Sinopsis Drama Chinese : BEAUTIFUL SECRET Episode 02

Content and Images By Hunan TV

Wei Guo membawa Rourou pergi dengan kendaraannya (sepeda motor dengan bak dibelakangnya). Tapi, sebelum berangkat Wei Guo memberikan dua buah bakpao untuk Rourou makan selama perjalanan agar tidak lapar.

Selama perjalanan, Rourou mengupas roti bakpao sedikit demi sedikit dan membuangnya ke jalanan. Di tengah perjalanan, pager Wei Guo berbunyi. Wei Guo membacanya dan berhenti di sebuah box telepon dan menghubungi temannya. Temannya memberitahu kalau Bos Zhu butuh pekerja malam hari ini dan akan dibayar dua kali lipat untuk jadi kuli bangunan. Wei Guo langsung menerimanya dan merasa senang karena dapat kerjaan dengan gaji dua kali lipat.

Wei Guo kembali ke kendaraannya dan baru ingat kalau dia harus membawa Rourou ke kantor polisi. Wei Guo melihat ada temannya yang sedang berjualan di dekat box telpon dan langsung menitipkan Rourou ke temannya untuk di antar ke rumah sakit.

Temannya menolak tetapi Wei Guo tidak peduli dan segera menjalankan kendaraannya. Temannya berteriak kalau dia masih harus berjualan tetapi Wei Guo sudah pergi. Dia berbalik dan bingung karena Rourou sudah hilang dan belum sempat dia mencarinya salah seorang pelanggan meminta sayur lebih untuk makanannya. Teman Wei Guo jadi melayani pelanggannya duluan.

Rourou berjalan sendiri dengan mengikuti jejak roti bakpau yang ditinggalkannya di jalanan. Dia melakukannya karena tidak ingin lupa jalan pulang lagi. Dia sampai didepan rumah Wei Guo dan berteriak kepada bibi (istri Wei Guo - Chen Jingsu) untuk membukakan pagar. Jingsu membukakan pagar dan heran kenapa Rourou bisa kembali lagi dan dimana Wei Guo? Rourou menjawab kalau paman (Wei Guo) sudah pergi. Jingsu jadi kesal karena Wei Guo meninggalkan anak kecil sendiri.

Jingsu kemudian meminta Rourou untuk tidak takut kepadanya dan nanti dia akan memarahi Wei Guo karena meninggalkan Rourou sendiri. Dia bahkan mengusap tangan Rourou yang kedinginan. Rourou meminta kepada Jingsu untuk membantunya mencari ibunya dan dia juga berkata kalau bibi tidak seram dan Rourou jadi tidak takut. Jingsu senang mendengar Rourou tidak takut kepadanya dan dia berjanji akan membantu Rourou menemukan ibunya. Rourou tersenyum senang. Jingsu kemudian mengajak Rourou untuk masuk dan tidur dulu, besok pagi baru mencari ibunya.


Wang Xuan berada di rumah Tian Hao. Dia duduk di ruang tamu dan menangis memikirkan Rourou. Tian Hao menelponnya dan menenangkan Wang Xuan untuk tidak khawatir karena dia pasti akan menemukan Rourou. Wang Xuan sedikit tenang mendengarnya. Tian Hao kemudian meminta Wang Xuan untuk tetap menyembunyikan kebenaran kalau dia punya seorang putri dari siapapun dengan alasan demi keselamatan Rourou. Tian Hao berkata kalau sekarang mereka belum menemukan Rourou dan takut kalau tersebar berita Rourou anak Wang Xuan, takutnya orang yang menemukan Rourou akan menyakitinya. Wang Xuan berpikir bahwa alasan yang diberikan Tian Hao benar juga dan dia berjanji akan merahasiakannya. Wang Xuan juga meminta agar Tian Hao segera pulang.



Hari hujan. Halilintar menggelehar. Wang Xuan khawatir karena Rourou paling takut dengan halilintar. Wang Xuan kemudian sadar jika Ruolin juga mungkin takut dengan halilintar. Dia segera pergi ke atas dan mencari Ruolin ke kamarnya. Ruolin bersembunyi di dalam lemari sambil memegang foto keluarga yang ada ibunya dan menangis memanggil ibunya. Wang Xuan mendekat dan membuka pintu kamar mandi. Dia berusaha menenangkan Ruolin tetapi Ruolin tidak mau dan mengusir Wang Xuan untuk pergi dari kamarnya. Dia berkata bahwa Wang Xuan bukan ibunya dan dia membencinya. Ruolin kemudian menutup kembali pintu lemarinya.



