Sinopsis Drama Korea : See You in My 19th Life Episode 09


SEE YOU IN MY 19th LIFE EPISODE 9



Pada kehidupan ke-6, Ji Eum terlahir menjadi seorang wanita (bukan Korea) dan hidup di padang yang luas. Saat itu, dia menjalani hidup yang tenang, di tempat yang hening dan indah. Meski begitu, dia sering bertanya-tanya, akankah dia bisa bertemu dengan orang yang bisa mengingat kehidupan lampau seperti dirinya? Atau bisakah dia menemukan orang yang dapat memercayainya?



Kini, dikehidupan ke-19, Ji Eum mendapat jawaban atas pertanyaannya. Dia menemukan dua orang yang bisa mengingat kehidupan lampau seperti dirinya yaitu Min Ki dan Han Na. Dan dia juga menemukan dua orang yang memercayainya yaitu Ae Gyeong dan Cho Won. Sekarang, dia juga ingin tau, akankah Seo Ha memercayainya.



Dia mengungkapkan identitas sebenarnya demi Seo Ha. Agar Seo Ha tidak terus menerus terjebak dalam rasa bersalah atas kematian Ju Won. Saat dia memberitahu kalau dirinya adalah Yoon Ju Won di kehidupan lampau, Seo Ha tidak lantas memercayainya. Reaksi yang wajar. Dia mengira Ji Eum hanya ingin menghiburnya, tetapi dia tidak suka mendengarnya.


Ji Eum tetap menjelaskan bahwa dia adalah Yoon Ju Won di kehidupan lampau. Dia juga mengingatkan Seo Ha dengan buku cerita kesukaan Ju Won yang berumur 12 tahun : Bulan dan Hutan Penyihir Barat. Seo Ha tentu mengingatnya. Dia juga pernah membacanya. Ceritanya tentang seorang penyihir abadi yang menemukan cinta sejati. Seo Ha yang masih kecil saat itu, merasa kalau sang penyihir mempunyai hidup menyenangkan karena abadi. Ju Won tidak merasa demikian karena menurutnya, penyihir hidup tersiksa.



Dan sekarang, Ji Eum berujar kalau penyihir itu bukan hidup abadi. Dia hanya selalu ingat kehidupan lampaunya saat terlahir lagi. Agar Seo Ha bisa percaya, dia memberitahu dimana kunci dari kotak yang dihadiahkan Ju Won padanya saat ulang tahun. Kuncinya ada di dalam buku itu. Dan jika Seo Ha sudah menemukan kunci itu dan melihat isi kotak, dia harus membaca pesan (Ji Eum menyerahkan secarik kertas yang dilipat). Ingat, harus buka kotak dahulu baru membaca pesannya.


Setelah mengatakan itu, Ji Eum pamit pulang.



Ji Eum mampir ke tempat Cho Won. Dia mau curhat tentang pengakuannya ke Seo Ha. Cho Won terkejut sekaligus khawatir kalau Seo Ha tidak percaya pada Ji Eum. Jika itu terjadi, Ji Eum akan pergi. Cho Won jadi penasaran, kenapa tiba-tiba Ji Eum mengaku padahal sebelumnya dia selalu berusaha menyembunyikannya. Ji Eum menjawab, kalau ada sesuatu yang ingin dia katakan pada Seo Ha sebagai Yoon Ju Won, bukan Ban Ji Eum.






Selagi membahas topik ini, Cho Won menjadi penasaran, bagaimana rasanya bisa mengingat kehidupan lampau? Ji Eum merasa kehampaan. Dia sudah terlahir berulang kali dan bertemu berbagai macam orang, sekaligus pertemuan dan perpisahan. Baginya, setiap hari adalah ulang tahun dan peringatan kematian orang tersayangnya di kehidupan lampau. Cho Won jadi kasihan dan merasa kalau Ji Eum pasti merasa tersiksa selama ini. Ji Eum tersenyum dan lanjut bercerita kalau entah sejak kapan, dia tidak lagi memiliki ekspetasi pada kehidupannya. Hanya sekedar, ‘aku lahir’. ‘ah, ini kehidupankun sekarang.’ Satu-satunya yang dia sesalkan adalah tidak bisa membagi ingatan kesedihan dan kebahagiaannya karena orang—orang akan meninggal kemudian menghilang, atau mereka tidak mengingatnya.




