Company name : Citizen Kane
Yada
menghubungin Trai dan menanyakan tentang keberadaan Ayah mereka, karena Dilok
tidak ada menjawab telpon darinya. Tapi Trai sendiri kurang yakin dimana Ayah
mereka sekarang, yang ia tau Ayah mereka telah pulang kerumah tadi.
Dirumah.
Chat dan Mon sedang sibuk melihat-lihat baju pengantin yang berada dimajalah.
Sesampainya
dirumah, Yada langsung menanyakan keberadaan Ayahnya pada Mon serta Chat. Lalu
dengan santai mereka memberitahu Yada bahwa setelah pulang dari kantor, Dilok
lansung pergi sendiri, tapi mereka tidak tau kemana dan dengan siapa.
Yada
pun mengingat kembali ancaman Krit padanya tadi, sehingga ia menjadi panik. Dan
lalu menanyakan kenapa Mon tidak bertanya kemana Dilok akan pergi tadi.
“Siapa
yang berani? Kita bahkan tidak dekat dengan nya sekarang,” aku Mon yang
langsung dibenarkan oleh Chat.
Akhirnya
Mon membantu Yada untuk mencari Dilok, “Tadi aku mendengar pembicaraan nya
ditelpon. Kelihatannya dia sedang mencari gedung untuk membuat kantor baru,”
kata Mon.
Mon
mengambil sebuah majalah dimeja tamu dan memberikan itu kepada Yada. Lalu
setelah melihat majalah itu, Yada dengan segera menghubungin nomor yang tertera
disana dan pergi.
“Dia
mencoba untuk membuat dirinya sibuk agar bisa melupakan tentang Khun Kasin.
Menyedihkan!,” kata Mon sinis, setelah Yada pergi.
“Ya,”
balas Chat dengan nada mengejek.
“Hmm..
dia tidak akan bisa menandingin anakku. Ayo lanjutkan, mencari gaun untukmu,”
kata Mon. Lalu dengan semangat meeka mulai melihat-lihat majalah lagi.
Ditemanin
oleh seorang sales, Dilok melihat-lihat isi gedung yang akan dijadikan kantor
barunya nanti.
“Lantai
berapa yang mau Anda sewa? Kami juga mempunyai sebuah gudang dibelakang yang
bisa digunakan untuk menyimpan produk,” tawar sales itu.
“Gudang
tidak terlalu penting. Kami tidak memiliki terlalu banyak produk. Karena kami
menjual mimpi, bukan barang,” jelas Dilok.
Dilok
mengingat masa lalunya, ketika ia juga melakukan hal yang sama. Yaitu ia
menjual mimpi, bukan barang.
“Kami
tidak menekankan untuk menjual produk. Tapi kami fokus dalam menambah anggota
baru,” jelas Dilok memberitahu pada Kaj yang pada saat itu marah-marah, ketika
menemukan kotak-kotak barang yang hanya berisikan batu bukan barang ataupun
produk.
“Kami
memiliki distributor yang sudah mempunyai gudang,” jelas Dilok, lalu
lanjutnya,”Perusahaan besar, tidak memerlukan gudang. Perusahaan kecil, membuat
keuntungan besar.”
Setelah
selesai melihat-lihat gedung baru yang akan digunakan, Dilok turun ketempat
parkir. Dan tepat ketika itu, Yada menghubunginnya. Ternyata dari tadi, Dilok
sengaja men silent kan hpnya,
sehingga ia tidak tau ketika Yada menelponnya tadi.
“Aku
ada di KT Tower sekarang. Kamu dimana?” tanya Yada kepada Ayahnya melalui
telpon. Dan kebetulan pada saat itu, Yada melihat keberadaan Ayahya.
Tapi
saat Yada ingin menghampiri Dilok, tiba-tiba tanpa sengaja Yada hampir saja
tertabrak oleh mobil yang lewat. Sedangkan Dilok yang berada disebrang, diculik
dan dibawa masuk kedalam mobil oleh beberapa orang tidak dikenal.
