Sinopsis Drama Korea : Arthdal Chronicles - The Sword of Aramoon (Season 2) Episode 4 - 1

 

Sinopsis Drama Korea : Arthdal Chronicles - The Sword of Aramoon (Season 2) Episode 4 - 1

Arthdal Chronicles Season 1 bisa di baca disini (Klik disini)

Cookie-cookie dan rekapan ramalan Arthdal Chronicles Season 1 bisa di baca disini (Klik disini)

EPISODE 4 : DARAH UNGU

Taealha menyadari bahwa pria dihadapannya saat ini bukanlah Saya, melainkan orang lain. Eunseom yang sudah ketahuan, tidak takut dan tetap tenang. Dengan raut wajah tenang, dia menjawab bahwa dirinya adalah kembaran Saya. Setidaknya, itu yang dikatakan orang-orang. Dia juga tidak tau apa itu benar atau tidak karena dia tidak tau asal usulnya sendiri, termasuk siapa ayah ibunya. Mendadak saja seseorang bernama Mubaek datang menemuinya dan bilang akan mempertemukannya dengan kembarannya. Jadi, dia mengikuti Mubaek. Setelahnya, seseorang menyerangnya saat dia berada di lokasi pertemuan. Yang menyerang adalah anak-anak Shahati. Selanjutnya, dia pingsan dan saat sadar sudah berada di tempat ini. Mengenai keberadaan Saya, dia juga tidak tau. Mungkin, sudah mati.

Hm, penjelasan yang sangat masuk akal tetapi tetap membuat Taealha waspada karena Eunseom masih tetap berada di tempat ini, bukannya melarikan diri. Eunseom tersenyum mendengar pertanyaan tersebut dan menjawab dengan riang bahwa dia hanya ingin merasakan rasanya menjadi Jenderal yang dihormati orang-orang sebelum kabur. Taealha mulai sedikit percaya dan bertanya lebih lanjut tentang latar belakangnya saat ini. Pertanyaan itu tidak mau dijawab oleh Eunseom. Dia malah menggiring topik pembicaraan ke arah rumor yang didengarnya, mengenai perselisihan Taealha dan Saya. Bukankah dengan adanya diri yang menjadi Saya, Taealha akan di untungkan? Taealha bisa memanfaatkannya. Tentu, tidak gratis. Sebagai imbalan atas bantuannya, dia menginginkan hak dagang senjata perunggu.

Entah apa yang dipikirkan oleh Taealha, tetapi untuk sekarang dia akan membiarkan Eunseom. Dan juga, dia memberi perintah kepada bawahannya agar mereka mulai mencari seseorang yang mirip seperti Saya. Pencarian dimulai di gudang Hanchoa, tempat Mubaek tewas. Walaupun nantinya mereka hanya ketemu jasad orang yang mirip Saya, tidak masalah dan tetap bawa jasad itu ke hadapannya. Ini adalah perintah rahasia, jadi mereka harus berhati-hati.

Setelah pertemuan dengan Taealha, Eunseom pergi menghadap Tagon. Tagon ternyata masih tidak habis pikir kenapa Eunseom tidak menyudutkan Taealha saat persidangan tadi. Apa Taealha menyimpan rahasia (kelemahan) Saya yang tidak dia ketahui? Eunseom beralasan kalau itu karena dia kalah perang (jadi posisinya sekarang lemah). Dia akan memanfaatkan kesaksiannya di lain waktu (ketika posisinya sudah membaik). Beruntung, Tagon mau percaya alasan tersebut untuk saat ini.

