Company name : Citizen Kane
Perlahan-lahan
Krit menarik kepala Yada untuk semakin menunduk dan mendekat padanya. Krit
sendiri sama, ia menaikan kepalanya supaya lebih dekat lagi pada wajah Yada.
Dan tepat sebelum wajah mereka menjadi sangat dekat, Yada langsung memalingkan
wajahnya.
Krit
pun bangkit duduk, lalu ia menahan Yada yang mau pergi. Dan sekali lagi, ia
mendekatkan wajahnya pada Yada, tapi karena Yada tampak tidak siap, maka Krit
tidak berusaha untuk menciumnya.
Melainkan
dengan lembut, Krit membawa Yada untuk tidur berbaring bersamanya.
“Khun
Sharkrit. Kita benar-benar keluarga, kan?” tanya Yada, memecahkan keheningan.
“Ya.
Mengapa kita tidak bisa?”
“Karena
kamu barusan bilang kamu hanya ingin badanku.”
“Aku
ingin badan dan hatimu,” balas Krit sambil meatap lurus pada Yada.
Yada
sendiri ketika mendengar jawaban Krit, Yada tersenyum kecil dan lalu menutup
matanya. Setelah itu, dengan perlahan, Krit mulai mendekat lagi, berusaha untuk
mencium Yada.
Sayangnya,
sebelum bibir mereka bersentuhan. Yada membuka matanya dan turun dari tempat
tidur, karena ia belum siap.
“Jika
kamu tidak bisa tidur, maka kamu bisa minum segelas susu hangat. Itu akan
membantu. Selamat malam,” kata Yada dengan cepat, setelah itu berlari keluar
dari dalam kamar.
Dan
karena sikap Yada yang seperti itu, Krit jadi geli sendiri dan kemudian ia
tertawa.
Sambil
menutup mata Kwan, Tassana menuntunnya ke taman rumah yang luas. Dan ketika
akhirnya mereka telah tiba, Tassana membuka kain yang menutupi mata Kwan.
Taman
itu dihias dengan sangat indah. Lilin-lilin kecil yang bersinar sangat indah,
diletakan diatas tanah. Dan melihat itu, Kwan merasa sangat terharu. Karena
semuanya sangat indah.
Tepat
ketika itu, Khem datang sambil membawakan kue – kue kecil yang diletakan diatas
piring dan kue itu berhiaskan lilin kecil berbentuk huruf H – B – D. Yang berarti Happy Brithday.
Mendengar
ucapan itu dari Khem serta Tassana, serta kejutan yang mereka buat untuknya.
Kwan menjadi sangat bahagia. Dan dengan penuh kasih, ia memeluk Tassana.
Lalu
setelah itu, Khem menyerahkan kue tersebut pada Kwan. Dan menyuruh Kwan agar
membuat make a wish dulu sebelum meniup lilinnya. Jadi Kwan pun menurut, ia
mulai menutup matanya, berdoa dan lalu setelah itu ia meniup lilinnya.
Setelah
Kwan meniup lilin dikuenya. Tassana serta Khem langsung bertemu tangan
untuknya. Lalu karena penasaran, maka Tassana pun menanyai Kwan, apa yang
diharapkan/didoakan oleh Kwan.
“Aku
berharap bisa segera memiliki keponakan,” kata Kwan memberitahu. Lalu secara
bersamaan Khem serta Tassana menyebutkan nama Kwan, menegurnya.
“Apa
kamu akan melewati langkah itu, Kwan?” kata Tassana sambil melirik kearah Khem.
“Kalian
terlalu lambat sih,” balas Kwan. Lalu ia meminta hadiahnya pada mereka berdua.
Tapi
karena mereka berdua, sama-sama tidak ada membawakan hadiah untuknya. Maka Kwan
meminta agar mereka memberikan ciuman dipipinya. Dan sambil mengembungkan
pipinya, Kwan menunggu mereka.
Dan
dengan agak malu-malu, Tassana dan Khem pun mendekat untuk mencium pipi Kwan.
Tapi dengan usil, Kwan malah melangkah mundur. Sehingga tanpa sengaja, hidung
Khem serta Tassana jadi cari bersentuhan.
Kaget
karena hal itu, mereka berdua saling terdiam, menatap satu sama lain. Dan dari
belakang, Khem bersorak, karena rencananya sukses, hadiah untuk ulang tahunnya.
“Kwan,
kamu nakal ya,” kata Tassana sambil memberikan kode mata pada Khem. Setelah
itu, secara bersamaan mereka menyerang Kwan. Mereka merebut kue Kwan. Berlari
dan menghindari Kwan yang ingin mengambil kembali kuenya.
