Sinopsis Thai-Drama : Ra Rerng Fai Episode 2 - 3




Company name : Citizen Kane 
Chat mengomel kepada Ibunya, karena ia merasa tidak terima telah disuruh berlutut dan meminta maaf kepada Yada seperti tadi. Tapi Mon sama sekali tidak kasihan kepada Chat, malahan dengan kasar ia menarik rambut anaknya itu.

”Apapun yang aku suruh, kamu harus lakukan. Apa kamu tau betapa bodohnya kamu! Kamu menunjukan kontrak baru itu ke dia, bagaimana jika dia kena stroke dan mati?! Kamu tidak akan pernah mendapatkan 1 sen pun, ingat itu gadis bodoh!”



Dimarahin seperti itu, tidak membuat Chat merenungkan perbuatannya, malahan ia membalas perkataan Ibunya lagi, sehingga Mon menjadi benar-benar kesal dan menjambak rambut anaknya dengan keras.

“Khun Sharkrit! Khun Sharkrit!” teriak Chat keras, sehingga Mon berhenti menjambak rambutnya dan lalu berbalik untuk memeriksa. Saat ternyata benar Krit berada dibelakangnya, Mon segera mengubah sikapnya dan dengan penuh perhatian menghibur Chat yang ceritanya sedang sedih.

Dan Chat yang menyadari maksud akting Ibunya itu, langsung ikut berakting juga.

“Aku khawatir dengan keadaannya, Mom.”

“Tidak apa-apa, sayang. Jangan nangis ya. Kamu tidak akan nampak cantik, jika nangis.”
Sebelum akan pulang, Chat dan Mon berterima kasih kepada Krit yang telah mau menolong mereka, sehingga mereka berdua bisa pulang kerumah. Mereka berdua juga bercerita kepada Krit, bahwa Yada telah menolak mereka untuk menjaga Dilok tadi, padahal mereka berdua hanya ingin bermaksud baik.

Krit mendengarkan Chat dan Mon yang sibuk bercerita kepadanya dengan ekspresi biasa saja.

“Orang yang akan menerima itu bukan putri kecil Khemika. Mungkin dia memang perhatian dan manis, tapi orang yang disayangin Paman adalah Khun Yada. Ditambah Paman sudah sering bilang bahwa Yada merupakan versi dirinya. Itu mengapa sampai hari ini, Yada selalu bertingkah seperti wanita yang sombong.” Cerita Chat.

“Ketika dia sudah membuat keputusan, dia begitu cepat dan mengabaikan siapapun. Eh.. bukan aku yang bilang ini, tapi aku dengar sendiri. Mereka bilang jika seseorang menyakiti Khun Yada, itu berarti mereka mencabut hati Khun Dilok.” Sambung Mon bersemangat.

Mendengar itu Krit tetap diam, tapi saat Chat mulai terliha mau menggodanya. Krit segera menyuruh mereka untuk pulang dan beristrahat. Tapi Chat tidak menyerah dan mencium satu jarinya, lalu mengarahkan kepada Krit, seperti menggodanya. Setelah itu ia dan Mon pun masuk kedalam mobil dan pulang.

“Hati Khun Dilok. Kelihatannya aku tidak salah memilih orang.” Kata Krit kepada dirinya sendiri, sesaat setelah mobil yang membawa Chat dan Mon pergi.

Dengan halus Yada memohon kepada Ayanya untuk melepaskan surat kontrak itu. Dan tepat setelah Yada berhasil mengambil kontrak tersebut dari tangan Ayahnya, Trai masuk kedalam ruangan dan melihat itu.

“Ayah sudah tau,” kata Yada pelan.

Dilok menanyakan keberadaan Khem kepada Trai yang segera menjawab dengan bohong, tapi kali ini Dilok tidak mempercayai mereka lagi. Jadi Yada pun mengaku dengan jujur bahwa mereka belum bisa menemukan Khem, lalu dengan cepat Yada segera meminta Ayahnya untuk tidak khawatir dan berjanji akan menemukan Khem.

“Janji? Janjilah padaku. Jangan biarkan Sharkrit mengambil perusahaan kita,” kata Dilok tegas, saat mendengar kata janji dari Yada. Dan mendengar itu Trai serta Yada menjadi bingung.

“Jika dia mau B-Star, kita kasih ke dia. Aku akan membukakan sebuah perusahaan baru untuk kamu. Lebih besar dari pada sebelumnya,” balas Yada untuk menenangkan Ayahnya itu.