Selesai bertemu Tagon, Mungtae dengan hormat memintanya untuk bertemu dengan Yeolson dan jurus tulis Dunji. Jadi, di ruangan tersebut ada tiga orang  yaitu : Mungtae, Yeolson dan Dunji. Ketiganya berasal dari suku Wahan. Alasan mereka meminta pertemuan pribadi dengan Saya untuk membahas tentang Inaishingi Suku Wahan, yaitu Eunseom yang adalah kembaran Saya. Tanpa menyadari bahwa dihadapan mereka adalah Eunseom, Yeolson dan yang lain menawarkan kesepakatan padanya. Mereka meminta Saya agar tetap tutup mulut tentang Eunseom pada Tagon. Dan sebagai bukti bahwa mereka setia pada negara Arthdal, mereka memberitahu bahwa mereka telah membunuh dua orang kiriman Eunseom. Hal ini membuat Eunseom kecewa karena benar bahwa Yeolson telah membunuh orang kirimannya dan menolak bantuannya.

“Eunseom tak pernah menjadi bagian dari Suku Wahan,” ujar Mungtae.

“Eunseom selalu menjadi orang asing. Dia terus bertindak ceroboh dan menghancurkan segalanya. Urumi, Sudol dan Bandi. Mereka semua mati sia-sia,” tambah Dunji.

“Dia berusaha keras dengan cara sendiri untuk menyelamatkan mereka.”

Dunji tidak setuju karena baginya, Eunseom adalah pertanda buruk sejak awal. Seharusnya, mereka membunuhnya di Hutan Bunga Kamperfuli (itu saat pertama kali Eunseom dan Asa Hon sampai di Iark setelah menuruni tebing selama bertahun-tahun). Yeolson juga menambahkan kalau mereka harus bekerja sama untuk membunuh Eunseom.

Semua ucapan tersebut sangat menyakiti Eunseom. Dia selalu berusaha memikirkan cara untuk menyelamatkan mereka, tetapi pada akhirnya, semua malah berusaha untuk membunuhnya. Emosinya membuncah, tetapi dia tetap harus menahan diri supaya identitasnya tidak terbongkar. Dan yang menyadari gelagat anehnya itu adalah Mungtae.

Di hutan,

Akhirnya, Saya sadar dari koma. Begitu sadar, dia langsung di peluk erat oleh Issruv dan Nosunaho yang lega karena berhasil menyelamatkan nyawa anak Asa Hon. Anak yang dulu mereka bantu asuh.

Kembali ke Arthdal,

Eunseom menyelinap keluar dari istana ketika hari sudah gelap. Dia akan bertemu kembali dengan Dalsae dan Ipsaeng untuk keluar dari negara tersebut dan kembali ke suku Ago. Ah, ternyata Mungtae malah diam-diam membuntuti karena melihat sikap aneh ‘Saya’. Tidak di sangka, dia malah bertemu dengan Dalsae yang langsung menyerangnya. Mungtae jadi yakin bahwa yang sekarang berada di istana bukanlah Saya, melainkan Eunseom.

Perkelahian tidak dielakkan. Mungtae yang dulu selalu mengikuti Dalsae, sudah tidak mau tunduk dan ingin membunuhnya. Rasa ingin membunuhnya mendadak padam saat Dalsae membahas kematian Teodae. Dan kematian Taeodae diakibatkan oleh Mungtae yang berkhianat dan membuat mereka di jual menjadi budak. Andai Mungtae tidak berkhianat, dia dan Eunseom bisa menyelamatkan Mungtae dan Teodae. (Saat itu, Mungtae mengkhianati teman-temannya dengan imbalan kebebasan dirinya sendiri). Teodae membunuh dirinya sendiri dengan menusuk pisau ke lehernya sebelum mereka sampai ke Doldambul (season 1). Mungtae shock mendengar hal tersebut, tetapi dia tetap tidak mau disalahkan dan balik menyalahkan Dalsae yang duluan meninggalkannya dengan Teodae.

“Kau pikir aku tak ketakutan? Aku juga ketakutan. Aku tidak meninggalkan kalian. Aku tak bisa berpikir jernih karena juga ketakutan,” teriak Dalsae. Karena memang, dia pergi saat itu, tetapi dia kembali untuk menyelamatkan mereka.

