See You In My 19th Life Episode 8
Pada kehidupan ke-10, hidup Ji Eum amat sangat berat. Tidak hanya di tahun itu terjadi invasi Jepang, tetapi dia juga harus kehilangan banyak hal. Dimulai dari tempat tinggal, sanak keluarga hingga anaknya yang masih bayi. Semua itu membuatnya merasa sesak dan hanya dapat terus berlari hingga di satu titik, hanya suara nafasnya saja yang terdengar.
MENCOBA KEBERUNTUNGAN
Dan saat ini, Ji Eum melihat sesuatu yang aneh. Dia seolah melihat sosok Seo Ha dalam kehidupan pertamanya. Makanya, dia langsung berlari untuk menyusul Seo Ha.
Seo Ha sudah tiba di gedung kosong yang menjadi tempat pertemuan. Gedung itu sangat sunyi dan tiba-tiba saja terdengar suara jatuh yang sangat keras. Firasat Seo Ha menjadi tidak enak. Dan benar saja, saat dia memeriksa sumber suara, tubuh Ho Sik terbaring di sana. Ho Sik dibunuh dengan cara di jatuhkan oleh sekelompok pria berpakaian hitam dan bermasker dari atas sana. Begitu misi berhasil, sekelompok pria itu langsung melarikan diri setelah melukai kepala Seo Ha yang berusaha menangkap mereka. Ji Eum tiba tidak lama kemudian dan terkejut melihat mayat Ho Sik. Seo Ha melihat itu dan menutupi mata Ji Eum.
Selang beberapa saat, ambulans 119 dan polisi juga tiba. Yang Sik ada di sekitar sana dan membawa 1 buah tas besar. Tidak jauh darinya juga terlihat tn. Im yang terlihat gelisah seolah tidak menyangka akan terjadi hal demikian.
Berita soal kematian Ho Sik juga akhirnya sampai ke telinga tn. Mun lewat asistennya. Asistennya menyampaikan bahwa Ho Sik dibunuh dan kematiannya di samarkan menjadi bunuh diri. Disaat yang sama, Yeon Ok sedang bertemu dengan tn. Lee, lagi. Ditengan perbincangan, dia mendapat telepon dari tn. Mun yang meminta agar dia disambungkan ke tn. Lee karena hp tn. Lee tidak aktif. Yeon Ok langsung menyerahkan hp-nya ke tn. Lee. Setelah tn. Lee selesai bicara dengan tn. Mun, Yeon Ok langsung menanyakan kenapa tn. Mun bisa menghubungi tn. Lee melaluinya? tn. Lee dengan santai menjawab kalau tn. Mun mungkin bisa menebak kalau Yeon Ok akan menemuinya terkait masalah Seo Ha yang makin rumit. Yeon Ok langsung menghela nafas, kesal.
Pertemuan Tn. Mun dan Ban Ji Eum
Dan untuk pertama kalinya, tn. Mun mengundang Ji Eum ke rumahnya. Alasannya karena Ji Eum ada di TKP bersama Seo Ha. Tidak pakai basa-basi, dia menyerahkan segepok uang pada Ji Eum untuk tutup mulut atas apa yang dilihatnya. Sikapnya ini membuat Ji Eum tidak habis pikir. Sebagai seorang ayah yang anaknya terluka parah akibat kecelakaan, bukankah harusnya dia yang maju terlebih dahulu untuk menangkap pelakunya? Kenapa dia malah berusaha menutupinya? Tn. Mun tidak ingin menjelaskan apapun dan hanya bilang kalau polisi pasti akan menangkap pelakunya dan dia hanya ingin melindungi Seo Ha.
Ucapannya membuat Ji Eum menjadi semakin curiga. Jika menutup mulutnya adalah caranya melindungi putranya, apa artinya dia sudah tahu pelaku sebenarnya? Dan lagi-lagi tn. Mun menutup mulutnya dan memperingati Ji Eum untuk tidak terlibat.
