Sinopsis Thai-Drama : Ra Rerng Fai Episode 5 - 2



 Company name : Citizen Kane

Yada menghubungin Trai dan menanyakan tentang keberadaan Ayah mereka, karena Dilok tidak ada menjawab telpon darinya. Tapi Trai sendiri kurang yakin dimana Ayah mereka sekarang, yang ia tau Ayah mereka telah pulang kerumah tadi.

Dirumah. Chat dan Mon sedang sibuk melihat-lihat baju pengantin yang berada dimajalah.


Sesampainya dirumah, Yada langsung menanyakan keberadaan Ayahnya pada Mon serta Chat. Lalu dengan santai mereka memberitahu Yada bahwa setelah pulang dari kantor, Dilok lansung pergi sendiri, tapi mereka tidak tau kemana dan dengan siapa.

Yada pun mengingat kembali ancaman Krit padanya tadi, sehingga ia menjadi panik. Dan lalu menanyakan kenapa Mon tidak bertanya kemana Dilok akan pergi tadi.


“Siapa yang berani? Kita bahkan tidak dekat dengan nya sekarang,” aku Mon yang langsung dibenarkan oleh Chat.

Akhirnya Mon membantu Yada untuk mencari Dilok, “Tadi aku mendengar pembicaraan nya ditelpon. Kelihatannya dia sedang mencari gedung untuk membuat kantor baru,” kata Mon.

Mon mengambil sebuah majalah dimeja tamu dan memberikan itu kepada Yada. Lalu setelah melihat majalah itu, Yada dengan segera menghubungin nomor yang tertera disana dan pergi.


“Dia mencoba untuk membuat dirinya sibuk agar bisa melupakan tentang Khun Kasin. Menyedihkan!,” kata Mon sinis, setelah Yada pergi.

“Ya,” balas Chat dengan nada mengejek.

“Hmm.. dia tidak akan bisa menandingin anakku. Ayo lanjutkan, mencari gaun untukmu,” kata Mon. Lalu dengan semangat meeka mulai melihat-lihat majalah lagi.


Ditemanin oleh seorang sales, Dilok melihat-lihat isi gedung yang akan dijadikan kantor barunya nanti.

“Lantai berapa yang mau Anda sewa? Kami juga mempunyai sebuah gudang dibelakang yang bisa digunakan untuk menyimpan produk,” tawar sales itu.

“Gudang tidak terlalu penting. Kami tidak memiliki terlalu banyak produk. Karena kami menjual mimpi, bukan barang,” jelas Dilok.


Dilok mengingat masa lalunya, ketika ia juga melakukan hal yang sama. Yaitu ia menjual mimpi, bukan barang.

“Kami tidak menekankan untuk menjual produk. Tapi kami fokus dalam menambah anggota baru,” jelas Dilok memberitahu pada Kaj yang pada saat itu marah-marah, ketika menemukan kotak-kotak barang yang hanya berisikan batu bukan barang ataupun produk.


“Kami memiliki distributor yang sudah mempunyai gudang,” jelas Dilok, lalu lanjutnya,”Perusahaan besar, tidak memerlukan gudang. Perusahaan kecil, membuat keuntungan besar.”

Setelah selesai melihat-lihat gedung baru yang akan digunakan, Dilok turun ketempat parkir. Dan tepat ketika itu, Yada menghubunginnya. Ternyata dari tadi, Dilok sengaja men silent kan hpnya, sehingga ia tidak tau ketika Yada menelponnya tadi.

“Aku ada di KT Tower sekarang. Kamu dimana?” tanya Yada kepada Ayahnya melalui telpon. Dan kebetulan pada saat itu, Yada melihat keberadaan Ayahya.


Tapi saat Yada ingin menghampiri Dilok, tiba-tiba tanpa sengaja Yada hampir saja tertabrak oleh mobil yang lewat. Sedangkan Dilok yang berada disebrang, diculik dan dibawa masuk kedalam mobil oleh beberapa orang tidak dikenal.

Pada saat Yada ingin menyelamatkan Ayahnya, ia telah terlambat. Karena walaupun Yada berlari mengejar, ia tetap tidak dapat mengejar sebuah mobil.


Dengan panik, Yada menelpon ke 191 untuk meminta bantuan. Tapi dari belakang, Krit datang dan merebut hp Yada.

“Jangan membuat masalah jadi besar. Aku hanya menyuruh bawahanku untuk membawa Ayahmu berkeliling Bangkok saja. Jadi apa kamu masih mau menelpon polisi?” kata Krit.


Yada merebut kembali hpnya dan tetap mau menelpon polisi. Tapi dengan tenang, Krit mengancam Yada, apabila Yada ingin melaporkan dan memasukan dirinya kedalam penjara, maka ia akan membawa Ayah Yada bersamanya kedalam penjara.

