Sinopsis Drama China : When I Fly Towards You Episode 5



Moment yang Tidak Pernah Aku Sesali




Setelah membantu mendapatkan bola, Zai Zai memberi tanda ke Lu Rang untuk bertemu di luar. Sementara itu, Jiang Jia tetap masih ada di lapangan basket karena dia melihat Qian Yu. Duh,ternyata selama ini Gu Ran masih salah paham mengira Jiang Jia menyukainya.




Emang dasar sial, Qian Yu terus berada di dekat Gu Ran, sehingga saat Jiang Jia tersenyum untuk Qian Yu, Gu Ran mengira itu senyuman untuknya. Padahal, Guan Fang sudah curiga kalau itu bukan untuk Gu Ran karena arah tatapan Jiang Jia bebeda dengan arah duduk Gu Ran, tetapi Gu Ran tetap yakin pada kesalahpahamannya.


Dia baru sadar sudah salah paham saat Jiang Jia tiba-tiba saja meneriakkan nama Qian Yu untuk memberikan semangat saat Qian Yu mau shoot.Guan Fang langsung tertawa ngakak!!



Begitu pulang sekolah, dia langsung mengajak Jiang Jia bicara, meminta penjelasan. Guan Fang juga ikut dengan mereka. Dan ternyata benar, Jiang Jia menyukai Qian Yu. Dan senyumannya selama ini bukan untuk Gu Ran. Jiang Jia juga mengungkapkan rasa kesalnya karena Gu Ran selalu menghalangi pandangannya dan bicara hal-hal aneh.


Gu Ran masih belum terima dan membahas pujian Jiang Jia tentangnya saat mengambil perlengkapan latihan milter. Oh, saat itu semua gara-gara Gu Ran yang menyamar menjadi Zhang Lu Rang, jadi dia salah nama.


“Bagaimana bisa kau salah nama? Satunya punya dua huruf, satunya lagi punya tiga huruf. Satunya bermarga Zhang, satunya bermarga Gu. Satunya punya wajah… tampan. Satunya lagi lebih tampan! Bagaimana bisa kau salah nama,” protes Gu Ran.



Jiang Jia semakin bingung. Guan Fang semakin tertawa ngakak. Ah, Gu Ran tampaknya masih kesal dan akhirnya dia memberitahu kalau dia dan Qian Yu itu saling kenal. Ayahnya adalah rekan kerja ayah Qian Yu. Sikap Jiang Jia langsung berubah 180 derajat menjadi amat baik pada Gu Ran. Tentu saja, biar dia dapat informasi mengenai Qian Yu.



Dan benar saja, Jiang Jia mulai meneror Gu Ran untuk mendapat informasi detail mengenai Qian Yu. Gu Ran sudah bilang kalau Qian Yu suka warna putih, tetapi Jiang Jia mau tau lebih jelas,: putih beras? Putih gading? Atau putih susu? Gu Ran benar-benar tersiksa.



Saat Qian Yu mengajak Gu Ran makan bersama karena orang tua mereka kerja lembur, Jiang Jia langsung mau ikut. Dia mengaku sebagai sahabat Gu Ran, bukan hanya sekedar teman biasa. Agar Gu Ran mau membantu, dia mengancam akan menceritakan kejadian saat Gu Ran terkurung di ruang peralatan. Gu Ran langsung tertawa dan mengiyakan kalau Jiang Jia adalah sahabatnya.



Hari ini, Zai Zai tidak bisa pulang bersama Lu Rang dan Guan Fang karena dia harus membantu Guru Zhang menghitung nilai ujian bulan lalu. Ah, bukankah dia sangat cekatan hingga membuat kagum? HAHAHAHA, memuji diri sendiri.



Lu Rang sudah di dalam bus dan kelihatan menunggu Zai Zai. Dan mendadak hujan turun. Zai Zai juga baru selesai. Dia mencoba menerobos hujan dengan menggunakan tas sebagai payung, hm, tetapi hujannya semakin deras sehingga dia harus meneduh di pos satpam. Lebih baik dia menunggu sebentar lagi hingga agak reda.



