Company name : Citizen Kane
Chat mengomel kepada Ibunya, karena ia
merasa tidak terima telah disuruh berlutut dan meminta maaf kepada Yada seperti
tadi. Tapi Mon sama sekali tidak kasihan kepada Chat, malahan dengan kasar ia
menarik rambut anaknya itu.”Apapun yang aku suruh, kamu harus lakukan. Apa kamu tau betapa bodohnya kamu! Kamu menunjukan kontrak baru itu ke dia, bagaimana jika dia kena stroke dan mati?! Kamu tidak akan pernah mendapatkan 1 sen pun, ingat itu gadis bodoh!”
Dimarahin seperti itu, tidak membuat Chat
merenungkan perbuatannya, malahan ia membalas perkataan Ibunya lagi, sehingga
Mon menjadi benar-benar kesal dan menjambak rambut anaknya dengan keras.
“Khun Sharkrit! Khun Sharkrit!” teriak Chat
keras, sehingga Mon berhenti menjambak rambutnya dan lalu berbalik untuk
memeriksa. Saat ternyata benar Krit berada dibelakangnya, Mon segera mengubah
sikapnya dan dengan penuh perhatian menghibur Chat yang ceritanya sedang sedih.
Dan Chat yang menyadari maksud akting Ibunya
itu, langsung ikut berakting juga.
“Aku khawatir dengan keadaannya, Mom.”
Sebelum akan pulang, Chat dan Mon berterima kasih
kepada Krit yang telah mau menolong mereka, sehingga mereka berdua bisa pulang
kerumah. Mereka berdua juga bercerita kepada Krit, bahwa Yada telah menolak
mereka untuk menjaga Dilok tadi, padahal mereka berdua hanya ingin bermaksud
baik.
“Orang yang akan menerima itu bukan putri
kecil Khemika. Mungkin dia memang perhatian dan manis, tapi orang yang
disayangin Paman adalah Khun Yada. Ditambah Paman sudah sering bilang bahwa
Yada merupakan versi dirinya. Itu mengapa sampai hari ini, Yada selalu
bertingkah seperti wanita yang sombong.” Cerita Chat.
“Ketika dia sudah membuat keputusan, dia
begitu cepat dan mengabaikan siapapun. Eh.. bukan aku yang bilang ini, tapi aku
dengar sendiri. Mereka bilang jika seseorang menyakiti Khun Yada, itu berarti
mereka mencabut hati Khun Dilok.” Sambung Mon bersemangat.
Mendengar itu Krit tetap diam, tapi saat
Chat mulai terliha mau menggodanya. Krit segera menyuruh mereka untuk pulang
dan beristrahat. Tapi Chat tidak menyerah dan mencium satu jarinya, lalu
mengarahkan kepada Krit, seperti menggodanya. Setelah itu ia dan Mon pun masuk
kedalam mobil dan pulang.
“Hati Khun Dilok. Kelihatannya aku tidak
salah memilih orang.” Kata Krit kepada dirinya sendiri, sesaat setelah mobil
yang membawa Chat dan Mon pergi.
Dengan halus Yada memohon kepada Ayanya
untuk melepaskan surat kontrak itu. Dan tepat setelah Yada berhasil mengambil
kontrak tersebut dari tangan Ayahnya, Trai masuk kedalam ruangan dan melihat
itu.
Dilok menanyakan keberadaan Khem kepada Trai
yang segera menjawab dengan bohong, tapi kali ini Dilok tidak mempercayai
mereka lagi. Jadi Yada pun mengaku dengan jujur bahwa mereka belum bisa
menemukan Khem, lalu dengan cepat Yada segera meminta Ayahnya untuk tidak
khawatir dan berjanji akan menemukan Khem.
“Janji? Janjilah padaku. Jangan biarkan
Sharkrit mengambil perusahaan kita,” kata Dilok tegas, saat mendengar kata
janji dari Yada. Dan mendengar itu Trai serta Yada menjadi bingung.
“Jika dia mau B-Star, kita kasih ke dia. Aku
akan membukakan sebuah perusahaan baru untuk kamu. Lebih besar dari pada
sebelumnya,” balas Yada untuk menenangkan Ayahnya itu.
Sesampainya dirumah. Tassana menanyai alasan
Khem yang pergi kesana dan saat mengetahui alasan Khem yang pergi kesana,
karena mau bertemu dengan Krit saja. Tassana pun menjadi marah dan menyuruh
Khem untuk berjanji bahwa ia tidak akan pergi kesana lagi.
