The Uncanny Counter Season 1 bisa baca di sini (Klik di sini)
So Mun dan Pil Gwang mengenali identitas satu sama lain. Keduanya duduk saling berhadapan dan mulai adu kekuatan psikosinesis. Setelahnya, mereka mulai saling menanyakan tujuan masing-masing. Pil Gwang tidak menjawab jelas apa yang diinginkannya tetapi tampaknya itu lebih daripada sekedar uang dan nyawa. So Mun menjawab kalau mereka menangkap dan menghukum roh jahat seperti Pil Gwang, kemudian menyelamatkan jiwa tak berdosa di dalam dirinya.
Jawaban yang terdengar lucu bagi Pil Gwang. Apa dia yakin bisa ‘menghukum’ mereka? So Mun balas bertanya, apa dia yakin datang ke sini karena bisa menang, bukan karena takut betapa kuat dirinya? Tidak ada jawaban. Hanya keheningan. Meski hening, sekitar mereka berguncang. Pil Gwang mencoba merubuhkan gedung tersebut dengan kekuatannya. Menyadari itu, So Mun mengeluarkan kekuatan psikokinesisnya juga untuk menahan agar gedung itu tidak rubuh. Adu kekuatan terjadi. Kaca jendela yang tepat berada di sebelah mereka menjadi retak. So Mun juga membuka wilayah Yung untuk menambah kekuatan.
Mae Ok yang berada di dapur dan Ha Na yang sibuk melayani pelanggan yang adalah anak-anak, menyadari situasi yang terjadi. Mereka harus bersiap untuk kemungkinan terburuk jika perkelahian terjadi.
Pil Gwang sangat takjub dengan kekuatan So Mun yang mampu menahan kekuatannya. Dia penasaran darimana dia mendapatkan kekuatan tersebut dan kenapa dia memakainya untuk melindungi mereka yang tak berguna?
“Diam. Kau merasa tangguh setelah menyerap kekuatan kami, tetapi kau ditakdirkan untuk ke neraka.”
Untung perkelahian tidak pecah. Karena jika itu terjadi, akan ada terlalu banyak korban. Pil Gwang juga pergi begitu saja. Tampaknya, dia hanya ingin memastikan seberapa kuat So Mun dan apa yang menjadi kelemahan So Mun. Sepertinya, dia mendapat jawabannya. Ada terlalu banyak orang yang dilindungi oleh So Mun.
Begitu Pil Gwang pergi, So Mun langsung mimisan. Dia sudah berusaha terlalu keras untuk menandingi Pil Gwang tadi. Pil Gwang pun demikian, dia juga mimisan. Jendela yang retak menjadi saksi bisu adu kekuatan mereka.
Sekarang, yang menjadi tanda tanya, bagaimana mereka bisa menemukan tempat mereka? Ha Na menebak bahwa Pil Gwang dkk sudah dapat melihat wilayah Yung.
Joo Seok kembali bekerja. Ah, bukan kembali bekerja, lebih tepatnya dia kembali untuk mencuri truk damkar dan memanfaatkannya untuk membunuh Park Seong Uk.
Di saat yang sama, Mo Tak membawa Jeok Bong ke bawah jembatan untuk melatihnya. Dia berusaha membuat Jeok Bong lebih percaya diri dan menyuruhnya untuk membuat tanda tangan di pilar jembatan, sama seperti yang dilakukan mereka. Dan misinya adalah menemukan dimana tanda tangan milik So Mun (punya So Mun ada di paling atas jembatan, makanya tidak kelihatan). Jeok Bong langsung berlari sekuat tenaga dan melompat.
Eit, tapi kenapa lompatannya hanya sejengkal? Tidak ada bedanya dengan manusia biasa. Padahal, seharusnya sebagai counter, kekuatan mereka 2-3 kali lipat lebih kuat daripada manusia biasa. Sangat aneh. Mo Tak sangat terkejut dan langsung menghubungi Gi Ran untuk meminta bantuan memeriksa, apakah Jeok Bong benar-benar terhubung dengan Yung?
Pas saat itu dia mendapat telepon dari koleganya bahwa sebuah mobil pemadam kebakaran telah di curi oleh seorang pemadam kebakaran.
