Images by : OCN
Jae Yi melangkah masuk ke dalam rumah, dan ternyata sudah ada Mok Jin Woo yang menunggunya. Jin Woo segera menarik Jae Yi jatuh dan mencekiknya erat. Dia ingin membunuh Jae Yi, anak dari Park Kwang Ho.
Episode Terakhir
Jae Yi membawa buku catatan yang ditemukannya di rumah Jin Woo dulu -tempat dia di sekap- dan membacanya di kantornya di Univ. Hwayang.
01Oktober1985
Ibu meninggal. Tetapi aku tidak sedih sama sekali. Dia hanya meninggal karena dia kotor.
03November1985
Aku melihat seorang wanita menelpon seseorang di telpon umum. Dia menggunakan rok pendek dan stocking. Dia melewatiku setelah selesai bertelepon. Saat itu, aku tidak dapat menghentikan diriku karena dia kotor. Itu sebabnya aku mencekik dia memakai stockingnya. Aku membuatnya mati tanpa rasa sakit. Dan aku mengukir sebuah titik memakai bolpoinku di kakinya. Bolpoin pemberian Ibu. Sebagaimana nama baptisku, "Noel", aku harap mereka terlahir kembali.
Jae Yi mengerti sekarang alasan Mok Jin Woo menginginkan pena itu kembali. Dan Jae Yi juga menyadari kalau barang yang berharga bagi Mok Jin Woo hilang, dia pasti akan membalas kembali pada mereka. Tepat saat itu, Kwang Ho menelponnya dengan panik. Dia bertanya dimana posisi Jae Yi sekarang.
“Mok Jin Woo.. Mok Jin Woo selanjutnya menargetkan … aku,” beritahu Jae Yi.
Kwang Ho mendesah kesal. Dia menasehati Jae Yi untuk berhati-hati pada Jin Woo sekarang. Dia yakin Jin Woo pasti sudah mengintai di rumah Jae Yi. Dia mengingatkan kalau waktu itu, mereka pernah mendengar bel berbunyi tetapi tidak ada siapapun saat mereka memeriksanya, dia yakin kalau yang melakukan hal tersebut adalah Mok Jin Woo. Kwang Ho menyuruh Jae Yi untuk tidak pernah menghilang dari pandangannya mulai sekarang.
Tetapi, Jae Yi malah menyarankan kalau mereka harus bersikap seperti biasa agar Mok Jin Woo tidak curiga dan mereka bisa menangkapnya. Kwang Ho jelas menolak saran tersebut.
“Kali ini… aku pasti akan dilindungi, kan?” tanya Jae Yi.
Kwang Ho membenarkan hal tersebut. Dia akan selalu melindungi Jae Yi. Dengan terpaksa, Kwang Ho menyetujui rencana Jae Yi dan menyuruh Sun Jae untuk bersiap menangkap Mok Jin Woo. Kali ini mereka harus berhasil. Sun Jae mengerti dan segera menelpon Ketua untuk memberitahu rencana mereka.
Jae Yi pulang ke rumah dengan mobil. Dan dari sudut rumah, Ketua, Min Ha dan Tae Hee sudah mengintai Jae Yi dari berbagai sudut arah. Begitu pula dengan Kwang Ho dan Sun Jae. Jae Yi menyadari hal tersebut tetapi tetap bersikap tidak ada apapun.
Dia masuk ke rumah. Dan kita kembali ke adegan awal episode. Jae Yi berusaha kabur tetapi Jin Woo lebih cepat. Dia menarik Jae Yi jatuh ke lantai dan mencekiknya dengan kuat.
Saat itu, Kwang Ho segera memecahkan kaca pintu dan masuk ke dalam. Dia menendang Jin Woo penuh amarah dan menghajarnya. Nafas Jae Yi masih tersengal-sengal akibat cekikan tersebut, dan Sun Jae yang menenangkannya. Kwang Ho masih terus menghajar Jin Woo. Tetapi, dia berusaha menahan amarahnya dan akhirnya memerintahkan Sun Jae agar memborgol tangan Jin Woo. Sun Jae juga dengan penuh kemarahan, memborgol tangan Jin Woo. Sun Jae menahan tangis amarah dan membacakan hak-hak yang dimiliki Jin Woo. Saat itu, Ketua, Min Ha dan Tae Hee baru masuk. Mereka segera mengamankan Jin Woo pergi.