Didalam rumah. Penyakit kwan kambuh lagi,
nafasnya sesak. Jadi ia mengambil obatnya dilemari, tapi sebelum ia sempat
memakai obatnya agar bisa bernafas dengan baik. Tassana dan Khem masuk kedalam
rumah.
Kwan tidak jadi memakai obatnya dan menyapa
mereka serta menanyakan keadaan Khem. Tapi pada saat itu Khem dan Tassana mulai
ribut, mengabaikan Khem yang berdiri dibelakang mereka.
“Mabuk seperti ini, apa yang kamu mau?”
tanya Tassana emosi.
“Aku tidak minum.”
“Kamu berbau alkohol dan kamu
menyangkalnya?”
Kwan mulai merasa sangat sesak dan sulit
sekali bernafas, tapi Khem dan Tassana tidak memperhatikannya sama sekali dan
terus sibuk bertengkar. Sehingga dengan susah payah Kwan harus mengambil
obatnya sendiri, tapi karena tidak kuat lagi, ia terjatuh dan pingsan.
Dirumah sakit. Dilok masih bersikeras agar
Yada mengambil kembali perusahaan mereka. Jadi karena itu, Yada pun berjanji.
Lalu Trai mulai marah, karena tidak habis pikir bahwa Khun Vinij yang merupakan
teman dekat Ayahnya bisa berkhianat.
“Itulah orang yang serakah. Mereka melakukan
apapun, bahkan menjual kesetiaan mereka. Teman mengkhianati teman, aku pikir
itu yang paling jahat dari apapun!” jelas Yada, seperti menyetujui Trai. Tapi
Dilok yang mendengar itu, langsung menyuruh mereka untuk keluar.
Ketika Khem melihat Tassana yang begitu
perhatian dengan Kwan serta foto mereka berdua, Khem jadi tampak agak sedih.
Sehingga Kwan yang menyadari itu, mengenggam tangan Khem dan meminta tolong
agar ia dan Tassana tidak lagi bertengkar, karena sebenarnya Tassana hanya
khawatir saja.
Dengan lembut Khem balas mengenggam tangan
Kwan, tapi sebelum ia sempat menjawab, ia sadar bahwa cincin dijarinya telah
hilang. Jadi ia pun segera mencari didalam mobil Tassana, tapi tidak ada. Khem
lalu meminta Tassana untuk meminjamkan mobilnya, karena ia harus kembali ke
klub dan mencarinya.
Tentu saja, Tassana menolak permintaan Khem,
tapi Khem tetap bersikeras mau pergi mencari cincin itu. Tassana pun menahan
Khem dan menasehatinya,”Ini mungkin adalah tanda untuk mu agar memulai lembaran
baru. Tinggalkan segala yang t’lah lalu. Tidak peduli betapa pentingnya cincin
itu untukmu, kamu harus menerima kehilangannya.”
Mendengar semua itu, Khem diam dan tampak
sedih. Tassana sendiri, setelah ia selesai menasehati Khem, ia masuk kedalam
rumah meninggalkan Khem sendiri.
Krit berdiri dan menatap gedung tahanan,
lalu ia mengingat saat dulu Ayahnya ditangkap dan masuk kesana. Sedangkan Krit
sendiri tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya bisa menatap Ayahnya dari jauh.
Ayah Krit yang menyadari bahwa Krit sedang
berada disana memandangnya, tidak berani berbalik dan hanya bisa menangis saja.
Krit masuk kedalam gedung tahanan dan
mengingat lagi, saat dulu ia menemui Ayahnya dipenjara dan berbicara dengannya
melalui telpon. Ketika itu ia memberitahu Ayahnya bahwa ia akan pergi ke Hong
Kong, maka dari itu ia datang dan ingin mengucapkan selamat tinggal.
Tapi tentu saja, Ayah Krit tidak menyetujui
Krit untuk pergi. Karena ia mau agar Krit tetap tinggal disini dan memulai
hidupnya dari awal lagi saja.
“Masa depanku adalah mendapatkan keadilan
untukmu,” kata Krit bersikeras kepada Ayahnya, karena alasan ia mau ke Hong
Kong adalah demi Ayahnya.
“Pengacara yang akan melakukan itu untukku.