Yang Sik sekarang lagi berkeliaran disekitar tempat tinggal Seo Ha. Sebenarnya, saat di TKP, dia ada bersama Ho Sik dan nyawanya berhasil selamat juga berkat Ho Sik yang menyuruhnya kabur. Saat itu, dari atas, mereka mendengar suara ribut langkah kaki dan curiga kalau hal tidak beres terjadi. Ho Sik saat itu memberikan barangnya dan memerintahkan Yang Sik untuk kabur melalui arah lain. Yang Sik saat itu menolak kabur tetapi Ho Sik memaksanya. Berkat itulah Yang Sik berhasil selamat.
Meskipun Yang Sik adalah rentenir, namun dia sangat setia dan tau balas budi. Dia akan membalaskan dendam bos-nya dengan mengungkap dalang pembunuhan Seo Ha dan juga Ho Sik.
Di rumah Ae Gyeong,
Ae Gyeong sedang makan malam berdua dengan Min Ki. Dia tulus memperhatikan Min Ki. Ji Eum sampai iri melihat kedekatan keduanya. Btw, Ji Eum membelikan Ae Gyeong sebuah mantel sebagai hadiah. Ae Gyeong sangat senang dengan hadiah itu. Setelah memberikan hadiah, dia mengajak Min Ki untuk bicara berdua. Melihat keduanya bisa akrab, Ae Gyeong jadi senang.
Misteris Kehidupan Pertama Ban Ji Eum : Mun Seo Ha dan Kang Min Ki ada di kehidupan pertama
Ji Eum hendak membahas penglihatan yang di lihatnya tadi sore. Dia melihat wajah seseorang dikehidupan pertama yang dikenalinya di kehidupan kali ini. Orang itu adalah orang paling berharga di kehidupannya kali ini. Makanya, dia mau tau apa sungguh kebetulan Min Ki datang ke tempat ini? Apa Min Ki juga ada di dalam kehidupan pertamanya? Apa mereka adalah sepasang kekasih dikehidupan pertama? Min Ki terlihat panik dan langsung menjawab tidak. Anehnya, dia meminta Ji Eum untuk memegang kerincing lagi.
Ji Eum setuju. Saat dia memegang kerincing, ingatannya menjadi lebih jelas daripada sebelumnya. Kali ini, dia seperti melihat ingatan yang bahagia. Dia sedang menjemur kain dan tersenyum pada sosok belakang seorang pria. Kemudian, dia juga melihat pria berhanbok biru yang bermain gembira bersama anak-anak. Wajah pria berhanbok biru itu adalah wajah Seo Ha. Setelah itu, dia melihat saat berlari di sebuah jembatan menuju ke seorang pria dan ada banyak api.
Ji Eum sangat bahagia melihat ingatan kali ini. Dia tidak melihat sampai selesai dan memutuskan berhenti. Saat Min Ki menyuruhnya untuk memegang ulang lagi, Ji Eum menolak dan pamit kembali ke kamarnya. Ah, kelihatannya Ji Eum sudah salah mengartikan apa yang dilihatnya dengan bantuan kerincing. Karena, Min Ki ternyata benar-benar ada di kehidupan pertama Ji Eum dan dia adalah sosok pria yang disenyumi oleh Ji Eum. Kemudian ada seorang wanita yang terkena tembakan panah dan membuat Ji Eum menangis histeris karena wanita itu meninggal. Seo Ha ada di sana dan hanya menatap dengan tatapan yang dingin.
Terungkapnya Pelaku Tabrak Lari
Di rumah Seo Ha,
Seo Ha yang sedang pusing dengan kejadian hari ini, tiba-tiba mendapat tas misterius di depan rumahnya. Yang meninggalkan tas itu adalah Yang Sik. Dia juga meninggalkan pesan : Bosku tidak bunuh diri. Katanya di dalam sini ada bukti untuk mengungkap pelakunya.
Tidak buang waktu, Seo Ha langsung memeriksa isi tas. Di dalam tas ada surat perjanjian hutang yang sudah lecek. Surat itu bertanggal 23 April 1998. Hari kecelakaannya. Isi surat itu adalah pernyataan lunas hutang yang dimiliki oleh Ban Hak Su. Nama itu terlihat tidak asing. Dan benar saja, saat dia mencocokkannya dengan CV Ji Eum, disana tertulis kalau nama ayahnya adalah Ban Hak Su. Ayah Ji Eum adalah pelaku tabrak lari kecelakaan Mun Seo Ha.
