Sinopsis Drama China : Hidden Love Episode 4


Sinopsis Drama China : Hidden Love Episode 4



Zhenru meminta tolong Sang Zhi untuk menemaninya membeli sesuatu dan tentu saja Sang Zhi langsung setuju. Dia sama sekali tidak keberatan dan malah merasa senang karena Zhenru akhirnya mau bicara lagi dengannya. Karena Jiaxu akan menjemputnya sekitar 20 menit lagi, jadi Sang Zhi pergi tanpa memberi kabar. Mana di sangka kalau Jiaxu tiba lebih cepat dan langsung panik karena saat dia meminta tolong satpam untuk memanggilkan Sang Zhi di kelas, satpam menjawab kalau dia sudah memeriksa semua kelas dan tidak ada orang lagi. Jiaxu akhirnya memutuskan untuk mencari disekitaran sekolah dan meminta tolong satpam lagi, jika melihat Sang Zhi (setelah memberikan ciri-cirinya) tolong minta dia menunggu di sini.




Zhenru meminta Sang Zhi menemani ke toko peralatan tulis, tetapi dia malah menuntunnya ke arah yang berlawanan. Saat Sang Zhi memberitau kalau sudah salah jalan, Zhenru beralasan kalau dia mau ke toko yang lain yang ada di dalam gang. Semakin mereka berjalan, jalanan semakin sepi. Anehnya lagi, Zhenru bertanya apakah Sang Zhi membawa uang? Dia beralasan kalau dia takut uangnya tidak cukup untuk belanja nanti. Sang Zhi dengan baik menawarkan untuk meminjamkan uang karena kebetulan dia membawa uang lebih. Zhenru tidak menjawab dan malah mengajak Sangzhi untuk masuk ke dalam gang yang terkenal berbahaya. Sang Zhi menolak karena guru mereka juga sudah memperingati untuk tidak lewat gang sana, tetapi Zhenru ngotot minta Sang Zhi menemani. Saat Sang Zhi tetap ngotot menolak, Zhenru akhirnya masuk sendiri ke sana. Sang Zhi yang khawatir kalau Zhenru masuk ke sana sendirian, akhirnya mengikutinya dengan kaki yang terpincang-pincang.



Jiaxu masih mencari Sang Zhi disekitaran sekolah sambil bertanya ke orang-orang sekitaran sana, apakah mereka melihat seorang anak SMA dengan kaki pincang. Untunglah ada orang yang melihat dan memberitahu kalau anak itu masuk sebuah gang bersama temannya.




Sang Zhi ternyata di jebak oleh Zhenru. Di dalam gang itu sudah ada 3 orang gadis SMA preman yang menunggu untuk memeras uang Zhenru. Dan karena dia sudah tidak punya uang lagi untuk diberikan, dia sengaja membawa Sang Zhi agar Sang Zhi yang menjadi target. Langsung saja, uangnya diambil. Sudah diambil, dia tertawakan karena hanya membawa sedikit uang, cacat dan tidak ada barang berharga di tas-nya. Mereka juga mengancam agar dia membawa uang lebih banyak lagi besok untuk mereka.



Setelah para preman itu pergi, Sang Zhi baru meminta penjelasan. Zhenru ternyata bertemu dengan ke-3 orang itu di warnet kemarin dan langsung dimintai uang. Dia juga minta maaf karena melibatkan Sang Zhi. Dia beneran tidak ada uang lagi dan orang tuanya juga tidak mau memberinya uang. Dia sungguh tidak berdaya. Setelah mengatakan semua omong kosong, dia malah meminta Sang Zhi untuk tidak marah dan berikan saja uang yang diminta preman itu.



Sang Zhi yang sedari tadi diam, akhirnya mengungkapkan rasa kecewa dan marahnya karena Zhenru sudah membohongi dan memanfaatkannya. Sejak ulang tahun Fu Zhengcu, Zhenru mengabaikannya dan tidak peduli meskipun dia terluka. Dia sempat heran kenapa Zhenru bicara dengannya hari ini. Tidak banyak yang dikatakan Sang Zhi, dia hanya menasehati Zhenru untuk memberitahu peristiwa pemalakan ini pada orang tuanya saat pulang nanti. Biarkan orang tuanya bertemu guru dan jangan dengarkan ucapan para preman tadi karena mereka hanya menakuti.