Bukan kamu!” balas Ayah Krit tegas dan mengingatkan anaknya,”Jangan buang
hidupmu karena dendam. Hanya dengan memulai itu, kamu akan kehilangan
kebahagiaanmu sampai mati.”
“Tunggu aku, yah. Aku akan kembali,” balas
Krit, lalu berdiri dan pergi dari sana. Bahkan walaupun Ayahnya terus berteriak
memanggil namanya, Krit tidak mau berbalik dan tetap berjalan pergi.
Ayah Krit sedang melakukan tugas
bersih-bersih didalam halaman gedung tahanan. Dan pada saat itu seorang petugas
menghampirinya,” Tuan Kaj Wongsirisawat, kamu mendapatkan kunjungan.”
Krit menemui Ayahnya dan menawarkan kepada
Ayahnya, apabila ia merasa kesulitan berada ditempat ini, maka Krit akan
memindahkannya ketempat lain. Tapi Ayah Krit (Kaj) menolak tawaran Krit,
malahan ia meminta apapun yang sedang Krit lakukan sekarang, ia mau Krit
berhenti.
Kaj menasehati anaknya itu, tapi Krit tampak
tidak mau menghentikan tindakannya. Karena bagi Krit, Dilok belum mendapatkan
hukuman apapun, sedangkan Ayahnya harus dipenjara selama beberapa tahun,
walaupun Ayahnya tidak ada melakukan kejahatan pembunuhan.
Kaj mengingat saat dulu. Ketika itu orang
banyak datang keperusahaan dan melakukan demo. Orang-orang itu berteriak dan
meminta agar uang mereka dikembalikan.
Dilantai atas. Ketika melihat hal itu, Kaj
menjadi panik dan meminta Dilok serta seorang pria disebelah Dilok, agar
membantunya menemukan solusi untuk masalah itu. Tapi Dilok dan pria itu hanya
diam serta pergi dari sana.
Kaj pun masuk kedalam gudang dan membongkar
semua kotak yang ada disana, tapi kosong dan hanya berisikan batu bangunan
saja. Dan pada saat itu Dilok serta pria itu (Chai) masuk kedalam gudang juga,
jadi buru-buru Kaj menanyai mereka.
“Chai! Kamu yang bertanggung jawab dalam
pemesanan. Dimana semua produk itu menghilang?! Mengapa hanya ada batu saja
disini?!”
Dengan mudahnya Chai dan Dilok memberitahu
Kaj bahwa dari awal mereka tidak fokus dalam berjualan, tapi mereka fokus dalam
menarik anggota baru. Dan mendengar itu Kaj menjadi marah dan berteriak bahwa
ia tidak tahu bahwa perusahaan mereka akan menjadi penipu seperti ini, jadi ia
pun ingin mengambil semua uang yang mereka terima dan mengembalikan itu kepada
anggota mereka.
“Dimana kamu mau mengambil uangnya? Aku
sudah mengambil semua uang dari perusahaan. Ada sedikit untuk membayar kamu. Tapi
jika kamu mengaku, kamu mungkin akan dipenjara lebih kurang 10 tahun,” jelas
Dilok memberitahu Kaj kebenarannya.
Pada saat itu suara sirene polisi terdengar,
jadi Dilok dan Chai pun segera berjalan untuk pergi, tapi Kaj tidak terima dan
menahan Dilok agar tidak pergi. Kaj menahan dan mencekik Dilok serta memarahinya,”Dilok!
Apa kamu masih menganggapku sebagai teman?! Bagaimana kamu bisa melakukan ini
padaku?!”
Chai yang melihat itu, segera menarik Kaj
untuk berhenti melakukan itu. Dan setelah Chai berhasil menarik Kaj menjauh,
Dilok maju dan terus memukul Kaj dan menendangnya.
Suara sirene terdengar lebih dekat lagi,
sehingga Chai menarik Dilok dan menyuruhnya untuk berhenti melakukan itu. Tapi
karena sudah emosi, Dilok mendorong Chai dan menendang-nendang Kaj. Dan pada
saat itu tanpa sengaja kotak-kotak yang berada diatas lemari, jatuh menimpa
Chai.
Melihat Chai yang tidak sadarkan diri dengan
kepala berdarah, Dilok menjadi panik dan tidak mau disalahkan, jadi ia segera
menunjuk Kaj dan menuduhnya sebagai pelaku yang melakukan itu.