Umur panjang, setelah lama menghilang, hari ini Hak Su kembali ke rumah Dong U. Dan sialnya, dia menemukan hp Dong U yang tergeletak di kasur. Dia langsung memeriksa nomor Ji Eum dan juga menemukan nomor yang diberi nama ‘Direktur Hotel MI, Mun Seo Ha.’
Jenderal dan Kuda Poni
Seo Ha sedang sangat galau sekarang setelah mengetahui kalau Ji Eum adalah putri dari pelaku tabrak larinya yang menewaskan Ju Won dan ayah Do Yun. Di saat itu, Ji Eum meneleponnya. Seo Ha tetap bersikap seperti biasa dan ingin menutupi informasi yang sudah diperolehnya dari Ji Eum. Ji Eum yang tidak tau apapun, mulai bercerita kepada Seo Ha melalui ‘pengandaian.’ Dia ingin tau pendapat Seo Ha, bagaimana jika mereka bertemu 1000 tahun lalu? Seo Ha menjawab kalau mungkin saat itu mereka bertemu sebagai Jenderal dan Kuda Poni. Ji Eum adalah Jenderalnya sementara dia adalah Kuda Poni. Jawabannya membuat Ji Eum tertawa ngakak.
Ji Eum kemudian menceritakan pertemuan versinya jika mereka bertemu 1000 tahun lalu. Yang diceritakan oleh Ji Eum adalah ingatan yang dilihatnya barusan berdasarkan asumsinya. Dia bercerita kalau mereka berada diatas jembatan indah yang dikelilingi kembang api (huhu, aku takutnya kalau yang dikira Ji Eum kembang api sebenarnya adalah api beneran) dan mereka berdiri berhadapan. Wajah sang pria bersinar seperti terang bulan dan sang wanita cantik bagai bunga teratai merekah. Dan mereka jatuh cinta pada pandangan pertama. Saat sedang dimabuk cinta, mereka difitnah sebagai pengkhianat dan sayangnya mati. Jadi, mereka bertemu lagi dikehidupan ini untuk memenuhi cinta yang dimulai sebelumnya.
Seo Ha tersenyum mendengar cerita tersebut dan memujinya menarik. Tapi, apa kehidupan lampau benar-benar ada? Ji Eum menjawab yakin kalau ada. Dan mereka adalah jodoh yang mungkin hanya ada 1000 tahun sekali. Pasti ada alasannya mereka ketemu lagi.
“Sepertinya lebih baik jika tidak ada alasannya,” ujar Seo Ha.
“Kenapa?”
“Tidak mau saja.”
“Baiklah kalau begitu. Anggap saja kita ditakdirkan saling mencintai tanpa alasan. Kita akan saling cinta layaknya orang lain, lalu terbebas dari belenggu reinkarnasi. Kita akan menjadi satu selamanya dan mencapai kedamaian.”
Itu adalah impian yang indah. Dan hal yang juga diharapkan oleh Seo Ha sekarang.
--
Kedatangan Ban Hak Su
Hari yang cerah,
Suasana hati Ji Eum sangat bahagia hari ini. Sayangnya, baru pagi, harinya sudah harus rusak karena pesan dari Dong U yang mengabari kalau ayah mereka sudah pulang dan mau mencari Ji Eum.
Di kantor, dia juga merasa ada yang aneh dengan Seo Ha. Dia sampai bertanya ke Do Yun, tetapi di mata Do Yun dan Cho Won, Seo Ha tampak seperti biasa. Eh, lagi memikirkan mengenai Seo Ha, malah dia mendapat telepon dari resepsionis dan terdengar suara ayahnya lagi berteriak-teriak.
Hak Su datang tanpa tau malu untuk menemui Ji Eum dan meminta disewakan kamar dengan alasan tempat tinggal Dong U terlalu kecil dan berantakan. Keributan mereka ini terlihat sama Seo Ha yang mau pergi keluar. Ji Eum mencoba untuk tetap bersabar menyuruh ayahnya pergi, tetapi karena ayahnya malah mau main fisik, jadinya Ji Eum memelintir tangannya dan menyeretnya keluar. Dia juga memaksa ayahnya masuk ke taksi dan mengirimnya pergi.
