Sinopsis Drama Korea : Arthdal Chronicles - The Sword of Aramoon (Season 2) Episode 1 - 2

Sinopsis Drama Korea : Arthdal Chronicles - The Sword of Aramoon (Season 2) Episode 1 - 2

Arthdal Chronicles Season 1 bisa di baca disini (Klik disini)

Cookie-cookie dan rekapan ramalan Arthdal Chronicles Season 1 bisa di baca disini (Klik disini)

Mubaek akhirnya menghadap Tanya. Mereka membahas soal siapa kira-kira dalang dibalik rencana pembunuhan Arok. Mubaek menduga bahwa pelakunya mungkin adalah Suku Bato dari Ttesarichon yang menyimpan dendam. Tapi, tidak menutup kemungkinan bahwa Ratu atau bahkan Raja adalah perencananya. Semua punya motivasi.

Jika membicarakan mengenai motivasi, maka Saya adalah orang yang paling dicurigai sebagai salah satu orang yang mungkin akan meneruskan Arthdal (perebutan takhta). Namun, Mubaek percaya pada Saya yang telah memutuskan akan mengikuti cara dunia yang Tanya buat. Membicarakan mengenai Saya, wajah Tanya terlihat sedih karena dia jadi teringat akan Eunseom. Mubaek bisa memahami kekhawatirannya. Agar mereka tidak membahas Eunseom, Tanya mengalihkan topik dengan bertanya tentang berapa lama Mubaek akan pergi kali ini? Mubaek juga tidak yakin karna perintah perang itu diberikan secara tiba-tiba. Mubaek mendapatkan perintah dari Tagon untuk pergi ke Kastel Pyeongmire, membantu Saya menaklukan Suku Ago. Tanya menyuruhnya untuk berhati-hati, jangan sampai terluka dan pastikan untuk kembali.

Akhirnya, Tagon bertemu juga dengan Taealha, saat hari sudah malam. Tagon memberitahu bahwa dia akan mengganti semua pelayan Arok dan memindahkan kamarnya ke tempat jauh di dalam istana. Ini semua demi keselamatan Arok. Taealha tidak puas dan menuntut Tagon untuk melakukan sesuatu juga pada Saya. Taealha sangat yakin kalau Saya adalah pelakunya. Ah, tetapi Tagon tidak setuju dengannya karena selama 2 tahun Saya berada di luar Arthdal.

Taealha sepertinya khawatir jika putranya tidak mewarisi takhta. Dia juga marah karena Tagon tidak kunjung mengumumkan siapa pewarisnya dan tidak melakukan ritual sakral untuk Arok. Tagon beralasan bahwa ritual itu dilakukan oleh Pendeta Agung, bukan dirinya. Taealha merasa itu bukan alasan karena Tagon bisa meminta Tanya melakukannya. Pertengkaran ini membuat Tagon kelihatan muak karena dia baru saja kembali dari perang meredakan pemberontakan, tetapi malah harus bertengkar seperti ini dengan Taealha.

Sementara itu, Tanya sedang mediasi dengan di jaga oleh Yangcha. Dalam mediasinya, dia mendapat penglihatan tentang sebuah tempat yang terbakar dan di dalamnya ada sosok Saya dan Eunseom. Penglihatan ini membuatnya merasa sesak nafas dan langsung di sadarkan oleh Yangcha. Baru saja mendapatkan penglihatan, tiba-tiba Agaji (suku Wahan – yang kini menjadi asisten Tanya) datang untuk melaporkan hal buruk.

Taealha dan Tagon juga mendapatkan kabar yang serupa. Ini mengenai suku Ago yang telah berhasil menyeberangi Sungai Notsan dan kastel Hanchoa (markas pasukan Arthdal) telah dikuasai oleh Suku Ago. Begitu kabar tersebar, para menteri langsung meminta rapat untuk membahas hal ini. Tagon ikut rapat dengan otoritas Raja dan Taealha menemani dengan otoritas sebagai Ratu. Namun, sepanjang rapat, bukannya Tagon yang memberikan penjelasan dan perintah tetapi malah Taealha. Taealha berbohong kepada semua Menteri bahwa pasukan Arthdal sengaja mengalah dan membiarkan Suku Ago menguasai benteng Hanchoa yang berada di dataran luas, karena akan lebih mudah bagi pasukan Arthdal mengalahkan suku Ago dibandingkan jika harus berperang di dalam hutan Agoha (daerah suku Ago). Alasan yang terdengar masuk akal. Akan tetapi, tetap ada kekhawatiran jika mereka tidak sesegera mungkin mengalahkan Suku Ago dan membiarkannya terus menguasi kastel karena akan memutuskan rantai pasokan mereka. Tagon memahami kekhawatiran ini dan segera menurunkan titah agar pasukan-pasukan Arthdal di kirim untuk menaklukan Suku Ago di Hanchoa.