Joo Seok membawa mobil pemadam kebakaran dan memarkinya melintang di dalam terowongan yang dilewati oleh bus tahanan yang membawa Seong Uk ke penjara. Karena itu mobil pemadam, para polisi tidak curiga dan mengira bahwa mobil pemadam tersebut sedang mogok. Begitu mereka keluar untuk memeriksa, Joo Seok langsung menyerang mereka dengan berbagai peralatan untuk memandamkan api. Target utamanya adalah Seong Uk. Dia mencoba membunuh Seong Uk dengan kapak. Seong U berusaha keras untuk kabur dan menyelamatkan diri, namun percuma. Setelah terdesak, dia memohon pengampunan. Seong Uk juga mengaku bahwa dia tidak ingat apapun, soal dirinya yang membunuh Min Ji. Joo Seok tidak percaya sama sekali padanya.
Sebelum kapak itu dilayangkan, Mo Tak tiba dan langsung menghentikannya. Joo Seok menangis karena tidak bisa memikirkan kenapa orang-orang bisa tega membunuh orang lain? Sementara dirinya, dia tidak sanggup melakukan itu.
Karena aksi yang dilakukannya, Park Seong Uk dan polisi yang bertugas mengalami luka ringan. Joo Seok juga menolak memakai pengacara dan hanya akan menerima saja hukuman yang dijatuhkan padanya.
So Mun yang tau apa yang dilakukan Joo Seok, datang mengunjunginya ke penjara. So Mun berusaha untuk menguatkan, tetapi apapun yang dia katakan, mungkin hanya terdengar seperti omong kosong bagi Joo Seok. So Mun akhirnya menceritakan soal dirinya sendiri yang bertemu dengan pembunuh orang tuanya, jadi dia bisa memahami apa yang Joo Seok rasakan. Karena sama seperti dirinya, dia dulu juga sangat ingin membunuh pembunuh tersebut. Namun, dia bersyukur karena Joo Seok mampu menahan diri.
Berbeda dengan yang dipikirkan oleh So Mun, Joo Seok merasa bahwa dirinya pengecut karena tidak mampu membunuh orang yang membunuh istri dan anaknya. Rasanya seperti orang bodoh.
“Saat ini, aku menyesal karena ragu membunuh bajingan tengik itu,” ujar Joo Seok.
“Kenapa kau bicara begitu? Kau orang baik…”
“Aku bukan orang baik,” potong Joo Seok. “Jangan anggap aku orang baik dan jangan kembali.”
--
Gang Eonni memutuskan untuk pindah karena lokasi mereka sudah diketahui oleh Pil Gwang dkk. So Mun juga berlatih sendiri hari ini agar menjadi lebih kuat dan bisa mengalahkan Pil Gwang. Dia merasa gelisah dan frustasi karena roh jahat semakin kuat. Semua bisa memahaminya karena mereka juga demikian, tetapi mereka juga khawatir karena So Mun terlalu memaksakan diri.
I Can Do It!! We Can Do It!! Itu moto yang mereka teriakkan agar kembali percaya diri.
Toko mie sudah di tutup dan mereka pindah ke ruangan rahasia yang ada di dalam pabrik Jang Mul. Jang Mul sangat luar biasa kaya. Pabriknya amat luas dan jauh di dalamnya ada ruang rahasia yang lengkap dengan berbagai hal, seperti box ring, dapur, vending machine, dan kamar. Jang Mul juga membuatkan seragam baru untuk mereka. Sebelumnya, baju seragam mereka adalah bewarna merah, sekarang berganti menjadi hitam. Btw, So Mun dan Jeok Bong akan berbagi kamar.
Sekarang, saatnya latihan di mulai. So Mun yang akan melatih mereka karena kecepatannya yang menandingi kecepatan Wong. Makanya, mereka harus menjadi lebih cepat dan kuat daripada roh jahat. So Mun mencoba menggunakan kekuatannya dengan menyerang menggunakan spidol dan hasilnya, semua terkena serangan karena serangannya begitu cepat dan tidak terduga.
