SINOPSIS DRAMA CHINA : HIDDEN LOVE EPISODE 3
Selesai makan, sambil menunggu Sang Yan pergi mengambil mobil di parkiran, Qianfei mengajak Sang Zhi untuk bermain mesin capit. Sang Zhi tertarik dengan sebuah boneka, tetapi tidak berhasil mendapatkannya. Jiaxu ternyata memperhatikan dan menawarkan diri untuk membantu. Berhasil! Dia mendapatkan boneka beruang putih yang diinginkan Sang Zhi. Sambil memberikan boneka itu, Jiaxu menyuruhnya untuk tidak menangis lagi. Senyum Sang Zhi semakin lebar.
Ah, ini benar-benar mengingatkannya akan masa lalu. Setelah membantunya menemui guru Chen, Jiaxu juga mengantarkannya pulang sekalian mau menasehatinya. Sang Zhi nggak mau mendengar nasehat lagi dan berbohong kalau kakaknya tidak pernah menasehatinya lagi setelah membantu ketemu guru. Jiaxu tidak percaya dan mau menelepon Sang Yan untuk bertanya langsung. Sang Zhi panik dan mengeluarkan jurusnya lagi, pura-pura nangis. Jiaxu tau itu hanya trik tetapi dia tetap tidak tega.
Sebagai pria yang baik, dia tetap mengantarkan Sang Zhi pulang. Sepanjang jalan mereka cuma diam. Sang Zhi yang memulai pembicaraan dan mengajak Jiaxu berjanji untuk merahasiakan yang terjadi hari ini. Jiaxu bersedia tetapi Sang Zhi juga harus janji agar ke depannya mendengarkan pelajaran di kelas dengan baik dan jangan melanggar tata tertib. Dia mengatakan itu karena jika lain kali orang tuanya di panggil lagi, maka kejadian hari ini akan ketahuan. Sang Zhi dengan santai malah bilang kalau Jiaxu bisa menyamar jadi kakaknya lagi jika kejadian ini terulang lagi. Respon Jiaxu? Dia memberikan tatapan tajam mengintimidasi. Sang Zhi langsung menunduk dan paham.
Jiaxu sangat memperhatikan sekitar. Saat kemarin mampir ke rumah Sang Zhi, dia melihat lampu dapur yang kedap-kedip, jadi dia membelikan lampu dan memberikannya ke Sang Zhi untuk diberikan ke ayahnya. Setelah melihat Sang Zhi masuk pagar, Jiaxu pulang. Diam-diam, Sang Zhi keluar lagi dan melihat Jiaxu yang lagi membelai anjing tetangga dengan senyum lebar sebelum pergi.
Kini, Jiaxu membantunya mendapatkan boneka beruang putih agar dia tidak bersedih lagi. (Jangankan Sang Zhi, aku juga fall in lovesama Jiaxu. Hahahaha).
Perhatian : Sedikit Lebih Dekat
Zhenru benar-benar memaksa Sang Zhi untuk ikut dengannya menemui Zhengchu di sebuah café dengan cara berbohong. Saat tau sudah dibohongi, Sang Zhi mau pergi, tetapi Zhenru tetap saja memaksa dan bilang kalau dia sudah membeli kado untuk Zhengchu. Nanti, bilang saja kalau itu kado dari mereka berdua. Café tempat ketemuan ternyata adalah tempat Jiaxu bekerja sambilan.
Melihat wajah tampan Jiaxu, Zhenru jadi iri pada Sang Zhi yang dikelilingi banyak pria tampan. Tidak hanya abangnya saja yang tampan tapi teman abangnya juga tampan. Jiaxu bukan hanya tampan tetapi baik hati. Dia tidak menerima uang bayaran Sang Zhi dan berinisiatif kalau ini adalah traktiran darinya. Sang Zhi merasa nggak enak, sementara Zhenru merasa happy karena uangnya sudah habis membeli kado untuk Zhengchu.
Hati Sang Zhi jadi makin tidak enak saat tidak sengaja mendengar kalau Jiaxu minta gaji dibayar dimuka untuk bulan ini sama bosnya. Tidak lama, Zhengchu dkk tiba dan langsung mengajak mereka untuk pergi ke tempat karaoke. Btw,, Zhengchu masih ingat dengan wajah Jiaxu dan heran kenapa kakak Sang Zhi kerja sambilan padahal keluarga Sang Zhi kan kaya? (Dia masih mengira Jiaxu adalah kakak kandung Sang Zhi). Jiaxu yang tau kalau Sang Zhi akan pergi main dengan teman pria, menasehatinya untuk berhati-hati dan harus pulang sebelum malam.