“Tidak. Aku tidak mau perusahaan baru. Aku mau perusahaanku kembali. Aku menolak. Aku menolak.”

Sesampainya dirumah. Tassana menanyai alasan Khem yang pergi kesana dan saat mengetahui alasan Khem yang pergi kesana, karena mau bertemu dengan Krit saja. Tassana pun menjadi marah dan menyuruh Khem untuk berjanji bahwa ia tidak akan pergi kesana lagi.

Tapi Khem mengabaikan perkataan Tassana dan turun dari mobil.

Didalam rumah. Penyakit kwan kambuh lagi, nafasnya sesak. Jadi ia mengambil obatnya dilemari, tapi sebelum ia sempat memakai obatnya agar bisa bernafas dengan baik. Tassana dan Khem masuk kedalam rumah.

Kwan tidak jadi memakai obatnya dan menyapa mereka serta menanyakan keadaan Khem. Tapi pada saat itu Khem dan Tassana mulai ribut, mengabaikan Khem yang berdiri dibelakang mereka.

“Mabuk seperti ini, apa yang kamu mau?” tanya Tassana emosi.

“Aku tidak minum.”

“Kamu berbau alkohol dan kamu menyangkalnya?”

“Bahkan jika aku mabuk, ini badanku. Aku bisa menjaga diriku sendiri.”

Kwan mulai merasa sangat sesak dan sulit sekali bernafas, tapi Khem dan Tassana tidak memperhatikannya sama sekali dan terus sibuk bertengkar. Sehingga dengan susah payah Kwan harus mengambil obatnya sendiri, tapi karena tidak kuat lagi, ia terjatuh dan pingsan.

Pada saat Kwan sudah pingsan, Khem dan Tassana baru sadar dan membantu Kwan.

Dirumah sakit. Dilok masih bersikeras agar Yada mengambil kembali perusahaan mereka. Jadi karena itu, Yada pun berjanji. Lalu Trai mulai marah, karena tidak habis pikir bahwa Khun Vinij yang merupakan teman dekat Ayahnya bisa berkhianat.

“Itulah orang yang serakah. Mereka melakukan apapun, bahkan menjual kesetiaan mereka. Teman mengkhianati teman, aku pikir itu yang paling jahat dari apapun!” jelas Yada, seperti menyetujui Trai. Tapi Dilok yang mendengar itu, langsung menyuruh mereka untuk keluar.

Dan setelah Yada dan Trai keluar, Dilok terlihat merenungkan perkataan Yada.

Ketika Khem melihat Tassana yang begitu perhatian dengan Kwan serta foto mereka berdua, Khem jadi tampak agak sedih. Sehingga Kwan yang menyadari itu, mengenggam tangan Khem dan meminta tolong agar ia dan Tassana tidak lagi bertengkar, karena sebenarnya Tassana hanya khawatir saja.

Dengan lembut Khem balas mengenggam tangan Kwan, tapi sebelum ia sempat menjawab, ia sadar bahwa cincin dijarinya telah hilang. Jadi ia pun segera mencari didalam mobil Tassana, tapi tidak ada. Khem lalu meminta Tassana untuk meminjamkan mobilnya, karena ia harus kembali ke klub dan mencarinya.

Tentu saja, Tassana menolak permintaan Khem, tapi Khem tetap bersikeras mau pergi mencari cincin itu. Tassana pun menahan Khem dan menasehatinya,”Ini mungkin adalah tanda untuk mu agar memulai lembaran baru. Tinggalkan segala yang t’lah lalu. Tidak peduli betapa pentingnya cincin itu untukmu, kamu harus menerima kehilangannya.”

Mendengar semua itu, Khem diam dan tampak sedih. Tassana sendiri, setelah ia selesai menasehati Khem, ia masuk kedalam rumah meninggalkan Khem sendiri.


Krit berdiri dan menatap gedung tahanan, lalu ia mengingat saat dulu Ayahnya ditangkap dan masuk kesana. Sedangkan Krit sendiri tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya bisa menatap Ayahnya dari jauh.

Ayah Krit yang menyadari bahwa Krit sedang berada disana memandangnya, tidak berani berbalik dan hanya bisa menangis saja.


Krit masuk kedalam gedung tahanan dan mengingat lagi, saat dulu ia menemui Ayahnya dipenjara dan berbicara dengannya melalui telpon. Ketika itu ia memberitahu Ayahnya bahwa ia akan pergi ke Hong Kong, maka dari itu ia datang dan ingin mengucapkan selamat tinggal.

