The Uncanny Counter Season 1 bisa baca di sini (Klik di sini)
Jeok Bong lagi membantu mengecat rambut ayahnya. Selagi mengecat rambut ayahnya, Jeok Bong menyuruh ayahnya untuk menikah lagi dan tidak usah sibuk mencarikan jodoh untuknya. (ah, Jeok Bong sepertinya sedang bersiap untuk kembali koma). Ucapannya tentu terdengar seperti omong kosong bagi ayahnya. Setelahnya, dia menyuruh ayah menjual semua sapinya untuk membayar pinjaman, kemudian menggunakan sisa uangnya untuk menikmati hidupnya.
Ayah kesal mendengar ucapannya yang menyuruh menjual sapi. Dia salah paham terhadap maksud Jeok Bong. Karenanya, dia mulai membandingkan Jeok Bong dengan anak kepala desa, Seong Sik. Seong Sik seumuran dengan Jeok Bong, tetapi punya usaha yang sukses di Seoul sehingga ayahnya selalu mengadakan pesta di balai lansia. Ayah kesal karena dia tidak pernah memaksa Seong Sik untuk masuk universitas Hanguk ataupun membelikan apartemen, tetapi malah di suruh menjual sapi.
Suasana hati Jeok Bong sedang kacau, makanya ucapan ayahnya membuatnya kesal. Dia marah karena ayahnya membandingkannya dengan Seong Sik. Jika dia bisa melakukannya, dia pasti melakukannya. Jika ayahnya begitu menyukai Seong Sik, kenapa tidak jadi ayahnya Seong Sik saja?!
Setelah mengatakan itu, Seong Sik kabur dari rumah. Saat itu, dia sempat melihat sepatu yang dikenakan ayahnya. Sepatu yang ayahnya kenakan sudah sangat usang dan itu membuatnya semakin sedih.
Mae Ok dan Mo Tak sedang membahas soal Jeok Bong. Orang-orang di Yung sudah memutuskan akan menghormati keputusan Jeok Bong. Mo Tak kesal karena Yung malah menghormati keputusan Jeok Bong di saat seperti ini. Mae Ok dkk kelihatannya sudah menyukai Jeok Bong. So Mun juga memutuskan untuk membujuk Jeok Bong agar mau kembali lagi. Dia merasa kalau sudah terlalu menekan Jeok Bong selama ini padahal dia adalah counter baru. Mae Ok dan Mo Tak setuju karna meskipun Jeok Bong tidak bisa mencium roh jahat lagi, dia bisa melakukan yang lain. Akhirnya, diputuskan yang pergi adalah Ha Na dan So Mun. Cieee, Ha Na ternyata rindu Jeok Bong, juga.
Jeok Bong juga merindukan gang eonni. Dia udah pasrah jika harus mati lagi karena itu yang terbaik bagi semuanya. Eh, ayahnya ternyata mencarinya dan menyuruhnya untuk mengantarkan makgeolli dan kesemek ke kantor desa. Meskipun lagi bertengkar, tetap saja Jeok Bong melakukan perintah ayahnya.
Kepala desa sedang ribut dengan anaknya, Seong Sik. Seong Sik memaksa ayahnya untuk menjual rumah. Karena permintaannya tidak dikabuli, Seong Sik yang sudah dirasuki roh jahat menjadi gelap mata. Dia mau membunuh ayahnya. Untunglah Jeok Bong tiba saat itu dan langsung menolong. Melihat gelagat Seong Sik, dia langsung sadar kalau dia sudah dirasuki roh jahat.
Seong Sik memutuskan untuk membunuh Jeok Bong juga. Karena Jeok Bong terluka, Jong Guk yang berada di Yung juga terluka. Kepala desa mencoba kabur ketika Jeok Bong sibuk menghentikan Seong Sik. Seong Sik tentu tidak membiarkannya dan mengejarnya. Jeok Bong udah terluka dan dia memang lemah, tetapi dia tetap berusaha untuk menghentikan Seong Sik, meskipun Jong Guk menyuruhnya berhenti.
Mereka tiba sampai ke kandang sapi. Sialnya, ayah Jeok Bong ternyata juga datang dan melihat anaknya lagi di cekik sama Seong Sik, makanya dia menolong Jeok Bong. Alhasil, ayah Jeok Bong juga di serang oleh Seong Sik hingga pingsan. Jeok Bong panik dan langsung melindungi ayahnya menggunakan tubuhnya. Seong Sik memukuli badannya berulang kali dengan sekop.
U Sik menemukan Jong Guk yang sekarat dan langsung menghubungi Ha Na. Ha Na langsung mengebut menuju tempat Jeok Bong.
Jeok Bong sudah terluka parah, tetapi tetap tidak menyerah. Terakhir, hidungnya di pukul dengan kuat menggunakan sekop. Jeok Bong jatuh pingsan. Namun, sedetik kemudian, dia bangkit. Kali ini berbeda, kekuatan counternya bangkit sepenuhnya. Penciumannya kembali. Fisiknya juga menjadi lebih kuat. Dia benar-benar sudah sepenuhnya menjadi counter.