Sebelum pergi, Sang Zhi memberikan Jiaxu uang untuk makanannya karena dia merasa tidak enak Jiaxu mentraktirnya padahal Jiaxu juga lagi kekurangan uang. Karena Jiaxu tetap tidak mau menerima, maka Sang Zhi meletakkan uangnya di meja dan langsung pergi.
Di tempat karaoke, hanya Sang Zhi yang tidak bisa menikmati pesta. Dia benar-benar terlihat terpaksa berada di sana. Begitu lagu ulang tahun berakhir dan sebelum Zhengchu menyatakan cinta padanya, Sang Zhi langsung pamit pulang. Zhengchu langsung mengejarnya. Sementara Zhenru kelihatan kesal pada Shangzhi. (Zhenru ini kelihatan suka sama Zhengchu dan hanya memanfaatkan Sang Zhi biar bisa dekat dengan Zhengchu).
Zhengchu berhasil mengejar Sang Zhi dan mengajaknya bicara. Kebetulannya, mereka bicara di dekat samping café, tempat Jiaxu bekerja. Jiaxu bisa melihat keduanya dari dalam café. Zhengchu tidak mau lagi tarik ulur, menyatakan cinta pada Sang Zhi termasuk perjuangannya selama ini hingga belajar keras agar bisa masuk SMA yang sama darinya. Sang Zhi benar-benar tidak menyukainya dan menolaknya sambil berteriak marah. Apalagi saat Zhengchu menangis, dia semakin kesal karena dari dulu Zhengchu selalu begitu, cengeng. Jiaxu yang melihat pertengkaran mereka, akhirnya mendekat. Zhengchu yang malu, langsung kabur.
Jiaxu dengan bijak menasehati Sang Zhi untuk tidak pacaran dulu karena masih SMA. Memang dia mendengar Sang Zhi menolak Zhengchu, namun, dia tidak boleh menolak dengan kasar. Ada orang yang menyukai juga termasuk hal bagus. Jika ada yang menyatakan perasaan, terima dengan baik, kemudian menolak dengan sopan. Jangan menyakiti. Sang Zhi tidak terima dan membela diri kalau Zhengchu memang cengeng dari kecil. Setiap kali mereka bertengkar, Zhengchu selalu yang menangis.
Wah, Jiaxu langsung menggodanya yang suka berkelahi. Tidak heran orang tuanya dipanggil setiap hari. Sang Zhi malu dan membela diri kalau orang tuanya tidak dipanggil tiap hari. Hmm, tapi kelihatannya memang cukup sering karena Sang Zhi sampai tidak bisa menghitung lagi berapa banyak orang tuanya di panggil.
Setelah bercanda dengan Sang Zhi, Jiaxu kembali serius. Dia mengembalikan uang Sang Zhi. Dia menyadari niat baik Sang Zhi yang ingin membantunya, tetapi untuk kali ini, dia bisa mentraktir Sang Zhi. Jika suatu saat dia benar-benar miskin sampai tidak bisa makan, dia akan pinjam uang ke Sang Zhi. Sang Zhi mengangguk.
Setelah hari ulang tahun Zhengchu, Zhenru mulai mengabaikan Sang Zhi. Sang Zhi tentu bingung dengan perubahan sikap Zhenru. Lagi bingung, dia malah ditunjuk oleh guru untuk ikut pertandingan lompat tinggi dalam festival olahraga. Karena festival kali ini cukup besar, maka sekolah meminjam lapangan Universitas Nanwu. Sang Zhi tidak pandai olahraga dan menolak dengan berbagai alasan, tetapi guru tetap mendaftarkannya karena setiap siswa wajib ikut serta. Menang kalah tidak penting, yang penting adalah tekad untuk berpartisipasi.
Hari festival tiba. Zhenru masih saja mengabaikan Sang Zhi. Dia malah lebih memedulikan pertandingan Zhengchu daripada mendukung pertandingan Sang Zhi. Padahal, Zhengchu saja sudah bersikap seperti biasa lagi sama Sang Zhi meskipun sudah ditolak.