Saat tau kalau Seo Ha melihat semua kejadian tersebut, Ji Eum berusaha untuk tetap ceria seperti biasanya. Seo Ha membalas dengan membelai rambutnya dan berujar kalau dia sudah melakukan yang terbaik dan dia pasti berat selama ini. Ji Eum semakin merasa ada yang aneh dengan Seo Ha. Ditambah lagi, Seo Ha mengajak pulang bersama.
Pernyataan cinta Yoon Cho Won, lagi!
Sementara itu, Cho Won lagi tugas lapangan dengan Do Yun. Setelah tau perasaan Do Yun padanya, Cho Won semakin agresif. Dia tidak akan mundur meskipun mereka tidak bisa pacaran. Cho Won juga membuatkan cincin dari bunga sebagai bentuk pernyataan perasaannya pada Do Yun. Hehehe, kalau Cho Won terus begini, apa mungkin Do Yun tidak akan goyah?
Han Na menemui Jang Yeon Ok
Han Na semakin berani. Kali ini, dia datang langsung menemui Yeon Ok dan berpura-pura menjadi kurir bunga. Saat menerima bunga tersebut, Yeon Ok merasa senang. Tetapi, kemudian dia membaca kartu pesan yang ada di dalam bunga : Ini bunga kesukaanku. Kau ingat?
Yeon Ok langsung membuang bunga itu ke meja dengan ketakutan. Dia ingat. Sangat ingat kalau bunga gladioladalah bungan kesukaan Lee Sang Ah.
Kehidupan Ban Ji Eum yang berat
Seo Ha tidak hanya mengajak Ji Eum pulang bersama tetapi juga membuatkannya makanan. Sambil melihat Seo Ha memasak, Ji Eum mulai menceritakan mengenai kehidupannya. Pria yang tadi datang ke hotel adalah ayahnya. Konon, kita bisa bertahan menghadapi siapapun jika punya setidaknya satu saja kenangan indah tentang orang itu.Namun, Ji Eum tidak pernah punya kenangan indah sedikitpun mengenai ayahnya. Dari kecil, dia selalu hidup ketakutan karena ayahnya adalah pemabuk dan penjudi. Dia selalu terbangun dengan perasaan sedih setiap pahginya. Dia terus mencoba bertahan meskipun hancur sampai akhirnya kabur dari rumah. Lalu, orang yang menerimanya yang kabur dari rumah tanpa apapun adalah bibi yang tinggal dengannya sekarang. Ae Gyeong bukan keluarga kandung Ji Eum tetapi memperlakukannya dengan kasih sayang melebihi dari keluarganya sendiri. Dia selalu ada untuknya dan paling bahagia jika dia mendapat hal baik. Itulah keluarga yang sebenarnya.
Ini pertama kalinya Seo Ha mendengar ceritanya. Semakin dia mendengarkanya, semakin dia merasa kasihan pada Ji Eum. Dia tidak ingin mereka membahas keluarga lagi dan lebih baik memikirkan diri mereka berdua saja (artinya, dia tidak peduli siapa keluarga Ji Eum. Yang terpenting adalah diri Ji Eum).
Selesai makan, Seo Ha menyuruh Ji Eum untuk naik ke atas duluan sementara dia menyiapkan buah. Ji Eum langsung semangat karena dia sudah menyiapkan hadiah kecil untuk Seo Ha, sebuah boneka kayu berbentuk kuda. Diam-diam, Ji Eum masuk ke kamar Seo Ha untuk menyembunyikannya. Tanpa sengaja, dia menemukan tas Ho Sik. Dan di dalamnya, dia menemukan surat pelunasan hutang Ban Hak Su pada tahun 1998. Setelah melihat surat itu, Ji Eum langsung bisa menduga yang sebenarnya terjadi dan alasan sikap aneh Seo Ha seharian ini termasuk ucapan Seo Ha agar mereka menyisihkan keluarga masing-masing dan hanya memikirkan diri mereka berdua saja.