Pas sekali, saat pertemuan berakhir, Saya kembali. Dia tentu merasa malu kembali dengan membawa kekalahan, tetapi ada hal penting yang harus dia sampaikan. Dia dan Tagon bicara di ruangan khusus Tagon. Tagon didampingi oleh pengawal pribadinya yaitu Mungtae (suku Wahan yang telah mengkhianati Eunseom, dkk dan membuat mereka dijual menjadi budak). Kabar yang dibawa oleh Saya adalah perihal Eunseom yang adalah Inaishingi Suku Ago yang terkenal. Tagon tidak begitu terkejut karena sudah menduga bahwa Eunseom masih hidup, tetapi yang membuatnya agak kaget adalah fakta bahwa Eunseom menjadi Inaishingi. Mungtae yang berada di ruangan dan mendengar seluruh pembicaraan, terlihat yang lebih terkejut.

Tagon memberikan misi agar Saya menaklukan Eunseom. Dia akan menjadikan Saya menjadi Jenderal Penaklukan dalam misi ini dan jika dia berhasil, maka Saya yang akan menjadi penerusnya. Ini hal yang sudah sangat lama diincar oleh Saya, jadi tidak mungkin dia akan menyia-nyiakannya.

Usai menemui Tagon, Saya pergi menemui Tanya. Dia langsung memberitahu bahwa dia telah bertemu dengan Eunseom. Meski dia penasaran dengan kembarannya, tetap saja dia merasa lebih baik jika mereka tidak bertemu. Dia tidak ingin rencana indah yang sudah mereka atur (Tanya, Saya dan Mubaek) menjadi hancur. Rencana mereka adalah menggulingkan pemerintahan Tagon dan membentuk dunia baru. Makanya, mereka harus menemukan Eunseom yang adalah salah satu anak dalam ramalan. Akan tetapi, Eunseom sekarang adalah Inaishingi, Dewa Suku Ago. Eunseom dikatakan sebagai reinkarnasi dari Inaishingi dan menjadi kepala pasukan musuh. Sementara dia, akan memimpin perang sebagai Jenderal pasukan. Artinya, dia dan Eunseom sekarang adalah musuh. Dia harus membunuh Eunseom. Dan di perang ini, dia yakin bisa mengalahkan Eunseom karena mereka pasukan Arthdal jauh lebih unggul. Mereka mengetahui strategi musuh sementara suku Ago tidak tau seberapa banyak pasukan Arthdal yang akan menyerang dan juga mereka menguasai daratan Hanchoa. Jadi lebih baik, Tanya buat saja rencana lain.

Tanya masih sulit mempercayai bahwa Eunseom menjadi Inaishingi karena Eunseom bukan berasal dari suku Ago. Tidak masuk akkal. Apalagi, kabar mengatakan Inaishingi brutal, tetapi Eunseom yang dikenalnya tidak begitu. Mau seperti apapun Tanya menyangkal, tetapi memang itulah kenyataaannya sekarang. Ada satu pertanyaan lagi yang ditanyakan Tanya, apakah Eunseom melihat Saya? Jawabannya, tidak.

(Alasan utama kenapa Eunseom yang telah menjadi Inaishingi, jadi membuat yang lain khawatir karena ratusan tahun lalu, Inaishingi dikenal sebagaii musuh dari Aramun Haesulla, Dewa yang dipuja Arthdal. Itulah salah satu alasan kenapa Suku Ago yang memuja Inaishingi dan Arthdal yang memuja Aramun, tidak mau tunduk satu sama lain).