Kaj yang sudah lemas karena dipukuli, ingin
menghentikan Dilok yang mau pergi melarikan diri. Tapi karena sudah panik,
Dilok menendang Kaj keras hingga Kaj pingsan disana. Lalu ia mengambil tas nya
dan berlari dari tempat kejadian itu.
“Tidak seorang pun yang bisa melarikan diri
dari Karma. Aku percaya Dilok akan..” kata Kaj kepada Krit, tapi sebelum ia
menyelesaikan ucapannya Krit langsung memotong perkataaannya.”
“Terbaring sakit ditempat tidur. Tidak
seperti kamu yang telah kehilangan kebebasanmu. Dia harus merasakan sakit,
seperti yang kita rasakan.” Balas Krit dengan tatapan penuh emosi.
Kaj berusaha menyadarkan Krit agar tidak
seperti itu, karena dalam setahun lagi ia akan bebas. Tapi Krit bersikeras
bahwa ia tetap tidak bisa menerima itu, bahkan walaupun Ayahnya telah menerima
itu.
Mendengar itu Kaj menasehati lagi
anaknya,”Aku sudah memperingati mu berapa kali, tapi kamu tidak mendengarkan.
Diakhir, kamu akan kehilangan segalanya dalam hidupmu.”
“Kamu lemah. Tapi aku tidak seperti kamu,”
balas Krit tetap bersikeras, lalu dengan penuh emosi ia bangkit dari
kursinya,”Siapapun yang melakukan ini ke kita, mereka harus membayarnya.”
“Jika begitu, kamu tidak perlu datang kesini
lagi,” balas Kaj dengan sedih, lalu menutup telpon nya dan masuk kembali
kedalam tahanan, meninggalkan Krit yang juga sebenarnya tampak sedih.
Yada datang menemui Tassana dikantor, bertanya
apa alasan Tassana mau membantu B-Star. Tapi Tassana menolak untuk menjawab
itu, karena walaupun ia bukan orang baik, tapi ia tidak pernah mengambil
perusahaan orang lain dengan cara seperti itu.
“Tidak bisa dipercaya, bagaimana bisa orang
baik seperti kamu berteman dengan Sharkrit sejak kecil. Apa yang dia buat untuk
keluarga mu, hingga kamu melindungin dia seperti ini? Sejak keluargamu
bangkrut, dia menghilang dari hidupmu. Ketika dia kembali, dia bekerja sama
dengan kamu dan mencuri B-Star. Aku ingin tau apa yang keluargaku lakukan
kepada dia? Mengapa ia melakukan ini kepada keluargaku? Khususnya kepada gadis
seperti Khem,” kata Yada dengan cepat, menanyakan semua yang mau ia ketahui.
Tassana terlihat bimbang, tapi ia menolak
untuk menjawab pertanyaan Yada. Dan ketika Yada berdiri, Tassana membuka suara
lagi dan ingin memberitahu keberadaan Khem kepada Yada, tapi tepat ketika itu
Krit masuk kedalam ruangan.
Saat melihat Krit datang, Yada pun segera
keluar. Tapi Krit mengikutinya keluar dari ruangan dan memanggilnya, sehingga
Yada terpaksa berbalik untuk membalas Krit.
“Biar aku tanya, bagaimana kamu tau aku ada
disini?” tanya Yada heran dengan Krit yang bisa datang pas diwaktu seperti itu.
“Aku memiliki banyak sumber, lebih dari yang
kamu pikirkan. Jika aku ingin menemui kamu, aku bisa. Tidak seperti kamu, kamu
mau bertemu Khem, tapi tidak bisa. Kamu hanya perlu memohon padaku,” balas
Krit, tenang.
“Aku mengaku kalah digame pertama. Tapi di
game selanjutnya, aku akan menang!”
“Kamu menghapus datamu dari Internet. Kamu
bukan seorang kutu buku. Tapi kamu adalah orang yang menakutkan. Karena kamu
kaya dan seorang bajingan!”
“Apa kamu takut padaku?,” tanya Krit sambil
mendekat kearah Yada. Dan tentu saja, dengan berani Yada balas menatapnya dan
menjawab tidak. Setelah itu Krit pun makin mendekatkan wajahnya dan menjawab,”Karena
aku tidak mau kamu takut padaku. Aku ingin kamu mencintai ku. Seperti Khem.
Cintai aku hingga kamu mau melakukan apapun untukku.”