Pada
saat Yada ingin menyelamatkan Ayahnya, ia telah terlambat. Karena walaupun Yada
berlari mengejar, ia tetap tidak dapat mengejar sebuah mobil.
Dengan
panik, Yada menelpon ke 191 untuk meminta bantuan. Tapi dari belakang, Krit
datang dan merebut hp Yada.
“Jangan
membuat masalah jadi besar. Aku hanya menyuruh bawahanku untuk membawa Ayahmu
berkeliling Bangkok saja. Jadi apa kamu masih mau menelpon polisi?” kata Krit.
Yada
merebut kembali hpnya dan tetap mau menelpon polisi. Tapi dengan tenang, Krit
mengancam Yada, apabila Yada ingin melaporkan dan memasukan dirinya kedalam
penjara, maka ia akan membawa Ayah Yada bersamanya kedalam penjara.
Mendengar
ancaman Krit, Yada pun menjadi terdiam dan tidak melakukan apapun. Dan menyadari
bahwa Yada telah tenang, Krit mengajak Yada untuk mulai membicarakan tentang
urusan mereka.
“Apa
lagi yang kamu mau dariku?” tanya Yada dengan marah sambil mengikuti Krit
keluar dari dalam gedung.
“Singkatnya,
pernikahan,” jawab Krit.
“Aku
tidak mau!” tolak Yada.
“Kemudian
kamu tidak akan bisa melihat wajah Ayahmu lagi,” ancam Krit.
Saat
Krit mau pergi, dengan cepat Yada menahan tangannya.
“Sekarang,
maukah kamu menikah denganku, Khun Yada?” tanya Krit tegas.
“Aku
tidak akan menyetujui apapun padamu! Sampai aku bisa melihat Ayahku selamat.
Kamu harus melepaskan Ayahku sekarang. Berjanjilah, Khun Sharkrit! Berjanjilah
padaku sekarang!” pinta Yada, tampak sudah putus asa harus berbuat apa.
“Itu
saja?”
“Kamu
harus memberikan padaku, semua bukti mengenai kecurangan pembayaran pajak oleh
B-Star,” kata Yada lagi.
Krit
mengangkat tangannya untuk menyalami Yada sebagai tanda setuju, tapi Yada hanya
diam dan menatap tajam kearah Krit, tanpa mau menyalamin tangan Krit.
Sehingga
dengan keras, Krit memanggil nama Yada berkali-kali untuk menyadarkannya. Dan
akhirnya, Yada pun menyalamin tangan Krit.
“Aku..
setuju,” kata Yada.
“Untuk
menikahi kamu,” tambah Krit, lalu mencium tangan Yada.
Setelah
Krit mencium tangannya, Yada dengan segera ingin melepaskan tangannya dari pegangan
Krit. Tapi Krit yang lebih kuat, tidak mau melepaskan tangan Yada sama sekali.
Dengan
raut yang tampak sedih, Yada bertanya marah mengenai alasan Krit melakukan
semua ini kepadanya.
“Karena
kamu adalah anak tercinta Dilok. Kamu lebih cocok untuk menjadi pengantinku,”
jelas Krit, tajam.
Akhirnya
Yada berhasil melepaskan tangannya dan marah kepada Krit,” Jika kamu tidak
berhenti melakukan ini pada Ayah, aku tidak akan berhenti melawan kamu!”
“Melawan?”
tanya Krit sambil tersenyum. Lalu lanjutnya,”Mengapa kita tidak melanjutkan
permainan ini setelah kita menikah Yada?”
“Kita
tidak akan mengadakan pesta pernikahan.”
“Tidak.
Karena aku ingin semua orang mengetahu tentang kita.”
“Bukan
kita. Karena kita tidak ada hubungan apapun, selain dari menjadi musuh.”
“Aku
tidak punya waktu untuk perdebat denganmu. Karena aku sudah membuat perjanjian
dengan mu tentang situasi Ayahmu. Seperti yang kamu minta padaku,” kata Krit
santai, lalu pergi meninggalkan Yada.