Dan memang ya, menjalani 19 kali kehidupan, melewati berbagai macam bentuk kehidupan, kebahagiaan dan kesedihan, Ban Ji Eum terlahir dengan semua ingatan tersebut. Dirinya sekarang tidak lepas dari kehidupan yang telah dijalaninya.


ORANG YANG BERPISAH AKAN BERTEMU LAGI



Seperti biasa, jika merasa sesak atau pusing dengan masalah yang dihadapinya, Seo Ha akan merendam dirinya di dalam kolam. Pengakuan Ji Eum benar-benar mengganggu pikirannya, apakah dia harus memercayainya atau tidak?


Yeon Ok menemui tn. Mun untuk membicarakan perihal kecelakaan Seo Ha bertahun-tahun silam. Dia ingin tn. Mun bertindak karena Seo Ha mulai mengulik kebenaran terkait kecelakaan tersebut. Hal ini membuat tn. Lee gelisah. Yeon Ok takut kalau tn. Lee dikuasai rasa bersalah dan akhirnya mengakui perbuatannya kepada Seo Ha. Jika itu benar-benar terjadi, tn. Mun yang akan terkena masalah. Oleh karena itu, dia meminta izin untuk turun tangan menyelesaikan masalah ini seperti dulu.





Ji Eum baru saja sampai di rumah dan mau tidur, eh, malah melihat ada tongkat lonceng kerincing Min Ki di kamarnya. Ah, Min Ki sepertinya ingin Ji Eum memegang lagi kerincing itu untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi di kehidupan pertamanya. Sayang sekali, rencana Min Ki gagal karena Ji Eum menggunakan kain untuk memegang tongkat itu dan mengantarkannya kembali ke Min Ki menggunakan keranjang. Ji Eum tidak mau melihat kehidupan pertamanya lagi. Dia dulu memang penasaran dengan kehidupan pertamanya, namun, sekarang sudah tidak lagi. Ada yang lebih berharga baginya saat ini. Baginya sekarang, kehidupan pertama sudah tidak ada artinya. Tidak penting sama sekali.


Kalimat terakhir Ji Eum terlihat mengganggu Min Ki, tentang kalau dia tidak peduli lagi. Hm, kelihatannya memang ada hal penting yang harusnya diketahui oleh Ji Eum pada kehidupan pertama yang tidak dapat diingatnya.








Malamnya, saat tidur, Ji Eum memimpikan kehidupan pertamanya. Tentang sebuah jembatan yang dibawahnya penuh percikan api, bunyi kerincingan lonceng, pelukan seorang pria dan tatapan kemarahan pada Min Ki. Mimpi kemudian beralih saat dia memeluk tubuh seorang wanita dan menangis histeris.



Sementara Seo Ha, dia memimpikan Ju Won. Dia teringat akan ucapan-ucapan aneh Ju Won dulu yang selalu membahas kehidupan lampau. Akhirnya, besok harinya, Seo Ha pergi ke rumah utama (rumah ayahnya) untuk mencari buku “Bulan dan Hutan Penyihir Barat” di perpustakaan. Untunglah, buku itu masih ada. Dan ternyata, benar, di dalam buku itu ada sebuah kunci.




Sebelum sempat dia membuka gemboknya, terdengar suara tn. Lee dari arah ruang tamu. Refleks, Seo Ha langsung menyembunyikan kotaknya di sela-sela rak buku. tn. Lee masih bersikap seperti biasa kepada Seo Ha, ramah. Namun, sikap Seo Ha berbeda, dingin. Pembicaraan mereka berakhir karena tn. Mun datang. Seo Ha langsung saja bertanya pada keduanya, apa tidak ada yang ingin mereka katakan padanya? Keduanya sekilas bertukar pandangan dan mencoba menebak kalau ini soal perusahaan. Seo Ha mengatakan tidak. Saat tn. Lee mau bicara, Seo Ha menyuruhnya untuk diam. Setelah itu, dia beranjak pergi.



Seo Ha tidak benar-benar pergi. Dia hanya bersembunyi di balik dinding. tn. Lee terlihat gelisah dan takut kalau Seo Ha sudah tau kecelakaan bertahun-tahun lalu adalah perbuatannya. tn. Mun langsung mengajaknya untuk bicara di ruangannya.