Dan
bertiga, mereka tertawa dengan riang. Serta bermain-main. Terakhir mereka
berbaring bersama. Kwan dikanan, Khem ditengah, dan Tassana di kiri.
“Terima
kasih. Ini adalah ulang tahun yang terbaik. Aku bisa melihat bintang-bintang.
Aku bisa mencium wangi bunga. Ini apa yang disebut kebahagiaan,” kata Kwan,
mengunkap kan rasa terima kasih dan bahagiannya.
Tassana
pun tampak sama bahagianya seperti Kwan. Dan sambil tersenyum, ia memandangin
Khem, serta berterima kasih.
“Aku
lebih bahagia daripada Khun Kwan,” balas Kwan sambil tersenyum. Tapi setelah
itu, tiba-tiba saja raut wajah Khem berubah, ia tampak sedih. Ia memberitahu
Tassana bahwa ia tidak mau pulang ke rumah, karena rumahnya bukanlah rumah
lagi.
“Ketika
kamu bahagia, berbahagialah sepenuhnya dan jangan pikirkan tentang hal lain.
Kita tidak tau kapan kesedihan akan mencapai kita,” kata Tassana.
“Selama
kamu baik padaku, tidak ada yang mengecewakan. Apapun yang terjadi padamu,
ceritakan padaku. Jangan menyimpan rahasia ya,” balas Kwan.
Setelah
itu dengan perlahan, Tassana menggerakan tangannya dan menggenggam tangan Khem.
Dan sambil tersenyum, Khem kembali menatap kearah langit. Begitupun dengan Kwan
yang melihat itu, ia tersenyum dan menatap kembali ke langit. Sedangkan Tassana
tetap menatap pada Khem.
♪ Perasaan sakit dan tersiksa akan berlalu dan dilupakan ♪
♪ Dan sebuah hari baru akan datang ♪
♪ Setiap hari aku bernafas, betapapun
sakitnya aku dan penuh air mata ♪
♪ Disana ada sebuah harapan yang aku
nantikan ♪
♪ Pasti akan ada hari dimana aku bisa
menganggumi kepahitan yang akhirnya memudar ♪
♪ Suatu hari, ketika saatnya, suatu hari
selanjutnya, air mata akan habis ♪
Dipagi
hari. Yada menyiapkan kopi untuk Krit dan menanyakan apakah Krit bisa tidur
dengan nyenyak kemari malam. Dan sambil tersenyum, Krit menjawab tidak, karena
seseorang menipu.
Setelah
itu, Krit meminum kopinya, tapi ketika ia meminum itu, ia merasa bahwa ras kopi
itu berbeda dari kopi yang biasa ia minum.
“Aku
mengubahnya dengan kopi Thailand. Rasanya lebih baik daripada kopi Italia mu.
Aku ingin mengubah banyak hal. Aku ingin
mengubah tempat ini supaya terlihat seperti rumah. Dan aku ingin
mengubahmu…” jelas Yada.
Dan
sebelum Yada selesai menjelaskan, Krit langsung memotongnya. “Jangan berpikir
untuk mengubahku,” tegas Krit.
“Kamu
tidak berubah. Aku tidak berubah. Bagaimana kita bisa menjadi keluarga?” tanya
Yada.
“Kemarin
malam, bukankah itu begitu buruk?” balas Krit sambil tersenyum.
“Begitu
buruk apa?” tanya Yada, heran.
“Menolak
begitu buruk. Aku tidak tau mengapa kamu menolak,” jawab Krit.
Sebelum
Yada sempat membalas perkataan Krit. Tiba-tiba saja hpnya berbunyi, jadi ia pun
mengangkatnya. “Ada apa Jang?... Rapat besar apa?...”
Tepat
ketika Yada sedang menerima telpon. Hp Krit juga berbunyi, jadi ia pun
mengangkatnya. “Halo… Khun Dilok?... Bagaimana bisa aku melewatkan ini?...”
Mendengar
nama Ayahnya disebut, maka Yada memandangin Krit. Dan Krit juga balas menatap
ke arah Yada. Lalu secara bersamaan, mereka mematikan panggilan telpon mereka
masing-masing.
Yada
tampak heran serta khawatir. Sedangkan Krit tampak biasa saja dan tetap
tersenyum.
Diruang
rapat. Tassana, Nee, Khem, serta Trai, mereka berkumpul bersama untuk membahas
sesuatu.