Mungtae seperti tersadar akan kesalahannya. Entah karena rasa bersalah atau penebusan dosa, dia membebaskan Dalsae dan memintanya agar segera membawa Eunseom dan pergi meninggalkan Arthdal secara diam-diam. Dia tidak ingin membunuh temannya lagi.

Sayang beribu sayang karena Eunseom menyerangnya secara diam-diam. Posisi sudah terbalik. Nyawa Mungtae kini di tangan Eunseom. Dalsae langsung memohon pada Eunseom untuk tidak membunuhnya karena dia masih lemah. Eunseom tidak menerima alasan lemah. Dalsae tidak menyerah dan terus membujuk Eunseom agar mengampuni Mungtae. Bukankah Eunseom bilang ingin membuat dunia tempat menjadi lemah bukanlah kejahatan? Bukankah dia bilang ingin membuat dunia yang berbeda dari Arthdal?

“Kubilang akan membuat dunia tempat menjadi lemah bukanlah kejahatan, bukan dunia yang memaafkan semua kejahatan. Itu berbeda!”

Dalsae tetap tidak menyerah untuk memohon hingga berlutut. Akhirnya, hati Eunseom menjadi luluh. Dia tidak membunuh Mungtae, tetapi Mungtae dia ikat agar tidak kabur untuk memberitahu identitasnya sebelum mereka pergi. Dan yang bertugas menjaganya adalah Dalsae.  

Huft! Masalah sebuah negara benar-benar rumit. Sekarang, Tagon dibujuk agar berbaikan dengan Taealha karena ketika dia pergi berperang, Ratu yang akan menjaga negara. Jadi, dia harus berhubungan baik dengan Ratu, setidaknya sampai Arok dewasa dan bisa memimpin. Eh, lagi membahas hal ini, mendadak Gilseon datang melaporkan bahwa Arok tidak ada di istana dan tampaknya dibawa pergi oleh Ratu.

Tagon langsung bergegas menemui Taealha. Dia kelihatan marah karena Ratu membawa Pangeran tanpa menginformasikan dirinya. Eh, Taealha malah bersikap santai. Tagon takut kalau Taealha bakal membunuh Arok demi keselamatan diri sendiri dan keserakahannya. Taealha malah membahas janji mereka dulu, yaitu mereka harus hidup demi diri sendiri. Makanya, dia menginginkan Tagon, dulu. Dia yang membuatnya menjadi Raja. Jika membahasa masa lalu, memang Taealha sangat berjasa dalam hidup Tagon hingga dia menjadi Raja. Namun, jika membahasa masa kini, Taealha malah menjadi penghalangnya untuk terlihat sebagai Raja. Karena itu, dia sangat kesal dan sangat ingin membunuh Taealha.

“Mari berbaikan. Aku ingin mendambakanmu, memercayai dan berterimakasih padamu. Seperti sebelumnya,” ujar Tagon, setelah meluapkan emosinya.

Taealha masih saja bersikap congkak. Dia mau berbaikan dengan syarat agar Tagon mengakui Arok sebagai pewarisnya, Aramun. Tagon kesulitan untuk mengiyakan karena semua orang tau bahwa dia punya anak lain yaitu Saya, meskipun itu bukan anak kandungnya. Taealha menjawab dengan jawaban simple : “Aku akan memereskannya.” Jawaban yang tidak memuaskan Tagon. Sebab, dia bisa membunuh Saya sejak dulu, teapi dia tidak melakukannya karena takut kalau Saya sudah mengatur rencana dan membeberkan rahasia bahwa dia dan Arok adalah Igutu. Taealha menjawab dengan santai bawah dia tidak ada bilang membunuh. Dia punya caranya. Hal ini membuat Tagon menjadi penasaran, apa rahasia Saya yang diketahui Taealha? Tentu, dia tidak diberitahukan. Ya udah, Tagon tidak memaksa. Sekarang, segera siapkan Ritual Angin dan Bunga untuk Arok (seperti yang dijanjikan Tanya). Di ritual itu juga dia akan mengumumkan Arok menjadi pewarisnya.