Ji Eum kelihatan tidak tidur nyenyak karena mimpi kemarin. Ditambah lagi, dia gelisah karena Seo Ha masih belum menghubunginya dan tidak datang ke kantor hari ini. Untung ada Cho Won, adik manis yang menyemangatinya.



Malam hari,


Do Yun pergi menjemput Do Jin yang mabuk berat setelah pesta sama teman-temannya. Udah jelas Do Jin mabuk, tetapi dia malah ditinggalkan sama temannya. Ckckck. Karena badan Do Jin yang lebih besar dari Do Yun, Do Yun jadi kesulitan untuk membawanya pulang. Udah gitu, Do Jin saat mabuk sangat kekanak-kanakkan. Dia ribut mau minta es krim.



Kebetulannya, Cho Won lihat di depan resto dan mendengar suara ribut. Dia salah paham mengira Do Yun sedang di ganggu preman sehingga dia langsung lari masuk ke resto dan memukuli Do Jin dengan tas-nya. Giliran Do Yun yang panik dan menghentikan Cho Won. Dia akhirnya memberitahu kalau Do Jin adalah adiknya. Cho Won jadi merasa bersalah. Dan sebagai permintaan maaf, dia membelikan Do Jin es krim.



Sifat Do Yun dan Do Jin sangat berbeda sehingga membuat Cho Won tertawa. Dan tiba-tiba saja mereka mulai membahas perasaan satu sama lain. Do Yun menegaskan kembali kalau dia tidak ada niatan sama sekali untuk berkomitmen dengan Cho Won meskipun dia menyukainya. Dia juga minta maaf karena sudah membuatnya bingung dengan perbuatannya padanya.


“Aku tau apa yang kau takutkan. Aku tau, tetapi kita bisa melaluinya,” yakin Cho Won.



“Kau tau siapa yang lebih sering dibahas saat aku bersama Seo Ha? Itu aku. Mereka membicarakanku, katanya aku mengincar harta mereka. Mereka menginjak-injakku. Aku sudah terbiasa. Namun, bukan berarti aku baik-baik saja. Aku bertahan karena ini jalan pilihanku. Katamu kita bisa melaluinya? Aku tau kau memang mandiri dan tak memandangku sebelah mata. Namun, aku tidak mau menjalani itu. Aku bahkan tidak punya hati yang luang untuk memikirkan itu.”



Penolakan Do Yun membuat Cho Won menangis. Penolakan yang tegas dan jelas. Dan dia tidak bisa memaksa karena dia memahami posisi Do Yun. Do Yun merasa bersalah karena dia tidak pernah ingin membicarakan ini. Dia hanya ingin mereka sekarang berhenti. Dia memohon.


Tangis Cho Won tidak bisa berhenti. Dia tidak sanggup mengatakan apapun dan akhirnya pergi. Jauh dilubuk hati Do Yun, dia sakit melihat tangisan Cho Won dan ingin mengejarnya. Namun, untuk kesekian kalinya lagi, dia menahan diri. Do Jin yang melihat dan mendengar pembicaraan kakaknya, ikut merasa sedih.



Seo Ha berkeliaran sepanjang hari dan baru pulang saat malam. Ketika pulang, dia merindukan Ji Eum. Saat dia ke kantor, sudah tidak ada siapapun di sana.



Ji Eum sedang berada di taman bermain. Di depan komidi putar. Dulu, saat hidup sebagai Yoon Ju Won, dia akan pergi dengan Seo Ha ke taman bermain untuk merayakan ulang tahunnya. Saat di mobil, sebelum kecelakaan itu terjadi, Ju Won bertanya tentang apa yang ingin dinaiki Seo Ha di taman bermain. Seo Ha menjawab kalau dia ingin naik komidi putar. Sementara Ju Won, usil menjawab kalau dia mau ke rumah hantu.



Ji Eum terus menunggu. Dia menunggu di komidi putar dan terkadang ke wahana rumah hantu karena mana tau Seo Ha ada di sana. Tetapi Seo Ha tidak datang. Setelah wahana tutup, Ji Eum baru pulang.



Keesokan harinya, Seo Ha kembali ke rumah utama untuk mengambil kotaknya yang kemarin dia sembunyikan di sana. Akhirnya, dia membuka kotak itu. Isinya adalah sebuah buku dengan cover bergambar sosok belakang seorang wanita. Itu buku cerita yang ditulis dan digambar sendiri oleh Yoon Ju Won, yang berisi tentang kehidupannya.