Setelah mengatakan semua itu, Sang Zhi pergi dengan langkah terpincang-pincang. Zhenru yang merasa bersalah, terus mengikutinya sambil mengatakan kata ‘maaf’. Sang Zhi yang sedari tadi berusaha menahan diri, akhirnya meledak. Dia berteriak keras menyuruh Zhenru agar tidak mengikutinya. Zhenru langsung membeku.



Di depan gang, akhirnya dia bertemu dengan Jiaxu yang sudah mencarinya sedari tadi dengan panik. Jiaxu benar-benar mengkhawatirkannya dan memeriksa keadaannya, apakah dia terluka atau tidak. Melihat Jiaxu, air mata yang sedari tadi Sang Zhi tahan, tumpah. Jiaxu pun memeluknya dengan lembut agar dia menjadi lebih tenang.



Permohonan diam-diam : Rahasiaku



Jiaxu membawa Sang Zhi mampir di kedai kecil untuk membelikannya minuman. Saat itulah dia menyadari kalau ada luka gores di jari-jari tangan Sang Zhi. Dia langsung menebak kalau ada yang menindasnya. Sang Zhi meminta maaf karena sudah menutupinya tadi dari Jiaxu. Dia hanya tidak ingin merepotkan Jiaxu. Tapi, tenang saja, dia tidak berniat menutupinya dari orang tuanya. Dia akan memberitahu ayah ibunya sepulang nanti.



Jiaxu terlihat marah dan ingin Sang Zhi menjelaskan lebih detail, bagaimana orang – orang itu memukulinya. Sang Zhi menjawab kalau dia tidak dipukuli, hanya wajahnya ditepuk-tepuk dan dompetnya di rampas. Tangannya terluka karena salahnya sendiri. Lalu, mereka juga menyuruhnya untuk membawa uangnya besok. Sang Zhi juga sudah memberitahu awal mula ini terjadi. Saat tau itu, Jiaxu semakin marah kepada teman Sang Zhi yang malah melibatkan Sang Zhi dalam bahaya. Dia memperingati Sang Zhi untuk tidak berteman dengan temannya itu lagi.





Setelah mendengarkan masalah Sang Zhi, sekarang saatnya mengantarkan Sang Zhi pulang. Biasanya Sang Zhi pulang dengan bus umum, tetapi Jiaxu memilih untuk menyewa sepeda saja daripada kaki Sang Zhi yang terluka terinjak-injak di dalam bus nanti. Suasana hati Sang Zhi yang sempat buruk tadi langsung membaik begitu di bonceng Jiaxu dan mereka melewati jalan yang dipenuhi pohon sakura yang berguguran.


Sepanjang jalan, Sang Zhi mencoba membuka pembicaraan dengan menanyakan kemana kakaknya? Sang Yan ternyata pergi menemani seseorang untuk wawancara kerja, makanya tidak bisa menjemput Sang Zhi. Sekarang, Sang Yan dkk termasuk Jiaxu sudah hampir lulus kuliah, jadi mereka mulai mencari pekerjaan. Sang Zhi jadi penasaran, apakah Jiaxu akan kembali ke Yihe? Ekspresi Jiaxu langsung mengeras dan menjawab kalau dia belum memikirkannya. Nanwu juga bagus.



Setelah mengantarkan Sang Zhi sampai rumah, Jiaxu sekali lagi mengingatkannya untuk memberitau orang tuanya yang terjadi. Jiaxu juga memberikan uangnya untuk mengganti uang Sang Zhi yang diambil tadi.




Perhatian-perhatian kecil seperti ini yang membuat Sang Zhi semakin menyukai Jiaxu. Dan dia menuliskan perasaannya tersebut di sebuah kertas origami panjang yang kemudian di lipat menjadi bintang : Aku punya sebuah rahasia. Meskipun aku tidak terlalu ingin mengakui, tapi sepertinya aku menyukainya. Duan Jiaxu.