Tapi tentu saja, Ayah Krit tidak menyetujui Krit untuk pergi. Karena ia mau agar Krit tetap tinggal disini dan memulai hidupnya dari awal lagi saja.

“Masa depanku adalah mendapatkan keadilan untukmu,” kata Krit bersikeras kepada Ayahnya, karena alasan ia mau ke Hong Kong adalah demi Ayahnya.
“Pengacara yang akan melakukan itu untukku. Bukan kamu!” balas Ayah Krit tegas dan mengingatkan anaknya,”Jangan buang hidupmu karena dendam. Hanya dengan memulai itu, kamu akan kehilangan kebahagiaanmu sampai mati.”

“Tunggu aku, yah. Aku akan kembali,” balas Krit, lalu berdiri dan pergi dari sana. Bahkan walaupun Ayahnya terus berteriak memanggil namanya, Krit tidak mau berbalik dan tetap berjalan pergi.

Ayah Krit sedang melakukan tugas bersih-bersih didalam halaman gedung tahanan. Dan pada saat itu seorang petugas menghampirinya,” Tuan Kaj Wongsirisawat, kamu mendapatkan kunjungan.”

Krit menemui Ayahnya dan menawarkan kepada Ayahnya, apabila ia merasa kesulitan berada ditempat ini, maka Krit akan memindahkannya ketempat lain. Tapi Ayah Krit (Kaj) menolak tawaran Krit, malahan ia meminta apapun yang sedang Krit lakukan sekarang, ia mau Krit berhenti.

“Aku sudah bilang berkali-kali,” balas Krit membantah Ayahnya.

Kaj menasehati anaknya itu, tapi Krit tampak tidak mau menghentikan tindakannya. Karena bagi Krit, Dilok belum mendapatkan hukuman apapun, sedangkan Ayahnya harus dipenjara selama beberapa tahun, walaupun Ayahnya tidak ada melakukan kejahatan pembunuhan.

Kaj mengingat saat dulu. Ketika itu orang banyak datang keperusahaan dan melakukan demo. Orang-orang itu berteriak dan meminta agar uang mereka dikembalikan.

Dilantai atas. Ketika melihat hal itu, Kaj menjadi panik dan meminta Dilok serta seorang pria disebelah Dilok, agar membantunya menemukan solusi untuk masalah itu. Tapi Dilok dan pria itu hanya diam serta pergi dari sana.

Kaj pun masuk kedalam gudang dan membongkar semua kotak yang ada disana, tapi kosong dan hanya berisikan batu bangunan saja. Dan pada saat itu Dilok serta pria itu (Chai) masuk kedalam gudang juga, jadi buru-buru Kaj menanyai mereka.
“Chai! Kamu yang bertanggung jawab dalam pemesanan. Dimana semua produk itu menghilang?! Mengapa hanya ada batu saja disini?!”

Dengan mudahnya Chai dan Dilok memberitahu Kaj bahwa dari awal mereka tidak fokus dalam berjualan, tapi mereka fokus dalam menarik anggota baru. Dan mendengar itu Kaj menjadi marah dan berteriak bahwa ia tidak tahu bahwa perusahaan mereka akan menjadi penipu seperti ini, jadi ia pun ingin mengambil semua uang yang mereka terima dan mengembalikan itu kepada anggota mereka.

“Dimana kamu mau mengambil uangnya? Aku sudah mengambil semua uang dari perusahaan. Ada sedikit untuk membayar kamu. Tapi jika kamu mengaku, kamu mungkin akan dipenjara lebih kurang 10 tahun,” jelas Dilok memberitahu Kaj kebenarannya.

Pada saat itu suara sirene polisi terdengar, jadi Dilok dan Chai pun segera berjalan untuk pergi, tapi Kaj tidak terima dan menahan Dilok agar tidak pergi. Kaj menahan dan mencekik Dilok serta memarahinya,”Dilok! Apa kamu masih menganggapku sebagai teman?! Bagaimana kamu bisa melakukan ini padaku?!”
Chai yang melihat itu, segera menarik Kaj untuk berhenti melakukan itu. Dan setelah Chai berhasil menarik Kaj menjauh, Dilok maju dan terus memukul Kaj dan menendangnya.