Mereka berlatih dengan menganggap So Mun adalah roh jahat. Empat orang melawan satu orang. Hasilnya, So Mun yang menang. Semua kalah telak. Ha Na yang staminanya paling kuat, tidak menyerah dan kembali bangkit untuk melawan So Mun, lagi. selama penyerangan, dia memberikan berbagai nasehat dan tips seperti Ha Na yang terlalu lambat dan dia harus bisa merasakan darimana serangan mendadak akan datang. Setelah beberapa kali latihan, akhirnya Ha Na berhasil memukul So Mun.
Joo Seok di penjara hanya diam saja. Tetapi, sekelompok napi malah menganggunya. Joo Seok sudah mengabaikan mereka, tetapi mereka malah memprovokasi dengan membahas soal kematian istrinya dan dia malah tidak berani membunuh pembunuhnya. Provokasi itu membuat amarah Joo Seok meledak sehingga dia memukuli napi tersebut hingga babak belur.
Akibat dari hal tersebut, Joo Seok di masukkan ke ruang sel mandiri. Sendirian di sana, ada banyak hal yang dipikirkannya. Seekor semut saja tidak bisa dia bunuh. Rasanya sangat menyakitkan dan dia juga benci dengan dirinya sendiri. Joo Seok memutuskan bunuh diri dengan cara gantung diri. Saat itulah, asap hitam yang adalah roh jahat mendekatinya. Dia bisa merasakan amarah terpendam Joo Seok dan itu yang menariknya. Kesedihan dan kemarahan.
Roh jahat itu mempengaruhi Joo Seok dengan masuk ke alam bawah sadarnya menggunakan sosok Min Ji. Dia menyuruh Joo Seok untuk tidak mati dan dia akan membantu meluapkan amarahnya. Yang perlu dia lakukan hanyalah menerimanya.
Dengan cara itulah, roh jahat tersebut masuk ke tubuh Joo Seok dan menyatu bersamanya.
--
Hari ini Jeok Bong mengikuti Ha Na untuk latihan. Mereka terus berlari selama 6 jam lebih dan Jeok Bong sudah sangat lelah. Dia meminta waktu istirahat sebentar untuk membeli es krim. Ha Na kasihan dan akhirnya mengizinkan. Saat Jeok Bong membeli es krim, Ha Na mendengar suara alunan musik yang tidak asing dari sebuah tempat les piano. Alunan musik itu membuatnya teringat akan masa SMA-nya, dimana dia juga mendengar musik serupa saat melewati ruang musik sekolah.
Rasa penasaran itu membuat Ha Na pergi ke tempat les tersebut. Ternyata, pemain piano itu adalah temannya, Do Hwi, saat SMA. Dan sepertinya, mereka sempat mengalami cinta sesaat. Ha Na sudah menyangkal bahwa dia bukan Ha Na, tetapi Jeok Bong yang baru kembali dari membeli es krim, malah memanggilnya Ha Na.
Setelah itu, Jeok Bong terjatuh dan wajahnya mengenai lantai sehingga hidungnya mimisan. Kemudian, dia mulai mengeluhkan ada bau yang busuk. Baunya sangat menyengat dan dia belum pernah mencium bau seperti itu. Ha Na dan Do Hwi jadi panik. Do Hwi langsung membawanya ke dalam dan memintaya menunggu sebentar karen dia akan membelikan obat. Dia juga titip pesan kalau ada teknisi piano disana, kalau sudah selesai, minta dia menunggu sebentar.
Jeok Bong terus mengeluh kalau baunya amat busuk hingga hidungnya kesakitan. Ha Na jadi kesal dan mengira kalau dia berbohong. Saking busuknya, Jeok Bong sampai mau muntah. Dia muntah mengenai sang teknisi piano yang mau pergi. Ha Na panik dan berusaha membersihkan muntahan Jeok Bong dengan kesal, saat itulah dia menyentuh tangan si teknisi dan akhirnya tau kalau teknisi itu sudah di rasuki roh jahat. Ha Na langsung mengalahkan roh jahat tersebut.
Akhirnya, kekuatan Jeok Bong ketemu. Dia bisa mencium bau roh jahat.
Saat Do Hwi kembali, Ha Na dan Jeok Bong sudah tidak ada.