Saat lagi menunggu, tiba-tiba saja Lu Rang muncul dihadapannya dengan sebuah payung. WAAAH, dia kembali untuk menjemput Zai Zai. Zai Zai tentu senang. Saking senangnya, dia menceritakan tentang zodiak keberutungannya bersifat air. Saat dia membacanya, dia tidak percaya tapi kini dia merasa itu sangat akurat. Sebab, selalu ada hal baik yang terjadi padanya saat hujan turun. Seperti, dia pertama kali bertemu Lu Rang di warung saat sedang hujan. Dia tau nama Lu Rang saat hujan turun. Dan sekarang. Semua hari hujan berhubungan dengan Lu Rang.



“Minggu lalu hujan turun tiga kali. Minggu ini hujan turun dua kali.”


“Maksudnya, hanya hari hujan yang berhubungan denganmu baru bermakna bagiku. Rang Rang, hari ini kau sengaja pergi menemuiku?”


“Aku lupa membawa perlengkapanku,” bohong Lu Rang.



Dasar gengsi, padahal dia kan sudah naik bus dan kembali karena mengkhawatirkan Zai Zai. Dia juga memberikan payungnya untuk Zai Zai karena rumah Zai Zai lebih jauh. Ah, sayang sekali Zai Zai tidak melihat senyum Lu Rang saat melihatnya berlari-lari kecil.



Karena hal baik yang terjadi kemarin, suasana hati Zai Zai juga baik hingga hari ini. Saking baiknya, dia mau mentraktir teman-temannya. Kebetulan Zhenxin dkk juga ada di sana dan langsung menggerutu menyebut Zai Zai suka cari perhatian. Padahal, Zai Zai memang lagi happyaja dan kebetulan baru dapat uang jajan dari ayahnya.





Zai Zai juga membelikan Lu Rang snack.Dia mengantarkannya ke kelas Lu Rang. Kebetulan kelas lagi kosong, jadi Zai Zai meletakkan saja snacknyadi meja Lu Rang. Setelah itu, dia langsung pergi. Pas keluar kelas, dia berpas-pasan dengan Zhenxin. Zhenxin tampak jelas tidak menyukainya dan mencurigainya karena masuk kelasnya.



Huft! Dan benar saja, saat jam istirahat selesai, Zhenxin heboh karena uang kas kelas. Lu Ran tidak begitu mempedulikannya karena dia sibuk melihat barang pemberian Zai Zai. Selain snack,Zai Zai juga memberikannya buku catatan. Zhenxin tiba-tiba terpikir sesuatu dan langsung berlari ke ruang guru tanpa memeriksa barangnya lagi.



Sambil menangis, dia melapor ke guru Zhang kalau uang kas sudah di curi. Guru Zhang langsung memarahinya untuk tidak asal menyimpulkan pencurian karena masalahnya akan parah. Guru Lin yang duduk di sebelah Guru Zhang setuju dan menyarankan untuk mencari lebih teliti. Zhenxin sangat yakin kalau uangnya di curi karena dia menghitung uang kas di dalam kelas sepanjang istirahat siang, kemudian pergi membeli pena ke minimarket, terus mengambil koran di kantor akademiik dan saat kembali, uangnya sudah hilang.


“Aku kira-kira pergi selama puluhan menit. Saat aku kembali, aku hanya melihat… Su Zai Zai,” ujar Zhenxin.


Guru Zhang menyuruhnya tidak menangis lagi dan lebih baik ikut dengannya memeriksa ke ruang pengawas. Guru Lin jadi ikutan panik karena murid kelasnya di sebut. Dan tidak berapa lama, Kepsek Chang memanggilnya karena di CCTV terekam Zai Zai masuk ke kelas 1-1. Kepsek Chang percaya dengan Zhenxin karena Zhenxin berprestasi dalam akademik dan sikapnya juga baik, jadi tidak mungkin berbohong.