Dirumah Wei Guo, Rourou juga tidak bisa tidur dan menangis memanggil Ibunya. Jingsu berbaring disampingnya dan tiba-tiba merasa kesakitan. Rourou membangunkannya dan bertanya keadaannya. Jingsu meminta tolong agar Rourou keluar dan memanggil seorang tetangga untuk menolongnya. Rourou mengerti dan berlari keluar. Di tengah hujan deras, dia pergi menggedor rumah para tetangga tetapi tidak ada yang membukakan. Rourou bahkan meminta tolong kepada pejalan kaki tetapi diabaikan. Rourou terus berlari dan sampai di toko yang masih dibuka dan meminta tolong.

Wei Guo berlari dirumah sakit dan bertanya pada dokter dimana ruangan istrinya, Chen Jingsu. Dokter memberitahu nomornya dan Wei Guo segera berlari mencari ruangannya. Jingsu sudah sadar dan Wei Guo dengan panik menanyakan keadaan Jingsu apalagi dia dengan kalau Jingsu masuk ruang UGD kemarin malam. Jingsu menenangkannya. Wei Guo kemudian bertanya penyakit apa yang diderita Jingsu dan dia bahkan berjanji tidak akan meninggalkannya apapun penyakitnya. Jingsu tersenyum dan berkata jika Wei Guo selalu seperti ini, dia akan bilang pada anaknya di masa depan kalau ayahnya tidak punya keberanian. Wei Guo bingung mendengarnya karena dia kan tidak punya anak. Dia kemudian sadar kalau istrinya sedang hamil. Jingsu memberitahu kalau dia sudah hamil delapan minggu. Wei Guo sangat senang mendengarnya.
Wei Guo berterimakasih kepada Jingsu karena sudah hamil. Jingsu menghentikannya dan mengatakan kalau dia harus berterimakasih kepada orang lain, yaitu Rourou. Jingsu menjelaskan kalau bukan karena Rourou yang membantunya mencari orang untuk mengantar ke rumahsakit, mungkin dia dan anak yang dikandungnya sudah tidak ada disini.

“Wei Guo, orang harus mempunyai pikiran baik dalam hati. Tujuan baik pasti akan diberi imbalan. Aku pikir gadis ini adalah penyelamatku. Setelah hari ini, jangan pernah kau mengirimnya kemanapun, ya?” ujar Jingsu. Wei Guo kemudian bertanya dimana Rourou sekarang. Jingsu memberitahu kalau Rourou juga sedang dirawat karena menderita demam tinggi setelah menolongnya.

Rourou terbaring dan teringat semua kenangannya dengan ibunya di taman bermain. Dalam tidurnya, Rourou bermimpi kalau ibunya pergi semakin jauh darinya dan suara ibunya perlahan menghilang.
Wei Guo dan Jingsu datang melihat Rourou. Jingsu khawatir karena Rourou masih juga belum sadar. Wei Guo menyuruh istrinya untuk istirahat diruangannya dan jangan ikut kesini. Jingsu bilang bagaimana bisa dia istirahat jikan Rourou masih belum sadar. Jingsu kemudian bertanya bagaimana dengan kepolisian, apa sudah menemukan orangtua Rourou? Wei Guo menggeleng. Jingsu kemudian berpikir apa jangan-jangan orangtua Rourou sengaja membuangnya? Wei Guo meminta Jingsu jangan sembarangan berasumsi dan jangan pedulikan hal tersebut.

Jingsu diam dan memperhatikan Rourou. Wei Guo segera bertanya apa yang dipikirkan istrinya sekarang? Dia meminta istrinya jangan berpikir apapun dan dia tidak akan setuju dengan istrinya (Wei Guo takut Jingsu ingin mengadopsi Rourou). Jingsu membalas memang Jingsu tahu apa yang dipikirkannya? Wei Guo dengan kesal menjawab dia tahu karena Jingsu adalah istrinya dan masalah ini akan berakhir disini. Jangan pernah membahasnya.