Mun Seo Ha. Katamu aku penyihir, kan?


Ini dongeng penyihir yang ingin kuceritakan padamu. Bukan. Maksudku, dongeng tentang seseorang.


Ada orang yang hidup dengan mengingat semua ingatan di kehidupan lampaunya.


Ingatan pertama adalah suara. Suara ombak, suara angin dan suara lonceng.


Ingatan kedua adalah Ibu. Aroma yang wangi, sentuhan yang halus, dan pelukan yang nyaman. Meski orang itu terlahir kembali, lalu mencari ibu yang ada di ingatannya, tetapi tidak ada yang memahami itu.


Saat itu, dia sadar bahwa dirinya adalah orang yang tak bisa diterima oleh siapapun.



Dalam salah satu kehidupannya, dia menari dan membuat lagu.


Dalam salah satu kehidupannya, dia kehilangan kekasihnya dan kehilangan anak di kehidupan lainnya.



Dia ingat segalanya tanpa bisa memberitahu siapapun. Begitulah beberapa kehidupan berlalu.



Orang-orang yang dikenal di tiap hidupnya takut kepada orang itu, dan orang itu sudah muak terluka. Setiap kehidupan selanjutnya dan kehidupan selanjutnya lagi datang, dia merasa lebih banyak batu tertumpuk di hatinya.




Ah, Seo Ha langsung teringat saat kecelakaan dulu. Saat itu, dia tidak memahami apa yang dikatakan oleh Ju Won sebelum meninggal. Namun, sekarang, jika dia mengingat bentuk mulutnya, sepertinya Ju Won berujar : “Di kehidupan selanjutnya, aku ingin terus mengingatmu. Aku… akan menemuimu lagi.”


Seo Ha langsung membuka kertas yang diberikan Ji Eum. Tulisan Ji Eum sama persis seperti tulisan Ju Won. Isi pesan Ji Eum adalah : “Tokoh utama buku ini adalah Yoon Ju Won, yang sekarang menjadi Ban Ji Eum. Jika kau percaya perkataan ini, pergilah ke tempat yang kita gagal datangi pada hari aku memberikan kotak ini. Aku akan menunggumu di sana.”



Tidak buang waktu lagi, Seo Ha bergegas pergi ke taman bermain dengan taksi. Dia mempercayai Ji Eum. Seo Ha menelpon Ji Eum sepanjang perjalanan, tetapi Ji Eum sengaja tidak mengangkatnya. Dia ingin Seo Ha datang dan memastikan sendiri.



Ada yang aneh.


Saat bersama anak itu, rasanya batu-batu yang bertumpuk di hatiku menghilang satu per satu.



Tiada yang istimewa dari anak itu, tetapi kenapa hatiku terasa lebih ringan? Orang itu melupakan ingatan di kehidupan lampaunya sementara, dan tertawa seperti anak umur 12 tahun.


Apa orang yang mengingat 18 kehidupannya bisa menikmati hidup bersama anak itu?




Begitu tiba di taman bermain, tujuan pertama Seo Ha adalah rumah hantu. Tetapi Ji Eum tidak ada di sana. Dan setelah berkeliling, akhirnya dia menemukan Ji Eum di depan wahana komidi putar. Ji Eum tersenyum padanya, seperti Ju Won. Selama ini, Ju Won yang disukainya selalu berada di sisinya dan membuatnya jatuh cinta pada dirinya di kehidupan kali ini, Ban Ji Eum.



Seo Ha langsung mengomel karena Ji Eum menunggunya di sini dan tidak mengangkat telepon. Ji Eum langsung menebak kalau Seo Ha pasti ke rumah hantu, kan? Dia ke sini karena Mun Seo Ha ingin naik komidi putar.


“Bagaimana jika aku tak membaca pesanmu?”


“Jika bukan hari ini, artinya besok. Jika bukan juga, artinya keesokannya lagi. Aku bisa terus menunggu.”


“Bisa saja aku membuang surat itu.”


“Tapi kau tak buang, kan?” balas Ji Eum.


Seo Ha benar-benar mempercayai kalau Ji Eum adalah Ju Won.


“Aku selalu berdoa setiap kali meninggal. Aku berdoa agar tidak ingat apapun di kehidupan selanjutnya. Namun, kali itu… aku tidak ingin seperti itu.”