Sun Jae, Kwang Ho dan Jae Yi terduduk bertiga di ruangan tersebut. Mereka menghela nafas dan lega karena berhasil menangkap Jin Woo. Sun Jae mengucapkan terimakasih pada Kwang Ho.
Berita mengenai penangkapan Mok Jin Woo, pembunuh berantai 30tahun yang lalu serta kasus di sungai Haein dan Yeojin-dong telah tertangkap.
Teman Da Young (korban dari Sungai Haein) menonton berita tersebut bersama kekasihnya. Dan kekasihnya malah merasa kagum pada Jin Woo yang bisa membunuh 10orang lebih dan penasaran bagaimana cara Jin Woo melakukannya. Jelas, hal ini membuat teman Da Young tersebut sangat marah. Dia memberitahu pada kekasihnya tersebut kalau dia adalah teman dari salah satu korban Jin Woo.
Petinggi sudah berkumpul bersama dengan Ketua dan team. Dia memberitahu pendapatnya kalau dia benar-benar tidak menyangka kalau Mok Jin Woo, dokter forensik yang mereka kenal merupakan pelaku pembunuhan berantai. Ketua dan team mendengarnya dengan malas. Sepertinya, petinggi menyadari itu sehingga dia meminta maaf atas tindakannya pada mereka. Petinggi bahkan sampai membungkuk.
“Kerja bagus. Memang kadang tak perlu mendengarkan atasan. Kalau menemukan sesuatu yang mencurigakan memang harus diinvestigasi. Itulah detektif sesungguhnya,” ujar petinggi.
Ketua segera menjawab dengan bergumam kalau itu adalah hal yang dipelajarinya dari Petinggi yaitu untuk tidak mendengarkannya (merujuk ke petinggi). Ketua juga menatap pada Kwang Ho dan berkata kalau itu juga dia pelajari dari seseorang di masa lalu. Kwang Ho tersenyum mendengarnya. Petinggi pamit pergi setelah memuji kinerja mereka.
Setelah petinggi pergi, Ketua mulai menyuruh mereka semua untuk segera membuat Mok Jin Woo mengakui perbuatannya walaupun kasus yang 30tahun lalu sudah kardaluarsa. Karena itu adalah satu-satunya yang bisa mereka lakukan untuk mendiang para korban.
Ketua mengarahkan Tae Hee dan Min Ha agar pergi bersamanya besok ke rumah Mok Jin Woo. Sekarang, mereka sudah memiliki surat perintah penggeledahan. Mereka harus menemukan sesuatu untuk memnbuktikan kalau Mok Jin Woo bersalah. Dan untuk Kwang Ho serta Sun Jae, mereka lah yang harus menginterogasi Jin Woo.
Semua setuju. Mereka merasa bersemangat untuk membuat Jin Woo mengaku.
Di rumah,
Jae Yi membersihkan pecahan kaca yang tadi di pecahkan oleh Kwang Ho.
Rektor Hong datang mengunjungi Jae Yi. Dia merasa sangat khawatir dan segera datang setelah seminatnya selesai. Dia juga merasa menyesal karena membawa Jae Yi ke Korea tetapi Jae Yi tidak mempermasalahkannya. Sebaliknya, dia merasa berterimakasih karena berkat Rektor Hong-lah dia bisa bertemu dengan seseoang yang memang harusnya dia temui. Jae Yi tersenyum senang. Mereka kembali membahas Mok Jin Woo, yang merupakan pelaku pembunuhan dan selalu berada di sekitar mereka.
“Jung Ho Young adalah psikopat. Namun Mok Jin Woo merupakan sosiopat. Berbeda dengan anak yang baru keluar dari RSJ, lalu menjadi sulit bersosialisasi, sebagaimana Jung Ho Young, Mok Jin Woo merupakan seorang dokter forensik kompeten, yang telah menerima pengakuan dari lingkungan sekitarnya,” ujar Jae Yi.
Orang-orang semacam itulah yang justru lebih menakutkan, karena mereka tampak seperti orang baik,” timpal Rektor Hong. “Apa … dia akan mengaku?” tanya Rektor Hong.