Yada menjadi marah mendengar perkataan Krit,
tapi saat ia akan memukul Krit, tanpa sengaja ia hampir terjatuh. Dan dengan
cepat Krit memegang lengannya dan menahannya lebih dekat lagi,”Aku mengikuti mu
kesini hari ini, untuk bilang padamu agar tidak membuang waktumu. Karena jika
aku tidak menyetujui itu, kamu tidak akan pernah bertemu Khem, bahkan hingga
akhir hidupmu.”
Yada mendorong Krit menjauh dan membalas
perkataan Krit dengan marah, lalu berbalik dan pergi. Sedangkan didalam
ruangannya, Tassana hanya bisa diam memperhatikan semua itu.
Dirumah sakit. Dilok terus memaksa untuk
keluar dari rumah sakit, ia meronta-ronta, sehinga kedua perawat disana
harus berusaha untuk menahannya agar
tetap beristirahat saja.
Diluar kamar ruangan Dilok. Chat dan Mon
membicarakan tentang Dilok yang kemungkinan stress dengan keadaan perusahaan,
sehingga ia seperti itu. Karena itu Chat pun menawarkan dirinya untuk
menghubungin Yada, tapi Mon menahannya.
“Pekerjaan kita adalah membuat dia (Dilok)
melihat wajah kita,” kata Mon memberitahu anaknya. Lalu ia pun membuka pintu
ruangan Dilok dan berbicara seperti khawatir serta penuh perhatian. Setelah itu
ia menutup pintu ruangan lagi.
Chat mengajak Mon untuk segera pergi atau
kalau tidak pembeli mereka akan menunggu lama. Lalu Chat menarik tangan Ibunya,
tapi tiba-tiba Mon menghentikan Chat dan bertanya untuk memastikan bahwa
pembeli mereka, tidak mengenali Chat dan dirinya sendiri.
“Aku menggunakan nama palsu. Lagian mereka
tidak tau siapa kita,” balas Chat menyakinkan Mon. Dan sesudah itu dengan
bangga Mon mengeluarkan sebuah perhiasaan yang merupakan edisi langka.
“Kamu hanya harus mengambil beberapa disini
dan disana. Beruntungnya kita, karena dikamarnya, mantan istri paman banyak
meninggalkan barang seperti ini. Bahkan barangnya pun mahal-mahal,” kata Chat
dengan senang.
Mon berjalan untuk segera pergi, tapi Chat
tidak, karena tiba-tiba ia mendapatkan panggilan telpon dari nomor tidak
dikenal. Dan pada saat Chat menjawab telpon itu, ia tampak sangat senang,
karena Krit menelponnya.
Mon yang mendengar itu dari jauh segera
mendekat kearah Chat. Dan berdua mereka pun tersenyum senang.
Kwan sedang memanen sayur-sayuran yang ia
tanam. Dan melihat itu Khem pun mendekati dan membantunya memanen sayuran,
karena ia masih merasa khawatir dengan keadaan Kwan.
Sambil memanem, mereka berdua bercerita dan
Khem memuji Kwan yang walau seperti itu tetap mau bekerja keras. Mendengar
pujian itu, Kwan merendah dan menceritakan alasannya, semua ini ia lakukan
karena ia tidak mau mengganggu orang lain dan ingin dapat melakukan sesuatu
juga, lagian ia juga percaya bahwa kakaknya akan selalu menjaganya.
Saat mendengarkan alasan Kwan, dengan sedih
Khem merenungkan dirinya sendiri yang seperti itu juga. Dan menyadari kesedihan
Khem, Kwan mendekat dan memegang tangan Khem,”Kamu hanya butuh waktu yang tepat
untuk bangkit dan bertarung. Percayalah.” Kata Kwan menyemangati.
Tanpa sadar Kwan merasa bahwa ada yang aneh
dengan jari Khem, jadi ia menunduk dan melihat bahwa cincin di jari Khem telah
hilang.
Khem berjalan cepat, diikuti Kwan yang
meminta agar Khem tidak pergi sendirian dan menunggu Tassana untuk kembali.
Tapi Khem tidak mau mendengarkan, lalu tepat ketika itu Tassana pulang.
Tassana tampak marah dengan kelakuan Khem
dan mengingatkan bahwa walaupun Khem memohon ditelpon kepada Krit, ia tidak
bisa menjamin bahwa Khem akan bisa bertemu dengan Krit. Tapi Khem tidak peduli
dan pergi.