Tanya tidak mungkin hanya diam saja setelah mengetahui kabar ini. Dia mempunyai caranya sendiri untuk membantu Eunseom. Di malam hari, ketika semua penjaga telah tertidur, Tanya diam-diam menyelinap keluar dan menemui Dotti (anak Suku Wahan yang telah tumbuh menjadi gadis remaja). Selama ini, Dotti terus membantunya. Salah satunya dengan menjaga dan merawat Bantu (kuda Eunseom saat di Iark dan kabur – baca season 1 – Bantu juga di kenali oleh Mubaek dan pasukannya sebagai Kanmoreu, kuda milik Aramun. Kuda terkuat dan tercepat diantara semua kuda. Pemimpin para kuda). Tanya menemui Bantu dan bicara padanya, seolah kuda itu mengerti pada perkataannya. Dia memberitahu Bantu bahwa Eunseom berada di suku Ago dan menjadi Inaishingi. Sekarang, dia memerintahkan Bantu untuk pergi membantu Eunseom (Btw, Bantu adalah nama yang diberikan oleh Tanya saat di Iark –baca juga season 1 untuk tau kenapa Bantu mendengarkan Tanya-). Setelah mendapatkan perintah itu, malam itu juga, Bantu terus berlari menuju tempat Eunseom, seolah dia tau berada dimana Eunseom.

Saya akan pergi berperang. Tetapi, dia tidak akan pergi begitu saja dan membiarkan Taealha, musuhnya, tanpa pengawasan. Saya telah membuat sebuah rencana. Dia akan memanfaatkan Nunbyeol (Neanthal yang menguasai ilmu pedang Saram –dia di besarkan oleh Saram, sebutan untuk mereka yang berdarah merah-) dan Chaeeun (orang tuanya yang membesarkan Nunbyeol). Keduanya diselamatkan oleh Saya, ah lebih tepatnya sekarang di tawan. Saya selama ini menyembunyikan identitas Nunbyeol. (Untuk lebih detailnya silahkan baca Season 1. Yang penting, Nunbyeol ini adalah Neanthal dan mempunyai kekuatan jauh lebih kuat daripada orang biasa. Bertahun-tahun lalu, saat Tagon memimpin pembantaian massal Neanthal, Nunbyeol diselamatkan oleh orang tua Chaeeun dan dibesarkan layaknya anak sendiri. Mereka juga menyembunyikan kekuatan Nunbyeol dengan terus menerus memutuskan nadinya. Tidak hanya itu, Nunbyeol juga diajarkan ilmu pedang yang konon tidak akan bisa dikuasai oleh Neanthal, akan tetapi Nunbyeol mampu melakukannya. Hingga suatu perisitwa terjadi (di season 1) dan orang tua nya membesarkannya –orang tua Chaeeun- dibunuh, Nunbyeol yang selama ini menyembunyikan identitas Neanthal-nya, diliputi amarah dan mendapatkan kembali kekuatan Neanthal-nya. Dia juga membunuh Mugwang (ini yang membuat Barkryangpung menjadi pengikut setia Tanya karena kutukannya pada Mugwang menjadi nyata). Namun, karena selama ini garis kehidupan Neanthal nya diputus, kekuatan Neanthalnya tidak bertahan lama. Dia tidak bisa mempertahankan kekuatannya terlalu lama).

Dan meskipun sudah beberapa tahun berlalu, dendam Nunbyeol kepada pasukan Tagon yang telah membunuh orang tuanya, tetap membara. Makanya, dia diikat dan dikurung. Hanya Chaeeun yang selalu menjaganya. Saya selama ini juga ikut menjaga, ah lebih tepatnya, ingin Nunbyeol mendapatkan kekuatan Neanthalnya kembali secara utuh. Dan kini, saatnya dia memanfaatkannya meskipun kekuatannya belum pulih. Dia akan mengirim Nunbyeol ke Istana dan menempatkannya menjadi pelayan Arok. Dan supaya Nunbyeol tidak macam-macam, dia akan membawa Chaeeun bersamanya ke medan perang (Chaeeun menguasai obat-obatan). Jika dia tidak kembali ke Arthdal bersama Chaeeun, entah bagaimana nasib Nunbyeol. Artinya, mereka berdua terikat dengannya.