Jae Yi juga tidak tahu pasti apakah Mok Jin Woo akan mengaku atau tidak.
Ruang Interogasi,
Kwang Ho memperlihatkan semua foto dari wanita-wanita yang telah dibunuh Jin Woo. Dia juga menyebutkan nama-nama mereka. Sun Jae juga memberikan bukti DNA para korban yang terdapat di pena-nya. Tetapi, Jin Woo tetap memilih bungkam.
Kwang Ho dan Sun Jae memaksa Jin Woo untuk menjawab tetapi Jin Woo hanya tersenyum. Hal ini memancing kemarahan Sun Jae, bagaimana bisa Jin Woo tidak merasa bersalah sama sekali setelah membunuh wanita-wanita itu. Tetapi, Jin Woo tetap tidak bergeming.
Kwang Ho memberitahukan hal ini pada Jae Yi melalu telepon. Jae Yi mendesah karena dia sudah menduganya. Jae Yi memberitahu kalau dia sedang membaca buku catatan Jin Woo dan jika menemukan sesuatu dia akan segera memberitahu Kwang Ho. Kwang Ho berterimakasih dan menyuruh Jae Yi untuk tidak lupa mengunci pintu.
Sun Jae sendiri sedang memandang foto-nya bersama ibunya saat masih bayi. Dia menghela nafas sedih.
Keesokan Harinya,
Petugas forensik dan Ketua, Min Ha dan Tae Hee sedang melakukan pemeriksaan di rumah Jin Woo. Min Ha masuk ke sebuah ruangan dan kaget melihat apa yang ada di dalam sana. Dia segera memanggil Ketua dan Tae Hee untuk masuk ke dalam ruangan tersebut.
Ruangan itu berisi foto-foto orang tua yang sudah dibunuh Jin Woo. Ketua mendesah nafas melihatnya. Dia memerintahkan Tae Hee dan Min Ha untuk mengindentifikasi para korban terlebih dahulu.
Data orang tua sudah terkumpul. Ketua mendesah karena korban dari Jin Woo totalnya adalah 25korban. Kwang Ho menimpali jika dihitung dengan Kwang Ho 88 maka total korban adalah 26korban. Tae Hee dan Min Ha juga mendesah mendengar total korban Jin Woo. Mereka semua bertekad akan membuat Jin Woo mengaku menggunakan mulutnya sendiri kalau dia memang melakukan pembunuhan. Kwang Ho mengemukakan ide untuk memancing Jin Woo dengan menggunakan mendiang ibu Jin Woo, karena Jae Yi pernah berkata kalau Jin Woo sangat mencintai sekaligus membenci ibunya.
Ruang Interogasi,
Kali ini, Kwang Ho dan Sun Jae memancing Jin Woo dengan memberikan foto ibu Jin Woo.
“Aku tahu… bahwa dasarnya kau ingin membunuh ibumu. Aku yakin kau tidak membenci ibumu sedari awal. Rumah yang kau tinggali bersama ibumu 30 tahun lalu, kau bahkan kembali ke sana. Itu artinya, kau pun memiliki kenangan indah di sana. Dia selalu tersenyum padamu seperti ini. Benar, 'kan?” ujar Sun Jae dan memberikan foto ibu Jin Woo yang sedang tersenyum bersama Jin Woo kecil. Namun suatu hari, ibumu mulai tersenyum seperti itu juga pada orang lain. Ibumu membawa mereka ke rumah. Para pria pelanggannya. Saat itulah kau pasti berpikir, ‘Kenapa Ibu harus bekerja seperti itu?’ Saat dia mengirim dirimu ke rumah nenekmu, kau pasti berpikir bahwa ibumu serta para pria itu terganggu akan keberadaanmu. Setiap kali ibumu datang berkunjung ke rumah nenekmu, para tetangga akan bergunjing soal "Town". Aku yakin kau merasa marah. ‘Ibuku bukan orang seperti itu. Kenapa mereka membicarakannya begitu?’ Namun kemudian, aku yakin rasa benci pada ibumu, juga terpupuk dalam dirimu. Ditambah lagi, kau mendengar perkataan pejuang perang Vietnam itu. Kemarahanmu semakin lama kian membuncah. Lalu, ibumu berhenti berkunjung, karena dirawat akibat kecanduan alkohol. Saat kau akhirnya menemui ibumu, terlambat karena ia sudah meninggal. Saat itulah, amarahmu meledak. Sebabnya, kematian ibumu yang sangat mendadak. ‘Ibu meninggal, tapi aku sama sekali tidak sedih. Dia meninggal akibat dia kotor.’ Itu sebabnya para wanita memakai rok, kau bunuh dengan stocking. Kau tidak mencekik berulang kali, cukup sekali sebab kebencianmu sudah mencapai puncaknya. Mereka semua terlihat seperti ibumu. Itu sebabnya kau membunuh mereka semua,” cerca Sun Jae.