Kwan yang menyaksikan itu, memohon agar
Tassana mengikuti Khem pergi. Tapi Tassana menolak, karena kali ini ia tidak
mau pergi lagi.
Mon pulang dengan bahagia sambil memegang
selembar kertas (mungkin cek). Ia berbicara pada dirinya sendiri,”Tuan. Tolong sakitlah
lebih lama, supaya aku bisa mengambil barang disini dan menjualnya. Kaya, kaya,
kaya.”
Mon melihat kesekitar ruangan yang tampak
sunyi, lalu menggunakan kunci miliknya, ia membuka pintu kamar diam-diam dan
masuk dengan gembira. Tapi pada saat itu Yada datang dan mengejutkannya.
“Bibi Mon, apa yang kamu lakukan dikamar
Mom?” tanya Yada tegas, sehingga membuat Mon gugup, lalu beralasan bahwa
pembantu mereka tidak membersihkan kamar dengan baik.
Tentu saja, Yada tidak percaya, apalagi saat
ia melihat kertas cek yang mencuat dari tas Mon. Dan menyadari tatapan Yada,
Mon segera menyembunyikan tas nya dibelakang punggung. Lalu dengan perlahan,
Yada mendekatinya, tapi tiba-tiba Trai masuk dan memberitahu Yada bahwa ia
mendapatkan telpon yang memberitahu Khem pergi ke klub.
Diclub. Khem bertanya kepada seorang
pelayan, tapi sayangnya kamar yang ia cari sedang dipakai oleh tamu lain,
sehingga ia harus menunggu. Dan ketika itu Chat yang kebetulan disana langsung
menyapa Khem dengan semangat.
“Khun Khem, apa ini benar kamu! Dimana kamu
selama ini? Tinggal dengan siapa? Mm.. cepat juga kamu menemukan orang baru
ya,” kata Chat, cerewet seperti biasa.
Khem terlihat malas meladenin Chat, apalagi
saat Chat menuduhnya datang untuk bertemu dengan pria tua. Jadi Khem menyuruh
Chat untuk berpura-pura tidak melihatnya, lalu ia pun berbalik mau pergi. Tapi Chat
menahan tangan Khem dan mengajaknya untuk duduk dan berbicara.
Kwan memaksa ingin ikut Tassana juga untuk
mencari Khem, karena ia khawatir kepada Khem. Tapi Tassana menolak, karena
alergi asap rokok yang dimiliki Kwan, sehingga Tassana tidak mau nanti terjadi
sesuatu padanya.
Kwan tetap memaksa dan meminta bahwa ia akan
menunggu dimobil saja. Karena menurut Kwan saat ini Khem sangat memelurkan
mereka.
Khem buru-buru mau menuju kedalam kamar
kemarin, tapi Chat mengikutinya dari belakang dan terus bertanya, bahkan Chat
sengaja menarik tangan Khem untuk berhenti dan menjawabnya. Jadi Khem membalas
bahwa ia melupakan sesuatu.
“Kamu melupakan sesuatu di ‘kamar itu’? Ini
adalah kamar untuk itu!” kata Chat terkejut. Dan tentu saja Khem segera
menyangkal, tapi Chat tidak percaya dan terus menuduhnya. Sehingga Khem tidak
tahan lagi dan berbalik pergi.
Ketika itu pelayan datang dan menanyakan
keberadaan Khem pada Chat. Tapi bukannya memberitahu, Chat malah meminta kunci
kamar ditangan pelayan itu dengan mengaku sebagai saudara Khem.
Tassana masuk sendirian kedalam club dan
tanpa sengaja bertemu dengan Krit yang langsung menyapa dirinya.
“Sekarang aku tau bahwa Khemika sangat
penting untukmu,” kata Krit.
Tassana tidak membalas perkataan Krit. Ia
memandang kesebelah dan melihat Khem yang sedang berdiri disana dengan gugup,
karena keberadaan mereka berdua.
Setelah menguatkan dirinya, Khem mendekat
kepada Krit,”Kita perlu bicara. Tidak hari ini. Jika nanti aku menelpon, tolong
angkat telpon mu,” kata Khem, lalu pergi meninggalkan mereka berdua.