Ah, sepertinya malam di Arthdal sangatttt panjang karena setiap individu mempunyai rencananya masing-masing. Tanya dengan menggunakan Bantu. Saya dengan menggunakan Chaeeun dan Nunbyeol. Sekarang, Taealha. Dia mengundang Asa Hon yang adalah pengikut Asa Sakan, pendeta Agung klan Asa sebelum Tanya muncul dan mengambil alih. Taealha meminta Asa Hon untuk menyediakan anak-anak Shahati (grup pembunuh, dimana anak-anak dididik untuk menjadi pembunuh bayaran). Kirim anak-anak Shahati itu ke medan perang. Ah jelas, target Taealha adalah Saya.

Setelah malam yang panjang dengan rencana – rencana dari berbagai pihak, pagi akhirnya tiba. Pasukan Arthdal akan pergi berperang melawan Suku Ago di Hanchoa. Pemimpin pasukan adalah Saya dengan didampingi oleh Mubaek. Sebelum pergi, semua pasukan berkumpul di lapangan Istana untuk mendapat pemberkatan dari Pendeta Agung Tanya. Hal ini disaksikan juga oleh masyarakat. Tanya sudah mulai menguasai kekuatannya dan bisa mendengarkan pikiran-pikiran mereka yang datang. Ada yang ingin kaya raya usai pulang perang, ada yang mengeluh karena akan ada banyak budak baru, ada yang kesal karena makanan saja kurang tetapi masih perang, ada yang berdoa agar mereka bisa pulang dan masih banyak lagi. Semua pikiran itu tentu terasa sesak untuk didengar oleh Tanya.

Ritual dimulai. Saya sebagai pemimpin pasukan, berlutut dihadapan Tanya untuk menerima pemberkatan. Tanya mengoleskan jarinya ke dalam mangkok kecil yang berisi darahnya. Darah itu dia oleskan ke wajah Saya dengan harapan bahwa mereka tidak perlu menumpahkan darah, pasukan tidak terpencar atau hancur dan mampu melindungi semuanya. Kembalilah hidup-hidup. Dan jangan bunuh Eunseom karena dia kembarannya.

Suku Ago tidak tau kapan pasukan Arthdal akan menyerang sehingga mereka masih melewati malam yang damai. Syourejagin juga masih hidup dan ditawan oleh Suku Ago. Ipsaeng memberitau Eunseom bahwa sekarang mereka kekurangan senjata perunggu. Dari penyerangan sebelumnya, terlalu banyak senjata yang rusak, sementara mereka tidak bisa membuat atau memperbaiki senjata perunggu (Ingat yang menguasai pembuatan senjata perunggu adalah Suku Hae, makanya mereka dihormati di Arthdal).

Lagi membahas soal kekurangan senjata, mendadak pasukan Suku Ago datang dengan membawa seorang wanita, anak kecil dan seorang pria, untuk melapor. Jadi, pria itu adalah anggota suku Ago dan saat memeriksa benteng Hanchoa, dia menemukan Ibu dan anak tersebut. Dan yahhh… dia ingin menodai sang wanita, tetapi anaknya mencoba melindungi Ibunya, kemudian pria itu mengamuk dan memukulinya. Alasan pria itu adalah karena dia terlalu senang setelah menang dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi.

Tanpa berkata pada pria tersebut, Eunseom berlutut dihadapan Ibu dan anak itu untuk meminta maaf. Semua juga ikut berlutut. Wanita itu terkejut dan berkata bahwa mereka sudah memaafkannya. Setelah meminta maaf, Ipsaeng maju untuk bicara pada pria tersebut. Semua juga menatapnya penuh amarah karena telah membuat Inaishingi berlutut. Padahal, sedari dulu, Eunseom selalu berkata bahwa mereka tidak boleh mengambil mereka yang kalah perang menjadi budak ataupun mengambil harta benda mereka. Tetapi, pria itu telah melanggarnya. Menyadari kesalahannya, pria itu membunuh dirinya sendiri.