Hati Ji Eum menjadi kacau. Sakit. Dia turun ke bawah dan memeluk Seo Ha dengan erat, tanpa mau menjelaskan alasannya. Setelah itu, dia langsung pamit pulang sembari menelpon Dong U dan memintanya agar menahan Hak Su agar tidak pergi kemanapun.
Kemarahan Ban Ji Eum
Hak Su yang masih belum tau kalau kebenaran sudah terungkap, masih bersikap angkuh seperti biasa dihadapan Ji Eum. Ji Eum juga tidak ingin Dong U mendengar pembicaraan mereka dan menyuruhnya menunggu diluar. Sikap Ji Eum sekarang lebih terasa mengerikan dibandingkan biasanya. Dengan suara pelan namun tegas, dia menyuruh Hak Su untuk duduk yang benar sebelum mereka bicara. Satu pertanyaan : “Apa dia pernah membunuh seseorang?”
Pertanyaan yang tidak mampu di jawab oleh Hak Su. Wajah ketakutannya menjadi jawaban bahwa benar, dia pernah membunuh seseorang. Dulu, dia terlilit hutang besar pada Ho Sik. Dan suatu hari, Ho Sik menawarkan untuk menghapus semua hutangnya beserta bunganya dengan syarat agar dia menyebabkan ‘kecelakaan’ pada sebuah mobil.
Hak Su mencoba membela diri di hadapan Ji Eum kalau dia hanya ‘bekerja sampingan’ demi menghidupi keluarganya. Woah, Ji Eum mengamuk! “Bekerja sampingannya’ adalah membunuh?! Hak Su masih terus bilang kalau itu itu hanyalah kecelakaan kecil.
“Dua orang meninggal dan satu anak kecil luka parah karena itu!” teriak Ji Eum, frustasi, marah, kecewa dan jijik pada Hak Su.
Hak Su bukannya menyesal ataupun minta maaf, malah menyuruh Ji Eum untuk tetap diam demi kebaikan diri sendiri. Dia malah bilang kalau mereka yang terlibat dalam kecelakaan itu yang sedang sial.
“Tutup mulutmu! Kau bukan manusia. Ban Hak Su. Hubungan kau dan aku di kehidupan kali ini berakhir di sini. Mati pun jangan sampai bertemu lagi,” ujar Ji Eum, beranjak pergi.
Setelah Ji Eum pergi, Hak Su baru berteriak kalau saat itu rem truknya blong. Dan memang benar, Hak Su memang menerima pekerjaan yang diberikan Ho Sik. Namun, sesaat sebelum mencapai tempat yang ditentukan, Hak Su berubah pikiran dan ingin berhenti. Namun, saat dia menginjak rem, rem-nya rusak dan mobil Seo Ha sudah tiba di sana. Panik, Hak Su berusaha membanting setir untuk menghindari kecelakaan. Namun, kecelakaan tetap tidak terelakkan. Dia menjadi semakin ketakutan saat melihat ada dua anak kecil di dalam mobil yang terbalik.
Dong U masih punya sedikit hati nurani, rupanya. Dia menyuruh Ji Eum untuk pergi.
Terungkapnya Dalang Kecelakaan Mun Seo Ha
Ji Eum pergi menemui Han Na. Dia memberitahu kecelakaan yang melibatkan Seo Ha bukanlah murni kecelakaan, namun ada keterlibatan seseorang. Dan dari informasi yang didapatkannya orang itu ada di dalam grup MI. Dia memberitahu Han Na, agar Han Na bisa membantunya berpikir siapa yang kira-kira adalah pelakunya. Han Na memberitahu kalau pelaku pasti adalah orang yang paling terusik dengan adanya Seo Ha setelah kematiannya (Sang Ah). Orang yang bisa merebut paling banyak hal jika Seo Ha yang masih kecil meninggal.
Orang yang dipikirkan oleh Ji Eum adalah Jang Yeon Ok. Han Na pun memikirkan demikian. Dia tau dimana Yeon Ok biasanya dan memberitahu Ji Eum. Ternyata benar, Yeon Ok ada di tempat golf indoor.Yeon Ok jelas terkejut dengan kedatangan Ji Eum. Ji Eum juga tidak pakai basa-basi langsung mengonfrotasi soal kecelakaan Seo Ha waktu kecil dan menuduh Yeon Ok sebagai pelakunya karena itu tn. Mun berusaha menutupinya. Mendengar analisis Ji Eum, Yeon Ok tertawa ngakak.