Kertas origami bintang tersebut kemudian dimasukkan ke botol susu yang pernah dibelikan Jiaxu untuknya.




Keesokan harinya, saat Sang Zhi pulang sekolah, Sang Yan menjemputnya dengan penampilan keren bersama teman-temannya. Jiaxu sudah memberitahu apa yang dialami oleh Sang Zhi kemarin, jadi Sang Yan hari ini mau menangkap orang-orang itu karena sudah berani mengusik adiknya. Sang Zhi sebenarnya tidak mau gege-nya ikut campur, tetapi karena Sang Yang ngotot, terpaksa Sang Zhi menunjukkan gang dimana para preman itu minta bertemu.




Sang Yan menyuruh Sang Zhi untuk menunggu di depan gang sementara dia dkk yang masuk ke dalam. Dia juga membelikan 2 pcs permen kesukaan Sang Zhi. Sebelum mencari para preman yang mengganggu adiknya, dia harus tau dulu ciri-ciri mereka. Eh, Sang Yan karena awalnya mengira yang mengganggu Sang Zhi adalah cowok, ternyata cewek. Hmm… teman-temannya langsung merasa agak berlebihan jika 4 orang pria dewasa menghadapi 3 orang gadis SMA. Akhirnya di putuskan kalau Junwen yang tidak ikut dan menemani Sang Zhi.




Begitu masuk, mereka udah langsung menemukan preman-preman itu. Dan seperti yang sudah direncanakan, ketiganya langsung mengintimidasi para gadis itu agar menyadari kalau perbuatannya salah. Ketiga gadis yang awalnya masih sok galak, mulai ketakutan dan mengembailkan dompet Sang Zhi yang mereka ambil kemarin. Sebelum pergi, Jiaxu menasehati mereka kalau kekerasan tidak akan memecahkan masalah. Intinya, jangan mengganggu orang lebih lemah hanya karena beramai-ramai.



Setelah misi selesai, ketiganya kembali dan melebih-lebihkan ancaman apa yang sudah mereka lakukan sama para preman itu. Wkwkwwk. Sang Zhi juga berhasil mendapatkan kembali dompetnya lengkap bersama isinya. Karena masalah Sang Zhi sudah selesai, Jiaxu mulai menggoda cara Sang Zhi makan permen yang dimasukkan ke pipi sehingga pipinya menggembung dan mirip ikan buntal.




Sang Zhi yang sudah mendapatkan kembali barangnya, mengembalikan uang Jiaxu dengan dalih untuk membeli permen. Melihat kedekatan keduanya, Qianfei berkomentar kalau Sang Zhi lebih seperti adik Jiaxu.



Ucapan Qianfei ternyata pernah dipikirkan oleh Sang Zhi juga. Sang Zhi saat SMP benar-benar mengagumi Jiaxu dan berharap kalau Jiaxu adalah kakak-nya. Baginya, Jiaxu orang yang paling hangat dan selalu memberikannya perhatian dan kekuatan di saat dia membutuhkan. Dia jadi ingin cepat dewasa dan menjadi orang baik, menjadi orang yang bisa memberikan kehangatan kepada orang lain seperti Jiaxu.




Untuk mengenang Jiaxu, Sang Zhi SMP malah menggambar di bohlam lampu yang dititipkan oleh Jiaxu untuk diberikan ke ayahnya. Dia menggambar sosok Jiaxu membelai kepalanya. Bohlam lampu itu kemudian di pasangnya di lampu meja.


Dan masih terpasang hingga sekarang.




Orangtua Zhenru sudah tau yang terjadi dan akhirnya Zhenru pindah sekolah. Sebelum pergi, dia memberikan secarik kertas untuk Sang Zhi yang menolak untuk melihatnya. Guru juga menasehati semua murid agar memberitahu ke pihak sekolah jika mendapat intimidasi dan pemerasan. Dan untuk murid-murid yang mengintimidasi dan memeras sudah menerima hukuman dari sekolah mereka. Sang Zhi akhirnya membaca kertas yang diberikan oleh Zhenru. Isinya adalah : “Sang Zhi, maaf”. Kali ini, Sang Zhi menangis. Bagaimanapun, dulu Zhenru adalah sahabatnya.




