ju Won dengan sengaja menjatuhkan buku ‘Bulan dan Hutan Penyihir Barat’ ke kepalanya dan menakut-nakutinya dengan menunjukkan sebuah trik sulap. Ju Won melakukannya hanya untuk memberikan pelajaran kepada Seo Ha yang sombong padahal dia berniat membantu mengambilkan buku. Eh, tidak disangka, Seo Ha yang dasarnya memang masih bocil, mengira Ju Won adalah penyihir. Ju Won tidak meluruskan dan malah memberitahu rahasianya kalau dia bisa mengingat kehidupan masa lampaunya. Seo Ha semakin penasaran dan mengira Ju Won dikutuk oleh penyihir. Melihat reaksinya, Ju Won semakin tertarik padanya.


Dan demikianlah, Ju Won menjadi sering berkunjung dan bermain bersama Seo Ha. Dia juga mengajak adiknya yang lebih kecil dari Seo Ha, Yoon Cho Won, untuk ikut bermain. Hari – hari yang mereka lewati bersama begitu membahagiakan.



Namun, tidak ada kebahagiaan yang berlangsung selamanya. Kondisi kesehatan Ibu Seo Ha semakin memburuk dan harus dirawat di rumah sakit. Ibu Seo Ha sepertinya sadar kalau usianya sudah tidak lama lagi sehingga dia menitipkan Seo Ha pada Ju Won.


Seo Ha sangat mengkhawatirkan kondisi Ibunya. Suatu hari, saat berada ditepian kolam, Seo Ha bilang ke Ju Won kalau dia juga mengingat kehidupan masa lampaunya. Ju Won sudah serius mendengarkan, mungkin dengan harapan kalau ada yang sama dengannya, tapi Seo Ha ternyata hanya bilang kalau dulu dia adalah kura-kura. Dia mengatakan demikian karena ingat pernah melihat kura-kura di hotel milik Ibunya. Ju Won tersenyum tipis dan semakin menganggapnya sebagai anak kecil. Kata ‘anak kecil’ membuat Seo Ha sangat marah. Ternyata alasannya karena dia masih ‘anak kecil’, Ibunya harus terus merawatnya meskipun sakit. Makanya, Seo Ha tidak ingin dianggap sebagai ‘anak kecil.’


Ju Won bisa memaklumi kesedihannya. Kebaikan dan perhatian yang diberikan Ju Won, membuat Seo Ha salah paham mengira Ju Won menyukainya. Ju Won tidak mengiyakan dan malah menggoda akan memberitahu jawabannya saat ulang tahun Seo Ha.



Moment-moment kecil dan kekanak-kanakkan itu yang membuat  Ju Won bahagia karena membuat dirinya merasa seperti anak berusia 12 tahun. Membuatnya lupa akan kehidupan lampaunya.


Namun, manusia hanyalah manusia. Meskipun sudah berjanji akan terus berada di sisi Seo Ha, Ju Won tiba-tiba saja harus ‘berpisah’ dari Seo Ha dan bereinkarnasi menjadi ‘Ban Ji Eum.’ Karena itu, di kehidupan ke-19 nya sekarang, dia ingin melihat apakah Seo Ha masih hidup dan menjalani kehidupan dengan baik. Masalahnya, dia terlahir di keluarga miskin dan uang jerih payahnya di ambil oleh ayah dan kakaknya. Karena udah buntu, makanya dia mencari Ae Gyeong, orang yang dikenalnya dari kehidupan ke-17 untuk meminta tolong.



Terlepas dari apakah cerita Ji Eum benar atau tidak, Ae Gyeong tetap membantu secara tulus. Sebelum pergi, Ji Eum mengucapkan sebuah kalimat yang langsung membuat Ae Gyeong akhirnya percaya bahwa Ji Eum adalah reinkarnasi paman Jung Ho yang sangat disayanginya semasa kecil.


“Ae Gyeong-ah. Pasti sulit untuk dewasa sendirian. Mulai sekarang, tinggallah dengan paman.”


