Sinopsis Drama China : When I Fly Towards You Episode 4
Ketika Sudah Ada Sedikit Kemajuan
Hari ini adalah hari pembagian hasil simulasi ujian bahasa Inggris guru Zhang untuk kelas 1-9. Semua siswa sudah mendapatkan kertas ujiannya, kecuali Zai Zai. Nilai ujian bahasa Inggris Zai Zai adalah yang tertinggi di seluruh kelas 1. Jadi, Guru Zhang meminjamkan kertas ujiannya ke kelas 1-1, biar murid di sana bisa mempelajari kesalahan mereka. Zai Zai tidak masalah sama sekali, malahan senang karena dia jadi ada alasan untuk ke kelas 1-1 dan bertemu Lu Rang.
Murid kelas 1-1 lagi kagum dengan nilai bahasa Inggris Zai Zai yang tinggi padahal dia hanya dari kelas biasa dan bisa mengalahkan nilai mereka yang dari kelas unggulan. Gu Ran, Guan Fang dan Lu Rang juga tidak menyangka kalau Zai Zai begitu pandai bahasa Inggris karena tidak terlihat demikian. Guan Fang sampai berkomentar heran kenapa Zai Zai tidak berbahasa Inggris saat bicara padahal nilainya sebagus ini. Gu Ran langsung membalas, jika berdasarkan komentarnya, maka orang yang nilai bahasa Mandarin-nya bagus, harus bicara bahasa Mandarin klasik setiap hari gitu? HAHAHHAA.
Saat jam istirahat, Zai Zai pergi ke perpustakaan untuk mencari Lu Rang karena kertas ujiannya ada bersama Lu Rang. Dia sebelumnya sudah ke kelas 1-1 duluan dan Gu Ran bilang kalau kertas ujiannya ada di Lu Rang. Lu Rang juga tidak sadar kalau dia membawa kertas ujian Zai Zai. Seperti biasa, Zai Zai bersikap ceria dan tidak mempermasalahkan sama sekali. Setelah menerima kertasnya, dia juga tidak langsung pergi melainkan ikut belajar. Kelihatan sekali kalau dia tidak niat belajar karena dia malah ketiduran.
Lu Rang meskipun kelihatannya cuek dan dingin, tetapi sebenarnya dia cukup perhatian. Dia tidak pergi dan menunggu hingga Zai Zai bangun. Saat bangun, Zai Zai kelihatan heran karena sedari tadi (sebelum dia ketiduran), Lu Rang hanya stuck di satu soal Bahasa Inggris. Lu Rang tidak mau menjawab apapun dan hanya menyusun barangnya kemudian pergi.
Zai Zai bergegas mengejarnya dan mencoba memberikan pendapatnya mengenai cara Lu Rang mengerjakan soal teks Bahasa Inggris yang terlalu lambat dan membuang waktu. Lu Rang ternyata kesulitan dalam pelajaran Bahasa Inggris dan saat mengerjakan soal, jika dia tidak mengerti, dia jadi tidak ingin mengerjakan nomor lain.
Saat dia terus bertanya mengenai Bahasa Inggris Lu Rang, Lu Rang secara tiba-tiba membahas Fisika Zai Zai, yang waktu itu Zai Zai salah menyebutkan unit satuan. Zai Zai tidak tersinggung sedikitpun. Sebaliknya, dia berusaha menyemangati Lu Rang untuk tidak terlalu memikirkan nilai Bahasa Inggrisnya jika jelek. Lebih parah dia yang nilai Fisika dan Kimia-nya jika ditotalkan tidak akan melampaui 100. Lalu, dia juga tidak pernah bisa menghafal tabel periodik unsur sejak SMP sampai sekarang.
“Aku sedang memuji dan menyemangatimu,” jelas Zai Zai, saat melihat ekspresi Lu Rang. “Zhang Lu Rang. Jangan hanya memaksa mengerjakan soal, menghafal kosakata akan lebih berguna,” nasehat Zai Zai.