Memang, tidak pernah ada dalam sejarah perang di Arthdal, untuk tidak menjarah dari mereka yang kalah, tetapi Eunseom menerapkan hal itu pada mereka. Awalnya sulit untuk melakukannya, namun, bagi mereka yang pernah menjadi budak, ini adalah anugerah. Mereka mengaggumi Eunseom, menghormatinya dan ingin membuat dunia yang sama sepertinya.

Btw, karena mereka sudah semakin dekat dengan Arthdal, Eunseom ingin melakukan sesuatu. Dia mengirimkan dua orang yang pernah menjadi budak di Arthdal dan berpenampilan mirip seperti orang Arthdal untuk menyusup. Misi mereka adalah mencari seseroang bernama Yeolson, ayah Tanya. Dan sampaikan pesan ini pada Yeolson : “Aku telah menyelamatkan suku Wahan dan akan pergi ke Arthdal untuk menepati janji.”

Pagi tiba. Mirusol dan pasukannya bergerak untuk memeriksa situasi sekitar. Dan dia menemukan pergerakan musuh. Mereka akan diserang. Segera mengetahui ini, mereka langsung bergegas untuk kembali ke benteng Hanchoa.

Disisi lain, ketika dua kubu lagi sibuk memikirkan strategi untuk perang, Syourejagin tampak santai menikmati makanannya di penjara. Eunseom datang untuk menginterogasinya, gimana caranya dia bisa terlibat dalam perang kemarin? Syourejagin menjawab santai bahwa dia pernah bertransaksi dengan suku Bato, kemudian ketua pasukan Suku Bato memintanya menjadi mediator. Ya udah, begitulah kejadiannya.

“Kau pikir kau akan menang? Kau tak tau bagaimana prajurit Arthdal bertarung di daratan,” ujar Syourejagin.

“Kami tidak akan bertarung di daratan. Kami akan bertarung di hutan, di depan kastel Pyeongmirae.”

“Bukan ide yang buruk. Tapi, apakah kau tau… siapa yang kau lawan? Apa kau tau ada siapa diluar tenda itu?”

Belum sempat Eunseom menanyakan maksud ucapan Syourejagin, Ipsaeng datang melapor bahwa Mirusol telah kembali. Disaat yang sama, Suhana, mengirim pesan ke pasukan Arthdal menggunakan burung hantu (dia adalah mata-mata Tagon di suku Ago). Begitu pesan dikirim, dia baru ikut rapat. Mirusol melaporkan bahwa benteng yang hendak mereka serang, telah dijaga ketat dengan pasukan tiga kali lipat daripada mereka. Ah, artinya, pasukan Arthdal telah membaca pergerakan mereka dan memutus rantai pasokan makanan mereka. Pas saat itu, datang surat dari pasukan Arthdal yang mengajak mereka untuk berperang di daratan Hanchoa, atau mati kelaparan karena kehilangan pasokan. Eunseom sudah lama ikut perang dan belajar taktik. Dia sudah tau bahwa sudah ada mata-mata di suku Ago. Tetapi, yang penting daripada menemukan mata-mata itu adalah apakah mereka bisa menang jika bertarung di daratan? Mulai saat ini, siapapun harus berpasangan, jika ada yang sendirian atau menghilang, maka dia adalah musuh Ago (artinya, dia mata-mata dan hendak mengirim pesan). Suhana tentu takut.

Lagi ditengah rapat, mendadak para kuda menjadi aktif. Semua karena kedatangan seekor kuda. Hanya sekali lihat, Eunseom langsung mengenali kuda itu adalah Bantu. Bantu telah kembali untuk Eunseom.  Dan dia bisa tau kalau Bantu dikirimkan oleh Tanya padanya karena dibalik selimut di punggung Bantu ada sebuah kalung. Itu adalah kalung pemberian Eunseom untuk Tanya saat di Iark. (Saya juga ada memberikan kalung serupa, tetapi warnanya berbeda. Dan selama ini, Tanya hanya memakai yang diberikan oleh Eunseom. Kini, dia mengembalikannya ke Eunseom untuk memberitahu bahwa dia mendukungnya).

Keesokan harinya, pasukan Ago telah bersiap di daratan Hanchoa. Mereka siap untuk berperang.

AYO!!!! SERANG!!!

  

Post a Comment

Previous Post Next Post