Mendengar ancaman Krit, Yada pun menjadi terdiam dan tidak melakukan apapun. Dan menyadari bahwa Yada telah tenang, Krit mengajak Yada untuk mulai membicarakan tentang urusan mereka.


“Apa lagi yang kamu mau dariku?” tanya Yada dengan marah sambil mengikuti Krit keluar dari dalam gedung.

“Singkatnya, pernikahan,” jawab Krit.

“Aku tidak mau!” tolak Yada.

“Kemudian kamu tidak akan bisa melihat wajah Ayahmu lagi,” ancam Krit.


Saat Krit mau pergi, dengan cepat Yada menahan tangannya.

“Sekarang, maukah kamu menikah denganku, Khun Yada?” tanya Krit tegas.

“Aku tidak akan menyetujui apapun padamu! Sampai aku bisa melihat Ayahku selamat. Kamu harus melepaskan Ayahku sekarang. Berjanjilah, Khun Sharkrit! Berjanjilah padaku sekarang!” pinta Yada, tampak sudah putus asa harus berbuat apa.

“Itu saja?”



“Kamu harus memberikan padaku, semua bukti mengenai kecurangan pembayaran pajak oleh B-Star,” kata Yada lagi.

Krit mengangkat tangannya untuk menyalami Yada sebagai tanda setuju, tapi Yada hanya diam dan menatap tajam kearah Krit, tanpa mau menyalamin tangan Krit.

Sehingga dengan keras, Krit memanggil nama Yada berkali-kali untuk menyadarkannya. Dan akhirnya, Yada pun menyalamin tangan Krit.


“Aku.. setuju,” kata Yada.

“Untuk menikahi kamu,” tambah Krit, lalu mencium tangan Yada.

Setelah Krit mencium tangannya, Yada dengan segera ingin melepaskan tangannya dari pegangan Krit. Tapi Krit yang lebih kuat, tidak mau melepaskan tangan Yada sama sekali.


Dengan raut yang tampak sedih, Yada bertanya marah mengenai alasan Krit melakukan semua ini kepadanya.

“Karena kamu adalah anak tercinta Dilok. Kamu lebih cocok untuk menjadi pengantinku,” jelas Krit, tajam.

Akhirnya Yada berhasil melepaskan tangannya dan marah kepada Krit,” Jika kamu tidak berhenti melakukan ini pada Ayah, aku tidak akan berhenti melawan kamu!”

“Melawan?” tanya Krit sambil tersenyum. Lalu lanjutnya,”Mengapa kita tidak melanjutkan permainan ini setelah kita menikah Yada?”

“Kita tidak akan mengadakan pesta pernikahan.”

“Tidak. Karena aku ingin semua orang mengetahu tentang kita.”

“Bukan kita. Karena kita tidak ada hubungan apapun, selain dari menjadi musuh.”

“Aku tidak punya waktu untuk perdebat denganmu. Karena aku sudah membuat perjanjian dengan mu tentang situasi Ayahmu. Seperti yang kamu minta padaku,” kata Krit santai, lalu pergi meninggalkan Yada.


Dan Yada pun mulai menangis, bahkan saking syoknya, ia sampai menjatuhkan tas nya sendiri kelantai.


Satu persatu barang bukti mengenai kecurangan B-Star, dibawa masuk kedalam kantor Yada. Dan ketika melihat begitu banyaknya kotak yang dibawa oleh bawahan Krit, membuat Yada merasa heran. Karena itu berarti selama ini Krit telah mencurinya, bukan baru-baru ini.

Krit dengan tenang mengakui bahwa selama ini ia telah menyuruh bawahannya untuk mengambil sedikit demi sedikit, tapi tidak seorang pun yang sadar. Lalu Krit menyarankan agar Yada mengecek sistem keamanan di perusahaannya dulu.


“Aku tidak meminta saran,” balas Yada dengan dingin kepada Krit.



Krit mulai berbicara dengan panjang tentang apa saja yang telah ia perbuat untuk memperbaiki serta meningkatkan banyak hal di perusahaan Yada. Bahkan Krit menyebutkan satu persatu kekurangan anggota keluarga Yada.

Dilok hanya tertarik dengan pendapatan. Traitot terlalu muda. Khem hanya bagus dalam hal angka saja. Dan untuk Yada, andaikan saat itu Yada tidak pergi ke Swirtzeland, maka semuanya tidak akan menjadi kacau.

“Apa kamu tau? Aku membenci pria yang terlalu banyak berbicara.” Kata Yada sambil menatap tajam Krit.

“Apa kamu tau? Aku hanya bicara banyak padamu,” balas Krit santai.

“Aku salah bicara. Aku benci segalanya tentangmu, Khun Sharkrit.”