Waktu terus berlalu dan akhirnya hari ujian pun tiba. Salah satu ujian adalah menulis esai dengan topik “Impian Saya.” Hm, saat membaca topik esainya, wajah Sang Zhi terlihat bingung karena dia tidak pernah memikirkan hal ini sebelumnya.



Tidak terasa, akhirnya nilai ujian Sang Zhi keluar. Hasilnya cukup memuaskan kecuali untuk satu mata pelajaran : Fisika. Padahal nilai fisikanya hanya pas-pasan diatas nilai minimal sedikit, tetapi Sang Zhi malah senang karena dia memang tidak suka fisika. Saat jam pelajaran fisika, dia tidak pernah mendengarkan dan hanya belajar sebentar sebelum ujian, eh, ternyata lulus.



Ayah dan Ibu menasehatinya untuk belajar serius karena ini semua demi masa depan Sang Zhi, bukan mereka. Apa dia tidak memikirkan apa yang ingin dia lakukan ketika dewasa dan impiannya? Tanpa malu, Sang Zhi menceritakan topik esainya yang juga adalah tentang ‘impian saya’ dan dia menulis di sana kalau impiannya adalah : Peace and Love. Kedamaian dan Cinta. Dia berharap hati setiap orang dipenuhi dengan cinta.


Hahahahha, impian yang mulia, tetapi bukan itu yang ditanyakan Ayah dan Ibu. Mereka ingin tau, apakah Sang Zhi pernah memikirkan bidang pekerjaan yang ingin digeluti atau pekerjaan masa depan yang diimpikan? Tidak pakai pikir panjang, Sang Zhi langsung menjawab : Menggambar. Hm, jadi dia yakin kalau di jalur hidupnya tidak akan ada fisika.


Kali ini, Ayah bertindak tegas. Nilai Sang Zhi tidak merata, jadi dia sudah berdiskusi dengan wali kelas Sang Zhi juga dan memang sebaiknya Sang Zhi mendapat bimbingan belajar selama liburan musim dingin.




Dan guru yang dipilih untuk mengajari Sang Zhi adalah Sang Yan, sang kakak kandung tercinta. Meskipun penampilan dan sikapnya sering usil, dia sebenarnya pintar. Huft, tetapi namanya belajar dari saudara sendiri, Sang Zhi jadi bersikap cuek dan kelihatan tidak serius dalam belajar. Ujung-ujungnya, keduanya malah perang bantal. Huaaaa, Sang Yan frustasi!



Malamnya, keduanya langsung demo ke Ayah dan Ibu untuk mencarikan guru les lain. Ayah setuju. Tetapi, keributan Sang Zhi dan Sang Yan masih belum selesai. Keduanya tidak mau kalau kamar mereka dijadikan tempat untuk les Sang Zhi. Untuk kali ini, Ayah dan Ibu berada dipihak Sang Zhi, mereka juga merasa khawatir kalau Sang Zhi hanya berduaan dengan guru di dalam kamarnya, jadi mereka juga memutuskan kalau Sang Zhi akan les di kamar Sang Yan. Terpaksa Sang Yan mengalah.



Hati Sang Zhi baru aja senang karena tidak belajar lagi dengan Sang Yan dan akan dicarikan guru les. Dia mikirnya kalau akan butuh waktu beberapa hari untuk mencari guru les, eh, tetapi hanya butuh beberapa jam, Ibunya sudah mengabari kalau mereka sudah menemukan guru les untuknya. Dan guru les nya akan datang jam 10 pagi besok untuk mengajar.



Sang Zhi langsung lemas. Dia sangat tidak ingin belajar. Dan akhirnya, dia memilh memberontak. Besok, sebelum guru les itu datang, dia akan diam-diam menyelinap pergi agar guru lesnya mengira dia anak yang sulit di atur dan menyerah.




Niatnya sih gitu, tetapi dia malah ketiduran.

Post a Comment

Previous Post Next Post