Yeon Ok menegaskan kalau dia tidak akan berbuat hal yang akan dibenci tn. Mun. Kenapa? Karena dia harus mencari nafkah juga (bagaimanapun dia adalah karyawan). Ji Eum langsung sadar kalau ucapan Yeon Ok benar. Siapa dalang sebenarnya? Pelaku yang ditutupi tn. Mun karena tidak ingin Seo Ha terluka.
Tepat saat itu, dia melihat sosok tn. Lee yang datang untuk menemui Yeon Ok.
Seo Ha sepertinya sudah membuat keputusan untuk melenyapkan bukti keterlibatan ayah Ji Eum. Dia membakar surat pelunasan hutang tersebut. Saat mau membakar tas Ho Sik juga, dia baru menemukan kalau di dalam tas ada sebuah tape.Dia langsung bergegas mencari alat untuk mendengar isi tape.
Isi tapeitu adalah rekaman suara Ho Sik yang sedang membaca satu-satu hutang dan bunga dari para peminjamnya. Ditengah-tengah rekaman, dia kedatangan tamu sehingga dia lupa mematikan alat perekam. Alat perekam itu merekam seluruh pembicaraan dari awal hingga akhir. Yang menemui Ho Sik adalah seorang pria, yaitu : tn. Lee. Dia meminta Ho Sik untuk mencarikannya seorang supir truk diantara para peminjamnya dan dia akan membayar 40 juta won sebagai ganti dia melunasi hutang si supir truk yang sebesar 14 juta won (pokok dan bunga). Tentu, supir truk harus membayar dengan cara menyebabkan ‘kecelakaan kecil.’
Tanpa perlu melihat siapa pria yang ada di dalam taperekaman tersebut, Seo Ha sudah bisa mengenali suaranya. Suara dari paman yang sangat dia percayai. Paman yang selalu membantu, menghibur dan mendukungnya adalah orang yang berusaha membunuhnya.
Ji Eum yang sudah menyadari dalang pembunuhan sebenarnya bergegas ke tempat Seo Ha. Keputusannya tepat karena Seo Ha sedang depresi setelah mengetahui kebenaran kecelakaan sebenarnya. Seo Ha tidak ingin melihat Ji Eum dan menyuruhnya pulang.
“Waktu itu… seharusnya aku yang mati. Namun, karena aku… orang-orang yang seharusnya dicintai malah mati. Karena itulah… aku tidak boleh bahagia.”
Ban Ji Eum = Yoon Ju Won
Ucapannya membuat Ji Eum merasa sedih. Dia sudah melihat selama ini betapa Seo Ha tersiksa atas trauma kecelakaan dan menyakinkan diri kalau dia tidak berhak bahagia. Dan di saat dia sudah berhasil membuka hati Seo Ha kembali, Seo Ha kembali ke titik awal.
Seo Ha, apakah ini akan membantu meringakan rasa bersalahmu?
“Ada yang ingin kukatakan padamu, Pak Mun,” ujar Ji Eum.
Dia kemudian beranjak dan duduk di depan piano. Dia mulai memainkan lagu yang dulu diajarkannya kepada Seo Ha saat hidup sebagai Ju Won. Seo Ha tentu mengenali lagu itu karena dia terkadang memainkannya jika merindukan Ju Won. Dulu, saat mengajarkan lagu itu, Ju Won bilang padanya kalau lagu tersebut dibuat saat Korea di bawah pemerintahan Kekaisaran Jepang dan ditulis oleh seseorang saat merindukan seseorang yang dicinta. Tidak ada yang tau siapa penulisnya. Tapi, dia tau karena dia adalah penulisnya.
“Bagaimana kau bisa tau lagu ini?”
“’Karena orang yang membuat lagu ini adalah aku. Ingat baik-baik dan mainkan saat merindukan seseorang.’ Yoon Ju Won berkata begini padamu, kan?”
“Bagaimana kau bisa tau itu?”
“Karena dahulu aku adalah Yoon Ju Won.”