Dan
Yada pun mulai menangis, bahkan saking syoknya, ia sampai menjatuhkan tas nya
sendiri kelantai.
Satu
persatu barang bukti mengenai kecurangan B-Star, dibawa masuk kedalam kantor
Yada. Dan ketika melihat begitu banyaknya kotak yang dibawa oleh bawahan Krit,
membuat Yada merasa heran. Karena itu berarti selama ini Krit telah mencurinya,
bukan baru-baru ini.
Krit
dengan tenang mengakui bahwa selama ini ia telah menyuruh bawahannya untuk
mengambil sedikit demi sedikit, tapi tidak seorang pun yang sadar. Lalu Krit
menyarankan agar Yada mengecek sistem keamanan di perusahaannya dulu.
“Aku
tidak meminta saran,” balas Yada dengan dingin kepada Krit.
Krit
mulai berbicara dengan panjang tentang apa saja yang telah ia perbuat untuk
memperbaiki serta meningkatkan banyak hal di perusahaan Yada. Bahkan Krit
menyebutkan satu persatu kekurangan anggota keluarga Yada.
Dilok
hanya tertarik dengan pendapatan. Traitot terlalu muda. Khem hanya bagus dalam
hal angka saja. Dan untuk Yada, andaikan saat itu Yada tidak pergi ke
Swirtzeland, maka semuanya tidak akan menjadi kacau.
“Apa
kamu tau? Aku membenci pria yang terlalu banyak berbicara.” Kata Yada sambil
menatap tajam Krit.
“Apa
kamu tau? Aku hanya bicara banyak padamu,” balas Krit santai.
“Aku
salah bicara. Aku benci segalanya tentangmu, Khun Sharkrit.”
Yada
mulai sibuk menghancurkan selembar demi selembar, dokumen yang ada, menggunakan
mesin penghancur kertas. Lalu Krit menawarkan diri untuk membantunya.
“Apa
ini sudah semuanya?” tanya Yada mengabaikan tawaran Krit untuk membantunya.
“Dari
apa yang ada padaku, ya. Tapi aku tidak tau, jika Ayahmu masih memiliki
copy-annya ditempat lain atau tidak,” balas Krit.
Mengetahui
bahwa Krit tidak memiliki bukti lain lagi, Yada kembali sibuk untuk
menghancurkan kertas. Dan melihat itu, Krit mulai berbicara bahwa ia telah
mengikuti syarat dari Yada, jadi ia ingin
Yada untuk mengikuti syaratnya juga.
Yada
tampak tidak peduli dengan syarat dari Krit awalnya. Tapi saat Krit mengatakan
bahwa ia akan segera mengadakan pesta pernikahan mereka, bulan depan, yang
berarti 2 minggu dari sekarang. Yada menjadi syok.
“Aku
belum siap!” aku Yada.
“Jika
aku menunggumu siap, kamu tidak akan pernah siap.”
Krit
memegang bahu Yada, meminta agar Yada tenang. “Aku hanya akan membiarkan kamu
bekerja keras hari ini saja. Besok dan seterusnya, kamu akan bersiap menjadi
pengantinku.”
Krit
lalu mencium kening Yada. Setelah itu, dengan lembut, Krit membelai pipi Yada.
Dan Yada hanya diam saja, tapi lalu ia memalingkan wajahnya dari Krit.
“Aku
punya satu syarat lagi. Tidak ada yang boleh tau, kenapa aku menikah denganmu,”
kata Yada. Dan Krit langsung menyetujuinya.
Yada
mulai menangis, tapi dengan lembut Krit menlap air mata Yada dan lalu mencium
pipi Yada. Setelah itu Krit pun pergi meninggalkan Yada sendirian didalam
kantor.
Dan
ketika Krit telah keluar dari kantornya, Yada jatuh terduduk lemas.
Yada
menghubungin Trai untuk memastikan keadaan Ayahnya.