“Aku
ingin kamu berbicara kepada Khun Dilok lagi. Menarik produk B-Star dari T-Mart,
tidak ada hal yang baik dari melakukan itu,” kata Tassana, membuka pembicaraan.
“Dia
tidak akan mengubah pemikirannya,” balas Trai.
“Bisakah
kita menunda ini dulu?” tanya Khem.
“Semuanya
terserah kepada keputusan Khun Dilok,” jawab Tassana.
Tepat
ketika itu, Dilok masuk dan menegaskan bahwa itu benar, hanya ia yang bisa
membuat keputusan. Dan dengan segera, Tassana berdiri, lalu berbicara.
“Tapi
Anda telah menutup rute distribusi utama milik Anda,” jelas Tassana.
“Aku
bisa kembali dan melakukan penjualan secara langsung seperti sebelumnya,” balas
Dilok, tidak peduli.
“Saya
ingin Anda memikirkan itu lagi. Pisahkan antara masalah pribadi Anda dengan
pekerjaan,” kata Tassana, mengingatkan.
“Aku
tau apa yang kulakukan! Aku tidak butuh amatir sepertimu mengajariku! Rapat
berakhir,” kata Dilok, tegas. Lalu ia bergerak kearah Trai serta Khem.
Tepat
ketika itu, Krit serta Yada telah tiba, mereka masuk ke dalam. Dan Krit
langsung meminta agar Dilok menunggu, karena ia ingin mendengarkan rapat ini.
“B-Star
membatalkan kontrak dengan T-Mart,” kata Dilok, tegas, tanpa peduli. Dan
mendengar itu, Trai serta Khem berdiri dari duduknya, karena terkejut.
“Menurut
ketentuan dikontrak, kamu bisa menjual produkmu selama 2 tahun melalui kami.
Ini belum…” balas Nee kepada Dilok. Tapi sebelum ia selesai bicara, Dilok
langsung memotongnya.
“Tidak
apa-apa, jika tidak bisa! Aku ingin membatalkannya hari ini, kamu ada masalah
dengan itu?!”
“Yah,”
panggil Yada, ketika Dilok mulai marah-marah.
“Aku
sangat menyukai nya, ketika sebuah perusahaan besar jatuh. Karena ketika itu
jatuh, maka itu akan jatuh dengan keras,” kata Krit dengan tenang kepada Dilok.
Sehingga membuat Dilok serta Khem tampak kesal.
Setelah
itu, Dilok bergerak dan mengambil kontrak dimeja. Lalu merobeknya,”Aku akan
batalkan sendiri. Silahkan lihat apa aku bisa mengatur nya tanpa kalian atau
tidak!” teriak Dilok, marah.
Yada
menahan Ayahnya yang ingin keluar dari ruangan. Ia lalu menanyakan alasan
Ayahnya melakukan itu. Dan dengan mudahnya Dilok menjawab bahwa ini adalah
perusahaannya, jadi terserah dia mau apa.
“Tapi
70% pendapatan kita dapatkan dari penjualan online. Jika kita memutukan rute
ini, kita tidak akan memiliki apa-apa. Lagian aku juga akan meluncurkan produk
baruku juga,” kata Yada, menjelaskan.
“Batalkan
itu!! Jangan jual itu!” balas Dilok dengan nada keras.
“Jika
kamu tidak mau produk baru lagi, kemudian tutup saja unitku,” kata Yada, masih
mencoba untuk membuat Dilok berubah pikiran.
“Aku
bukan hanya akan menutup itu. Aku memecatmu juga! Jangan melangkahkan kakimu di
perusahaan ku lagi,” balas Dilok. Setelah itu, ia keluar dari dalam ruangan.
Yada
sendiri, hanya bisa diam dan menatap kearah Dilok dengan sedih. Begitupun
dengan yang lainnya, mereka hanya bisa diam dan menatap Dilok beserta
bawahannya keluar dari dalam ruangan.
Dan
setelah Dilok serta bawahannya telah benar-benar pergi. Krit memandang kearah
Yada yang walaupun tampak sedih, tapi ia berusaha untuk menguatkan dirinya
sendiri agar tidak menangis.
Ketika
telah sendiri, Yada merenungkan segalanya. Dan dari belakang, Krti datang
menghampiri Yada.
“Ayahku
pasti sangat membencimu. Dia akan membiarkan perusahaan hancur,” kata Yada
dengan sedih, tapi dengan cepat ia menlap air matanya dan berbalik memandang
Krit. Yada lalu menjelaskan bahwa kini ia merasa segala yang ia lakukan itu
sia-sia dan ia tidak mendapatkan apapun.