Krit menemui Chat yang langsung menyambutnya
dan ingin menciumnya dengan sikap sangat menggoda, tapi dengan halus Krit
menolak dan mengajak Chat untuk duduk dulu, lalu ia langsung menanyakan tentang
Khem kepada Chat.
“Kamu tidak perlu khawatir. Kita berada
disisi yang sama. Aku tidak akan bilang siapapun bahwa aku melihat Khem
disini,” jelas Chat.
“Kamu bisa bilang kesiapa pun. Aku tidak
peduli. Lagian itu telah berakhir sejak aku mengatakan itu selesai,” balas Krit
tenang.
Chat mulai menggoda Krit dengan menyentuh
tangan Krit, tapi Krit hanya diam saja. Lalu pada saat itu Krit melihat cincin
yang berada dijari Chat dan dengan sangat bangga Chat mengaku bahwa itu adalah
cincin barunya, bahkan ia juga memerkan itu kepada Krit.
Tepat ketika itu, pelayan tadi datang dan
menyebutkan bahwa itu adalah cincin Khem yang hilang dan ia ingin meminta
cincin itu untuk dikembalikan kepada Khem.
Tiba-tiba Chat menjadi gugup dan membahas
tentang Khemika yang baru saja pergi, jadi karena alasan itulah ia sengaja
menyimpan cincin Khem. Tapi Krit hanya tersenyum biasa, mendengar alasan dari
Chat.
Tassana membuka kan pintu mobilnya bagi
Khem, tapi Khem menolak tawarannya. Jadi karena itu Tassana memberitahu kepada
Khem bahwa jika Khem mau pergi, maka silahkan, tapi ia tidak bisa selalu pergi
untuk menyelamatkan Khem lagi.
“Aku tidak perlu kamu menyelamatkanku. Dari
sekarang, aku akan mengurus diriku sendiri!” balas Khem dengan keras kepala.
Jadi mendengar itu Tassana menjadi emosi dan menarik lengan Khem, lalu
memaksanya untuk masuk.
Dengan terpaksa dan tampang cemberut, Khem
pun terpaksa masuk kedalam mobil. Setelah itu Tassana juga masuk dan
menjalankan mobilnya.
Krit meminta kepada Chat agar mengembalikan
cincin tersebut. Jadi dengan terpaksa Chat mengembalikannya, tapi tanpa malu ia
malah menanyakan kepada Krit apa yang akan ia dapatkan sebagai gantinya. Dan
Krit pun menjanjikan bahwa Chat akan mengetahui nya besok, lalu ia juga
mengucapkan terima kasih kepada Chat.
Tepat pada saat itu, Krit melihat Yada yang
datang ke dalam klub, jadi dengan sengaja Krit mendekatkan wajahnya kepada Chat
dan mencium pipinya. Tentu saja, Chat merasa senang dan tersenyum karena itu.
“Khun Sharkrit!” panggil Yada dengan tatapan
marah, lalu ia pun berjalan naik keatas.
Chat yang merasa senang, dengan berani
mendekatkan wajahnya untuk mencium Krit. Tapi sayangnya, Krit tidak
memperdulikan dia dan bangkit berdiri. Sehingga Chat pun terjatuh mencium kursi,
tapi saat Krit berkata bahwa ia akan melanjutkan nya ditempat lain, Chat pun
kembali tersenyum senang.
Krit turun dan menghampiri Yada yang berada
ditangga. Tampak Yada yang melihat kesekeliling untuk mencari Khem, tapi saat
ia melihat Krit datang menghampirinya, ia segera berbalik untuk menghindar.
Menyadari bahwa Yada sengaja menghindarinya,
Krit segera mengikutinya. Dan ketika Yada hampir terjatuh, Krit langsung
menarik dan menahan Yada, sehingga tanpa sengaja wajah mereka berdua menjadi
sangat dekat. Dan ketika menyadari itu, Yada segera mendorong Krit menjauh
darinya.
Setelah didorong, Krit memberitahu bahwa
Yada tidak perlu mendorongnya seperti itu, karena biasanya orang-orang ingin
dekat dengannya, khususnya orang-orang dalam keluarga Yada.
Tepat ketika itu Chat turun dan melihat itu
Yada membalas perkataan Krit sambil memandang tajam ke arah Chat,”Parichat
bukan bagian dari keluargaku. Khem akan menjadi orang terakhir yang kamu jebak.
Jika bisa, aku akan memindahkan semua keluargaku ke negara lain. Karena asal
kamu tau, aku sangat terganggu dengan mu."