“Ayah
sudah pulang sekitar siang ini P’Da. Aku dengar ada kebakaran atau apalah itu.
Ketika mereka tau Ayah bukan pemilik bangunan, maka mereka mengantar Ayah
pulang,” jelas Trai.
Setelah
menjelaskan kepada Yada, Trai langsung membicarakan tentang keheranannya.
Karena sejak Krit telah mengembalikan B-Star, Ayah mereka malah pergi mencari
gedung baru. Dan Trai merasa, kalau sebenarnya Ayah mereka tidak senang saat
Krit merobek kontraknya. Kepadahal sebelum nya, Ayah mereka sangat possessive
dengan perusahaan ini.
Yada
sama sekali tidak curiga, malah ia menganggap bahwa bisa saja Ayah mereka hanya
ingin membuka cabang baru saja. Setelah itu, Yada pun memberitahu kepada Trai
bahwa ia akan pulang telat, karena ia harus menyelesaikan dulu semua
pekerjaannya.
Yada
mengecek tanggal dihpnya,”Dalam 2 minggu.”
Yada
mengingat perkataan Krit kepadanya tadi. Serta perkataannya sendiri kepada
Khem. Tapi Yada menguatkan dirinya,”Khem, aku minta maaf. Aku harus melakukan
itu. Aku akan menemukan cara untuk mengkhianati Sharkrit. Aku akan membalasnya
dengan kejam.”
Pagi
hari. Dilok bersama Trai berolahraga bersama, walaupun nafasnya mulai tidak
teratur karena lelah, tapi Dilok selalu mengaku bahwa ia masih kuat. Dan Trai
pun menertawai Ayahnya serta menyuruhnya untuk beristirahat sebentar.
Setelah
itu, Trai pergi meninggalkan Ayahnya untuk menghubungin Yada yang belum pulang
kerumah.
Saat
Dilok mau mulai berolahraga kembali, tiba-tiba penyakitnya seperti mau kambuh.
Dan ketika ia merasakan bahwa ada seseorang yang datang, ia mengira itu sebagai
Trai. Tapi sayangnya, orang itu adalah Sharkrit.
“Jika
aku melakukan sesuatu padamu, bilang saja! Aku akan membayarmu!” kata Dilok
kepada Krit.
“Antara
kita, uang tidak bisa membayar itu. Tapi kamu harus membayarnya dengan
hidupmu,” balas Krit menolak.
Karena
sikap Krit yang seperti itu, Dilok menjadi tambah emosi. Lalu ia berteriak,
menyuruh Krit untuk pergi dan keluar dari rumahnya.
“Yada
belum memberitahukan berita bagus ini kan?” tanya Krit sambil tersenyum dan
berteka-teki, sehingga Dilok menjadi heran.
Yada
dengan cepat, datang dan menarik Krit agar pergi darisana. Dan tepat ketika
itu, Trai serta Khem juga datang. Lalu setelah semua orang berkumpul, dengan
tenang Krit memberitahukan berita pernikahannya dengan Yada.
Tentu
saja, tidak seorang pun dari mereka yang mempercayai perkataan Krit. Tapi
ketika mereka bertanya kepada Yada untuk memastikan. Yada sama sekali tidak
bisa menjawab apapun.
Ketika
Yada melepaskan pegangannya, Krit malah menariknya untuk mendekat. Lalu dengan
tenang memberitahukan bahwa pesta pernikahan dengan Yada, akan diadakan lebih
besar daripada pestanya dengan Khem dulu.
Mengetahui
serta melihat hal itu, Khem menjadi sangat terluka dan lalu ia memilih untuk
keluar dari sana. Sedangkan Dilok yang syok dan marah kepada Krit, ingin
mendekati dan memukuli Krit, tapi penyakitnya malah kambuh.
“P’Da.
Dia berbohongkan?” tanya Trai memastikan sambil membantu Ayahnya agar tenang.