Yada mulai sibuk menghancurkan selembar demi selembar, dokumen yang ada, menggunakan mesin penghancur kertas. Lalu Krit menawarkan diri untuk membantunya.

“Apa ini sudah semuanya?” tanya Yada mengabaikan tawaran Krit untuk membantunya.


“Dari apa yang ada padaku, ya. Tapi aku tidak tau, jika Ayahmu masih memiliki copy-annya ditempat lain atau tidak,” balas Krit.

Mengetahui bahwa Krit tidak memiliki bukti lain lagi, Yada kembali sibuk untuk menghancurkan kertas. Dan melihat itu, Krit mulai berbicara bahwa ia telah mengikuti syarat dari Yada, jadi ia ingin  Yada untuk mengikuti syaratnya juga. 

Yada tampak tidak peduli dengan syarat dari Krit awalnya. Tapi saat Krit mengatakan bahwa ia akan segera mengadakan pesta pernikahan mereka, bulan depan, yang berarti 2 minggu dari sekarang. Yada menjadi syok.


“Aku belum siap!” aku Yada.

“Jika aku menunggumu siap, kamu tidak akan pernah siap.”

Krit memegang bahu Yada, meminta agar Yada tenang. “Aku hanya akan membiarkan kamu bekerja keras hari ini saja. Besok dan seterusnya, kamu akan bersiap menjadi pengantinku.”


Krit lalu mencium kening Yada. Setelah itu, dengan lembut, Krit membelai pipi Yada. Dan Yada hanya diam saja, tapi lalu ia memalingkan wajahnya dari Krit.

“Aku punya satu syarat lagi. Tidak ada yang boleh tau, kenapa aku menikah denganmu,” kata Yada. Dan Krit langsung menyetujuinya.




Yada mulai menangis, tapi dengan lembut Krit menlap air mata Yada dan lalu mencium pipi Yada. Setelah itu Krit pun pergi meninggalkan Yada sendirian didalam kantor.

Dan ketika Krit telah keluar dari kantornya, Yada jatuh terduduk lemas.


Yada menghubungin Trai untuk memastikan keadaan Ayahnya.

“Ayah sudah pulang sekitar siang ini P’Da. Aku dengar ada kebakaran atau apalah itu. Ketika mereka tau Ayah bukan pemilik bangunan, maka mereka mengantar Ayah pulang,” jelas Trai.


Setelah menjelaskan kepada Yada, Trai langsung membicarakan tentang keheranannya. Karena sejak Krit telah mengembalikan B-Star, Ayah mereka malah pergi mencari gedung baru. Dan Trai merasa, kalau sebenarnya Ayah mereka tidak senang saat Krit merobek kontraknya. Kepadahal sebelum nya, Ayah mereka sangat possessive dengan perusahaan ini.

Yada sama sekali tidak curiga, malah ia menganggap bahwa bisa saja Ayah mereka hanya ingin membuka cabang baru saja. Setelah itu, Yada pun memberitahu kepada Trai bahwa ia akan pulang telat, karena ia harus menyelesaikan dulu semua pekerjaannya.


Yada mengecek tanggal dihpnya,”Dalam 2 minggu.”



Yada mengingat perkataan Krit kepadanya tadi. Serta perkataannya sendiri kepada Khem. Tapi Yada menguatkan dirinya,”Khem, aku minta maaf. Aku harus melakukan itu. Aku akan menemukan cara untuk mengkhianati Sharkrit. Aku akan membalasnya dengan kejam.”


Pagi hari. Dilok bersama Trai berolahraga bersama, walaupun nafasnya mulai tidak teratur karena lelah, tapi Dilok selalu mengaku bahwa ia masih kuat. Dan Trai pun menertawai Ayahnya serta menyuruhnya untuk beristirahat sebentar.

Setelah itu, Trai pergi meninggalkan Ayahnya untuk menghubungin Yada yang belum pulang kerumah.


Saat Dilok mau mulai berolahraga kembali, tiba-tiba penyakitnya seperti mau kambuh. Dan ketika ia merasakan bahwa ada seseorang yang datang, ia mengira itu sebagai Trai. Tapi sayangnya, orang itu adalah Sharkrit.


“Jika aku melakukan sesuatu padamu, bilang saja! Aku akan membayarmu!” kata Dilok kepada Krit.

“Antara kita, uang tidak bisa membayar itu. Tapi kamu harus membayarnya dengan hidupmu,” balas Krit menolak.


Karena sikap Krit yang seperti itu, Dilok menjadi tambah emosi. Lalu ia berteriak, menyuruh Krit untuk pergi dan keluar dari rumahnya.

“Yada belum memberitahukan berita bagus ini kan?” tanya Krit sambil tersenyum dan berteka-teki, sehingga Dilok menjadi heran.