Suara sirene terdengar lebih dekat lagi, sehingga Chai menarik Dilok dan menyuruhnya untuk berhenti melakukan itu. Tapi karena sudah emosi, Dilok mendorong Chai dan menendang-nendang Kaj. Dan pada saat itu tanpa sengaja kotak-kotak yang berada diatas lemari, jatuh menimpa Chai.

Melihat Chai yang tidak sadarkan diri dengan kepala berdarah, Dilok menjadi panik dan tidak mau disalahkan, jadi ia segera menunjuk Kaj dan menuduhnya sebagai pelaku yang melakukan itu.

Kaj yang sudah lemas karena dipukuli, ingin menghentikan Dilok yang mau pergi melarikan diri. Tapi karena sudah panik, Dilok menendang Kaj keras hingga Kaj pingsan disana. Lalu ia mengambil tas nya dan berlari dari tempat kejadian itu.
“Tidak seorang pun yang bisa melarikan diri dari Karma. Aku percaya Dilok akan..” kata Kaj kepada Krit, tapi sebelum ia menyelesaikan ucapannya Krit langsung memotong perkataaannya.”

“Terbaring sakit ditempat tidur. Tidak seperti kamu yang telah kehilangan kebebasanmu. Dia harus merasakan sakit, seperti yang kita rasakan.” Balas Krit dengan tatapan penuh emosi.

Kaj berusaha menyadarkan Krit agar tidak seperti itu, karena dalam setahun lagi ia akan bebas. Tapi Krit bersikeras bahwa ia tetap tidak bisa menerima itu, bahkan walaupun Ayahnya telah menerima itu.

Mendengar itu Kaj menasehati lagi anaknya,”Aku sudah memperingati mu berapa kali, tapi kamu tidak mendengarkan. Diakhir, kamu akan kehilangan segalanya dalam hidupmu.”

“Kamu lemah. Tapi aku tidak seperti kamu,” balas Krit tetap bersikeras, lalu dengan penuh emosi ia bangkit dari kursinya,”Siapapun yang melakukan ini ke kita, mereka harus membayarnya.”

“Jika begitu, kamu tidak perlu datang kesini lagi,” balas Kaj dengan sedih, lalu menutup telpon nya dan masuk kembali kedalam tahanan, meninggalkan Krit yang juga sebenarnya tampak sedih.

Yada datang menemui Tassana dikantor, bertanya apa alasan Tassana mau membantu B-Star. Tapi Tassana menolak untuk menjawab itu, karena walaupun ia bukan orang baik, tapi ia tidak pernah mengambil perusahaan orang lain dengan cara seperti itu.

“Tidak bisa dipercaya, bagaimana bisa orang baik seperti kamu berteman dengan Sharkrit sejak kecil. Apa yang dia buat untuk keluarga mu, hingga kamu melindungin dia seperti ini? Sejak keluargamu bangkrut, dia menghilang dari hidupmu. Ketika dia kembali, dia bekerja sama dengan kamu dan mencuri B-Star. Aku ingin tau apa yang keluargaku lakukan kepada dia? Mengapa ia melakukan ini kepada keluargaku? Khususnya kepada gadis seperti Khem,” kata Yada dengan cepat, menanyakan semua yang mau ia ketahui.

Tassana terlihat bimbang, tapi ia menolak untuk menjawab pertanyaan Yada. Dan ketika Yada berdiri, Tassana membuka suara lagi dan ingin memberitahu keberadaan Khem kepada Yada, tapi tepat ketika itu Krit masuk kedalam ruangan.

“Tidak terlalu jauh. Tapi kamu tidak pernah bertemu dia.” Kata Krit kepada Yada.

Saat melihat Krit datang, Yada pun segera keluar. Tapi Krit mengikutinya keluar dari ruangan dan memanggilnya, sehingga Yada terpaksa berbalik untuk membalas Krit.

“Biar aku tanya, bagaimana kamu tau aku ada disini?” tanya Yada heran dengan Krit yang bisa datang pas diwaktu seperti itu.

“Aku memiliki banyak sumber, lebih dari yang kamu pikirkan. Jika aku ingin menemui kamu, aku bisa. Tidak seperti kamu, kamu mau bertemu Khem, tapi tidak bisa. Kamu hanya perlu memohon padaku,” balas Krit, tenang.

“Aku mengaku kalah digame pertama. Tapi di game selanjutnya, aku akan menang!”

“Menang dengan menggali latar belakangku?”