Ia bersama Dilok, memandang ke arah Yada dengan raut wajah berharap agar Yada
menjawab ‘ya’.
Tapi
Yada hanya bisa diam dan tidak bisa menjawab sama sekali pertanyaan dari Trai. Lalu Krit mencium kening Yada dan setelah itu dengan senang, Krit tersenyum kearah Dilok.
Setelah
Krit telah pulang, mereka semua berkumpul. Lalu Dilok pun bertanya lagi kepada
Yada untuk memastikan.
“Aku
akan menikah dengan Khun Sharkrit awal bulan depan, yah,” kata Yada.
“Dia
memaksamu, kan?” tanya Dilok.
“Aku
ingin menikah dengannya,” tegas Yada.
Khem
yang mendengar itu, tidak percaya. Sedangkan Trai memastikan sekali lagi. Tapi Yada
tetap tidak mau mengakui kalau Krit telah benar-benar memaksanya.
“Khun
Sharkrit mencintaiku. Menikah dengannya akan menjadi hal baik,” aku Yada.
“Bohong!”
sela Dilok.
“Aku
jujur. Aku mencintainya. Dan aku ingin menikah dengannya,” tegas Yada lagi.
Dilok
merasa kecewa dan lalu mengancam Yada, bila Yada benar-benar akan menikahi
Krit, maka ia tidak akan pernah menganggap Yada sebagai anaknya lagi.
Dan
Yada menerima, tapi ia ingin agar itu terjadi setelah pernikahannya.
Yada
memegang tangan Ayah dan meminta kepadanya, “Setiap orang didalam keluarga ini,
harus menghadiri pernikahananku,” kata Yada.
Lalu
dengan marah, Dilok menarik tangannya dari Yada dan pergi. Begitu juga dengan
Trai.
“P’Da,
kamu benar-benar mencintai dia?” tanya Khem dengan sedih.
“Kamu
harusnya yang paling mengerti aku,” balas Yada.
Khem
marah dengan Yada dan mengingatkan Yada akan perkataannya sendiri. Tapi sambil
menguatkan dirinya, Yada membalas bahwa ia ingin menikah dengan Krit, karena ia
mencintai Krit.
“Alasan
kamu menjauhkan ku darinya adalah karena dirimu sendiri! Kamu menginginkan dia
untuk dirimu sendiri. Aku tidak marah, tapi aku hanya merasa buruk untukmu!”
kata Khem tajam sambil menangis. Lalu setelah itu, ia pergi meninggalkan P’Da.
Krit
yang ternyata belum pulang, berdiri agak jauh dari Yada dan menyaksikan semua
kejadian yang terjadi. Lalu ketika ia melihat, Yada yang mulai menangis, ia
berbalik dan pergi.
Dengan
sedih, Yada terduduk dan menangisi semuanya. Sedangkan Krit pulang dengan wajah
bahagia, karena telah berhasil.
“Aku
tidak menerima pernikahan Da dengan Krit,” kata Dilok.
“Bahkan
jika kamu tidak setuju, mereka masih akan menikah,” timpal Trai.
Mon
yang berada didalam ruangan juga, memberikan ide kepada mereka. Yaitu Dilok
hanya harus mengumumkan kepada setiap orang bahwa ia tidak tau mengenai
pernikahan itu. Karena jika pihak pengantin wanita tidak hadir, maka itu tidak
akan bisa disebut dengan pernikahan.
“Mom,
kamu begitu pintar ya!” puji Chat, kagum.
“Aku
bagus dengan pernikahan dan perceraian,” kata Mon dengan bangga. Tapi dengan
cepat, Chat menyenggolnya sedikit dan Mon pun langsung menutup mulutnya.
“Tidak
seorang pun yang boleh datang ke pernikahan Yada,” tegas Dilok.
Cpat d lnjutin dong, ga sbar nunggunya
ReplyDeleteMna lnjutanya...😂😂
ReplyDeleteOk kakak .
DeleteMaaf ya, karena saya telat post lagi.