“Maafkan aku,” ujar Seo Ha dan memeluk Ji Eum dengan erat. “Maaf, itu semua karena aku.”


“Jangan menangis. Aku ingin kau bahagia, Seo Ha. Ada yang harus ku katakan padamu. Yoon Ju Won dan Ban Ji Eum berharap agar Mun Seo Ha bisa bahagia. Bisa, kan?” ujarnya dan balas memeluk Seo Ha.



Di tempat lain, Min Ki bertemu dengan Han Na. Mereka sangat mengkhawatirkan Ji Eum yang tidak mau mengingat kehidupan pertamanya dan terus menjalin hubungan dengan orang-orang dari kehidupan sebelumnya. Jika terus begini, Seo Ha akan dalam masalah. Mereka harus hidup seperti biasa agar masalah selesai. Han Na merasa kalau mereka harus memberitahunya sebelum terlambat. Min Ki setuju.




Seo Ha dan Ji Eum lanjut dengan berkencan. Mereka memutuskan untuk tidak memusingkan cara bicara dan tetap seperti biasa saja. Ji Eum juga jujur kalau dia awalnya takut untuk jujur karena takut tidak bisa bertemu Seo Ha lagi. Bukankah Seo Ha pernah bilang tidak mau bertemu Ju Won lagi meski dia muncul. Seo Ha mengatakan itu karena Ju Won celaka saat bersamanya. Itu membuatnya gelisah. Ji Eum menyakinkan kalau sekarang tidak apa-apa karena dia akan ada di masa lalu, masa sekarang dan masa depan.




Hari yang cerah, namun tidak dengan suasana hati Do Yun. Do Jin menyadari itu dan merasa kasihan pada kakaknya. Sementara itu, Cho Won diajak untuk nongkrong bareng sama Ji Seok karena ada teman mereka yang mau menikah dan memberikan undangan.



Berbeda dengan suasana hati Do Yun dan Cho Won, Ji Eum bahagia. Ditambah, dia mendapat hadiah blazer dari Ae Gyeong. Ini sebagai bentuk ucapan selamatnya karena hubungan Ji Eum dan Seo Ha berjalan lancar. Ah, tampaknya hari ini juga akan menjadi hari menyenangkan lainnya. Baru pagi, dia sudah mendapat telepon dari Han Na.


Setelah mendapat telepon itu, Ji Eum pergi menemui Yeon Ok.




“Jang Yeon Ok. Kau sudah tua, Kak. Padahal kau masih amat muda saat jadi guru privatku. Kau senang hidup dengan suamiku? Apa kau juga suka dengan hotelku? Padahal kau yang mengikuti Sang Hyuck (tn. Lee) dahulu sangat bersinar dan ceria. Seharusnya kau merebut semuanya, jika memang mau. Lihatlah diri Kakak sekarang. Tidak ada yang kau kuasai dengan sempurna, baik posisi di samping suamiku, ataupun perusahaan.”


“Apa-apaan kau?” teriak Yeon Ok, ketakutan.


“Setidaknya seharusnya kau tidak mengancam putraku. Kau sendiripun seorang Ibu.”


“Siapa kau?”


“Nyonya Lee Sang A memintaku untuk menyampaikan itu. Dia berkeliaran di alam baka karena kesal kepadamu, lalu kehilangan kesempatan untuk pergi. Katanya dia terus memperhatikanmu sampai sekarang. Sekarangpun pasti begitu. Bu Jang, minta maaflah dengan tulus pada Pak Mun. Setelah itu, akan kucoba membujuk Nyonya Lee. Jika tidak, katanya dia akan terus berkeliaran di sekelilingmu. Paham? Kasihan kau,” ujar Ji Eum.




Dan semua tentu adalah apa yang diminta Han Na untuk disampaikan ke Yeon Ok. Dia juga ada di sana dan tersenyum puas melihat ekspresi ketakutan Yeon Ok. Dia sangat berterimakasih atas bantuan Yeon Ok.


“Ju Won-ah. Kuharap kau bisa pergi dengan sendirinya, dari sini ke sana,” ujar Han Na, membingungkan.


“Apa maksudnya?”