Jingsu berusaha membujuk Wei Guo dengan berkata kalau mereka sepertinya berjodoh dengan Rourou. Buktinya setelah Rourou datang, Wei Guo bisa dapat pekerjaan dan dia juga hamil. Wei Guo membantah kalau itu semua karena kerja kerasnya. Jingsu marah dan berkata kalau orang tua Rourou datang mencarinya, itu merupakan hal yang bagus tetapi jika tidak, dia yang akan menjaganya. Wei Guo melarang karena bukan hal mudah mengadopsi anak.

Rourou membuka matanya. Jingsu melihatnya dan segera menghampirinya. Dia lega karena Rourou sudah bangun. Rourou kemudian bertanya siapa Rourou.

Dokter datang dan memeriksa Rourou. Jingsu bertanya bagaimana hasilnya.
“Dari pemeriksaan dasar, karena dia punya demam tinggi untuk waktu yang lama, ia lupa ingatan,” jelas dokter.

Jingsu dan Wei Guo kaget mendengarnya dan bertanya berapa hari bagi Rourou untuk ingat kembali. Dokter menjawab mungkin dalam beberapa hari. Jingsu dan Wei Guo menghela nafas lega. Tapi dokter melanjutkan perkataanya bahwa hal itu belum pasti dan mungkin saja ia akan lupa seumur hidupnya.

Wei Guo marah dan berkata kalau dokter tidak bertanggung jawab. Tidak mungkinkah mereka harus membesarkan Rourou sampai dia berusia 20tahun dan tiba-tiba ingatan Rourou kembali lalu dia akan mengucapkan selamat tinggal pada kami. Terus gimana nasib mereka. Dokter menjawab kalau teknologi sekarang masih terbatas dan dia hanya bisa memberitahu kalau mereka harus siap-siap secara emosional. Dokter kemudian pergi.

Jingsu membelai wajah Rourou dengan sayang. Wei Guo kemudian berkata pada istrinya bahwa tadi dia juga sudah mendengarnya bukan, bahwa anak ini mungkin sudah jadi bodoh dan meminta istrinya berubah pikiran sekarang. Jingsu mengabaikan Wei Guo dan berbicara kepada Rourou.

“Nak, dengarkan pelan-pelan. Namamu adalah Jiang Meili (Meili = cantik). Mulai sekarang, kau adalah putri dari keluarga Jiang kami.”

“Putri keluarga Jiang, apa? Aku belum setuju dengan masalah ini,” marah Wei Guo.
“Namaku Jiang Meili.” ujar Rourou. Jingsu membenarkan dan Wei Guo cuma bisa terdiam mendengarnya.

1tahun kemudian…



Wang Xuan sudah menikah dengan Tian Hao. Sekarang, mereka bersama dengan Ruolin pergi bermain ke taman bermain. Wang Xuan melewati tempat duduknya dulu dengan Rourou ketika mengajari lagu “My Dear Child.” Tian Hao dan Ruolin menghampirinya karena melihat Wang Xuan yang berdiri diam. Mereka mengajaknya makan. Wang Xuan mendekati Ruolin dan memegang tangannya sambil bertanya Ruolin ingin makan apa. Ruolin dengan kasar melepaskan tangannya dan berpura-pura menunjuk ke satu arah dan berkata ingin makan itu. Wang Xuan terdiam.

Tian Hao kemudian meminta Ruolin menunggu disini dengan Wang Xuan dan dia yang akan pergi membelinya. Ruolin mendorong Wang Xuan dan berkata dia ingin Ibu (Wang Xuan) yang beli. Tian Hao memarahi Ruolin yang kasar dan meminta maaf pada Wang Xuan. Wang Xuan bilang tidak apa-apa dan segera pergi untuk membeli makanan yang diinginkan Ruolin. Ruolin tersenyum senang. Tian Hao jongkok dan mendorong kepala Ruolin dengan telunjuknya dan memarahinya. Ruolin segera mengalihkan dengan mengajak ayahnya bermain layangan. Tian Hao terdiam dan menggendong Ruolin.
Dirumah Wei Guo, Wei Guo menggendong putri kandungnya, Jiang Mei Yan (Mei Yan juga berarti cantik) dan memujinya sangat cantik. Sedangkan Jingsu sedang melihat kartu keluarga yang didalamnya tertera nama Jiang Meili. Dia tersenyum.