Lu Rang tampaknya memang stress dengan nilai Bahasa Inggrisnya dan ternyata itu ada alasannya. Yaitu, Ibunya yang tidak pernah puas akan nilainya. Hari ini, Ibunya datang ke sekolah untuk tau nilai hasil ujian simulasi Lu Rang. Guru Zhang menyampaikan kalau nilai Lu Rang adalah yang terbaik di sekolah, namun, bahasa Inggrisnya agak jelek. Saat mendengar itu, Ibu Lu Rang langsung membicarakan adik Lu Rang, Lu Li, yang sangat pintar hingga bisa lompat kelas dan sudah kelas 2 SMA. Ibu memuji Lu Li yang tidak pernah membuatnya cemas. Ibu juga berharap Lu Rang punya setengah dari kepandaian Lu Li. Pas sekali saat Ibunya membciarakan Lu Li pada Guru Zhang, Lu Rang ada di depan ruang guru. Dia bergegas ke sana saat teman sekelasnya memberitahu kalau Ibunya barusan datang dan mencari Guru Zhang.
Guru Zhang adalah guru yang tegas dan bijak. Dia menasehati Ibu Lu Rang untuk tidak mengatakan demikian karena Zhang Lu Rang juga sangat berprestasi. Hanya karena ada kekurangan dalam satu hal, bukan berarti mereka boleh menyangkal prestasinya di hal lain. Ibu Lu Rang tersenyum canggung dan mengiyakan ucapan guru Zhang.
Padahal sudah dinasehati demikian oleh Guru Zhang, tetapi begitu ketemu Lu Rang, Ibu langsung bersikap seperti meremehkan Lu Rang dan bilang kalau dia juga tidak berharap Lu Rang bisa sama seperti Lu Li.
Zai Zai curhat ke Jiang Jia mengenai dia yang tadi mencoba mengajarkan Lu Rang bahasa Inggris. Jiang Jia merasa itu agak konyol aja karena nilai masuk Lu Rang tinggi. Dan meskipun nilai bahasa Inggris Lu Rang tidak bagus, tetapi dia tetap masuk peringkat 50 teratas seluruh siswa di sekolah.
Zai Zai juga tahu kalau yang dilakukannya konyol, hanya saja dia merasa Lu Rang benar-benar kesulitan mengerjakan soal tadi. Ah, dia jadi takut kalau Lu Rang marah karena dia sok mengajari.
Lu Rang juga menyadari kekurangannya dan berusaha keras untuk memperbaikinya. Makanya, besoknya setelah pulang sekolah, dia menemui Guru Zhang untuk minta diajarkan mengenai soal Bahasa Inggris yang tidak di pahaminya. Guru Zhang suka melihat semangat Lu Rang dan mau meluangkan waktu, sayangnya, dia harus ikut rapat. Untunglah kebetulan Zai Zai datang ke ruang guru untuk mengumpulkan buku tugas. Jadi, Guru Zhang meminta tolong Zai Zai untuk mengajarkan Lu Rang. Zai Zai dengan senang hati bersedia.
Lu Rang menunjukkan kertas ujiannya dan ternyata jawabannya banyak salah. Zai Zai cukup terkejut, tetapi dia akan berusaha mengajarkannya. Sebelum mulai, dia ingin tau apakan hari ini Lu Rang sudah menghafal kosakata? Lu Rang ternyata mendengarkan saran Zai Zai kemarin dan sudah mulai menghafal kosakata. Zai Zai pun memulai pengajarannya.
Dan tidak terasa kalau hari sudah sore saja. Setiap kali mengajarkan satu soal yang salah, Zai Zai akan memastikan kalau Lu Rang benar-benar sudah paham baru lanjut ke soal berikutnya. Setiap kali dia bertanya apakah Lu Rang paham? Lu Rang akan menjawab, ya. Tetapi saat dia minta menjelaskan, dia hanya diam. Jadi, Zai Zai akan mengulang lagi penjelasannya. Karena terus diulang, Lu Rang juga jadi paham. Zai Zai langsung memuji diri sendiri yang pintar mengajar.
Hal itu dilihat sama Guru Lin yang baru saja siap rapat. Dia setuju kalau Zai Zai pandai mengajar. Guru Lin juga menyarankan agar ke depannya, Lu Rang belajar Bahasa Inggris dengan Zai Zai saja. Lu Rang langsung menolak dengan alasan kalau itu terlalu mengganggu waktu Zai Zai.
“Tidak mengganggu, kok. Begini saja kau juga memberiku les. Kita saling mengganggu,” saran Zai Zai.
“Itu namanya berkembang bersama,” perbaiki Guru Lin.