“Kamu menghapus datamu dari Internet. Kamu bukan seorang kutu buku. Tapi kamu adalah orang yang menakutkan. Karena kamu kaya dan seorang bajingan!”

“Apa kamu takut padaku?,” tanya Krit sambil mendekat kearah Yada. Dan tentu saja, dengan berani Yada balas menatapnya dan menjawab tidak. Setelah itu Krit pun makin mendekatkan wajahnya dan menjawab,”Karena aku tidak mau kamu takut padaku. Aku ingin kamu mencintai ku. Seperti Khem. Cintai aku hingga kamu mau melakukan apapun untukku.”

Yada menjadi marah mendengar perkataan Krit, tapi saat ia akan memukul Krit, tanpa sengaja ia hampir terjatuh. Dan dengan cepat Krit memegang lengannya dan menahannya lebih dekat lagi,”Aku mengikuti mu kesini hari ini, untuk bilang padamu agar tidak membuang waktumu. Karena jika aku tidak menyetujui itu, kamu tidak akan pernah bertemu Khem, bahkan hingga akhir hidupmu.”


Yada mendorong Krit menjauh dan membalas perkataan Krit dengan marah, lalu berbalik dan pergi. Sedangkan didalam ruangannya, Tassana hanya bisa diam memperhatikan semua itu.

Dirumah sakit. Dilok terus memaksa untuk keluar dari rumah sakit, ia meronta-ronta, sehinga kedua perawat disana harus  berusaha untuk menahannya agar tetap beristirahat saja.

Diluar kamar ruangan Dilok. Chat dan Mon membicarakan tentang Dilok yang kemungkinan stress dengan keadaan perusahaan, sehingga ia seperti itu. Karena itu Chat pun menawarkan dirinya untuk menghubungin Yada, tapi Mon menahannya.
“Pekerjaan kita adalah membuat dia (Dilok) melihat wajah kita,” kata Mon memberitahu anaknya. Lalu ia pun membuka pintu ruangan Dilok dan berbicara seperti khawatir serta penuh perhatian. Setelah itu ia menutup pintu ruangan lagi.

Chat mengajak Mon untuk segera pergi atau kalau tidak pembeli mereka akan menunggu lama. Lalu Chat menarik tangan Ibunya, tapi tiba-tiba Mon menghentikan Chat dan bertanya untuk memastikan bahwa pembeli mereka, tidak mengenali Chat dan dirinya sendiri.

“Aku menggunakan nama palsu. Lagian mereka tidak tau siapa kita,” balas Chat menyakinkan Mon. Dan sesudah itu dengan bangga Mon mengeluarkan sebuah perhiasaan yang merupakan edisi langka.

“Kamu hanya harus mengambil beberapa disini dan disana. Beruntungnya kita, karena dikamarnya, mantan istri paman banyak meninggalkan barang seperti ini. Bahkan barangnya pun mahal-mahal,” kata Chat dengan senang.
Mon berjalan untuk segera pergi, tapi Chat tidak, karena tiba-tiba ia mendapatkan panggilan telpon dari nomor tidak dikenal. Dan pada saat Chat menjawab telpon itu, ia tampak sangat senang, karena Krit menelponnya.

Mon yang mendengar itu dari jauh segera mendekat kearah Chat. Dan berdua mereka pun tersenyum senang.

Kwan sedang memanen sayur-sayuran yang ia tanam. Dan melihat itu Khem pun mendekati dan membantunya memanen sayuran, karena ia masih merasa khawatir dengan keadaan Kwan.

Sambil memanem, mereka berdua bercerita dan Khem memuji Kwan yang walau seperti itu tetap mau bekerja keras. Mendengar pujian itu, Kwan merendah dan menceritakan alasannya, semua ini ia lakukan karena ia tidak mau mengganggu orang lain dan ingin dapat melakukan sesuatu juga, lagian ia juga percaya bahwa kakaknya akan selalu menjaganya.

Saat mendengarkan alasan Kwan, dengan sedih Khem merenungkan dirinya sendiri yang seperti itu juga. Dan menyadari kesedihan Khem, Kwan mendekat dan memegang tangan Khem,”Kamu hanya butuh waktu yang tepat untuk bangkit dan bertarung. Percayalah.” Kata Kwan menyemangati.

Tanpa sadar Kwan merasa bahwa ada yang aneh dengan jari Khem, jadi ia menunduk dan melihat bahwa cincin di jari Khem telah hilang.