Seong Sik yang tadi menghajarnya babak belur, kini giliran dia yang babak belur di hajar oleh Jeok Bong. Ha Na dan So Mun yang baru tiba, melihat semua itu dan memberikan dukungan dari samping. Eh, tidak lupa, mereka menghapus ingatan Kepala desa dan ayah Jeok Bong.
Roh jahat sudah di kalahkan. So Mun dan Ha Na mengajarinya cara mengirim roh jahat ke Yung. Ini pertama kalinya Jeok Bong melakukan hal itu. Dia tiba di Yung dan Wi Gen yang menjelaskan kemana roh jahat itu di kirim. Jong Guk juga datang bersamanya. Jeok Bong sudah panik akan dimarahi oleh Jong Guk, ternyata tidak.
Malahan, Jong Guk menangis dan mengucapkan terimakasih. Dia merasa tersentuh. Setelah itu, dia memanggil Jeok Bong : “Kakak.”
“Usiaku 21 tahun. seharusnya, kuberi tau lebih awal. Maafkan aku. Kakak, luar biasa hari ini! Jeok Bong-hyung!!”
Jeok Bong lebih terkejut karena Jong Guk ternyata baru usia 21 tahun, karena wajahnya tidak demikian.
Jeok Bong kembali ke rumah dan menyelesaikan semiran rambut ayahnya. Dia juga mencukur kumis ayahnya. Setelah melakukan itu dan saat ayahnya sudah tidur, Jeok Bong diam-diam meletakkan sepasang sepatu baru. Dia membelikan ayahnya sepatu baru.
Mendadak, ayahnya bangun dan memberikannya kotak sepatu. Ayah ternyata juga membelikan Jeok Bong sepasang sepatu baru.
“Kau suka?”
“Namun, ayah tak punya uang.”
“Uang Ayah cukup untuk belikan putraku sepatu. Kau yang paling penting. Tak ada yang lebih penting darimu. Lagipula… kau putra terbaik yang bisa Ayah harapkan. Ayah akui, terkadang Ayah iri. Namun, tak ada orang tua di dunia ini yang bersedia menukar putranya. Itu fakta.”
“Ayah, aku akan kembali ke perusahaan. Ku ikuti keinginan ayah. Aku akan kembali dan menyelamatkan dunia.”
Ayah tentu senang mendengarnya. Jeok Bong juga senang dan bahagia dengan sepatu hadiah dari ayahnya.
So Mun mengunjungi Yung untuk berbicara dengan Wi Gen. Keduanya senang karena kekuatan Jeok Bong sudah kembali dan kelihatannya dia sudah menjadi counter sejati sekarang. So Mun saja masih teringat perasaannya saat pertama kali menangkap roh jahat, jadi Jeok Bong juga pasti demikian. Dan karena Jeok Bong sudah kembali, mereka harus segera menemukan roh jahat itu. So Mun juga tau kalau dia yang menjadi incaran roh jahat itu.
Dugaan So Mun memang tidak salah. Pil Gwang mengincarnya, sementara Gelly mengincar Ha Na. Gelly memberi informasi penting untuk Pil Gwang. Saat bertarung dengan Ha Na di ilalang, dia sempat melihat di ingatannya, wanita yang mereka bunuh. Dan di ingatan itu juga ada So Mun. Tampaknya, hubungan mereka lebih dari sekedar saling kenal.
Saat dia mencari informasi, ada berita terkait suami wanita itu yang mencoba membunuh Seong Uk dan gagal. Bukankah ini menarik? Pil Gwang jadi teringat amarah So Mun yang bilang dia sudah menghancurkan hidup seseorang.
Joo Seok akan menjalani persidangan. Seorang pengacara akan membantunya. Roh jahat masih mencoba meracuni pikiran Joo Seok. Saat pengacara memberitahu apa yang harus dikatakannya saat persidangan, roh jahat itu terus ikut bicara dan mengacaukan pikiran dan pendengaran Joo Seok.
Hari persidangan,
Mo Tak akan hadir sebagai saksi. So Mun dan Ha Na juga akan hadir di persidangan. Mae Ok dan Jang Mul tidak ikut karena harus menunggu Jeok Bong yang akan kembali hari ini.
So Mun sedang menjemput Ibu Joo Seok. Mereka juga membawa banyak petisi agar membantu meringankan hukuman Joo Seok.
Persidangan berlangsung lancar. Kesaksian Mo Tak terkait Joo Seok yang tidak berniat membunuh karena bertanya : “Bagaimana seseorang bisa membunuh orang lain?” juga sangat membantu.
Di tengah persidangan, Pil Gwang dan Gelly hadir. Mereka datang untuk menyaksikan persidangan. So Mun dkk tidak menyadari kehadiran mereka.
“Saat ini, saya menyesali semuanya. Saya juga penuh rasa bersalah. Jika saya bisa memutar balik waktu dan kembali… ke saat kejadian itu. Saya akan bunuh dia. Itu pasti,” ujar Joo Seok kepada hakim.
Semua mulai ribut karena Joo Seok mengeluarkan pernyataan demikian. Namun, So Mun dkk tau dia sudah dirasuki roh jahat. Pil Gwang tersenyum lebar seolah menemukan teman.