Kabar itu langsung sampai ke telinga Tanya dan anggotanya. Dan mereka mengkhawatirkan Saya yang berarti tidak menjadi pewaris Tagon. 

Sementara itu, Taealha memanggil Eunseom ke ruangannya untuk menyerahkan hak perdagangan senjata perunggu ke selatan Pyeongmire, seperti yang diminta oleh Enseumo. Sebagai balasannya, dia akan menemui Tagon dan menyatakan sudah menyerah atas hak pewaris. Alasannya bisa ditanyakan ke Taealha. Palingan Tagon akan berpikiran bahwa Taealha menyimpan rahasianya.

 Kegembiraan tidak berlangsung lama. Kenapa? Karena Arok yang disembunyikan oleh Taealha, menghilang ketika sedang bermain petak umpet bersama pengasuhnya. Menghilangnya pangeran membuat polemik baru di dalam Arthdal. Ditambah lagi, seseorang mengirim pesan rahasia pada Tanya untuk memberitahu menghilangnya Arok. Pesan itu disampaikan dengan menuliskan dalam secarik kertas yang disembunyikan di lengan baju upacara Tanya. Penculikan Arok juga membuat Tagon dan Taealha kembali bertengkar. Untunglah yang menculik Arok adalah Yeolbi yang berasal dari suku Hae, yang berarti bawahan Taealha, jadi Tagon tidak mungkin terlibat di dalamnya. Jika ada yang harus disalahkan, maka itu adalah Taealha. Hm, tapi apa mungkin Taealha mengaku salah?

Sementara itu, Tanya mengumpulkan semua pendeta yang mengurus bajunya untuk diinterogasi. Dia akan mencari tahu siapa yang menyelipkan pesan penculikan Arok di dalam bajunya. Tidak butuh waktu lama karena Tanya menggunakan kemampuan cenayangnya untuk membaca pikiran mereka. Pelakunya adalah Sojin.

Tepat saat itu, Taealha juga tiba untuk menangkap Sojin setelah mengorek informasi dari teman sekamar Yeolbi, Baehak. Sojin yang sudah sadar aksinya ketahuan, hendak melakukan bunuh diri dengan pisau kecil yang disembunyikannya di balik lengan baju. Sebelum dia berhasil melakukan aksi tersebut, Taealha dan pengawalnya berhasil menghentikannya. Setelahnya, dia malah menuduh Tanya terlibat dalam penculikan Arok. Dia menduga demikian karena Sojin adalah penganut Jantung Gunung Puncak Putih yang memercayai bahwa Aramun adalah Igutu. Jadi, mereka pasti menculik Arok karena tidak senang Arok ditunjuk menjadi pewaris Aramun. Dan yang memerintahkannya pasti adalah Tanya.

Tanya tetap bersikap tenang dalam menghadapi tuduhan Taealha. Dia juga bersedia juga Taealha hendak menggeledah Kuil Agung untuk mencari bukti.

Sementara itu, Eunseom yang tidak mengetahui yang sedang terjadi, pergi menemui Dalsae dan Ipsaeng. Dia menunjukkan hak perdagangan senjata perunggu yang berhasil di dapatkannya. Dengan itu, mereka bisa membeli senjata dengan bebas. Dan kini, saatnya mereka untuk kembali. Untuk membeli senjata itu, mereka akan memanfaatkan Syourejagin sebagai perantara.

Baru saja mau pergi, Dotti mendadak datang dan memberitahu apa yang sedang terjadi di istana dan bahwa Tanya mungkin dalam masalah. Ipsaen langsung khawatir kalau Eunseom gagal pergi lagi sehingga dia membujuknya agar mereka tetap kembali saat ini karena suku Ago membutuhkan Inaishingi. Ipsaeng juga takut jika Eunseom terlibat lebih jauh, dia bisa berada dalam bahaya. Sayang beribu sayang, Eunseom malah menyuruh Ipsaeng dan Dalsae kembali lebih dulu dan sampaikan bahwa Inaishingi akan segera kembali.