Setelah mendapatkan uang dari Ae Gyeong, dengan menggunakan bus dan taksi, Ji Eum langsung pergi ke kawasan rumah Seo Ha. Berada di sana, Ji Eum jadi teringat kenangan terakhirnya bersama Seo Ha dan juga kenangan terakhirnya dengan kehidupan sebagai Yoon Ju Won.



Hari itu adalah hari ulang tahun Seo Ha. Ju Won dan Seo Ha pergi bersama dengan seorang supir menuju taman hiburan. Di dalam mobil, Ju Won memberikan Seo Ha sebuah kotak tergembok sebagai hadiah ulang tahun. Kunci gembok itu disembunyikan dan Seo Ha harus mencarinya sendiri. Ketika Seo Ha sedang asyik mencoba menebak dimana kunci itu berada dengan petunjuk yang diberikan Ju Won (yaitu : ada di tempat kesukaannya dan tempat itu wangi), tiba-tiba saja, sebuah truk melaju kencang dari arah persimpangan dan langsung menabrak mobil mereka. Mobil terguling berulang kali di jalanan sepi. Di dalam mobil yang hancur itu, Ju Won berusaha melindungi Seo Ha menggunakan tubuhnya.

Setiap kehidupanku berakhir, aku akan mendoakan hal yang sama. Aku berharap itu kehidupan terakhirku atau ingatanku tidak akan kembali.

Namun, kali itu, aku mendoakan hal yang berbeda.


Seo Ha shock melihat Ju Won yang terluka dihadapannya tapi tetap tersenyum. Dan yang paling menyakitkan Seo Ha adalah Ju Won mengatakan sesuatu padanya, namun, telinganya terluka dan berdengung sangat keras hingga dia tidak bisa mendengar apa yang dikatakan oleh Ju Won. Dan di detik selanjutnya, tubuh Ju Won jatuh terkulai di atas tubuhnya. Yoon Ju Won meninggal.



Kenangan menyedihkan dan menyakitkan itu, menjadi mimpi buruk bertahun-tahun bagi Seo Ha. Dia bukan lagi bocah sombong, melainkan seorang remaja pria pendiam dengan telinga yang tidak bisa mendengarkan dengan baik. Ada satu hal yang Seo Ha ingat tentang perkataan Ju Won, yaitu saat pemakaman Ibunya. Ju Won bilang kalau Ibu Seo Ha akan terlahir kembali dan tidak akan mengingat Seo Ha maupun kehidupannya ini, namun, Ibunya akan terlahir sehat dan tidak perlu lagi di rawat di rumah sakit. Perkataan itu menghibur Seo Ha karena Ibunya tidak perlu lagi merasa sakit. Saat itu, Ju Won berjanji akan selalu ada di sisinya.


Dan kini, Ju won yang sudah bereinkarnasi menjadi Ji Eum, mencoba menepati janji tersebut. Di tengah hujan deras yang tiba-tiba mengguyur, Ji Eum nekat memanjat pagar memasuki rumah. Usahanya tidak sia-sia karena dari sela jendela, dia bisa melihat ada seorang remaja lelaki sedang bermain piano. Ji Eum sangat lega dan bahagia karena Seo Ha masih hidup.


Seo Ha masih hidup, tapi kehidupannya tidak baik-baik saja. Ayahnya tidak begitu peduli padanya. Dan karyawan Ibunya dulu, Jang Yeon Ok, mulai mencoba mengambil alih ‘posisi’ Ibunya. Seperti sekarang, Yeon Ok sangat berani masuk ke kamar Ibunya dan mencoba pakaian Ibunya. Padahal Seo Ha sudah menunjukkan dengan jelas kalau dia tidak menyukai tingkah Yeon Ok pada Ayahnya, tapi ayahnya malah tidak peduli.



Hari demi hari berlalu. Ji Eum tidak lagi tinggal bersama keluarganya. Sekarang, dia tinggal bersama Ae Gyeong. Kehidupannya menjadi jauh lebih baik. Ae Gyeong juga memanggilnya dengan panggilan ‘samchon’ (paman). Ji Eum juga sering pergi untuk mengikuti Seo Ha secara diam-diam. Terkadang, dia memikirkan gimana reaksi Seo Ha kalau dia memberitahu kalau dia adalah Yoon Ju Won. Apakah dia akan memercayainya seperti Ae Gyeong?