“Orang seperti kita beruntung bisa hidup bersama lagi dengan kenalan kita di masa lampau. Namun…. Jika sudah terlahir kembali, seharusnya kita bertemu orang-orang baru. Kau akan segera paham. Aku yakin kau akan membuat keputusan bijak jika sudah waktunya,” ujarnya sembari membelai lembut rambut Ju Won.



Ji Eum benar-benar tidak mengerti maksud Han Na. Setelah Han Na pergi, tidak lama dia mendapat pesan dari Min Ki yang mengirimkan foto dan nama sebuah tempat. Itu adalah jembatan yang dia lihat di mimpinya. Ternyata jembatan itu masih ada hingga sekarang. Namanya : Kembang Api Air Kolam Mujinjeong.



Seo Ha tidak datang ke kantor melainkan ke rumah utama. Kebetulan sekali dia bertemu tn. Lee, sementara ayahnya tidak ada di tempat karena ada rapat pagi dan sudah pergi. Seo Ha tidak lagi menutupi kalau dia sudah tau. Dia ingin tau alasan tn. Lee ingin membunuhnya? tn. Lee panik dan menjelaskan kalau dia tidak berniat sedikitpun membunuh Seo Ha. Dia telah melakukan kesalahan dan tidak tau kalau Seo Ha yang ada di mobil hari itu.


“Lantas… Paman berniat membunuh Ayah? Kenapa?”


“Paman gila waktu itu.”


“Apa maksudnya? JELASKAN APA MAKSUD PAMAN!” teriak Seo Ha.



"Paman sangat benci Yeon Ok berada dekat di samping ayahmu. Paman juga membenci ayahmu yang mengabaikan ibumu, dan hanya memedulikan perusahaan. Paman pun tidak sanggup melihat Yeon Ok yang mengikuti ayahmu demi mendapatkannya. Namun, paman sungguh tidak berniat membunuhmu, Seo Ha. Percayalah. Itu hanya kesalahan. Sebuah kecelakaan semata.”


Seo Ha speechless. Dia tidak mau mendengar alasan dan hanya mau pamannya menebus kesalahannya. Serahkan dirinya untuk kecelakaan 24 tahun silam dan untuk kasus pembunuhan Ho Sik dari Kapital Wonjo. Jika pamannya tidak melakukannya, dia yang akan melaporkannya.





Lee terdiam. Dan dia melakukan apa yang diminta Seo Ha. Dia menyerahkan diri ke polisi dan mengakui perbuatannya. Berita itu menggemparkan masyarakat. Orang tua Ju Won dan Cho Won juga melihat berita itu. Yang Sik juga melihatnya. Do Yun juga. Akhirnya, kematian dari orang – orang yang mereka kasihi, mendapatkan keadilan. Efek terhadap penyerahan diri ini adalah rusaknya citra perusahaan MI Grup.



Karena kebenaran sudah terungkap dan tn. Lee sudah menyerahkan diri, Seo Ha menjadi lebih lega dan ceria. Ji Eum juga mengajak Seo Ha untuk liburan bersama selama 2 malam 1 hari.



Do Yun tidak sengaja melihat komputer Ju Won yang memasang wallpaper jembatan itu. Dan mungkinkan Do Yun ingat sesuatu?



Seo Ha dan Ji Eum tiba di jembatan saat hari sudah gelap. Ji Eum memberitahu itu ada di ingatan kehidupan pertamanya. Dia tidak begitu ingat karena hanya sepotong-potong. Di mimpinya, ada seorang pria berjalan di tengah banyaknya kembang api. Seo Ha langsung kepo, pria seperti apa? Ji Eum langsung menggodanya yang cemburu pada pria 1000 tahun lalu.



Di toko Cho Won, tiba-tiba sebuah hiasan kaca terjatuh dan hampir mengenai Cho Won.




Ji Eum yang tiba di jembatan, mulai mendapatkan ingatannya. Dia mendengar suara kerincing. Di tengah jembatan ada seorang pria memakai hanbok biru. Ji Eum berlari menghampiri pria itu dengan pandangan penuh kemarahan, bukan cinta. Dia berniat menusuk dada pria tersebut, tetapi pria itu berhasil menahan pisaunya.


Mendadak, sebuah panah menusuknya dari belakang. Dia terjatuh ke arah depan. Dan pria yang hendak di tusuknya menangkap tubuhnya. Pria itu adalah Mun Seo Ha.


Post a Comment

Previous Post Next Post