Sinopsis Drama Korea : Arthdal Chronicles - The Sword of Aramoon (Season 2) Episode 4 – 2

Sinopsis Drama Korea : Arthdal Chronicles - The Sword of Aramoon (Season 2) Episode 4 – 2

Arthdal Chronicles Season 1 bisa di baca disini (Klik disini)

Cookie-cookie dan rekapan ramalan Arthdal Chronicles Season 1 bisa di baca disini (Klik disini)

Singkat cerita, Barkyangpung ingin membuat ‘Saya’ (yang adalah Eunseom) dan Tanya mengingat kembali misi mereka sebagai : “Pedang, cermin dan lonceng.” Dia kesal karena mereka bersikap seolah sudah lupa setelah Mubaek meninggal. Pertama, Eunseom mengatakan tidak ingat apapun dan membuat Taealha bebas padahal dia bisa menjatuhkannya. Selanjutnya, Tanya malah ingin melakukan upacara pewarisan pada Arok padahal dia harusnya tahu bahwa Arok tidak boleh mewarisi Aramun.

Makanya, dia mengatur rencana itu. Dan apa yang ingin dia tunjukkan berada di dalam gua. Jauh di dalam gua itu ada sebuah peti mati. Di sanalah Aramun tertidur. Tempat ini ditemukan oleh Mubaek, dulu. Menurut legenda, Aramun naik ke surga. Tetapi, sebenarnya tidak. Aramun dibunuh oleh garis keturunan klan Asa. Mereka mengurung Aramun dalam peti dan mengunci petinya karena takut pembunuhan itu ketahuan.

Apa yang dikatakan oleh Barkryangpung itu adalah kenyataan. Karena saat ini, Asa Sakan juga mengaku kepada Tagon bahwa para leluhurnya telah membunuh Aramun. Dan dia meminta Tagon mendengarkan ceritanya sampai akhir, karena jika tidak, dia hanya akan memeluk jasad anaknya. Dalam pembunuhan Aramun, kepala suku Saenyeok (suku Tagon), juga terlibat. Dulu sekali, mereka mau mengakui Aramun karena Aramun sangat luar biasa dan bijaksana, tapi dia membuat Dewa bernama Airuju dan mencoba membawa para Neanthal ke Arthdal dan berkata itu kehendak Dewa. Itu kenapa mereka tidak bisa membiarkannya tetap hidup.

Kembali ke Barkryangpung. Dia menunjukkan peti tertutup yang didalamnya terdapat tubuh Aramun Haesulla. Dia dan Mubaek sudah mencoba membuka penutup peti tersebut, tetapi tidak bisa. Yang bisa membuka nya hanyalah orang yang disebut dalam ramalan : Pedang, Lonceng dan Cermin. Setelah mengatakan itu, Barkryangpung meninggalkan mereka di dalam gua.

Setelah di tinggal, Eunseom baru bertanya apa maskud ucapan Barkryangpung sedari tadi? Tanya menjelaskan bahwa ada ramalan tentang mereka yaitu Pedang, Lonceng dan Cermin. Pedang adalah Eunseom. Tanya adalah Lonceng. Dan Saya adalah Cermin. Inilah hal yang ingin dia ceritakan padanya, sebelumnya. Ada ramalan lama di Arthdal yang isinya Pedang, Lonceng dan Cermin akan mengakhiri dunia. Itu juga misi pemberian Asa Sin, Serigala Putih Besar, kepada mereka. Mubaek ingin bergabung dengan mereka.

Eunseom tidak peduli sama sekali tentang ramalan. Tanya ngotot kalau itu penting. Ini semua dimulai dari saat Asa Hon membawa Eunseom ke Suku Wahan. Semuanya penting. Untuk membuktikan kebenaran ramalan, Eunseom menggunakan pedangnya untuk mematahkan rantai yang menyegel peti dan membukanya. Berhasil. Padahal sebelumnya, Mubaek sudah mencoba membuka rantai tersebut dengan memotongnya, tetapi tidak bisa.

Di dalam peti tersebut, hanya ada tengkorak. Dan di antara tengkorak itu ada sebuah kain. Di kain itu ada noda warna ungu. Itu adalah darah Aramun. Artinya, Aramun adalah Igutu. Ajaran dari Jantung Puncak Gunung Putih adalah benar.

Asa Sakan juga ternyata mengetahui hal tersebut. leluhurnya tau kalau Aramun adalah Igutu saat membunuhnya. Mereka melihat darah ungu mengalir dari tubuhnya. Tagon tentu tidak peduli dengan kebenaran tersebut. Asa Sakan tidak peduli dan tetap menceritakan rahasia yang selama ini di sembunyikannya. Ada ramalan dari Aramun, di tahun Serigala bernyanyi, akan muncul Pedang, Lonceng dan Cermin di dunia.