Khem berjalan cepat, diikuti Kwan yang meminta agar Khem tidak pergi sendirian dan menunggu Tassana untuk kembali. Tapi Khem tidak mau mendengarkan, lalu tepat ketika itu Tassana pulang.

Tassana tampak marah dengan kelakuan Khem dan mengingatkan bahwa walaupun Khem memohon ditelpon kepada Krit, ia tidak bisa menjamin bahwa Khem akan bisa bertemu dengan Krit. Tapi Khem tidak peduli dan pergi.
Kwan yang menyaksikan itu, memohon agar Tassana mengikuti Khem pergi. Tapi Tassana menolak, karena kali ini ia tidak mau pergi lagi.

Mon pulang dengan bahagia sambil memegang selembar kertas (mungkin cek). Ia berbicara pada dirinya sendiri,”Tuan. Tolong sakitlah lebih lama, supaya aku bisa mengambil barang disini dan menjualnya. Kaya, kaya, kaya.”

Mon melihat kesekitar ruangan yang tampak sunyi, lalu menggunakan kunci miliknya, ia membuka pintu kamar diam-diam dan masuk dengan gembira. Tapi pada saat itu Yada datang dan mengejutkannya.

“Bibi Mon, apa yang kamu lakukan dikamar Mom?” tanya Yada tegas, sehingga membuat Mon gugup, lalu beralasan bahwa pembantu mereka tidak membersihkan kamar dengan baik.

Tentu saja, Yada tidak percaya, apalagi saat ia melihat kertas cek yang mencuat dari tas Mon. Dan menyadari tatapan Yada, Mon segera menyembunyikan tas nya dibelakang punggung. Lalu dengan perlahan, Yada mendekatinya, tapi tiba-tiba Trai masuk dan memberitahu Yada bahwa ia mendapatkan telpon yang memberitahu Khem pergi ke klub.

Mendengar kabar itu, Yada pun segera pergi bersama dengan Trai. Sedangkan Mon segera bernafas lega.
Diclub. Khem bertanya kepada seorang pelayan, tapi sayangnya kamar yang ia cari sedang dipakai oleh tamu lain, sehingga ia harus menunggu. Dan ketika itu Chat yang kebetulan disana langsung menyapa Khem dengan semangat.

“Khun Khem, apa ini benar kamu! Dimana kamu selama ini? Tinggal dengan siapa? Mm.. cepat juga kamu menemukan orang baru ya,” kata Chat, cerewet seperti biasa.

Khem terlihat malas meladenin Chat, apalagi saat Chat menuduhnya datang untuk bertemu dengan pria tua. Jadi Khem menyuruh Chat untuk berpura-pura tidak melihatnya, lalu ia pun berbalik mau pergi. Tapi Chat menahan tangan Khem dan mengajaknya untuk duduk dan berbicara.

Kwan memaksa ingin ikut Tassana juga untuk mencari Khem, karena ia khawatir kepada Khem. Tapi Tassana menolak, karena alergi asap rokok yang dimiliki Kwan, sehingga Tassana tidak mau nanti terjadi sesuatu padanya.

Kwan tetap memaksa dan meminta bahwa ia akan menunggu dimobil saja. Karena menurut Kwan saat ini Khem sangat memelurkan mereka.

Khem buru-buru mau menuju kedalam kamar kemarin, tapi Chat mengikutinya dari belakang dan terus bertanya, bahkan Chat sengaja menarik tangan Khem untuk berhenti dan menjawabnya. Jadi Khem membalas bahwa ia melupakan sesuatu.

“Kamu melupakan sesuatu di ‘kamar itu’? Ini adalah kamar untuk itu!” kata Chat terkejut. Dan tentu saja Khem segera menyangkal, tapi Chat tidak percaya dan terus menuduhnya. Sehingga Khem tidak tahan lagi dan berbalik pergi.
Ketika itu pelayan datang dan menanyakan keberadaan Khem pada Chat. Tapi bukannya memberitahu, Chat malah meminta kunci kamar ditangan pelayan itu dengan mengaku sebagai saudara Khem.

Tassana masuk sendirian kedalam club dan tanpa sengaja bertemu dengan Krit yang langsung menyapa dirinya.

“Sekarang aku tau bahwa Khemika sangat penting untukmu,” kata Krit.