Jingsu melihat kalau Wei Guo sibuk menggendong Mei Yan dan Meili memperhatikan dari tangga dengan sedih. Jingsu menghampiri mereka dan mengambil Mei Yan dari gendongan Wei Guo. Jingsu kemudian duduk dikursi ruang tamu dan memanggil Meili mendekat. Dia bertanya apakah Meili ingin menggendong Mei Yan? Meili mengangguk. Wei Guo protes karena Meili masih kecil dan takut nanti terjadi apa-apa pada Mei Yan. Jingsu menjawab dia yang akan mengawasinya dan memberikan Mei Yan untuk digendong Meili. Meili sangat senang dan mencium badan Mei Yan.

Wang Xuan sedang mengantar Ruolin ke kamar untuk tidur. Ruolin meminta Wang Xuan membacakan cerita pengantar tidur. Wang Xuan bertanya cerita apa yang mau didengarnya? Ruolin mengeluarkan buku cerita bergambar dari bawah kasurnya dan memberikannya kepada Wang Xuan. Buku Cerita Snow White dan Cinderella. Wang Xuan kemudian mulai membacakan cerita Snow White.

Ruolin senyum mendengarnya. Wang Xuan membaca Snow White sampai bagian raja menikahi ratu yang jahat dan kejam yang akan menjadi ibu tiri Snow White. Ruolin tersenyum lebar. Wang Xuan menghentikan ceritanya dan berkata dia akan membacakan Cinderella. Wang Xuan membaca Cinderella dan sama dalam cerita tersebut ada ibu tiri dan dua saudara tiri yang kejam dan berhati keji. Wang Xuan sadar apa yang hendak disampaikan Ruolin.

“Ruolin, sebenarnya, dongeng ini bukanlah cerita yang sesungguhnya. Tidak semua ibu tiri kejam. Aku percaya bahwa sebagian besar ibu tiri bersedia bekerja keras dan memperlakukan anak tiri mereka sebagai anak kandung mereka sendiri.”

“Mama, apa yang kau katakan? Ruolin tidak mengerti,” ujar Ruolin pura-pura tidak tahu.

Wang Xuan langsung menyuruh Ruolin untuk tidur. Dia mematikan lampu dan pergi keluar. Setelah kepergian Wang Xuan, Ruolin berbalik dan melihat foto keluarganya dengan ibu kandungnya dengan sedih.

Meili sedang berdiri disampin box bayi Meiyan dan bercerita tentang bebek kecil. Selesai bercerita, Meili menceritakan cerita baru Hansel dan Gretel. Cerita tentang ibu tiri yang membuang anak-anak tirinya. Meiyan menangis dan Meili menenangkannya. Dia berkata bahwa ibu mereka tidak meninggal dan ayah mereka tidak mungkin melakukan itu pada mereka. Meili juga berkata sambil mengenggam tangan kecil Meiyan kalau dia sudah besar dan akan terus menggenggam tangan Meiyan dan juga tidak akan pernah lupa jalan pulang.


Beberapa tahun kemudian…

Meili mengetuk pintu kamar mandi dan meminta Meiyan untuk keluar, Dia harus segera bersiap untuk berangkat kerja. Meiyan keluar dan menegur kakaknya yang berisik. Meili balas menegurnya untuk tidak menyanyi di kamar mandi. Meiyan balas menjawab jika dia sudah menjadi penyanyi terkenal nanti, kakaknya tidak akan bisa mendengar nyanyiannya secara gratis lagi dan harus membeli tiket. Meili menegur adiknya untuk fokus menyelesaikan kuliah dan mendorong Meiyan keluar dari kamar mandi.

Jingsu sudah menyiapkan sarapan dan menyuruh Meiyan untuk segera turun atau akan terlambat. Meiyan turn dan langsung menyapa ayahnya yang sedang makan. Jingsu memberikan sarapa yang sudah dibungkus. Meiyan menerimanya dan pamit pergi karena sudah terlambat.

Meili selesai memakai seragam dan turun. Dia menyapa ayah dan ibu yang sedang makan. Meili duduk dan melihat semua sarapan adalah makanan kesukaannya. Jingsu memberikan lauk ke Meili dan menyuruhnya untuk makan. Dia juga sudah menyiapkan bekal dan teh susu kacang merah, minuman kesukaan Meili. Meili tersenyum. Wei Guo kemudian bekata kepada Meili kalau Jingsu sangat baik pada Meili. Jingsu bahkan tidak pernah mempersiapkan makan siang untuk Meiyan dan dirinya. Jingsu balas menjawab untuk apa mengkhawatirkan mereka berdua yang tidak pernah melalaikan tubuh mereka.