Zai Zai tersenyum malu. Dia menyarankan kalau Lu Rang memberikannya les matematika di hari Minggu dan dia memberikan les Bahasa Inggris di hari Sabtu. Hm, tetapi Lu Rang tidak mau mengiyakan.
Setelah Lu Rang pergi, Guru Lin mau tau hubungan Zai Zai dengan Lu Rang.
“Masih belum ada kemajuan apapun,” jawab Zai Zai, tersenyum malu-malu.
“Apa?” bingung Guru Lin, padahal bukan itu maksud pertanyaannya.
Zai Zai langsung panik membuat alasan kalau mereka belum saling belajar, jadi belum ada kemajuan. WKWKWKW. Guru Lin percaya ada di depan Zai Zai, tetapi sebenarnya dia pasti tau maksud ucapan Zai Zai yang sebenarnya.
Setelah sampai di rumah, Zai Zai bergadang untuk membuatkan catatan bahasa Inggris untuk Lu Rang.
Besoknya, saat mapel Bahasa Inggris, Guru Zhang membahas soal-soal yang tingkat kesalahannya tinggi. Saat dia menanyakan ke Lu Rang mengenai jawaban dan penjelasannya, Lu Rang mampu menjawabnya karena itu hal yang berulang kali diajarkan Zai Zai padanya kemarin. Guru Zhang bangga karena Lu Rang mampu memberi penjelasan yang tepat. Tampaknya, penjelasan Zai Zai lebih bagus darinya. Seluruh siswa langsung heboh saat tau Zai Zai mengajar Lu Rang, kemarin. Guru Zhang tidak segan memuji Zai Zai yang meski berasal dari kelas biasa, tetapi nilai bahasa Inggrisnya masuk tiga besar di sekolah.
Zhen Xin iri mendengar pujian guru Zhang dan berkomentar kecil kalau masuk tiga besar pun, tetap saja Zai Zai dari kelas biasa. Gu Ran yang mendengar komentarnya, balas komentar kalau Zhen Xin hanya cemburu. Hm, tapi tampaknya komentar itu mempengaruhi Lu Rang.
Kelihatan sih, saat Zai Zai hendak membujuk Lu Rang untuk les dengannya, Lu Rang langsung menolak. Padahal, Zai Zai sudah menunjukkan buku catatan yang khusus dia buat untuk Lu Rang. Eit, tenang aja, meski udah di tolak, Zai Zai tidak nyerah untuk mempromosikan diri sebagai pengajar bahasa Inggris yang hebat. Dia terus berkeliaran di sekitar Lu Rang dan meletakkan promo kelas Bahasa Inggrisnya, kemudian meminta bantuan Jiang Jia untuk memberi testimoni terhadap pengajarannya, hingga memamerkan nilai test Bahasa Inggrisnya yang tinggi. Dan tetap saja, Lu Rang tidak mengiyakan mau les dengannya.
Pikirannya berubah saat pulang ke rumah hari ini. Saat tiba, di ruang tamu sudah ada seorang wanita. Dia adalah guru Bahasa Inggris yang di cari oleh Ibunya. Dulunya, guru itu adalah guru yang mengajari Lu Li untuk kompetisi Bahasa Inggris dan kebetulan tahun ini, guru itu dipindahtugaskan ke daerah mereka, jadi Ibu memintanya mengajari Lu Rang.
Belum juga mulai, guru itu sudah bersikap sangat sombong. Dia memperingati Lu Rang untuk belajar serius karena selama ini, dia hanya mengajari anak dengan peringkat tiga teratas. Dia juga memuji Lu Li yang pintar sehingga interaksi mereka saat mengajar belajar sangat menyenangkan. Kemudian, dia menghina nilai bahasa Inggris Lu Rang yang jelek dan entah apa bisa mengikuti tempo mengajarnya. Awalnya, dia tidak mau menerima tetapi karena Ibunya meminta…
“Aku sudah punya guru les,” ujar Lu Rang.
Guru itu langsung marah karena sudah pamer ternyata anaknya udah punya guru sendiri. Ibu juga baru tau dan marah.
“Setidaknya dia tulus ingin mengajariku,” jawab Lu Ran. “Aku beli barang dulu diluar,” lanjutnya dan keluar rumah.