Tassana tidak membalas perkataan Krit. Ia memandang kesebelah dan melihat Khem yang sedang berdiri disana dengan gugup, karena keberadaan mereka berdua.
Setelah menguatkan dirinya, Khem mendekat kepada Krit,”Kita perlu bicara. Tidak hari ini. Jika nanti aku menelpon, tolong angkat telpon mu,” kata Khem, lalu pergi meninggalkan mereka berdua.

Melihat itu Krit hanya tersenyum, tapi Tassana langsung pergi menyusul Khem.

Krit menemui Chat yang langsung menyambutnya dan ingin menciumnya dengan sikap sangat menggoda, tapi dengan halus Krit menolak dan mengajak Chat untuk duduk dulu, lalu ia langsung menanyakan tentang Khem kepada Chat.

“Kamu tidak perlu khawatir. Kita berada disisi yang sama. Aku tidak akan bilang siapapun bahwa aku melihat Khem disini,” jelas Chat.

“Kamu bisa bilang kesiapa pun. Aku tidak peduli. Lagian itu telah berakhir sejak aku mengatakan itu selesai,” balas Krit tenang.

Chat mulai menggoda Krit dengan menyentuh tangan Krit, tapi Krit hanya diam saja. Lalu pada saat itu Krit melihat cincin yang berada dijari Chat dan dengan sangat bangga Chat mengaku bahwa itu adalah cincin barunya, bahkan ia juga memerkan itu kepada Krit.
Tepat ketika itu, pelayan tadi datang dan menyebutkan bahwa itu adalah cincin Khem yang hilang dan ia ingin meminta cincin itu untuk dikembalikan kepada Khem.

Tiba-tiba Chat menjadi gugup dan membahas tentang Khemika yang baru saja pergi, jadi karena alasan itulah ia sengaja menyimpan cincin Khem. Tapi Krit hanya tersenyum biasa, mendengar alasan dari Chat.

Tassana membuka kan pintu mobilnya bagi Khem, tapi Khem menolak tawarannya. Jadi karena itu Tassana memberitahu kepada Khem bahwa jika Khem mau pergi, maka silahkan, tapi ia tidak bisa selalu pergi untuk menyelamatkan Khem lagi.

“Aku tidak perlu kamu menyelamatkanku. Dari sekarang, aku akan mengurus diriku sendiri!” balas Khem dengan keras kepala. Jadi mendengar itu Tassana menjadi emosi dan menarik lengan Khem, lalu memaksanya untuk masuk.

Dengan terpaksa dan tampang cemberut, Khem pun terpaksa masuk kedalam mobil. Setelah itu Tassana juga masuk dan menjalankan mobilnya.
Tepat saat mereka berdua pergi, Yada tiba dengan wajah yang penuh dengan kemarahan.

Krit meminta kepada Chat agar mengembalikan cincin tersebut. Jadi dengan terpaksa Chat mengembalikannya, tapi tanpa malu ia malah menanyakan kepada Krit apa yang akan ia dapatkan sebagai gantinya. Dan Krit pun menjanjikan bahwa Chat akan mengetahui nya besok, lalu ia juga mengucapkan terima kasih kepada Chat.

Tepat pada saat itu, Krit melihat Yada yang datang ke dalam klub, jadi dengan sengaja Krit mendekatkan wajahnya kepada Chat dan mencium pipinya. Tentu saja, Chat merasa senang dan tersenyum karena itu.

“Khun Sharkrit!” panggil Yada dengan tatapan marah, lalu ia pun berjalan naik keatas.

Chat yang merasa senang, dengan berani mendekatkan wajahnya untuk mencium Krit. Tapi sayangnya, Krit tidak memperdulikan dia dan bangkit berdiri. Sehingga Chat pun terjatuh mencium kursi, tapi saat Krit berkata bahwa ia akan melanjutkan nya ditempat lain, Chat pun kembali tersenyum senang.

Krit turun dan menghampiri Yada yang berada ditangga. Tampak Yada yang melihat kesekeliling untuk mencari Khem, tapi saat ia melihat Krit datang menghampirinya, ia segera berbalik untuk menghindar.

Menyadari bahwa Yada sengaja menghindarinya, Krit segera mengikutinya. Dan ketika Yada hampir terjatuh, Krit langsung menarik dan menahan Yada, sehingga tanpa sengaja wajah mereka berdua menjadi sangat dekat. Dan ketika menyadari itu, Yada segera mendorong Krit menjauh darinya.