“Mengapa
kamu tidak mendapatkan dari itu? Kamu menikah denganku,” balas Krit. lembut.
Lalu ia memeluk pundak Yada, lanjutnya untuk menenangkan Yada,”Jangan menangis
lagi. Kamu masih punya aku.”
“Aku
tidak menangis. Aku tidak menangis,” kata Yada sambil menghapus air matanya
sendiri. Ia berbohong, ketika jelas-jelas ia sedang menangis.
“Bagaimana
mungkin kamu tidak menangis? Aku melihat kamu menangis. Kamu sangat mencintai
keluargamu,” balas Krit, lembut. Ia membiarkan Yada untuk menangis dipundaknya.
Tepat
ketika itu, Nee datang dan melihat dari belakang, Krit yang sedang memeluk
pundak Yada. Dan dibelakangnya, Trai yang juga kebetulan datang kesana,
memperhatikan Yada serta Krit, lalu kearah Nee.
Trai
mengingat, saat ia meminta agar Nee tidak menemui Krit lagi. Tapi pada saat
itu, Nee dengan tegas menolak untuk meninggalkan Krit.
Setelah
selesai menangis, menumpahkan kesedihannya dibahu Krit. Yada melepaskan dirinya
dan lalu menlap air matanya sendiri. Dan ketika itulah, ia sadar bahwa Trai
berada disana, dibelakangnya.
Begitu
juga dengan Nee, ketika ia mengikuti arah pandang Yada yang menatap kebelakang
nya. Dan disana Trai menatapnya dengan tajam.
Trai
lalu mendekati Yada dan meminta Yada untuk memberitahu pada Khem bahwa ia akan
pulang duluan. Setelah itu ia pergi meninggalkan mereka semua.
Setalah
itu, Yada pun bergerak untuk pergi menemui Khem, tapi Krit langsung menahan
tangannya. “Ini bukan perkerjaanmu,” kata Krit. Lalu sambil menggandeng tangan
Yada, Krit mengajak Yada untuk pergi.
Ketika
melihat Krit serta Yada berjalan melewatinya, Nee teringat akan perkataan Krit
padanya yang menyebutkan bahwa sebenarnya ia hanya bersimpati pada Nee. Dan
sampai Yada serta Krit tidak terlihat lagi, Nee masih saja tetap berdiri
disana.
Direstoran.
Yada mengirimkan pesan line kepada seseorang. Aku sudah disini. Dan ketika Krit balik, lalu duduk dihadapannya.
Yada segera mematikan hpnya dan menyimpannya.
“Apa
Ayahmu punya semacam rencana?” tanya Krit, tiba-tiba.
“Huh?”
“Ayahmu
dulu sangat mencintai perusahaan ini, dia bahkan bisa menukarkan anak-anaknya
untuk itu. Apa dia hanya akan menghancurkannya seperti ini?” jelas Krit
menanyakan.
“Dia
tidak memiliki rencana apapun. Karena bukan orang yang rumit seperti kamu. Dia
tidak mau bekerja denganmu. Juga, T-Mart bukan hanya satu-satunya toko online
di dunia. Jadi Khem dan Trai bisa mampu menyelesaikan masalah ini,” balas Yada.
“Jika
mempercayai ini bisa membuat mu merasa baikan, maka percayailah itu.”
“Kamu
kira kamu yang paling pintar?”
“Tidak.
Aku kita kamu yang paling pintar di perusahaan. Jika mereka tidak memiliki
kamu, B-Star pasti akan dilelang,” jawab Krit.
Sesampainya
direstoran. Tassana bersikap aneh, setelah membaca pesan dihpnya, ia melihat ke
sekeliling restoran, seperti mencari seseorang. Dan Khem yang melihat itu jadi
merasa heran, lalu bertanya, siapa yang Tassana cari? Dan mengapa Tassana
memilih restoran ini?
“Ini
lebih dengan kantor. Serta lebih nyama,” jawab Tassana, menjelaskan. Lalu mulai
memesan.
Tepat
ketika itu, Khem tanpa sengaja melihat Yada
yang berada disebrang restoran lain. Disana Yada sedang makan. Dan
melihat itu, Khem langsung membalikkan badannya agar Yada tidak melihatnya.
Tassana
yang menyadari itu, bertanya ada apa. Dan Khem menjawab tidak apa-apa.
Setelah
selesai makan, Krit menanyakan apakah Yada ingin kembali kehotel atau ia mau
berhenti dulu ditempat lain. Tapi semua itu, Yada tolak, karena ia ingin
kembali dan bekerja.