Jingsu menjelaskan kalau Meili berbeda karena terakhir kali saat dia mengirim barang, dia mengalami sakit perut karena belum makan. Meili berkata kalau itukan cuma sekali. Jingsu menjawab bahwa walaupun cuma sekali, mereka harus mencegah agar tidak ada lain kali. Meili tersenyum melihat perhatian ibunya. Mereka makan dengan bahagia.


Meili berangkat kerja. Dia mengantar susu kerumah-rumah. Dalam perjalanan, Meili sengaja lewat didepan klinik tradisional milik Chen Wei Feng, teman masa kecilnya. Wei Feng baru saja mengantar pelanggannya keluar dan melihat Meili. Dia menyapanya dan bertanya sekarang Meili kerja apa. Meili memberitahu kalau dia bekerja mengantar dan menjemput barang dan juga beberapa pekerjaan sampingan. Wei Feng kemudian menanyakan keadaan Mei Yan. Meili kecewa mendengarnya bertanya tentang Mei Yan tetapi tetap menjawab pertanyaan Wei Feng.

Wei Feng kemudian meminta Meili menunggu sebentar dan dia masuk kedalamnya. Wei Feng keluar dan ternyata memberikan bedak dari akar Cina pegunungan dan bubuk mutiara untuk Mei Yan karena terakhir kali dia bertemu dengan Mei Yan, Mei Yan mengeluh kalau kulitnya kurang putih. Meili kecewa tetapi tetap tersenyum. Dia kemudian pamit pergi untuk bekerja.


Seorang pria dengan mobil tiba. Sebelum keluar dari mobilnya, dia memakai eyeliner dimatanya dan kemudian memakai kacamata hitam dan turun dari mobilnya. Dia berjalan menuju kapal yang berlabuh. Asistennya, Yiqiang, datang menyambutnya dan memberikan kopi. Dia juga memberitahu kalau mereka akan syuting dikapal tersebut. Pria itu adalah Guan Yi. Guan Yi berkata kepada Yiqiang untuk tidak memberitahu kedatangannya dan dia juga mengomentari kopi yang diberikan tidak enak. Yiqiang kaget dan memberitahu kalau dia sudah melakukan sesuai perintah Guan Yi dan bahkan tempat membelinya di cafe yang ditunjuk Guan Yi. Guan Yi menatap Yiqiang. Yigiang langsung mengaku kalau orang yang biasa membuat kopinya tidak masuk kerja jadi orang lain yang membuatnya.

Guan Yi memberikan kopinya kembali dan menegur Yqiang untuk tidak memberikan sesuatu yang tidak dia sukai. Jika terulang, dia akan memecatnya. Guan Yi berjalan pergi dan Yiqiang segera mengirim pesan kepada seseorang.

Kru dikapal berteriak heboh mencari sutradara. Dia memberitahu kalau asisten Guan Yi, Yiqiang mengirim pesan kepadanya memberitahu kalau Guan Yi datang kesini. Sutradara langsung berteriak kepada para krunya dengan toa untuk bekerja lebih cepat dan jangan melakukan kesalahan.

Pengambilan video klip dimulai. Guan Yi dan Yiqiang sudah sampai dan melihat prosesnya. Sutradara melihat hasil di monitornya dan puas kemudian berteriak cut. Guan Yi menegurnya untuk tidak di cut. Dia berkata kalau Ji Qing adalah artis terkenal dan bagaimana bisa sutradara tidak menyeleksi dengan benar untuk pemeran pacar Ji Qing di video klip. Yi Qiang menjelaskan kepada Guan Yi kalau pemilihan pacar itu dilakukan oleh Direktur Li dan perempuan yang dipilih adalah anak perempuan dari Direktur Li. Guan Yi tidak peduli.

Dia melihat rekaman ulang. Dan melihat akting dan bahkan jalan ceritanya tidak menarik. Kru menjelaskan jalan ceritanya. Guan Yi meminta syuting ulang. Dia kemudian pergi dengan diikuti oleh Yiqiang.
Sutradara kesal karena disuruh mengulang pekerjaannya. Kru menenangkan dan berkata mau bagaimana lagi karena Guan Yi adalah produser sukses yang selalu berhasil mencetak hits. Semua album yang dikerjakan pasti jadi laris. Sutradara dengan kesal memerintahkan kru untuk syuting ulang.