Mok Jin Woo terlihat berkaca-kaca mendengarnya dan nafasnya juga memburu. Tetapi, tidak berselang lama, dia kembali bisa mengatasi dirinya. Dan pada akhirnya, dia hanya tersenyum kepada Sun Jae dan Kwang Ho. Hal ini mengancam kemarahan Kwang Ho karena sikap Mok Jin Woo yang tidak seperti manusia. Tidak ada penyesalan. Dan Mok Jin Woo dengan santainya, malah tertawa.
Tae Hee, Min Ha dan Ketua yang melihat dari ruang sebelah, menatap tidak percaya pada Jin Woo yang tertawa.
Di rumah,
Jae Yi membaca buku catatan milik Mok Jin Woo. Dan dia menyadari sesuatu. Buku catatan tersebut ditulis hanya pada hari Mok Jin Woo melakukan pembunuhan. Buku itu digunakan Mok Jin Woo sebagai pengingat mengenai pembunuhan yang dilakukannya. Di lembar terakhir, Mok Jin Woo menulis : Langit menyaksikan aku membunuh para wanita itu. Tapi sampai saat ini aku tetap baik-baik saja. Kenapa? Sebab aku melakukan hal yang benar. Aku membunuh dengan sebuah misi. Aku menghukum para pendosa. Hal yang kulakukan adalah yang memang seharusnya. Tidak seorangpun bisa menyalahkanku. Tidak perlu ada yang mengkritikku.
“Dia membunuh orang-orang dengan sebuah misi? Membunuh para wanita yang menyerupai ibunya, dia merasa melakukan hal yang benar dengan menghabisi mereka semua. Kelemahannya bukanlah sang ibu,” pikir Jae Yi.
Kantor Polisi Hwayang,
Jae Yi sudah berada di kantor polisi. Dia memberitahukan hal ini pada Ketua dan team mengenai analisisnya yaitu bahwa kelemahan Mok Jin Woo adalah dirinya sendiri. Jin Woo selama ini merasa benar dengan apa yang dilakukannya karena dia merasa memiliki tugas untuk menghukum para pendosa. Dia berpikir tengah berjuang demi keadilan. Dan untuk mengalahkannya adalah dengan mematahkan keyakinannya tersebut. Semuanya mengerti.
Di sel-nya, Jin Woo berbaring santai. Dia bahkan bersikap seolah-olah sedang menghirup rokok walaupun dia tidak memegang rokok. Kwang Ho dan Sun Jae memperhatikannya dari luar dan merasa kalau Jin Woo benar-benar orang gila.
Ruang Interogasi,
Kwang Ho dan Sun Jae mulai menginterogasi Jin Woo. Mereka memprovokasi Jin Woo mengenai Mok Jin Woo yang tidak ada beda-nya dengan Jung Ho Young. Dan sama seperti Jung Ho Young, Mok Jin Woo juga hanyalah seonggok sampah. Tidak ada yang istimewa dari Mok Jin Woo.
Mok Jin Woo tertawa mendengarnya. Dia tetap merasa tidak bersalah. Mok Jin Woo mulai terpancing dan memberitahu alasannya membunuh para korban tersebut.