Zai Zai sudah di panggil ke ruang guru. Disana juga ada Zhenxin. Kepsek Chang langsung menanyakan apa dia pergi ke kelas 1-1 saat istirahat? Untuk apa? Zai Zai membenarkan kalau dia ke sana, tetapi dia tidak langsung menjawab tujuannya ke sana. Kepsek Chang menjelaskan kalau uang kas 1-1 sudah hilang dan dari CCTV hanya Zai Zai yang masuk ke kelas itu saat istirahat.


“Jadi, kalian curiga aku mencuri uang? Aku tidak mencuri apapun.”




Guru Lin membela Zai Zai, tetapi Kepala Sekolah Chang tidak mau mendengar. Dia hanya ingin tau Zai Zai ngapain ke sana? Zai Zai menjelaskan kalau dia mencari temannya, tetapi dia tidak ada. Zhenxin seolah mau memperkeruh suasana, membahas soal Zai Zai yang mentraktir teman-temannya saat jam istirahat. Darimana uangnya?


“Itu uangku sendiri. Lagipula, aku pergi ke kantin terlebih dahulu baru ke kelas kalian. Apa keduanya berhubungan?”



Zhenxin langsung membela diri kalau dia ingin meluruskan kesalahpahaman. Zai Zai tidak terima hanya dia yang dituduh dan bilang kalau Zhenxin juga harusnya di curigai. Zhenxin langsung protes tidak terima. Kepsek Chang juga setuju. Zai Zai juga tidak mau dituduh tanpa bukti.


Kepsek Chang terus saja menyuruhnya menjelaskan kenapa ke kelas 1-1 saat jam istirahat.



“Dia datang mencariku,” jelas Lu Rang, yang datang setelah mendengar yang terjadi.



Terkadang, jatuh cinta pada seseorang rasanya terjadi dalam sesaat saja. Aku ingat dengan jelas momen itu, pada saat hari hujan, detik saat dia melihat kemari dan kami saling bertatapan. Namun, aku tidak dapat memahami rasa sukaku.


Namun, hal yang sangat beruntung adalah aku tidak pernah menyesalinya. Aku tidak pernah menyesal pergi ke warung saat hari hujan, tidak pernah menyesal memarahinya tanpa alasan jelas, tidak pernah menyesal bertemunya lalu jatuh cinta padanya.



“Dia datang untuk mengantarkan buku catatan. Su Zai Zai pernah menjelaskan materi untukku. Aku merasa pengajarannya bagus sehingga menyuruhnya memberiku les. Jadi, hari ini dia datang mengantarkan buku catatan untukku. Ini buku catatannya,” jelas Lu Rang dan menunjukkan buktinya.


Zhenxin tidak terima kalau Zai Zai langsung dibebaskan dari tuduhan. Dia masih tetap menuduh Zai Zai. Zai Zai juga tidak terima dituduh karena selain dia, Zhenxin kan juga sendirian di kelas. Zhenxin langsung marah kaena dia yang melapor uang hilang, tidak mungkin dia yang mencuri. Terus, kenapa tadi dia tidak bisa menjelaskan tujuannya ke kelas mereka sebelum Zhang Lu Rang datang?



“Aku yang menyuruhnya menjaga rahasia. Sebab aku tidak ingin semua orang tahu bahwa nilai bahasa Inggrisku rendah, bahkan sampai harus murid kelas biasa yang memberiku les,” jelas Lu Rang, membela Zai Zai. Padahal sebenarnya, dia tidak kan tidak pernah meminta demikian.


Guru Lin langsung menegur Lu Rang untuk tidak berpikir demikian karena semua siswa punya kemampuan masing-masing meskipun dari kelas biasa. Zhenxin tetap saja tidak terima dan masih terus menuduh Zai Zai. Guru Lin mencoba mengakhiri perdebatan yang tidak ada ujungnya karena tidak ada bukti juga Su Zai Zai yang mencuri. Sebelum kebenarannya terungkap, jika mereka terus memutuskan masalah berdasarkan kesimpulan sendiri, maka juga akan melukai siswa lain. Guru Zhang setuju dengan Guru Lin. Lebih baik mereka menyelidiki dengan lebih teliti. Kepsek Chang setuju, lebih baik mencari teliti dulu di kelas sendiri dan tidak menuduh murid lain.