Lu Rang tidak ada tujuan sebenarnya. Dia hanya ingin keluar daripada mendengarkan omelan Ibunya. Dan beruntungnya, Zai Zai yang lagi di minimarket melihatnya. Dia langsung memanggil Lu Rang dan menyapanya dengan ceria. Ahhh, benar-benar menghibur suasana hati Lu Rang yang lagi buruk. Rumah Zai Zai lagi mati lampu sehingga dia tidak bisa masak dan pergi ke mini market untuk makan seadanya. Nah, apa Lu Rang mau menemaninya karena dia merasa orang-orang melihatnya dengan aneh kaerna dia makan sendirian. Sebentar saja.
Sudah ditemani, bukannya makan, Zai Zai malah terus memandangi Lu Rang. Dia menawarkan Lu Rang untuk ikut makan, tetapi Lu Rang menolak dengan berbohong sudah makan. Baru juga bohong, perutnya malah bunyi dengan keras. Zai Zai kembali menawari, tetapi Lu Rang terus menolak, jadi Zai Zai langsung memasukkan baksonya ke mulut Lu Rang.
“Aku tau kau tidak lapar, aku yang memaksamu makan. Cicipilah,” ujar Zai Zai.
Lu Rang akhirnya makan. Zai Zai sangat senang dan terus menawarkan semua bakso-baksoan yang dibelinya. Dan tanpa sadar, malah Lu Rang yang menghabiskan semua makanannya. Lu Rang jadi tidak enak dan ingin membayar.
“Jika kau sungguh merasa tidak enak hati, maka anggap saja kau utang traktir makan padaku. Nanti kau balas mentraktirku saja.”
“Terimakasih.”
Selesai makan, Lu Rang mengantarkan Zai Zai pulang. Sebelumnya, dia membeli banyak sekali snack. Dan ternyata itu semua untuk Zai Zai sebagai bayaran les. Dia mau ikut les yang ditawarkan Zai Zai. Zai Zai langsung tersenyum lebar penuh kebahagiaan.
“Aku janji akan serius, bertanggung jawab dan sabar.”
“Apa ini cukup?” tanya Lu Rang, mengenai bayaran les berupa snack yang dai berikan.
“Sudah cukup. Jika kurang, aku akan mengajarimu bahasa Inggris, kau ajari aku matematika dan fisika. Sama seperti yang guru Lin katakan, berkembang bersama.”
Ucapannya membuat Lu Rang tersenyum lebar. Ini senyuman yang pertama kali dilihat Zai Zai. Kebahagiaan Zai Zai bertambah berkali lipat. Lu Rang langsung salting dan bergegas pamit pulang. Sebelum Lu Rang jauh, Zai Zai memanggilnya kembali untuk minta akun WeChat agar bisa berkomunikasi.
“Kalau begitu, Rang Rang sampai jumpa besok.”
“Sampai jumpa besok.”
“Zhang Lu Rang! Tidak apa-apa, aku hanya ingin berpesan lebih dulu. Saat membimbing siswa, aku tidak akan berhenti di tengah jalan. Jadi, kau harus berusaha dengan baik bersamaku.”
Hari ini benar-benar membuat Zai Zai super duperrr bahagia. Ini adalah kemajuan terbesar yang telah melampaui targetnya! Dia mendapatkan kontak WeChat Lu Rang dan bisa menghabiskan lebih banyak waktu bersamanya. Wuaaoaah!!!
Dasar bucin, melihat foto profil Lu Rang yang adalah foto anjingnya, Zai Zai langsung girang memuji anjing Lu Rang yang tampak penurut. Setelah itu, dia memberanikan diri untuk mengirim pesan pada Lu Rang, mengenai jam bertemu besok. Saat Lu Rang membalas pesannya, Zai Zai semakin gembira.
Besoknya, Lu Rang tiba duluan di halte bus dan menunggu Zai Zai. Dan dia langsung terpesona dengan Zai Zai yang tampak cantik hari ini. Eh, tapi di depan Zai Zai dia malah membahas lingkaran hitam di mata Zai Zai. Zai Zai jadi kecewa karena dia sudah berdandan cantik, tapi yang di notice malah lingkar hitam matanya. Huft, padahal lingkar itu kan karena dia memikrkan Lu Rang semalaman, makanya tidak bisa tidur.
Zai Zai tidak melihat saja senyum jahil Lu Rang melihat reaksinya. Uwuwuwuw.