Setelah didorong, Krit memberitahu bahwa Yada tidak perlu mendorongnya seperti itu, karena biasanya orang-orang ingin dekat dengannya, khususnya orang-orang dalam keluarga Yada.
Tepat ketika itu Chat turun dan melihat itu Yada membalas perkataan Krit sambil memandang tajam ke arah Chat,”Parichat bukan bagian dari keluargaku. Khem akan menjadi orang terakhir yang kamu jebak. Jika bisa, aku akan memindahkan semua keluargaku ke negara lain. Karena asal kamu tau, aku sangat terganggu dengan mu."

“Ayah kamu akan menolak. Jika dia tidak mendapatkan B-Star kembali. Orang serakah adalah orang yang tidak mengenal kata cukup,” balas Krit kepada Yada.

Sebelum Yada sempat membalas, Chat dengan manja mendekat kepada Krit dan memegang tangan Krit dengan mesra, lalu mengajak Krit untuk pergi bersamanya. Bahkan dengan genit Chat mengajak Krit untuk tidak perlu pergi terlalu jauh, tapi hanya cukup pergi ke dalam kamar diatas.

Dengan halus Krit menolak, karena capek. Lalu ia menyuruh seorang karyawannya untuk mengantarkan Chat. Tapi dengan manja Chat menolak, karena ia hanya ingin pulang dengan menaiki mobil Krit saja, bahkan ia pun rela untuk menunggu Krit. Lalu kepada Yada, Chat memberitahu bahwa ia tidak akan pulang kerumah hari ini.

Yada menatap marah dengan perkataan dan sikap Chat, tapi Chat tidak takut dan membalas tatapan Yada, lalu setelah itu ia mengikuti karyawan Krit pergi kemobil. Meninggalkan Krit dan Yada berdua saja.

Dengan gaya sombong, Chat masuk kedalam mobil dan menunggu Krit. Tapi saat karyawan Krtit malah menjalankan mobil itu, Chat langsung panik dan menanyai maksudnya.

“Apa maksudnya?” tanya Chat heran.

“Mengantarkan mu,” balas karyawan Krit dan menghentikam mobilnya.

“Tunggu Khun Sharkrit dulu.”

“Boss bilang aku tidak perlu menunggu dan pergi antarkan kamu saja langsung.”

“Kapan?”

“Ketika aku datang,” balas karyawan Krit untuk terakhir kalinya, lalu ia pun segera menjalankan kembali mobilnya. Tentu saja Chat merasa kesal dan berteriak agar berhenti, karena ia ingin pulang bersama dengan Krit.

Yada membuka satu-persatu pintu kamar, mencari keberadaan Khem dan dibelakangnya Krit mengikutinya. Dan ketika itu, Krit menyadari bahwa Yada tampak sedih.

“Jika kamu mau pergi memakai high heels seperti ini, berjalanlah perlahan. Jika kamu terjatuh, disana tidak akan ada pahlawan yang menangkap kamu.”

“Tidak ada orang yang lebih menakutkan dan menganggu daripada kamu,” balas Yada sambil berjalan mendekati Krit.


Tapi dengan lembut Krit memberitahunya,”Aku seorang bajingan, tapi aku membiarkan kamu melihatnya. Tidak seperti bajingan lain, tapi kamu malah berpikir dia orang baik. Aku kira itu lebih menakutkan. Bukankah itu benar? Adikmu kemarin malam..” kata Krit.

Mendengar ucapan Krit, Yada menjadi panik dan menanyakan apa yang terjadi kepada adiknya itu. jadi Krit memberitahu sambil berjalan menjauhi Yada, ia menceritakan bahwa kemarin Khem mabuk, lalu dua pria membawanya kedalam kamar, tapi orangnya telah menyelamatkan dia.

“Khem tidak akan kembali kesini lagi. Jadi jangan habiskan waktumu untuk mencari Khem disini,” kata Krit untuk mengingatkan Yada.

“Itu tidak benar. Kamu hanya mau menakutiku,” balas Yada tidak mau mempercayai cerita Krit, malah karena cerita Krit itu, ia menjadi marah dan menarik kemeja Krit serta mengatai Krit sebagai pembohong.



Krit hanya diam saja dan tidak membalas, tapi dari kantongnya. Ia mengeluarkan cincin milik Khem dan memperlihatkan itu kepada Yada yang tampak terkejut, lalu tanyanya,”Apa sekarang kamu tidak percaya? Kamu harusnya tau, dimana menemukanku,” kata Krit lalu berjalan pergi, meninggalkan Yada yang tampak syok.

2 Comments

Previous Post Next Post