Meili sedang melakukan briefing sebelum mulai bekerja. Dia bekerja di jasa pengiriman. Sebelum mulai mereka melakukan gerakan olahraga pagi dan bahkan bernyanyi. Di antara semua pekerja hanya suara Meili yang paling keras. Manager mengomeli mereka karena tidak bernyanyi dengan bersemangat seperti Meili. Semua pekerja cuma diam.

Briefing selesai. Meili menyiapkan teh untuk para rekan kerjanya yang sudah bernyanyi dengan kuat tadi. Rekannya mengomentari dan meminta Meili untuk tidak bernyanyi dengan keras lagi lain kali. Meili mengerti dan bahkan menghibur temannya agar tidak marah lagi.

Yiqiang berkata kepada Guan Yi kalau album Ji Qing sudah melebihi anggaran yang diberikan dan jika mereka syuting ulang, anggarannya akan berlebih. Guan Yi dengan tenang menyuruh Yiqiang untuk berkata kepada mereka kalau dia yang memintanya.

Guan Yi kemudian bertanya pada Yiqiang apakah mainan panjangan yang dia minta sudah sampai? Yiqiang menjawab kalau dia sudah menelpon jasa pengantar dan meminta mereka mengirim dengan pengiriman cepat. Guan Yi langsung senang seperti anak kecil dan langsung naik mobil.
Di kantor Meili, Xiao Lan (resepsionis) bertanya siapa yang ingin mengantar pengiriman khusus untuk Chen Yi (perusahaan). Semua yang ada disana menolak karena baru kembali dari mengantar, Meili yang baru datang dari selesai mengantar, menawarkan diri.

Dua orang pekerja pria langsung menegurnya karena selalu mencuri pengiriman khusus. Mereka minta diberi kesempatan untuk mengirimkannya juga. Meili dengan tenang menjawab kalau dia ingat terakhir kali pengiriman yang dilakukan mereka telat 10menit dan mereka jadi kehilangan bonus. Mereka membantah kalau itu karena ada kecelakaan.

“Surga menentukan kapan akan hujan dan seorang perempuan yang menentukan siapa yang akan dinikahinya. Tetapi sebuah paket yang dikirimkan tidak boleh terlambat, itulah profesionalisme. Dan juga, bagaimana bisa aku memberikan pengiriman yang begitu penting kepada kalian? Tidak bisa!” ujar Meili.
Kedua pria kemudian mengajak Meili untuk taruhan 100dollar dengan mereka berangkat bersamaan menuju Chen Yi dan siapa yang tiba duluan di resepsionis, dia yang menang.
Mereka mulai beradu dan menggunakan jalan kecil yang mereka rasa lebih cepat menuju sana.

Guan Yi sedang rapat dengan para petinggi perusahaan tetapi dia malah sibuk berbicara dengan robotnya kalau temannya akan kembali. Jiqiang mengingatkan Guan Yi kalau para direksi sedang menunggunya. Guan Yi malah menjawab menunggunya untuk apa? Apa mereka juga menginginkan mainanku?
CEO Li mulai berbicara dan meminta Guan Yi untuk mendengar musiknya sekali lagi. Guan Yi mengabaikan dan tetap bermain robot-robotannya.

Meili sampai duluan di perusahaan Chen Yi dan berlari masuk dengan senyuman kemenangan. Dua pekerja yang lain tiba tidak lama kemudian. Pria gendut berjalan dengan santai dan pria yang kurus menyuruhnya untuk cepat.
“Pernahkah kau ke Cheng Yi sebelumnya?” tanya pria gendut. “Apa kau tahu ada dilantai berapa? Lantai 11! Bukannya kau sudah tahu penyakit Meili kalau ia harus naik tangga per tangga. Kita pasti akan menang,” ujar pria gendut.



Meili berlari menaiki tangga. Kedua pria berjalan santai menuju lift. Namun, ternyata kedua lift yang ada sedang rusak dan mereka terpaksa harus menaiki tangga. Mereka berteriak menyuruh Meili menunggu mereka.
Rapat dimulai. Zhang Quan berkata kalau lagu ini ceria dan enak didengar. Sudah pasti akan menjadi sensasi begitu dirilis ke pasaran, ujarnya kepada para direksi. Direksi merasa cukup bagus dan bertanya pendapat Guan Yi.  
“Pendapatku sangat mudah. Tunda peluncuran EP-nya dan tulis ulang lagunya,” ujar Guan Yi.