“Lee Jung Sook. Inilah yang ia katakan di boks telepon umum. ‘Eomma, aku harus kerja lembur lagi. Aku akan pulang telat, jadi ibu tidurlah duluan tanpa menungguku.’ Tapi faktanya, dia tidak lembur. Dia malah pergi menemui teman prianya, padahal sang ibu pasti menunggu di rumah. Para wanita itu tidak sulit ditebak. Kim Kyung Soon sibuk pamer pada teman-temannya, banyak pria mengirim surat cinta kepadanya. Dia bilang akan mengencani mereka semua.
Paling menarik adalah Hwang Choon Hee. Seorang lelaki yang lebih muda darinya memuji dia akan cantik memakai rok. Lalu dia langsung saja memakainya. Dia bilang begitu menyukai lelaki di perusahaan percetakan itu. Young Ja. Dia ini selalu bicara soal Seoul. Dia bilang akan mendapatkan banyak uang jika ke Seoul. Tapi… bagaimana cara dia akan mendapatkan uang? Padahal saat itu dia masih 18 tahun. Kemudian, Jin Seon Mi. Dia menghabiskan malam bersama seorang pria,” beritahu Jin Woo.
Kwang Ho benar-benar tidak percaya mendengar alasan Jin Woo membunuh mereka hanya karena alasan-alasan sepele seperti itu. Tetapi, Jin Woo tetap tidak merasa bersalah menurutnya para wanita itu pantas dibunuh karena mereka adalah pendosa.
Sun Jae kemudian angkat suara dan bertanya alasan Jin Woo membunuh Seo Yi Soo, ibunya. Kwang Ho menghentikan Sun Jae karena Jin Woo hanya akan bicara omong kosong. Sun Jae tidak peduli dan berteriak menyuruh Jin Woo untuk memberitahunya.
“Dia tersenyum pada pria lain di dalam bus,” jawab Mok Jin Woo.
Sun Jae menangis tidak percaya mendengar alasan tersebut. Emosi yang sudah ditahannya selama ini membuncah keluar. Dia marah dan mulai memukuli Jin Woo. Bagaimana bisa ibunya di bunuh hanya karena dia tersenyum. Ayahnya bahkan hampir gila karena kehilangan ibunya dan hidupnya menjadi kacau. Sun Jae sangat emosi dan mencekik Jin Woo. Dia ingin Jin Woo juga mati. Kwang Ho berusaha menghentikannya. Ketua segera memerintahkan Tae Hee dan Min Ha ke ruangan sebelah untuk membantu Kwang Ho menahan Sun Jae.
Jin Woo yang sudah lepas dari cekikan Sun Jae, bangkit berdiri. Dia tetap tidak merasa bersalah. Sun Jae menatap Jin Woo dan dengan emosi berkata kepada Jin Woo kalau semua wanita itu demi alasan apapun tetap tidak pantas untuk dibunuh. Apalagi dibunuh oleh bajingan sampah seperti Jin Woo.
Selesai mengatakan hal tersebut, Sun Jae keluar dari ruang interogasi. Jin Woo sepertinya shock mendengar hal tersebut. Sisi dalam dirinya mencoba menolak kalau apa yang dilakukannya bersalah. Dia tetap bersikeras kalau dia hanya melakukan tugasnya. Dan dia kecewa karena tidak bisa membunuh lagi. Dunia ini masih memiliki banyak orang yang harus dihukum.
Kwang Ho menatap tidak percaya mendengarnya. Dia menatap tajam pada Jin Woo dan menegaskan kalau Jin Woo-lah yang harus dihukum. Dia harus membayar kejahatannya seumur hidupnya. Selesai berkata begit, Kwang Ho beranjak keluar.
Jin Woo tetap menolak percaya dan mengakui kalau dia bersalah.
Sun Jae sedang duduk di kursi di depan kantor polisi. Jae Yi menghampirinya. Sun Jae segera membuka suara dan bertanya apa dari awal Jae Yi sudah tahu alasan Jin Woo membunuh ibunya hanya karena alasan gila seperti itu. Jae Yi membenarkan, dia mengetahuinya saat dia di culik. Sun Jae memberitahu kalau selama ini, dia hanya ingin tahu alasan yang membuat ibunya dibunuh tetapi ternyata itu hanya karena alasan tidak masuk akal seperti itu. Jae Yi menenangkannya dan memuji Sun Jae yang sudah berusaha melakukan yang terbaik.