“Kamu
sudah dipecat,” kata Krit, mengingatkan.
“Tapi
aku masih punya kerjaan untuk diselesaikan. Aku bisa duduk dan bekerja
diruangmu atau ruangan Khun Nee. Khususnya, Khun Nee, aku ingin kamu memaafkan
dia. Jangan menunggu sampai kamu tidak memiliki satupun keluarga lagi dan
menyesalinya,” kata Yada memberikan nasihat kepada Krit. Lalu bangkit berdiri
dan pergi.
Tassana
menyadari hal itu bahwa Yada telah selesai makan dan mau pergi. Begitu juga
dengan Khem. Tapi tidak seperti Tassana yang tetap tenang, ketika mengetahui
itu. Khem malah terburu- buru.
“Aku
baru ingat, aku punya janji jam 12:30,” kata Khem beralasan.
“Tapi
makanannya belum siap,” balas Tassana, mengingatkan akan pesanan mereka.
“Aku
akan meninggalkan itu untuk kamu urus ya. Aku harus pergi,” kata Khem, setelah
itu dengan cepat ia berdiri dan pergi.
Setelah
Khem pergi. Tassana langsung mengeluarkan hpnya dan menelpon Yada dan
menanyakan dimana mereka harus bertemu.
Didalam
mall. Khem berkeliling dan lalu melihat keadaan sekitar, mencari keberadaan
Yada. Dan ketika itu dari bawah, ia melihat bahwa Yada sedang berada dilantai
atas. Jadi dengan buru-buru, Khem berjalan menaiki eskalator, dan menghampiri
Yada.
Sayangnya,
wanita yang dilihat Khem itu bukanlah Yada. Melainkan orang lain yang memiliki
penampilan hampir sama seperti Yada.
Jadi
melihat ke sekitarnya lagi, Khem mencari-cari keberadaan Yada. Dan tepat ketika
itu, Khem melihat Yada yang sedang menuruni eskalator dengan langkah cepat.
Lalu
dengan segera Khem langsung menyusul dan mau mengikuti Yada. Tapi sayangnya,
ketika itu, ia malah kehilangan jejak Yada. Dan tepat disaat itu, tiba-tiba
Khem mendengar suara Yada yang berterima kasih pada Tassana.
Khem
mendekati sumber suara. Ia yang sedang berada dilantai atas, melihat kelantai
bawah. Disana Yada sedang berduaan bersama Tassana. Dan lalu ia juga melihat,
ketika Yada memegang tangan Tassana.
“Terima
kasih banyak. Jika aku bisa memelukmu sekarang, aku akan,” kata Yada berterima
kasih pada Tassana sambil memegang tangan Tassana.
“Kamu
bisa memelukku sekarang, aku tidak masalah,” balas Tassana sambil meretangkan
tangannya. Lalu dengan nada bercanda, menyuruh agar Krit jangan sampai tau. Dan
membalas candaan Tassana, Yada menyuruh agar Khem juga tidak boleh sampai tau.
Dari
atas. Ketika melihat itu, Khem tampak sangat sedih dan sakit hatinya. Lalu
karena sudah tidak tahan lagi, Khem pergi dari sana.
“Aku
tidak percaya bahwa seseorang seperti kamu ada dipihaknya,” kata Yada.
“Aku
telah praktek. Aku ingin menjadi keren dan lembut seperti Krit,” balas Tassana.
“Jadilah
dirimu sendiri. Khem menyukai kamu apa adanya.”
“Dia
suka orang bodoh dan membosankan sepertiku?”
“Orang
yang melihat orang baik sebagai bodoh, orang itu lebih bodoh.”
“Jangan
menilaiku terlalu baik. Setiap orang pasti memliki sisi gelapnya. Aku tau sejak
awal bahwa uang investasi berasal dari kasino, tapi T-Mart bukan tempat pencucian
uang. Nama perusahaan-perusahaan itu semuanya berada didalam laptop Krit.”
“Aku
akan mendapatkan nama-namanya.”
“Aku
peringatkan kamu dulu ya. Jika Krit menangkapmu, kamu akan mendapatkan
masalah.”
“Aku
tidak akan kehilangan apapun lagi sekarang.”
Setelah
mengingatkan Yada akan akibatnya nanti. Tassana lalu mengerluakan secarik
kertas kecil dari jasnya dan memberikan itu kepada Yada. KAD2557. Kode itu
adalah password untuk login di laptop Krit dan kode itu merupakan nama
seseorang serta tahun yang tidak akan pernah bisa Krit lupakan.