Suatu hari, saat mengikuti Seo Ha, dia pernah memergoki Seo Ha bolos dan diam-diam menghancurkan batu bata. Wajahnya terlihat sedih. Melihatnya demikian, Ji Eum ikut sedih dan ingin tau apa yang terjadi. Namun, di suatu hari yang cerah, Seo Ha menghilang begitu tiba-tiba.

Dan delapan tahun pun berlalu. 2015.


Tahun 2015 adalah tahun terakhir masa SMA Ji Eum. Kehidupan sekolahnya amat sangat lancar. Tidak ada kendala berarti karena Ji Eum memang pintar ditambah lagi dengan ingatan kehidupan masa lampaunya. Makanya, tidak heran kalau Ji Eum bisa lulus penerimaan awal KAIST. Dan meski sudah 8 tahun berlalu, Ji Eum tetap berusaha mencari cara agar bisa menemui Seo Ha lagi. Dan dia menemukan caranya ketika membaca artikel mengenai grup MI, perusahaan milik keluarga Seo Ha. Di informasi perusahaan, Mun Seo Ha bekerja di MI Mobity. Dan di sebuah artikel perusahaan, di tulis kalau Mun Seo Ha dimutasi ke Jerman. Berkat informasi tersebut, Ji Eum akhirnya mengambil jurusan teknik agar bisa masuk ke MI Mobity.


Tahun 2020. Begitu lulus kuliah, Ji Eum langsung melamar menjadi karyawan MI Mobity. Wawancaranya tidak sulit karena dia menunjukkan kemampuannya yang begitu hebat. Dia juga sangat menguasai bahasa Jerman. Dan dengan mudah, Ji Eum diterima bekerja di MI Mobity. Tahun 2022.


Sudah dua tahun berlalu. Ji Eum sudah naik jabatan menjadi posisi senior. Namun, dia masih belum berhasil menemui Mun Seo Ha. Padahal, kemampuan Ji Eum sangat hebat hingga perusahaan saingan MI Mobity, yaitu perusahaan Daehwan terus berusaha untuk merekrutnya.


Mun Seo Ha yang di cari oleh Ji Eum selama bertahun-tahun, telah tumbuh menjadi seorang pria dewasa tampan dan dingin.


Meski tampaknya mustahil bagi Ji Eum dengan kehidupannya sekarang bertemu dengan Seo Ha, tapi kalau takdir sudah turun tangan, tidak ada yang mustahil. Suatu hari, ketika Ji Eum sedang melakukan test drive, direktur perusahaan Daehwan, Lee Ji Seok datang untuk membujuknya lagi agar bergabung dengan Daehwan. Dan untuk kesekian kalinya, Ji Eum menolak. Alasannya sederhana, karena orang yang ingin dia temui, tidak ada di perusahaan Daehwan.


Nah, saat pembicaraan mereka selesai, pas saat itu, Ji Seok mendapat telepon dari seseorang. Pembicaraannya nggak sengaja kedengaran oleh Ji Eum. Orang di seberang menyampaikan kalau Mun Seo Ha dari MI Grup akan kembali ke Korea dan bekerja di Hotel MI Grand, bukan di kantor pusat ataupun MI Mobity.



Nggak buang waktu, Ji Eum langsung memasukkan CV nya ke MI Grand. MI Grand adalah hotel yang dulunya dikelola oleh Ibu Seo Ha. Setelah Ibunya meninggal, yang mengelola adalah Yeon Ok dan sekarang, Seo Ha mengambil kembali hotel tersebut. Dan seperti takdir, Ji Eum akhirnya bertemu kembali dengan Seo Ha, di depan akuarim yang ada di tengah ruangan hotel. Ji Eum mengenalinya, tapi Seo Ha tidak. Setelah melihat akuarium, Seo Ha pergi melihat kolam renang hotel.

Seo Ha teringat saat Ibunya begitu bahagia melihatnya berenang di dalam kolam renang hingga menyebutnya adalah kura-kura di kehidupan masa lalunya.