Kembali ke Tanya dan Eunseom. Di balik penutup peti yang menyegel Aramun, terdapat sebuah ukiran ramalam lain. Tanya yakin bahwa ukiran itu di buat oleh Aramun saat di kurung di dalam peti sebelum akhirnya meninggal. Tanya yakin bahwa Eunseom adalah Aramun. Itulah yang dikatakan Asa Hon sebelum meninggal. Dia memanggil Eunseom dengan sebutan Aramun (season 1, episode 1). Bukti lainnya adalah Bantu yang mengikuti Eunseom. Bantu adalah Kanmoreu, kuda Aramun. Sama seperti legenda.

Eunseom tidak peduli sama sekali dengan semua itu. Anggaplah benar bahwa dia adalah Aramun, tetapi dia sekarang adalah Inaishingi. Dia tidak bisa menjadi Aramun. Dia adalah reinkarnasi Inaishingi yang merupakan musuh Aramun sejak 200 tahun lalu.

“Kau datang jauh-jauh ke Iark mengikuti takdir yang tak pasti dan tumbuh dengan ajaran Serigala Putih Besar. Kita bisa membuat dunia…”

“Dunia apa? Apa yang kita pelajari? Saat Mungtae mengkhianati kita, saat Teodae bunuh diri, dan saat Ayah Yeolson membunuh Yakdu yang ku kirim… Aku mengutuk Serigala Putih Besar dan meninggalkan ajarannya.”

Inti dari pembicaraan panjang mereka, Eunseom tidak bisa menjadi Aramun. Dia hanya akan menjadi Inaishingi dan memimpin suku Ago yang membutuhkannya. Jika Tanya begitu ingin dia menjadi Aramun, apa dia bisa menyatakan bahwa Aramun adalah Igutu? Selama ini, Arthdal selalu membunuh, mengurun dan menganiaya Igutu sepertinya. Jadi, apa dia berani mengatakannya?

“Jika kunyatakan bahwa Aramun adalah Igutu, akan ada banyak orang yang tak akan mengakui Tagon sebagai Aramun. Tagon akan membantai orang-orang itu. Aku bertanggung jawab mencegah pertumpahan darah,” jelas Tanya.

Tanya sangat menyadari bahwa pilihannya mungkin akan menghalangi hal tepat lainnya.

Di tempat Asa Sakan, Tagon  mulai muak mendengar ceritanya. Ah, tetapi dia malah diberitahu bahwa Taealha dan Mubaek juga sudah tau kebenaran kisah ini. Hanya Tagon yang tidak tahu apapun. Jadi, jangan mempercayai siapapun. Sebelum Pedang datang, hancurkan Lonceng dan Cermin. Hancurkan cermin dahulu. Karna pada hari saat Cermin memantulkan Pedang, itu akan menjadi akhir dunia Tagon. Arthdal selama ini dirawat oleh mereka, Suku Gunung Putih, dan Suku Saenyeok selama seribu tahun. Jangan terobsesi dengan hal remeh seperti Aramun. Jangan juga bergantung pada Airuju. Sampai 200 tahun lalu, tak ada Dewa seperti itu di negeri. Dari awal, Airuju adalah Dewa yang dibawa oleh Aramun.

“Baiklah, aku mengerti. Sekarang, beritahu dimana putraku?”

“Bagaimana aku bisa tahu hal itu, jika aku dikurung di sini?”

Jawaban yang membuat Tagon marah. Sebelum dia membunuh Asa Sakan, Asa Sakan menggunakan kemampuan cenayang terakhirnya untuk menunjukkan pada Tagon dimana Arok berada. Setelah, Asa Sakan meninggal dunia.

Arok berada di sebuah gubuk. Itu adalah kawasan dari mereka yang membenci Tagon. Saat tau dia adalah anak Tagon, Arak akan dibunuh. Tempat itu adalah Ttesarichon. Itu adalah tempat tinggal para pemberontak dengan kaki terpotong.

Hufffttt. Episode ini terasa panjang karena banyak point penting. Kupersingkat aja. Eunseom memberitahu Tanya rahasia Tagon bahwa Tagon adalah Igutu. Dia tau saat menyerangnya dulu (di season 1) dan sebagai ganti dari dia menjaga rahasianya, Tagon berjanji akan melindungi Suku Wahan. Tetapi, karena sekarang dia sudah tidak harus melindungi Suku Wahan, jadi janji itu juga berakhir.

Taealha dan Tagon bergegas ke Ttesarichon untuk menyelamatkan putra mereka. Tanya juga mengumpulkan seluruh pendeta dan semua yang mengikuti ajaran Puncak Jantung Gunung Putih. Dia menyatakan telah mengakui ajaran mereka bahwa Aramun adalah Igutu.

Demi menyelamatkan nyawa putra mereka, Tagon dan Taealha bersatu. Namun, dalam perang, Tagon pasti terluka. Darah ungunya tersingkap. Eunseom juga datang menolong. Darah ungu Eunseom juga terungkap. Tubuh Arok juga sedikit terluka dan terlihat kalau darahnya ungu.

Sementara itu, Tanya diikuti semua pendeta dan pengikut Puncak Jantung Gunung Putih, mengumumkan bahwa Aramun Haesulla adalah Igutu. Dia sudah menemukan makamnya dan menemukan buktinya. 

Post a Comment

Previous Post Next Post