Lu Rang mengantarkan Zai Zai kembali ke gedung kelasnya. Dia sedari tadi mau bertanya, mengapa Zai Zai tidak mengatakan yang sebenarnya tadi? Zai Zai ternyata memang tidak mau semua orang tau kalau nilai bahasa Inggris Lu Rang jelek dan meminta les dari kelas biasa. Dia takut kalau Lu Rang menganggap hal itu memalukan.


“Bukan begitu. Aku tidak menganggapnya memalukan. Aku juga tidak ingin kau disalahpahami oleh guru,” jelas Lu Rang.


“Namun, aku benar-benar tidak tahu hari ini kalian membayar uang kas, juga tidak tahu tempat duduk Ye Zhenxin. Aku hanya ingin menaruh buku catatan di mejamu, juga cemila-cemilan dan kola…”



“Su Zai Zai. Aku percaya padamu,” ujar Lu Rang, tersenyum padanya.


Satu kalimat yang membuat hati Zai Zai menjadi ringan. Dia pasti sedih sedari tadi dicurigai sebagai pencuri.



Hal ini diketahui sama teman-teman sekelasnya. Jelas, mereka marah karena teman mereka di tuduh tanpa bukti seperti itu. Zai Zai juga ingin membuktikan diri tidak bersalah, tetapi tidak tau gimana caranya. Jiang Jia sangat kesal karena Zhenxin tidak bisa menjaga uang sendiri dan malah menangis menuduh orang lain untuk menyelesaikan masalah. Jiang Jia yang kesal, menyuruh Zai Zai untuk pura-pura menangis saja seperti Zhenxin. Zai Zai bukan tipe yang menyelesaikan masalah dengan menangis, jadi dia tertawa dan mengikuti saran mereka, akting nangis.


Lu Rang kebetulan lewat di depan kelas mereka dan mengira kalau Zai Zai benar-benar menangis karena masalah tersebut.



Di kelas 1-1, pada jam pelajaran selanjutnya, Zhenxin menyebarkan rumor ke teman sebangkunya kalau uang kas kelas mereka hilang di curi oleh Zai Zai. Guru Zhang yang sedang mengajar, riish mendengar suara bisik-bisik mereka dan menegur mereka untuk fokus belajar. Untuk masalah uang kas, mereka harus bekerja sama mencarinya di penjuru kelas begitu pelajaran selesai. Jika tidak ditemukan sekalipun, para guru yang akan mengurusnya.


Peringatan sudah diberikan, tetapi rumor terus disebarkan dengan cara menulis di kertas dan digilirkan untuk di baca semua siswa. Kertas itu sampai di tangan Guan Fang, Gu Ran dan Lu Rang. Isi kertas itu soal uang mereka di curi Zai Zai dan mereka ingin meminta kembali uangnya pada Zai Zai. Ketiganya amat sangat tidak senang.




Saat jam pulang, Jiang Jia mendadak pamit pulang duluan dan meninggalkan Zai Zai. Suasana hati Zai Zai memang sedang tidak baik karena masalah uang itu. Dan semakin sedih saat melihat Jiang Jia pergi bersama Gu Ran dkk. Sepertinya, dia merasa dikucilkan.




Zai Zai tidak pulang ke rumah. Dia menunggu di suatu tempat hingga malam, kemudian kembali ke sekolah. Dia ingin mencoba memeriksa tong sampah kelas 1-1, karena mungkin saja uang kas itu terbuang tanpa sengaja di sana. Petugas kebersihan mana mungkin tau dimana sampah kelas 1, karena semua sampah disatukan. Jika mau periksa saja semua tong-nya. Ada satu di depan dan satu lagi di belakang.



Saat sedang mencari di tong sampah depan, Zai Zai mendengar suara yang tidak asing dari arah belakang. Saat dia pergi memeriksa, ternyata Jiang Jia, Gu Ran, Guan Fang dan Lu Rang sedang membongkar semua sampah. Mereka diam-diam membantu Zai Zai.




Zai Zai sangat terharu karena teman-temannya mempercayainya.