Karena festival diadakan di kampus Nanwu, maka panitia perlombaan juga adalah mahasiswa di sana. Salah satunya adalah Sang Yan dan Jiaxu. Sialnya, Sang Yan dan Jiaxu yang bertanggung jawab untuk lomba lompat tinggi. Seperti biasa, Sang Yan mengejek Sang Zhi yang pendek dan malah ikut lompat tinggi. Dia juga menertertawakan Sang Zhi yang memiliki nomor peserta 0155, sama seperti tinggi badan Sang Zhi : 155 cm. Untung ada Jiaxu yang baik padanya dan meminjamkan topi juga untuknya.
Perlombaan lompat tinggi dimulai. Guru Chen kebetulan juga datang untuk menonton karena bulan depan SMP-nya akan mengadakan festival olahraga juga, jadi dia ingin mengamati dulu. Sang Zhi sangat tidak mahir dalam lompat tinggi. Berulang kali melompat, dia selalu gagal. Di percobaan terakhir, dia malah menabrak tiang dan terjatuh dengan keras ke tanah. Sang Yan dan Jiaxu langsung panik.
Guru Chen yang melihat hal ini juga ikutan panik sekaligus terkejut karena bertemu kakak Sang Zhi, Jiaxu. Tapi, kenapa Sang Zhi di gendong sama yang lain (Sang Yan). Takut kebohongan mereka dulu terbongkar, Sang Zhi langsung menutup mulut Sang Yan dan berbohong ke guru Chen kalau yang menggendongnya adalah ayahnya. Setelah itu, dia langsung mengode Sang Yan untuk segera pergi. Sang Yan kesal karena di sebut ‘ayah’ tanpa penjelasan. Akhirnya, keduanya malah bertengkar. Sang Zhi memberontak tidak ingin digendong sama Sang Yan, jadi Jiaxu menawarkan diri.
Setelah Sang Zhi digendong sama Jiaxu, Sang Yan pamit pergi sebentar. Di tenda penanganan, Jiaxu mengobati luka di siku tangan dan lutut Sang Zhi. Sang Zhi jadi semakin sedih karena Jiaxu begitu baik padanya sementara Sang Yan sangat jahat padanya. Jiaxu tidak setuju karena saat Sang Zhi terjatuh tadi, Sang Yang yang paling panik. Sang Zhi tetap ngotot kalau Sang Yan tidak sayang padanya karena selalu memarahinya dan sekarang meninggalkannya. Umur panjang, yang dibicarakan kembali dengan membawakan minuman untuknya dan Jiaxu. Melihat adiknya yang merajuk, Sang Yan dengan sabar membukakan tutup botol, kemudian menawarkan punggungnya lagi. Dia akan membawa Sang Zhi ke rumah sakit untuk di periksa.
“Kakak kandungmu ada kelas siang ini. Hanya ayah kandungmu yang bisa membawamu ke rumah sakit,” ujar Sang Yan, menyindir. Soalnya, Sang Zhi tidak mau naik ke punggungnya dan malah melirik ke Jiaxu.
Setelah dibujuk, akhirnya Sang Zhi mau digendog sama Sang Yan. Baru beberapa langkah, Sang Zhi melihat Jiaxu yang sudah sibuk menolong anak lain yang terluka. Ah, Sang Zhi jadi sedih karena sikap baik Jiaxu bukan hanya untuknya tetapi untuk semua orang. Dia bukan orang yang istimewa untuk Jiaxu.
Keesokan harinya,
Karena kaki Sang Zhi terluka dan sulit berjalan, jadi pulang pergi sekolah dia akan di jemput sama Sang Yan. Untuk pulang sekolah kali ini, Sang Yan menelepon untuk memberitahu kalau Jiaxu yang akan menjemputnya. Tapi, Jiaxu akan telat sekitar 20 menit, jadi tunggu saja dan jangan merepotkan. Baru selesai teleponan dengan Sang Yan, Zhenru menghampirinya dan meminta Sang Zhi untuk menemaninya beli barang.
Epilog,
Sang Zhi lagi sedih karena menyadari kalau dia tidak seistimewa itu bagi Jiaxu. Tapi, dia adalah orang istimewa bagi kakaknya, Sang Yan. Sang Yan bukan hanya pergi membelikan minum untuk Sang Zhi tapi juga membelikannya permen kesukannya untuk menghibur Sang Zhi agar tidak begitu sedih karena gagal lompat tinggi. So sweet.Meski sering bertengkar, tidak dipungkiri kalau mereka saling menyanyangi. Sang Zhi membagi permennya ke Sang Yan, juga.