Ketua dan team berkumpul. Min Ha berujar lega karena pelakunya sudah tertangkap. Kwang Ho memberitahu kalau semuanya belum berakhir. Mereka memang tidak bisa menghidupkan kembali para korban tetapi setidaknya mereka bisa memberitahu kalau pelakunya sudah tertangkap dan bahwa mereka tidak pernah melupakan mereka.
Jin Woo di dalam ruang interogasi berusaha menyakinkan dirinya sendiri kalau dia berbeda dengan para pembunuh lain. Dia berbeda. Dia punya alasan untuk membunuh mereka semua. Dia mencoba tersenyum.
Berita mengenai telah tertangkapnya pembunuh berantai 30tahun lalu dan bahwa pelaku sudah mengakui perbuatannya telah tersiar di seluruh penjuru negeri. Berita juga menyiarkan mengenai identitas sang pelaku.
Komisaris polisi dan beberapa petinggi polisi melakukan konferensi pers. Mereka meminta maaf kepada para korban beserta keluarga.
Petinggi polisi pergi ke kantor polisi Hwayang tetapi kantor tersebut kosong. Dia merasa heran kemana Ketua dan team-nya pergi?
Lee Jung Sook,
Kwang Ho dan Sun Jae pergi ke rumah Lee Jung Sook. Mereka bertemu dengan ibu Lee Jung Sook dan memberitahu kalau pelaku pembunuhan putrinya sudah tertangkap. Ibu Lee Jung Sook terjatuh lemas dan menangis. Dia berterimakasih pada mereka karena sudah menangkap pelaku.
Kim Kyung Soon,
Tae Hee dan Min Ha pergi ke rumah Kim Kyung Soon. Mereka bertemu dengan ayah Kyung Soon. Ayah Kyung Soon menangis mendengar berita tersebut. Dia berkata kalau mereka harusnya menangkap pelaku lebih cepat. Dia menunduk dan menangis di hadapan makam istrinya yang di kubur di halaman rumah. Dia memberitahu kalau pembunuh Kyung Soon sudah tertangkap.
Hwang Choon Hee,
Ketua pergi ke rumah sakit. Dia menemui ibu Choon Hee yang terbaring lemah di ranjang dengan alat infus-nya. Ketua meminta maaf karena butuh waktu 30tahun baginya untuk menangkap pelaku pembunuhan Choon Hee. Dia juga meminta maaf karena tidak menjadi polisi yang kompeten saat itu. Ibu Choon Hee meneteskan air matanya.
Jin Seon Mi,
Kwang Ho dan Sun Jae pergi ke tempat karaoke adik dari Seon Mi. Mereka memberitahu kalau pelaku pembunuhan Seon Mi sudah tertangkap. Adik Seon Mi menangsi haru dan berterimakasih banyak pada mereka. Terimakasih karena tidak pernah melupakan kakaknya.
Seo Yi Soo,
Kwang Ho mengantar Sun Jae pulang ke rumahnya. Sun Jae masuk sendirian ke dalam rumah dan melihat ayahnya yang sedang merokok di halaman rumah. Ayah bangkit dengan terkejut melihat anaknya yang tiba-tiba pulang. Dia juga segera mematikan rokoknya dan segera berjanji akan berhenti merokok. Dia sedang mencoba berhenti merokok.
Sun Jae memberitahu kalau pelaku pembunuhan ibunya sudah tertangkap. Ayah merasa sangat lega. Dia memberitahu Sun Jae kalau detektif yang dulu menangani kasus Yi Soo berjanji akan menangkap pelakunya dan kini Sun Jae-lah yang menangkapnya. Ayah berterimakasih.
“Detektif itu memenuhi janjinya, Ayah,” ujar Sun Jae.
Sun Jae keluar dari rumahnya. Kwang Ho sudah menunggu di depan pintu dengan seikat bunga. Dia mengajak Sun Jae untuk bertemu ibunya.
Kemana mereka?
Mereka pergi ke tempat dulu abu Yi Soo di taburkan. Kwang Ho meminta maaf karena membutuhkan waktu yang sangat lama untuk menangkap pelakunya. Sun Jae menunduk dan menangis. Dia meminta ibunya untuk istirahat dengan tenang sekarang.
Tags:
TUNNEL