Keesokan harinya, Lu Rang dkk memeriksa kelas lagi saat jam istirahat. Tidak ada satupun murid kelas mereka yang mau membantu. Mereka seolah tidak peduli dengan uang yang hilang tersebut. Gu Ran jadi kesal karena Zhenxin sangat santai padahal uangnya belum ketemu. Rasanya, malah seperti mereka yang menghilangkan. Zhenxin membalas dengan sengit kalau uang yang hilang bukan tanggung jawabnya.


Lu Rang akhirnya maju dan menyuruh Zhenxin untuk mengingat baik-baik, apakah mungkin dia yang salah menaruh uang itu di suatu tempat. Zhenxin tidak terima dan marah-marah karena mereka lebih mempercayai Zai Zai. Baik, jika tidak percaya padanya, mereka periksa sendiri saja semua barangnya!!



Saat mengeluarkan semua bukunya di laci, Zhenxin tiba-tiba berhenti. Semua siswa langsung heboh melihat sikap anehnya yang tadi begitu garang, mendadak bungkam. Ternyata, di salah satu bukunya, dia menemukan uang itu terselip. Dan uangnya masih utuh! Sontak saja semua orang berbisik-bisik menyebutnya menyembunyikan uang itu.


“Bisakah kalian jangan memfitnah? Kemarin aku sungguh tidak menemukannya. Siapa tahu Su Zai Zai yang datang dan menaruhnya kembali,” ujar Zhenxin sambil marah-marah dan tetap tidak ngaku salah, malah menuduh.


“Ye Zhenxin!” suara Lu Rang, mengeras. Wajahnya juga tampak marah. “Kau masih tidak tahu sampai sekarang betapa bahayanya gosip yang beredar?”



“Maaf, Zhang Lu Rang. Aku tidak sengaja melibatkanmu. Maaf sekali.”



“Kau tidak perlu meminta maaf padaku. Kau berhutang permintaan maaf pada Su Zai Zai.”



Berita soal ketemuanya uang kas kelas 1-1 sampai juga ke kelas 1-9. Mereka langsung heboh karena uang itu ternyata ada di Zhenxin sendiri dan ditemukan di hadapan semua orang. Benar-benar memalukan! Yah, itu salahnya sendiri yang tidak mencari dengan baik-baik. Jiang Jia lega sekaligus kesal karena Zai Zai sudah di fitnah kemarin. Karena sudah ketemu, Zai Zai langsung mau ke kelas 1-1. Jiang Jia langsung menemaninya.



Pas sekali lagi jam istirahat sehingga semuanya berkumpul di kelas 1-1 untuk melihat Zhenxin meminta maaf pada Zai Zai. Zhenxin gengsi, tetapi saat Zai Zai mengajaknya ke ruang guru, Zhenxin langsung mau minta maaf.



“Maaf. Sudah boleh, kan?” ujarnya, tidak tulus dan masih dengan angkuh.


“Sudah. Namun, aku tidak menerimanya,” ujar Zai Zai.


“Apa maksudmu?” marah Zhenxin.



“Kata ‘maaf’ dan ‘tidak apa-apa’ digunakan untuk tulus memperbaiki kesalahan dan luka yang telah disebabkan, bukan seperti kau sekarang. Hanya dengan beberapa kata, kau sudah ingin menganggap kesalahan ini tidak pernah terjadi? Jika seperti itu, aku tidak menerima permintaan maafmu,” jelas Zai Zai, keren.


Lu Rang dkk juga bangga dengan Zai Zai. Siswa yang melihat juga memuji Zai Zai sangat keren.



Begitu pulang sekolah, Zai Zai, Jiang Jia, Gu Ran dan Lu Rang pergi nongkrong ke kedai nenek Guan Fang. Zai Zai dan Jiang Jia juga curhat ke nenek mengenai apa yang dialami Zai Zai dan bagaimana Guan Fang dkk tetap di pihaknya dan membantunya hingga nama baiknya bisa dibersihkan. Nenek jelas senang mendengarnya.