Yada dengan cepat, datang dan menarik Krit agar pergi darisana. Dan tepat ketika itu, Trai serta Khem juga datang. Lalu setelah semua orang berkumpul, dengan tenang Krit memberitahukan berita pernikahannya dengan Yada.


Tentu saja, tidak seorang pun dari mereka yang mempercayai perkataan Krit. Tapi ketika mereka bertanya kepada Yada untuk memastikan. Yada sama sekali tidak bisa menjawab apapun.


Ketika Yada melepaskan pegangannya, Krit malah menariknya untuk mendekat. Lalu dengan tenang memberitahukan bahwa pesta pernikahan dengan Yada, akan diadakan lebih besar daripada pestanya dengan Khem dulu.




Mengetahui serta melihat hal itu, Khem menjadi sangat terluka dan lalu ia memilih untuk keluar dari sana. Sedangkan Dilok yang syok dan marah kepada Krit, ingin mendekati dan memukuli Krit, tapi penyakitnya malah kambuh.

“P’Da. Dia berbohongkan?” tanya Trai memastikan sambil membantu Ayahnya agar tenang. Ia bersama Dilok, memandang ke arah Yada dengan raut wajah berharap agar Yada menjawab ‘ya’.


Tapi Yada hanya bisa diam dan tidak bisa menjawab sama sekali pertanyaan dari Trai. Lalu Krit mencium kening Yada dan setelah itu dengan senang, Krit tersenyum kearah Dilok.


Setelah Krit telah pulang, mereka semua berkumpul. Lalu Dilok pun bertanya lagi kepada Yada untuk memastikan.

“Aku akan menikah dengan Khun Sharkrit awal bulan depan, yah,” kata Yada.
“Dia memaksamu, kan?” tanya Dilok.

“Aku ingin menikah dengannya,” tegas Yada.


Khem yang mendengar itu, tidak percaya. Sedangkan Trai memastikan sekali lagi. Tapi Yada tetap tidak mau mengakui kalau Krit telah benar-benar memaksanya.

“Khun Sharkrit mencintaiku. Menikah dengannya akan menjadi hal baik,” aku Yada.

“Bohong!” sela Dilok.

“Aku jujur. Aku mencintainya. Dan aku ingin menikah dengannya,” tegas Yada lagi.


Dilok merasa kecewa dan lalu mengancam Yada, bila Yada benar-benar akan menikahi Krit, maka ia tidak akan pernah menganggap Yada sebagai anaknya lagi.

Dan Yada menerima, tapi ia ingin agar itu terjadi setelah pernikahannya.

Yada memegang tangan Ayah dan meminta kepadanya, “Setiap orang didalam keluarga ini, harus menghadiri pernikahananku,” kata Yada.


Lalu dengan marah, Dilok menarik tangannya dari Yada dan pergi. Begitu juga dengan Trai.


“P’Da, kamu benar-benar mencintai dia?” tanya Khem dengan sedih.

“Kamu harusnya yang paling mengerti aku,” balas Yada.

Khem marah dengan Yada dan mengingatkan Yada akan perkataannya sendiri. Tapi sambil menguatkan dirinya, Yada membalas bahwa ia ingin menikah dengan Krit, karena ia mencintai Krit.


“Alasan kamu menjauhkan ku darinya adalah karena dirimu sendiri! Kamu menginginkan dia untuk dirimu sendiri. Aku tidak marah, tapi aku hanya merasa buruk untukmu!” kata Khem tajam sambil menangis. Lalu setelah itu, ia pergi meninggalkan P’Da.


Krit yang ternyata belum pulang, berdiri agak jauh dari Yada dan menyaksikan semua kejadian yang terjadi. Lalu ketika ia melihat, Yada yang mulai menangis, ia berbalik dan pergi.




Dengan sedih, Yada terduduk dan menangisi semuanya. Sedangkan Krit pulang dengan wajah bahagia, karena telah berhasil.


“Aku tidak menerima pernikahan Da dengan Krit,” kata Dilok.

“Bahkan jika kamu tidak setuju, mereka masih akan menikah,” timpal Trai.

Mon yang berada didalam ruangan juga, memberikan ide kepada mereka. Yaitu Dilok hanya harus mengumumkan kepada setiap orang bahwa ia tidak tau mengenai pernikahan itu. Karena jika pihak pengantin wanita tidak hadir, maka itu tidak akan bisa disebut dengan pernikahan.

“Mom, kamu begitu pintar ya!” puji Chat, kagum.

“Aku bagus dengan pernikahan dan perceraian,” kata Mon dengan bangga. Tapi dengan cepat, Chat menyenggolnya sedikit dan Mon pun langsung menutup mulutnya.





“Tidak seorang pun yang boleh datang ke pernikahan Yada,” tegas Dilok.

3 Comments

Previous Post Next Post