Zhang Quan menjawab kalau dia tahu Guan Yi adalah seniornya tetapi dia yang menjadi produser untuk album ini dan dia pikir tidak ada masalah dalam lagu tersebut di tambah CEO Li telah memberikan dukungannya untuk album EP tersebut.

“Jadi kalau CEO Li menyuruhmu mati, apa kau mau mati?” tanya Guan Yi.

Zhang Quan membantah dan berkata kalau CEO Li tidak mungkin memintanya melakukan hal seperti itu.  

“Lagu itu betul-betul sesuatu. Melodi utamanya terdengar seperti lagu dari grup wanita dari Korea. Saat kau terus mendengarkan, itu terdengar seperti lagu hit grup lain. Menjadikan lagu campuran seperti itu sebagai lagu utama untuk Sweetheart Girls yang telah berlatih selama dua tahun.. Tidak ada lagi yang bisa dikatakan, kita akan hancur. Dan siapa yang menanggung kerugiannya? Perusahaan kita,” jelas Guan Yi.

Direksi langsung marah kepada Zhang Quan karena sudah menjiplak. Guan Yi kemudian meminta Yiqiang bertanya pada Shasha (resepsionis) untuk menanyakan paketnya sudah tiba atau belum.

Yiqiang bertanya pada Shasha mengenai paket. Shasha melihat jamnya dan berkata 3menit lagi baru sampai. Yiqiang berkata kalau Guan Yi paling tidak suka mendengar kata tunggu. Dia kemudian berpesan kepada Shasha, jika paket sudah sampai, langsung antar ke dalam ruang rapat saja. Yiqiang kembali kedalam ruanng rapat.

Meili tiba di meja resepsionis. Shasha menyuruh Meili untuk mengantar langsung dan menunjukkan arahnya. Meili kemudian menitip pesan pada Shasha untuk mengambil 100dollar dari 2 pria yang akan datang dan kemudian pergi ke ruang rapat Guan Yi.

Dua pria tiba dan Shasha mengerti. Dia segera meminta 100 dollar kepada mereka. Diruang rapat, Zhang Quan marah dan berkata bahwa perkataan Guan Yi bukan satu-satunya yang harus didengar. Salah satu direksi berusaha menenangkan.
“Kalian semua menghindari peluru dan mendengarkan kata-kata pahit dariku, bukankah karena kalian ingin aku untuk mendukung album ini? Kalau bukan kata-kataku yang berjalan, lalu kau beritahu aku, siapa yang membuat keputusan akhir?” tanya Guan Yi pada Zhang Quan.
Meili masuk dan mengantar paket. Yiqiang bangkit dan menerimanya. Guan Yi melihat Meili dan terpikir sesuatu. Dia meminta Meili mendengar sebuah lagu. Lagu diputar.

“Apa kau tahu lagu apa ini?” tanya Guan Yi.

“Rasanya aku pernah mendengar ini sebelumnya.”

“Coba tebak! Kalau kau menebak dengan benar aku akan memberimu 1000yuan.”
Meili langsung bersemangat dan berpikir mendengar lagu tersebut. “Pada awalnya terdengar seperti lagu Super Junior. Lalu, itu terasa sedikit seperti lagu barunya Girls Generation. Dan pada bagian itu… itu…” ujar Meili. Guan Yi langusng memintanya berhenti dan berkata sudah cukup. Meili berkata didalam lagu itu masih ada 3 lagu yang belum diberitahunya. Meili bahkan meminta pertanyaan bonus.
Yiqiang kemudian menarik Meili keluar. Guan Yi berbicara kepada peserta rapat bahwa seorang gadis kurir saja bisa tahu lagu ini hasil jiplakan. Dia bertanya apa mereka yakin ingin merilisinya.

Salah satu direksi berdiri dan berkata keputusan ada di tangan Guan Yi dan rapatpun bubar. Hanya tinggal Zhang Quan dan CEO Li yang merasa marah. Terakhir, bahkan CEO Li juga pergi meninggalkan Zhang Quan karena merasa malu.

3 Comments

  1. Sepertinya menarik thanks udah buat sinopnya terus lanjut yaa...

    ReplyDelete
  2. Ditunggu kelnjutannya...
    Semoga sehat selalu
    Aamiin

    ReplyDelete
  3. ditunggu kelanjutan nya min ,,,semangat :)

    ReplyDelete
Previous Post Next Post