Ah, Zai Zai jadi penasaran, siapa yang inisiatif untuk memeriksa barang Zhenxin karena sebelumnya Zhenxin kan bersikeras kalau uangnya tidak ada padanya. Jawabannya adalah Lu Rang, tetapi Lu Rang malu mengaku dan bilang kalau itu adalah Gu Ran dengan Guan Fang. Keduanya juga tidak begitu ingat gimana awalnya mereka bisa memeriksa barang Zhenxin.


“Siapapun itu aku berterimakasih padanya. Aku terharu,” ujar Zai Zai.



Gu Ran langsung tertawa karena biasanya Zai Zai sangat cerewet tapi hari ini tidak. Guan Fang juga menggodanya tidak menangis padahal terharu. Jiang Jia langsung menyuruh Zai Zai untuk menangis. Dia juga bilang kalau Zai Zai sangat pandai akting nangis.


Lu Rang langsung tersenyum karena sudah tertipu akting Zai Zai kemarin.



Seperti biasa, Lu Rang pulang bersama Zai Zai. Zai Zai takut kalau Lu Rang marah karena dia sudah pura-pura menangis. Untunglah, tidak.


“Saat di kantor guru, Ye Zhenxin menangis sungguhan, sehingga guru condong kepadanya. Tangisan palsumu begitu nyata. Mengapa saat itu hanya diam saja?”


“Mengapa aku harus menangis? Hanya orang yang bersalah yang baru akan menangis. Aku tidak bersalah.”



Lu Rang setuju dengannya. Sebelum berpisah, Zai Zai mengucapkan terimakasih karena dia mendengar dari Guan Fang bahwa Lu Rang yang menyuruh Zhenxin meminta maaf padanya.



Ujian sudah selesai dan di akhir pekan, Zai Zai, Jiang Jia, Gu Ran, Guan Fang dan Lu Rang janjian pergi ke taman bermain. Sebelum mulai memasuki wahana, mereka belanja pernak pernik dulu, salah satunya bando boneka. Lu Ran dan Guan Fang enggan memakainya, tetapi Gu Ran memaksa. Gu Ran memakai bando yang sama dengan Lu Rang, sementara Zai Zai dengan Jiang Jia.




Ah, Zai Zai yang mau couple-an sama Lu Rang, akhirnya mengajak Gu Ran bertukar bando dengan imbalan akan memberikan komiknya.





Mereka mencoba banyak wahana. Benar-benar menyenangkan. Dan tentu saja, tidak lupa Zai Zai mereka semua itu dalam handycamnya.



Setelah bermain banyak wahana, Gu Ra, Guan Fang dan Jiang Jia ingin istirahat. Zai Zai masih belum puas dan mau naik bianglala. Dan beruntungnya, Lu Rang masih mau menemani. Di atas bianglala, Zai Zai menyuruh Lu Rang untuk membuat permohonan. Soalnya, di drama tv, dikatakan kalau mengucapkan permohonan dititk tertinggi bianglala, bisa terkabul. Lu Rang tidak mau membuat permohonan, jadi jatah permohonannya di ambil sama Zai Zai.



“Aku juga tidak mengharapkan tiba-tiba menjadi pintar atau memenangkan lotere. Aku hanya membuat permohonan sederhana. Pertama, aku harap pada ujian yang baru saja berlalu, kita semua mendapat nilai bagus. Kedua, semoga Rang Rang lebih banyak tersenyum. Dia punya lesung pipit saat tersenyum, tampan sekali.”



Permohonan yang langsung terkabul karena Lu Rang tersenyum.



Epilog


Zai Zai membuat rekaman dan ingin menyebutkan nama teman terbaiknya. Nama yang pertama di sebut adalah Zhang Lu Rang. Jiang Jia tidak terima dan meminta di ulang karena ingin namanya disebut pertama. Ya udah, Zai Zai ulang, kali ini nama Jiang Jia yang disebut pertama. Sekarang, giliran Guan Fang yang protes karena namanya di sebut terakhir. HAHAHAHA.



Jika waktu bisa dihentikan sementara, aku harap mereka teman baikku selamanya.
Ya, dimana tidak akan ada satupun yang pergi.

Post a Comment

Previous Post Next Post