Penggeledahan Kuil Agung dilakukan oleh para pengawal istana. Sementara itu, Tanya menginterogasi salah satu anggotanya untuk mencari kebenaran, apa benar mereka yang menganut kepercayaan Jantung Gunung Puncak Putih terlibat dalam hal ini? Apa mereka melakukan penculikan ini karena dia tidak mau mengakui doktrin mereka bahwa Aramun adalah Igutu dan hendak melakukan upacara pewarisan kepada orang yang bukan Igutu? Anggotanya terlihat marah karena memang mereka tidak melakukan hal seperti ini!

Namun, tidak mungkin ada salah satu pengikut ajaran Jantung Gunung Puncak Putih yang merasa marah karena Tanya tidak mengakui doktrin mereka. Dan kenapa Tanya tidak kunjung mengakui ajaran mereka? Ajaran mereka mengakui bahwa Aramun adalah Igutu dan dibunuh oleh Keturunan Asa. Itu kebenarannya!

“Ini bukan saat yang tepat,” jawab Tanya. “Adakan orang mencurigakan di antara Jantung Gunung Puncak Putih?”

Dan semua menuduh bahwa pelakunya adalah Saya. Saat semua menuduh Saya sebagai pelakunya, hanya Taealha yang yakin bahwa bukan Saya yang melakukannya (karena yang ada di istana bukan Saya, melainkan Eunseom). Sebelum keributan semakin panjang, mereka menemukan sesuatu di kamar Sojin. Itu adalah kertas yang sama yang di pakai Sojin untuk menyelundupkan pesan pada Tanya.

Hal ini langsung membuat Taealha yakin bahwa Tanya adalah pelakunya. Dia langsung mencarinya dan menunjukkan butki tersebut. Tanya tidak mungkin mengakui hal yang tidak dilakukannya. Namun, dia akan membantu Taealha menemukan Arok menggunakan kemampuan cenayangnya. Lagi dan lagi, Taealha meragukan ucapannya.

Jika diragukan, tinggal dibuktikan saja. Tanpa membuka mulutnya, Tanya mengirimkan pesan telepati langsung ke kepala Taealha. Taealha sangat terkejut karena ternyata benar bahwa Tanya memiliki kemampuan cenayang. Dia tidak berpura-pura selama ini.

Eunseom sedang dalam perjalanan kembali ke istana. Namun, seseorang melewatinya dan menyelipkan sebuah kertas ke tangannya.

Di istana, Tanya  mengumpulkan semua orang. Dan saat semua orang sedang lengah, Tanya kabur. Dia bukan sembarang kabur, tetapi dia kabur karena mendengar Barkryangpung memikirkan sesuatu di kepalanya sehingga dia mengejarnya. Barkryangpung yang sudah sangat menghormati Tanya, semakin hormat dan kagum saat tahu Tanya bisa membaca pikirannya. Dia pun meminta Tanya mengikutinya dan dia akan menceritakan rahasia Mubaek, yang dia ketahui.

Tagon memiliki metode sendiri dalam mencari putranya. Dia akan mengerahkan semua pasukannya untuk menggeledah seluruh negeri. Saat itulah, seseorang datang melapor kalau Asa Sakan meminta bertemu karena dia tau keberadaan Arok.

Barkryangpung membawa Tanya ke sebuah gua yang ada di dalam hutan. Tempatnya sangat terpencil. Baru juga tiba, dia malah bertemu dengan Eunseom. Eunseom ke sana karena pesan yang didapatkannya. Dan pesan itu adalah pesan yang diberikan oleh Barkryangpung. Dia memang ingin membawa Eunseom dan Tanya ke gua tersebut. Ada sesuatu yang harus dia tunjukkan. Termasuk, penculikan Arok adalah bagian dari rencananya.

 

Post a Comment

Previous Post Next Post