“Ada sesuatu di bawah sana?” suara seorang wanita membuyarkan lamunan Seo Ha. Pertanyaan wanita itu sama seperti pertanyaan yang pernah diajukan oleh Ju Won padanya. Wanita yang berdiri dihadapannya adalah Ban Ji Eum.

Seo Ha sedikit terkejut, namun, tidak berkata banyak. Hanya memberitahu kalau orang yang tidak berkepentingan tidak boleh masuk.


Setelah dari kolam renang hotel, Seo Ha melanjutkan inspeksi ke ruang laundry. Sangat berantakan. Lanjut ke dapur hotel. Chef-nya pemalas dan marah-marah sama pelayan gegara ada pesanan. Benar-benar kacau.


Setelah selesai inspeksi, Seo Ha pergi ke kantor pusat untuk menemui ayahnya. Dari pembicaraan keduanya, sepertinya, masalah pendengaran Seo Ha adalah hal yang dirahasiakan. Seo Ha juga memakai alat bantu dengar. Mengabaikan ayahnya yang ingin dia bekerja di kantor pusat, Seo Ha menyatakan keinginannya kalau dia ingin menghidupkan kembali hotel Ibunya. Pernyataannya itu langsung mendapat amukan dari ayahnya.


Untunglah, Seo Ha punya seorang asisten yang dapat di percaya. Asistennya bernama Ha Do Yun. Dia sangat pintar dan selalu membantu Seo Ha dalam segala hal. Di sela-sela waktu pindahan rumah, mereka juga melihat CV para pelamar. Yang paling menarik perhatian adalah CV Ban Ji Eum yang merupakan lulusan dari KAIST dengan gelar doktor teknik. Di CV juga tertulis kalau Ji Eum adalah peneliti senior di MI Mobity di usianya yang ke-24 tahun. Usia yang tergolong muda untuk posisi tersebut. Ji Eum juga menguasai banyak bahasa seperti Inggris, Mandarin, Jepang dan Arab. Ji Eum juga menuliskan analisa mengenai hotel dan pemakaian bunga palsu di pintu masuk yang tidak disukainya.


Seo Ha dan Do Yun tentu heran, kenapa orang dengan kemampuan sehebat itu melamar ke hotel. Tapi, mereka tetap harus mencoba mewawancarainya dulu.



Di hari H,

Wawancara dilakukan di ruangan Seo Ha. Ji Eum sudah mengetuk pintu dan memanggil nama Seo Ha, namun Seo Ha tidak berbalik sedikitpun. Ini langsung membuat Ji Eum curiga kalau ada efek samping dari kecelakaan dulu pada telinga Seo Ha. Dan dugaannya benar karena dia melihat Seo Ha diam-diam memakai alat bantu dengar.


Pertanyaan Seo Ha to the point, dia ingin tau alasan Ji Eum melamar ke hotel. Ji Eum menjawab kalau dia ingin mengembalikan MI Hotel ke masa jayanya, sekitar tahun 1997.  Seo Ha makin bingung karena saat itu Ji Eum kan belum lahir. Dengan tenang, Ji Eum berbohong kalau dia melihatnya dari foto saudara jauh bibinya.


Pertanyaan selanjutnya, dia ingin tau apa Ji Eum beneran bisa bahasa Arab. Dan jawabannya, ya. Ji Eum mempelajarinya dari kehidupan ke-4, saat terlahir menjadi pria Arab dan pembuat arak. Hm, tapi pada Seo Ha, Ji Eum hanya bilang pernah bekerja di Arab. Hm, Seo Ha makin bingung karena di CV, Ji Eum kan baru kerja 3 tahun, jadi kapan dia pernah kerja di Arab.


“Aku tahu motivasimu melamar kerja, tetapi pekerjaan ini mungkin berbeda dari yang kau cari,” ujar Seo Ha.


“Jika kau sulit membuat keputusan, mau mencoba berpacaran denganku?” tanya Ji Eum, santai.

Seo Ha yang lagi minum sampai keselek. Dia kira di salah dengar.

“Kau tidak salah dengar. Kukatakan sekali lagi. Maukah kau berpacaran denganku?” tanya Ji Eum. 


Post a Comment

Previous Post Next Post