“Ayah kamu akan menolak. Jika dia tidak
mendapatkan B-Star kembali. Orang serakah adalah orang yang tidak mengenal kata
cukup,” balas Krit kepada Yada.
Sebelum Yada sempat membalas, Chat dengan
manja mendekat kepada Krit dan memegang tangan Krit dengan mesra, lalu mengajak
Krit untuk pergi bersamanya. Bahkan dengan genit Chat mengajak Krit untuk tidak
perlu pergi terlalu jauh, tapi hanya cukup pergi ke dalam kamar diatas.
Dengan halus Krit menolak, karena capek.
Lalu ia menyuruh seorang karyawannya untuk mengantarkan Chat. Tapi dengan manja
Chat menolak, karena ia hanya ingin pulang dengan menaiki mobil Krit saja,
bahkan ia pun rela untuk menunggu Krit. Lalu kepada Yada, Chat memberitahu
bahwa ia tidak akan pulang kerumah hari ini.
Yada menatap marah dengan perkataan dan
sikap Chat, tapi Chat tidak takut dan membalas tatapan Yada, lalu setelah itu
ia mengikuti karyawan Krit pergi kemobil. Meninggalkan Krit dan Yada berdua
saja.
Dengan gaya sombong, Chat masuk kedalam
mobil dan menunggu Krit. Tapi saat karyawan Krtit malah menjalankan mobil itu,
Chat langsung panik dan menanyai maksudnya.
“Apa maksudnya?” tanya Chat heran.
“Mengantarkan mu,” balas karyawan Krit dan
menghentikam mobilnya.
“Tunggu Khun Sharkrit dulu.”
“Boss bilang aku tidak perlu menunggu dan
pergi antarkan kamu saja langsung.”
“Kapan?”
“Ketika aku datang,” balas karyawan Krit
untuk terakhir kalinya, lalu ia pun segera menjalankan kembali mobilnya. Tentu
saja Chat merasa kesal dan berteriak agar berhenti, karena ia ingin pulang
bersama dengan Krit.
Yada membuka satu-persatu pintu kamar,
mencari keberadaan Khem dan dibelakangnya Krit mengikutinya. Dan ketika itu,
Krit menyadari bahwa Yada tampak sedih.
“Jika kamu mau pergi memakai high heels
seperti ini, berjalanlah perlahan. Jika kamu terjatuh, disana tidak akan ada
pahlawan yang menangkap kamu.”
“Tidak ada orang yang lebih menakutkan dan menganggu daripada kamu,” balas Yada sambil berjalan mendekati Krit.
“Tidak ada orang yang lebih menakutkan dan menganggu daripada kamu,” balas Yada sambil berjalan mendekati Krit.
Tapi dengan lembut Krit memberitahunya,”Aku
seorang bajingan, tapi aku membiarkan kamu melihatnya. Tidak seperti bajingan
lain, tapi kamu malah berpikir dia orang baik. Aku kira itu lebih menakutkan.
Bukankah itu benar? Adikmu kemarin malam..” kata Krit.
Mendengar ucapan Krit, Yada menjadi panik
dan menanyakan apa yang terjadi kepada adiknya itu. jadi Krit memberitahu
sambil berjalan menjauhi Yada, ia menceritakan bahwa kemarin Khem mabuk, lalu
dua pria membawanya kedalam kamar, tapi orangnya telah menyelamatkan dia.
“Khem tidak akan kembali kesini lagi. Jadi
jangan habiskan waktumu untuk mencari Khem disini,” kata Krit untuk
mengingatkan Yada.
“Itu tidak benar. Kamu hanya mau
menakutiku,” balas Yada tidak mau mempercayai cerita Krit, malah karena cerita
Krit itu, ia menjadi marah dan menarik kemeja Krit serta mengatai Krit sebagai
pembohong.
Krit hanya diam saja dan tidak membalas,
tapi dari kantongnya. Ia mengeluarkan cincin milik Khem dan memperlihatkan itu
kepada Yada yang tampak terkejut, lalu tanyanya,”Apa sekarang kamu tidak
percaya? Kamu harusnya tau, dimana menemukanku,” kata Krit lalu berjalan pergi,
meninggalkan Yada yang tampak syok.
Tetap smangat...slalu dnanti
ReplyDeleteBolak blik tp blm da lnjutannya,d lnjut dong plis
ReplyDelete