Mereka belajar di café. Sebelum mulai, Zai Zai meminta agar mereka mengubah nama panggilan. Karena dia memberikan les, silahkan panggil dia Guru Su. Kalau tidak mau guru Su, panggil saja Zai Zai. Ah, tidak masalah juga kalau di panggil Su Zai Zai. Panggilan apa saja dari Lu Rang selalu terdengar bagus.
“Aku tidak mau uang. Aku memberimu les bahasa Inggris, kau beri aku les matematika dan fisika. Kita saling membantu. Kau juga tidak perlu merasa malu. Bagaimanapun, kau hanya lemah dalam bahasa Inggris. Aku lemah dalam lebih dari dua mata pelajaran. Jika dihitung seperti ini, aku yang lebih mengambil keuntungan darimu,” jelas Zai Zai karena Lu Rang mau membayar biaya les.
“Baik. Guru Su.”
Senyum Zai Zai semakin lebar karena Lu Rang mau memanggilnya ‘Guru Su.’
Setelah itu, hubungan keduanya semakin dekat dan tidak secanggung sebelumnya.
Pelajaran olahraga hari ini, kebetulan kelas 1-1 dan 1-9 mempelajari basket. Masing-masing guru olahraga sudah melihat kemampuan siswa/I dalam melakukan lay-up dan yang gerakannya belum bagus, diminta untuk berlatih lagi. Dari kelas 1-9 yang harus berlatih lagi salah satunya adalah Zai Zai dan Jiang Jia. Sementara dari kelas 1-1 juga beberapa siswi salah satunya Ye Zhenxin.
Jiang Jia dan Zai Zai berlatih bersama. Saat melempar bola, bolanya memantul dan tidak sengaja bergilir ke bawah kaki Zhenxin. Dengan sopan, Zai Zai meminta tolong padanya untuk melemparkan bola kembali padanya. Zhenxin jelas melihatnya, tetapi berpura-pura tidak dengar dan malah menendang bola ke arah lain sambil bicara dengan teman-temannya. Zhenxin dkk memang tidak suka dengan Zai Zai dan Jiang Jia karena keduanya dekat dengan Lu Rang dkk.
Jiang Jia tentu kesal karena Zhenxin terlalu kentara kalau dia sengaja. Zai Zai tidak terlalu memikirkan dan mau ambil sendiri. Belum sempat diambil, tiga orang siswa senior malah sudah menghampiri Zhenxin dkk. Bola yang ditendang Zhenxin mengenai mereka dan mereka mengira kalau Zhenxin sengaja. Zai Zai dan Jiang Jia melihat itu, bisa saja membiarkan mereka, tetapi mereka mengakui kalau itu bola mereka.
Ketiga siswa senior itu bukannya mengembalikan bola, malah memaksa untuk mengajari mereka basket. Jiang Jia dan Zai Zai langsung menolak dengan tegas. Mereka sama sekali tidak takut sama tiga senior itu dan malah mengejek kemampuan basket mereka. Ketiga senior itu terprovokasi dan marah. Lu Rang dkk melihat hal itu dan langsung turun menolong. Dia mengajak ketiga senior itu bertanding basket dan jika mereka menang, mereka harus mengembalikan bolanya.
Zhenxin dkk langsung tersenyum sumringah. Teman-teman Zhenxin berbisik-bisik ke Zhenxin kalau Lu Rang pasti menolongnya. Zhenxin tersenyum malu dan sok bilang kalau Lu Rang membantu karena mereka teman sekelas.
Pertandingan berlangsung singkat dan dimenangkan oleh Lu Rang dkk. Begitu pertandingan usai, ketiga senior langsung diingatkan untuk mengembalikan bola. Ketiga senior itu mengira kalau bola harus dikembalikan ke Zhenxin dkk, tetapi Gu Ran langsung memberitahu kalau mereka salah orang. Bolanya harus dikembalikan ke Zai Zai dan Jiang Jia.
Zhenxin jelas malu dan kesal. Dia langsung pergi. Teman-temannya bergegas mengejarnya sambil mengomel karena Lu Rang dkk malah membantu anak kelas lain, bukannya mereka.
Epilog
Zai Zai dan Jiang Jia lagi di perpustakaan. Zai Zai ingin mempelajari ulang bahasa Inggris dari dasar agar bisa tau dimana kelemahan Lu Rang. Masalahnya, karena dia paham Bahasa Inggris, melihat soal, dia sudah tau jawabannya. Ah, kalau tidak, dia coba latihan mengajar Jiang Jia saja dulu!